NURUL ABROR

Minggu, 30 Agustus 2015

MEMBERI KELONGGARAN KEPADA ORANG YANG KESULITAN MEMBAYAR HUTANG SEPERTI SODAQOH SEJUMLAH UANG YANG DIPINJAMKAN


Tafsir  Surat Al Baqarah 280

{ وَإِن كَانَ } وقع غريم { ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ } له أي عليكم تأخيره { إلى مَيْسَرَةٍ } بفتح السين وضمها ، أي وقت يسر { وَأَن تَصَدَّقُواْ } بالتشديد على إدغام التاء في الأصل في الصاد [ تصّدّقوا ] وبالتخفيف على حذفها [ تصدّقوا ] أي تتصدقوا على المعسر بالإبراء { خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ } أنه خير فافعلوه في الحديث « من أنظر معسراً أو وضع عنه أظله الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله » رواه مسلم






280. (Dan jika dia), yakni orang yang berutang itu (dalam kesulitan, maka hendaklah diberi tangguh) maksudnya hendaklah kamu undurkan pembayarannya (sampai dia berkelapangan) dibaca 'maisarah' atau 'maisurah'. (Dan jika kamu menyedekahkannya), dibaca dengan tasydid, yakni setelah mengidgamkan ta pada asalnya pada shad menjadi 'tashshaddaqu', juga tanpa tasydid hingga dibaca 'tashaddaqu', yakni telah dibuang ta, sedangkan artinya ialah mengeluarkan sedekah kepada orang yang sedang dalam kesusahan itu dengan jalan membebaskannya dari utang, baik sebagian maupun keseluruhan (itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui) bahwa demikian itu baik, maka kerjakanlah! Dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang siapa yang memberi tangguh orang yang dalam kesusahan atau membebaskannya dari utang, maka Allah akan melindunginya dalam naungan-Nya, di hari saat tak ada naungan selain naungan-Nya." (H.R. Muslim) 
Golongan lain yang mendapatkan naungan Allah Ta’ala adalah orang yang memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar hutang kepadanya atau memutihkan hutang darinya. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ
“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan membayar hutang atau memutihkan hutang orang tersebut, niscaya Allah akan menaunginya dalam naungan Arsy-Nya (pada hari Kiamat).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 3006)


MENGAMALKAN AYAT DIATAS

Dalam Pembangunan Masjid Nurul Abror Mejasem RW 05 Mejasem Barat Kab Tegal ada kesulitan dana pembangunan, kiranya gambaran berikut bisa menggugah pembaca maupun jamaah masjid dan simpatisan Masjid Nurul Abror, Amiin.
Secara hitungan matematis Pembangunan Masjdi Membutuhkan dan 750.000.000 dengan luas pembangunan 300 M2 terdiri dari 2 lantai, Pembangunan telah berjalan sekitar 15 persen, pada kecepatan pembangunan pengeluaran dana sekitar 10 juta perminggu, sedangkan pemasukan kas jumatan rata rata 1 juta tiap jumat,
Dana kas pembangunan pada laporan Jumatan tanggal 28 Agustus 2015 sejumlah Rp 91.212.650,. , sehingga jika digunakan pembangunan hanya bisa berlangsung sampai 9 minggu kedepan sekitar 2 bulan saja.
Menurut hitungan matematis, kalau dana masjid hanya 1 juta perminggu maka pembangunan akan selesai dalam waktu 10 tahun. Kenyataannya 1 tahun = 52 minggu x 1 juta = 52 juta, jika pembangunan 10 tahun = 52 minggu x 1 juta = 520 juta. 
Kurun waktu 10 tahun saja baru mencapai 520 juta belum mencapai angka 750 juta, maka dari itu Kami mohon doa kepada jamaah, simpatisan dan pembaca blog ini, agar Allah SWT memberikan 2 solusi melalui kedermawanan jamaah, simpatisan, pembaca blog Masjid Nurul Abror Mejasem Barat RW 05 dalam mewujudkan amal jariyah fi sabilillah yang tidak akan pernah putus:
1. Mohon doa agar ada Dana Pinjaman Pembangunan Masjid.
Semoga Allah memberi Rahmat kepada 100 Jamaah Masjid ini bagi jamaah yang memberi pinjaman senilai 5 jt, insya Allah seperti berpahala senilai 5 jt setiap hari sampai masjid melunasi, atau sesuai aqadnya pinjaman pembangunan masjid 1tahun atau 2 tahun,amin.
2. Al hamdulillah ada aset Pribadi milik Jamaah Masjid yang berada di Bandung senilai 800jt s/d 1,2 M mohon doanya agar bisa cair, insya Allah bisa sebagai pinjaman pembangunan masjid senilai 200 jt, amiin
Atas berkat rahmat Allah SWT, solusi kedua ini juga sangat memungkinkan, Sesungguhnya urusannya-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah ia,” Qs. Yasin [36]:82).
Pencairan Aset Pribadi jamaah masjid akan sangat bermanfaat untuk dana pinjaman pembangunan, sehingga meskipun pemasukan dana pembangunan masjid hanya berkisar 1jt s/d 1,5jt perminggu insya Allah pembangunan masjid akan cepat selesai, amiin.



Senin, 17 Agustus 2015

Sebab mayit mendapat syafaat

Sebab Mayit Mendapat Syafaat

Hadits dari Kuraib, ia berkata,

أَنَّهُ مَاتَ ابْنٌ لَهُ بِقُدَيْدٍ أَوْ بِعُسْفَانَ فَقَالَ يَا كُرَيْبُ انْظُرْ مَا اجْتَمَعَ لَهُ مِنَ النَّاسِ. قَالَ فَخَرَجْتُ فَإِذَا نَاسٌ قَدِ اجْتَمَعُوا لَهُ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ تَقُولُ هُمْ أَرْبَعُونَ قَالَ نَعَمْ. قَالَ أَخْرِجُوهُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ

“Anak ‘Abdullah bin ‘Abbas di Qudaid atau di ‘Usfan meninggal dunia. Ibnu ‘Abbas lantas berkata, “Wahai Kuraib (bekas budak Ibnu ‘Abbas), lihat berapa banyak manusia yang menyolati jenazahnya.” Kuraib berkata, “Aku keluar, ternyata orang-orang sudah berkumpul dan aku mengabarkan pada mereka pertanyaan Ibnu ‘Abbas tadi. Lantas mereka menjawab, “Ada 40 orang”. Kuraib berkata, “Baik kalau begitu.” Ibnu ‘Abbas lantas berkata, “Keluarkan mayit tersebut. Karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at (do’a) mereka untuknya.” [Hadits shahih dikeluarkan Imam Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah, kitab STT no. 3505].

• Tambahan dalil:
"Tidaklah seseorang yang dishalati oleh seratus orang, melainkan Allah akan mengampuninya" [HR.Ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabir, hadits dari Ibnu Umar, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.3506].

Hadits dari Malik bin Hubairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيُصَلِّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوفٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ إِلاَّ أَوْجَبَ

“Tidaklah seorang muslim mati lalu dishalatkan oleh tiga shaf kaum muslimin melainkan do’a mereka akan dikabulkan.” 

[HR. Tirmidzi no. 1028 dan Abu Daud no. 3166. Imam Nawawi menyatakan dalam Al Majmu’ 5/212 bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini hasan jika sahabat yang mengatakan].


مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ  . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ  مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ

“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” [HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945],
lalu bagaimana dengan wanita yang tidak ditekankan untuk mengantar ke pemakaman? tidak mendapatkan keutamaan 2 qiroth?

~ MT. Al-Hujjah | 24 Jumadil Ula 1436H / 16 Maret 2015 ~


MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH


1.    Bersyukur Atas Nikmat Yang Telah Allah Berikan Pada Kita                                                            
2.   Arti syukur …  Syukur berasal dari kata:    
Kata syukur (شُكُوْر) adalah bentuk mashdar dari kata kerja (fiil) syakara – yasykuru --  syukran – wa syukuran – wa syukranan (شَكَرَ – يَشْكُرُ – شُكْرًا – وَشُكُوْرًا– وَشُكْرَانًا). Kata kerja ini berakar dengan huruf-huruf syin (شِيْن), kaf (كَاف), dan ra’ (رَاء), yang mengandung makna antara lain ‘pujian atas kebaikan’ dan ‘penuhnya sesuatu’.syakara berarti telah berterimakasih, yaskuru=sedang/akan berterimakasih,SYAKIRUN = orang yang berterimakasih (fail), mensyukurinya,  mengingat akan segala nikmat-Nya .Menurut bahasa adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar” (QS. Al Baqarah: 152)

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan ingatlah ketika Rabb-mu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan tambah bagi kalian. Dan jika kalian kufur, sesungguhnya adzab-Ku itu amatlah berat.” (Qs. Ibrahim: 7)

3.   MACAM-MACAM NIKMAT ALLAH DAN CARA MENSYUKURINYA
1. Nikmat Fitriyah. Nikmat Fitriyah adalah nikmat yang ada pada diri kita atau personal kita. Misal: Allah memberikan kita hidup ini, tangan, kaki, wajah yang menawan, mata, telinga dan anggota tubuh yang lain. Ini wajib kita syukuri. Dan janganlah angkuh seandainya kita diberikan rupa yang menarik. Syukurilah bahwa itu nikat yang diberikan oleh Allah semata-mata untuk hak-hal kebaikan.
2. Nikmat Ikhtiyariyah. Nikmat ini berupa nikmat yang kita peroleh atas usaha kita. Misalnya: Harta yang banyak, Kedudukan yang tinggi, Ilmu yang banyak, Pengaruh yang besar, Posisi, Jabatan, Tanah, Mobil dan lain-lain yang kita peroleh atas usaha kita. Nikmat ini harus kita syukuri. Sedekahkan harta yang kita miliki dan pergunakan ke jalan yang diridhoi Allah. Jika menjadi pemimpin dengan jabatan yang tinggi, jangan kita salah gunakan jabatan tersebut, karena itu semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
3. Nikmat Alamah. Nikmat alam sekitar kita. Kita tidak bisa hidup jika Allah tidak memberikan nikmat alamiah ini. Misalnya: Air, Udara, Tanah dan lain-lain. Mari kita syukuri semua ini dengan menjaga alam ini dari kerusakan. Menjaga udara dari pencemaran, banyak-banyak menanam pohon dan lain-lain.
4. Nikmat Diiniyah. Nikmat Diiniyah adalah nikmat Agama Islam. Nikmat Iman. Bayangkan jika kita terlahir bukan dari rahim seorang muslimah? Mungkin saat ini kita menjadi kafir. Maka syukurilah nikmat-nikmat diin yang diberikan Allah kepada kita dengan menjalankan perintah-perintah agama serta menjauhi larangan Allah SWT.
5. Nikmat Ukhrowiyah. Nikmat Ukhrowi adalah nikmat akhirat. Nikamt inilah yang akan kita petik nanti jika telah dihisab di yaumil mahsyar. Nikmat ini tergantung dari apa yang kita perbuat didunia ini. Jika semua nikmat diatas telah kita terima dan kita syukuri dengan baik, maka nikmat ukhrowi ini yang akan kita dapatkan dan rasakan jika nanti sudah di alam akhirat (nikmat kubur, syafaat Allah melauli nabi dalam kubur, makhsyar, mizan, sirat, nikmat surga)

BEBERAPA NIKMAT ALLAH LAINNYA :
1.Diberikan anggota tubuh yang lengkap. Sebagian besar orang baru menyadari kenikmatan ini setelah dikurangi oleh Allah. Nikmat anggota badan ini, akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.
2. Diberikan kesehatan. Nikmat ini tidak bisa dinilai dengan uang. Jika kita sakit, berlembar-lembar uang kita keluarkan. Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia lupa : sehat dan waktu luang.
3. Nikmat harta. Orang yang bersyukur kepada Allah akan menggunakan harta sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Nikmat Keamanan, Kemerdekan Orang yang tidak mencampurkan keimanan dan kedholiman maka baginya ‘keamanan’. Dengan nikmat keamanan ini, kita bisa beribadah ataupun menuntut ilmu dengan perasaan tenang.
5. Hidayah beragama Islam dan nikmat iman. SUBHAANALLAH !!, ini adalah nikmat yang paling besar. Mengapa demikian? Karena dengan nikmat ini kita bisa membedakan kejahatan dan kebaikan, mana yang diperbolehkan oleh agama atau manakah yang tidak diperbolehkkan.

CARA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH
1. Mensyukuri nikmat Allah dengan melalui hati. Cara bersyukur kepada Allah dengan hati ini (dzikir) maksudnya adalah dengan mengakui, mengimani dan meyakini bahwa segala bentuk kenikmatan ini datangnya hanya dari Allah SWT semata.
2. Mensyukuri nikmat Allah dengan melalui lisan kita. Caranya adalah dengan kita memperbanyak ucapan alhamdulillah (segala puji milik Allah) wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur juga milik Allah).
3. Mensyukuri nikmat Allah dengan perbuatan kita. Yaitu perbuatan dalam bentuk ketaatan kita menjalankan segala apa yang diperintah dan menjauhi segala apa yang dilarangNya. PerintahNya termasuk segala hal yang yang berhubungan dalam rangka menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah itu yang bersifat wajib, sunnah maupun mubah.

CARA MENUMBUHKAN PERASAAN SYUKUR :
1). Merenung (bukan membayangkan)
2) Lihatlah yang memberi nikmat, bukan besar kecilnya nikmat. Jika engkau mendapatkan nikmat dari Allah, jangan lihat besar kecilnya nikmat, tapi lihatlah yang memberi nikmat (Rabbul ’alamin).
3). Lihatlah yang berada di bawah kita (kaitannya dengan nikmat)
4). Ingatlah keutamaan syukur. Orang beriman yakin, jikalau bersyukur kepada Allah, maka akan mendapatkan keutamaan.  5). Sadarilah bahwa yang mampu memberikan hidayah untuk bersyukur hanyalah Allah semata.

CARA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH :
1. Hatinya tunduk, dan meyakini bahwa kenikmatan itu pemberian Allah. Hati itu untuk ma’rifah (mengenal Allah) dan mahabbah (mencintai Allah). Tanamkan dalam hati bahwa nikmat itu dari Allah semata.
2. Lisannya memuji Allah. Jika diberi nikmat, maka hakikatnya itu adalah nikmat dari Allah, maka pujilah Allah. Ucapkan pula, jazakumulloh khoiron kepada orang yang telah memberikan bantuan dan perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Hasan al-Bashriy berujar, ”Perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Sesungguhnya itu adalah kesyukuran.”
3. Anggota tubuhnya melaksanakan ketaatan kepada Allah. Dalam hal ini anggota badan dijadikan sebagai sarana untuk taat kepada Allah dan mencegah dari maksiat kepada-Nya.
4. Meyakini dalam hati bahwa nikmat yang diterima semata-mata pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang yang beriman seharusnya tidak menisbatkan (mengarahkan sebab timbulnya) nikmat kepada kekuatan, kepintaran, keberaniannya, dan semisalnya. Sebagai contoh Nabi Sulaiman alahi salam tatkala singgasana Ratu Saba’ bisa didatangkan di hadapannya dalam tempo sekejap, maka beliau berkata: "Ini termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)." (QS. An-Naml: 40).
5. Memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala karunia-Nya. Ini dilakukan dengan cara mengucapkan puji syukur dan menceritakannya secara lahir. Karena, dengan selalu mengingat dan menceritakan (bukan untuk kesombongan) pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mendorong untuk bersyukur. Hal itu karena manusia mempunyai tabiat menyukai orang yang berbuat baik kepadanya.
6. Menggunakan nikmat untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Salah satu bentuk realisasi kita terhadap mensyukuri nikmat Allah dan sehat ini adalah dengan berbuat taat dalam beribadah bukan malah sebaliknya yaitu untuk berbuat maksiat. Karena pada dasarnya hal ini adalah merealisasikan beragam amal shalih sebagai bentuk mensyukuri nikmat.
7. Memelihara Kesehatan Badan. Cara menjaga kesehatan badan yaitu yaitu bisa dengan jalan antara lain tidak merokok dan tidak meminum – minuman keras beralkohol karena dalam hal kedua tersebut banyak mudharat dan akan menyebabkan gangguan kesehatan pada diri kita juga. Tidak berjudi yang ini adalah haram hukumnya yang dapat membuat seseorang menjadi salah satu dari penyebab stress dan juga pada akhirnya bisa menyebabkanpenyakit stroke.
8. Mengatur Pola Makan, Istirahat dan Olahraga. Cara kedua ini lebih mudah kita sebut dengan menjalankan pola hidup yang sehat. Karena dengan menjalankan pola hidup sehat akan bagian dari cara dan tips mensyukuri nikmat sehat dalam Islam yang bisa kita coba terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. • 9. Menjaga Kebersihan. Islam juga memberikan perhatian dalam rangka menjaga kesehatan dan mensyukuri nikmat sehat dengan adanya anjuran dan perintah menjaga kebersihan. “Annadha fatu minal iiman” kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman. Menjaga kebersihan adalah salah satu upaya untuk mencapai kesehatan dan bagian dari sekian banyak tips kesehatan.Dengan fisik yang sehat kita akan lebih khusyuk dalam ibadah, lebih fokus dalam bekerja-belajar, lebih siap mengemban amanah, lebih totalitas dalam mengerjakan segala sesuatunya.
Matur suwun


Kamis, 13 Agustus 2015

Bangun Tidur Dunia Yang Dipikir

Mutiara Hikmah.
Barangsiapa bangun di pagi hari dan hanya dunia yang dipikirkanya,sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak Allah dalam dirinya (tidak shalat,dzikir) maka Allah akan menanamkan 4 penyakit :
1. Kebingungan yang tiada putus,
2. Kesibukan yang tiada berujung,
3. Kebutuhan yang tiada terpenuhi,
4. Khayalan yang tidak berujung. 

Insya Alloh selama kita bangun tidur pertama kali yg di ucapkan adalah doa dan dzikir;

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ


“Segala puji paji Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan.” [HR Al Bukhari (6314) dan Muslim (2711)]

Dan mutiara hadis diatas di riwayatkan oleh At Thobaroni;

مَنْ أَصْبَحَ وَالدُّنْيَا أَكْبَرُ هَمِّهِ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ ، وَأَلْزَمَ اللَّهُ قَلْبَهُ أَرْبَعَ خِصَالٍ 


 هَمًّا لا يَنْقَطِعُ عَنْهُ أَبَدًا ،


وَشُغْلا لا يَتَفَرَّغُ مِنْهُ أَبَدًا ، 


وَفَقْرًا لا يَبْلُغُ غِنَاهُ أَبَدًا ، وَأَمَلا لا يَبْلُغُ مُنْتَهَاهُ أَبَدًا


” Barang siapa bangun pagi, dan dunia lebih besar dalam keinginannya (benaknya), maka ia tdk mendapatkan apapun dari Alloh. Dan Alloh menanamkan 4 penyakit dalam dirinya.., 1.Kebingungan yang tiada putus 2.Kesibukan yang tiada berujung 3.Kebutuhan yang tiada terpenuhi 4.Khayalan yang tidak berujung.(HR Ath Thobaroni)