NURUL ABROR

Selasa, 26 November 2013

Umroh Dan Tatacara Pelaksanaannya

Umroh Dan Tatacara Pelaksanaannya

A. Syarat Umroh..

  1.   Islam
  2.   Baligh (dewasa)
  3.   Berakal sehat (tidak terganggu fikirannya)
  4.   Merdeka (bukan budak belian)
  5.   Istitho’ah (mampu)
B. Rukun Umroh..

  1.   (niat) ihram
  2.   Tawaf umroh
  3.   Sa’i
  4.   Bercukur (tahallul)
  5.   Dikerjakan secara tertib
C. Wajib Umroh..
  1.   Niat umroh dari miqat.
  2.   Tidak berbuat hal-hal yang haram/ memba-talkan niat.
D. Larangan selama dalam keadaan ihram
 Untuk pria
• Memakai pakaian yang dijahit
• Memakai alas kaki yang menutup mata kaki.
• Sengaja menutup kepala sampai menyentuh
rambut (kecuali dalam keadaan yang sangat darurat).
Untuk wanita
• Menutup telapak tangan.
• Menutup muka.
Untuk semua
• Memakai wangi-wangian (kecuali yang sudah dipakai sebelum niat ihram).
• Memotong kuku, mencukur/mencabut bulu /rambut
• Memburu atau membunuh binatang.
• Menikah atau menikahkan.
• Bercumbu atau bersetubuh
• Bertengkar, memarahi atau mengucapkan
kata-kata yang tidak senonoh/kotor.
• Memotong atau mencabut pohonan di tanah haram
Jika ada larangan di atas yang dilanggar maka ia harus membayar dam (denda), yakni dari mulai memberi makan fakir sampai menyembelih seekor kambing. Tanyakan kepada pembimbing atau mutawif tentang besarnya dam yang harus dikeluarkan, jika anda merasa melanggar larangan di atas.
E. Persiapan umroh
1. Mandi sunnah, dengan niat untuk ihram.
2. Wudhu
3. Kenakan kain ihram (dilarang memakai wangi-wangian)
4. Sholat sunnah ihram 2 rakaat (akan kita lakukan di mesjid bir ali/atau dimiqot). Rakaat pertama dianjurkan membaca surat al kaafirun dan rakaat ke dua membaca surat al ikhlas.
5. Niat umroh (labbaika allahumma umratan) لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً
6. Membaca talbiah sampai ke makkah/mesjid haram.
 لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ
 ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ
، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك



F. Tata cara umrah..

1. Saat memasuki tanah haram (makkah) membaca doa masuk tanah haram.
2. Ketika tiba di mesjid, membaca do’a melihat mesjid haram.
3. Ketika melihat ka’abah, membaca do’a melihat ka’abah.
4. Memulai tawaf dari sudut hajar aswad, dengan cara mengelilingi ka’abah sebanyak 7 keliling.
5. Setelah selesai tawaf, berdo’a di multazam.
6. Kemudian sholat 2 rakaat di makam ibrahim.
7. Ke sumur zam-zam untuk minum air zam-zam.
8. Ke bukit safa untuk memulai sai. Sai adalah berjalan dari safa ke marwah sebanyak 7 putaran, dimana perjalanan dari safa ke marwah dianggap satu putaran. Demikian juga perjalanan dari marwah ke safa dianggap satu putaran. Jadi sai dimulai dari safa dan berakhir di marwah.
9. Tahallul. Setelah selesai putaran ke tujuh di marwah dilakukan pengguntingan rambut untuk menutup rangkaian umroh. Setelah tahallul, maka seluruh larangan umroh di atas sudah halal untuk dilakukan.
10. Sholat dua rakaat di hijir ismail, dapat dilakukan sebelum atau setelah sai.
G. Tawaf sunnah.

Dianjurkan kepada jamaah, selama berada di makkah untuk memperbanyak tawaf sunnah kapanpun anda sempat. Tawaf sunnah ini tidak dibatasi jumlah kelilingnya, yang penting dimulai dari sudut hajar aswad, dan dalam kedaan berwudhu.

H. Tawaf wada

Tawaf wada ini bisa kita artikan sebagai tawaf pamitan. Adapun tata caranya adalah sbb:
1. Tawaf wada dilakukan sesaat sebelum meninggalkan makkah.
2. Sama seperti tawaf umroh, tawaf wada juga dilakukan sebanyak 7 putaran, mulai dari hajar aswad dan berakhir di hajar aswad. Yang membedakan dengan tawaf umroh adalah niatnya.
3. Tawaf wada tidak menggunakan ihram. Tapi tetap harus dalam keadaan wudhu.
4. Bacaan dalam tawaf wada sama dengan bacaan tawaf lainnya.
5. Setelah selesai tawaf, sangat dianjurkan untuk berdoa di depan multazam. Pada intinya, doa yang diucapkan berisi antra lain, mohon ampunan dari allah, bersyukur kepada allah bahwasanya kita sudah diberi kesempatan mengunjungi rumahnya, memohon kepada allah agar kunjungan kita ini bukan kunjungan yang terakhir dan kita mohon agar diundang lagi oleh-nya. Kita juga dapat berdoa agar allah juga mengundang keluarga, sahabat, kenalan kita yang lain. Akhirnya kita mohon agar diberi keselamatan di perjalanan hingga sampai dirumah lagi.
6. Selesai berdoa, langsung kita keluar dari mesjid haram dan jika dapat, tidak usah lagi menoleh kebelakang.
7. Setelah tawaf wada, tidak boleh lagi melakukan aktifitas yang “berat”, seperti misalnya belanja lagi, atau tidur lagi di hotel atau bahkan masuk lagi ke mesjid haram.
8. Bagi wanita yang sedang haid dan tidak/belum berhenti, karena tidak bisa masuk mesjid, dianjurkan agar berdiri dihalaman mesjid dan usahakan melihat kaabah dari luar, kemudian membaca do’a (lihat poin 5). Untuk ini mintalah diantar oleh pembimbing atau mutawif .

Minggu, 10 November 2013

Kisah Nabi Ayub AS

Cerita/Kisah Nabi Ayub AS

Nabi Ayyub AS adalah putra dari Aish bin Ishaq AS bin Ibrahim AS. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Nabi Yaqub AS, Aish adalah saudara kembar Nabi Yaqub AS, jadi Nabi Ayyub masih kemenakan Nabi Yaqub AS dan sepupu Nabi Yusuf AS.

Nabi Ayyub AS adalah salah seorang nabi yang terkenal kaya raya, hartanya melimpah, ternaknya tak terbilang jumlahnya. Namun demikian ia tetap tekun beribadah, gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita, terlebih dari golongan fakir miskin.

Keraguan iblis terhadap ketaatan Nabi Ayyub AS
Para malaikat di langit terkagum-kagum dan membicarakan tentang ketaatan Ayyub dan keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah. Iblis yang mendengar pembicaraan para malaikat ini merasa iri dan ingin menjerumuskan Ayyub agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka.

Mula-mula iblis mencoba sendiri menggoda Nabi Ayyub agar tersesat dan tidak bersyukur kepada Allah, namun usahanya ini gagal, Nabi Ayyub tetap tak tergoyahkan. Lalu iblis menghadap Allah, meminta agak ia diizinkan untuk menguji keikhlasan Nabi Ayyub. Ia berkata, "Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub senantiasa patuh dan berbakti kepada-Mu, senantiasa memuji-Mu, tak lain hanyalah karena takut kehilangan kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadanya, karena ia ingin kekayaannya tetap terpelihara. Semua ibadahnya bukan karena ikhlas, cinta, dan taat kepada-Mu. Andaikata ia terkena musibah dan kehilangan harta benda, serta anak-anak dan istrinya, belum tentu ia akan tetap taat dan ikhlas menyembah-Mu."

Allah berfirman kepada iblis, "Sesungguhnya Ayyub adalah hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku. Ia sesorang mu'min sejati. Apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong iman yang teguh kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan tergoyahkan hanya oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku takkan berkurang walaupun ditimpa musibah apa pun yang melanda dirinya, karena ia yakin bahwa apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya, atau Ku-jadikan berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu.
Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku, anak cucu Adam, berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan keimanannya pada takdir-Ku, Ku-izinkan kau menggoda dan mencoba memalingkannya dari-Ku. Kerahkan seluruh pembantu-pembantumu untuk menggoda Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikan keluarganya yang rukun damai sejahtera itu. Lihatlah, sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan Ayyub hamba-Ku."

Ujian dan cobaan Allah terhadap Nabi Ayyub AS
Demikianlah, iblis dan para pembantunya mulai menyerbu keimanan Ayyub. Mula-mula mereka membinasakan hewan ternak pemeliharaan Ayyub, disusul lumbung-lumbung gandum dan lahan pertaniannya yang terbakar dan musnah.
Iblis mengira Ayyub akan berkeluh kesah setelah kehilangan ternak dan pertaniannya, namun ternyata Ayyub tetap berhusnuzhon (berbaik sangka) kepada Allah. Segalanya ia pasrahkan kepada Allah. Harta adalah titipan Allah yang sewaktu-waktu dapat saja diambil kembali.


Berikutnya iblis mendatangi putra-putra Nabi Ayyub AS yang sedang berada di sebuah gedung yang besar dan megah. Mereka menggoyang-goyangkan tiang-tiang gedung sehingga gedung itu roboh dan anak-anak Ayyub yang berada di dalamnya mati semuanya.
Iblis mengira usahanya kali ini akan berhasil menggoyahkan iman Nabi Ayyub yang sangat menyayangi putra-putranya itu, namun sekali lagi mereka harus kecewa. Nabi Ayyub tetap berserah diri kepada Allah. Ia memang bersedih hati dan menangis, tapi jiwa dan hatinya tetap kokoh dalam keyakinan bahwa jika Allah yang Maha Pemberi menghendaki sesuatu, tak ada seorang pun yang mampu menghalangi-Nya.

Iblis yang masih belum puas, lalu menaruh baksil di sekujur tubuh Ayyub sehingga beliau menderita penyakit kulit yang sangat menjijikkan, hingga ia dijauhi sanak famili dan tetangganya. Istri-istrinya banyak yang lari meninggalkannya, hanya seorang saja yang tetap setia mendampinginya, yaitu Rahmah. Lebih parah lagi, para tetangga Nabi Ayyub AS yang tidak mau ketularan penyakit yang diderita Nabi Ayyub, mengusirnya dari kampung mereka. Maka pergilah Nabi Ayyub dan istrinya Rahmah ke sebuah tempat yang sepi dari manusia.

Waktu 7 tahun dalam penderitaan terus-menerus memang merupakan ujian terberat bagi Ayyub dan Rahmah, namun Nabi Ayyub tetap bersabar dan berzikir menyebut Asma Allah. Diriwayatkan bahwa istrinya berkata, "Hai Ayyub, seandainya engkau berdoa kepada Tuhanmu, niscaya dia akan membebaskanmu."
Namun Nabi Ayyub AS malah menjawab, "Aku telah hidup selama 70 tahun dalam keadaan sehat, dan Allah baru mengujiku dalam keadaan sakit selama 7 tahun. Ketahuilah, itu amat sedikit dibandingkan masa 70 tahun."

Begitulah, Nabi Ayyub menerima ujian dari Allah SWT dengan sabar dan ikhlas. Ia telah hidup dalam kenikmatan selama puluhan tahun, maka ia merasa malu untuk berkeluh kesah kepada Allah SWT atas kesengsaraan yang hanya beberapa tahun. Sakit Nabi Ayyub membuat tidak ada lagi anggota badannya yang utuh kecuali jantung/hati dan lidahnya. Dengan hati dan lidahnya ini, Nabi Ayyub AS tak pernah berhenti berzikir kepada Allah, baik di waktu pagi, siang, sore dan malam hari.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, Rahmah terpaksa bekerja pada suatu pabrik roti. Pagi ia berangkat, sorenya ia kembali ke rumah pengasingan. Namun lama-kelamaan majikannya mengetahui bahwa Rahmah adalah istri Nabi Ayyub yang memiliki penyakit berbahaya. Mereka khawatir Rahmah akan membawa baksil yang dapat menular melalui roti, oleh sebab itu mereka kemudian memecatnya.

Rahmah yang setia ini masih memikirkan suaminya. Ia meminta agar majikannya berkenan memberinya hutang roti, tetapi permintaannya ini ditolak. Majikannya hanya mau memberinya roti jika ia memotong gelung rambutnya yang panjang, padahal gelung rambut itu sangat disukai suaminya. Namun demi untuk mendapatkan roti, Rahmah akhirnya setuju dengan usul majikannya itu.

Ternyata, perbuatannya itu membuat Ayyub menduga bahwa ia telah menyeleweng. Akhirnya pada suatu hari, mungkin karena sudah tidak tahan dengan penderitaan yang terus-menerus dihadapi, Rahmah pamit untuk meninggalkan suaminya. Ia beralasan ingin bekerja agar dapat menghidupi suaminya. Nabi Ayyub melarangnya, tapi Rahmah tetap bersikeras sembari berkeluh kesah. Sesungguhnya tindakan Rahmah ini pun tak lepas dari peranan iblis yang menghasutnya untuk meninggalkan suaminya Ayyub.

Mendengar keluh kesah istrinya, berkatalah Ayyub, "Kiranya kau telah terkena bujuk rayu iblis, sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah. Awas, kelak jika aku telah sembuh kau akan kupukul seratus kali. Mulai saat ini tinggalkan aku seorang diri, aku tak membutuhkan pertolonganmu sampai Allah menentukan takdir-Nya."

Dengan demikian tinggallah kini Nabi Ayyub seorang diri setelah ia mengusir Rahmah istrinya. Di tengah kesendiriannya, Nabi Ayyub AS bermunajat kepada Allah SWT dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih-Nya. Allah SWT menerima doa Nabi Ayyub AS yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman dalam menghadapi ujian dan cobaan. Berfirmanlah Ia kepada Nabi Ayyub, "Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ akan memancar air yang dengannya kau akan sembuh dari penyakitmu. Kesehatanmu akan pulih jika kau mempergunakannya untuk minum dan mandi."

Setelah meminum dan mandi dengan air itu, Ayyub pun sembuh seperti sedia kala. Sementara itu Rahmah istrinya yang telah pergi meninggalkannya, rupanya lama-kelamaan merasa kasihan dan tak tega membiarkan suaminya seorang diri. Ia datang untuk menjenguk, namun ia tak mengenali lagi suaminya, karena kini Nabi Ayyub tampak lebih sehat, lebih segar, dan lebih tampan. Nabi Ayyub sangat gembira melihat istrinya kembali, namun ia teringat sumpahnya yaitu ingin memukul istrinya seratus kali. Ia harus melaksanakan sumpah itu, tapi ia bimbang karena bagaimanapun istrinya telah turut menderita sewaktu bersamanya 7 tahun ini. Tegakah ia memukulnya seratus kali?

Allah mengetahui kebimbangan yang dirasakan Nabi Ayyub AS. Maka datanglah wahyu Allah kepada Nabi Ayyub, "Hai Ayyub, ambillah lidi seratus batang dan pukullah istrimu sekali saja. Dengan demikian tertebuslah sumpahmu."
Nabi Ayyub merasa lega dengan jalan keluar yang diwahyukan Allah itu. Dengan lidi seratus, dipukulnya istrinya dengan satu kali pukulan yang sangat pelan, maka sumpahnya telah terlaksana.

Berkat kesabaran dan keteguhan imannya, Nabi Ayyub AS dikaruniai lagi harta benda yang melimpah ruah. Dari Rahmah, ia kemudian memperoleh anak bernama Basyar yang kemudian hari menjadi seorang nabi yang dikenal dengan nama Zulkifli.

Kisah Nabi Ayyub AS ini merupakan teladan bagi hamba-hamba-Nya dalam hal kesabaran dan keteguhan iman. Riwayat Nabi Ayyub AS terdapat dalam surat Al-Anbiyâ: 83-84 dan surat Sâd: 41-44.
www.situsbelajarislam.blogspot.com