NURUL ABROR

Sabtu, 03 Februari 2018

Tafsir Ibnu Katsir Surat At-Taghabun, ayat 14-18

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surat At-Taghabun, ayat 14-18

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (14) إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (15) فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لأنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (16) إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ (17) عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (18) }

Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang istri-istri dan anak-anak, bahwa di antara mereka ada yang menjadi musuh suaminya dan orang tuanya. Dikatakan demikian karena di antara mereka ada yang melalaikannya dari amal saleh, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah Swt. yang mengatakan:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ}

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

{فَاحْذَرُوهُمْ}

maka berhati-hatilah kamu. (At-Taghabun: 14)

Menurut Ibnu Zaid, disebutkan bahwa maka berhati-hatilah terhadap agamamu. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini:

{إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ}

sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu(At-Taghabun: 14)

karena mendorong seseorang untuk memutuskan tali persaudaraan atau berbuat suatu maksiat terhadap Tuhannya, karena cintanya kepada istri dan anak-anaknya terpaksa ia menaatinya dan tidak kuasa menolaknya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Khalaf As-Saidalani, telah menceritakan kepada kami Al-Faryabi, telah menceritakan kepada kami Israil, telah menceritakan kepada kami Sammak ibnu Harb, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah ditanya oleh seorang lelaki tentang makna firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. (At-Taghabun: 14) Bahwa ada sejumlah lelaki yang telah masuk Islam di Mekah; ketika mereka hendak bergabung dengan Rasulullah Saw. di negeri hijrah, maka istri-istri dan anak-anak mereka tidak mau ditinggalkan. Pada akhirnya setelah mereka datang kepada Rasulullah Saw. (sesudah penaklukan Mekah), mereka melihat orang-orang telah mendalami agama mereka. Kemudian mereka melampiaskan kemarahannya kepada istri-istri dan anak-anak mereka yang menghalang-halangi mereka untuk hijrah. Dan ketika mereka hendak menghukum istri-istri dan anak-anak mereka, Allah menurunkan firman-Nya: dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang(At-Taghabun: 14)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, dari Muhammad ibnu Yahya Al-Faryabi alias Muhammad ibnu Yusuf dengan sanad yang sama. Hasan mengatakan bahwa hadis ini sahih. Ibnu Jarir danTabrani meriwayatkan hadis ini melalui Israil dengan sanad yang sama. Telah diriwayatkan pula melalui jalur Al-Aufi, dari Ibnu Abbas hal yang semisal, dan hal yang sama dikatakan pula oleh Ikrimah (bekas budak Ibnu Abbas).

*******************

Firman Allah Swt.:

{إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ}

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah-lah pahala yang besar. (At-Taghabun: 15)

Allah Swt. berfirman bahwa sesungguhnya harta dan anak-anak itu merupakan ujian dan cobaan dari Allah bagi makhluk-Nya, agar dapat dijelaskan siapa orang yang taat kepada-Nya dan siapa yang durhaka terhadap-Nya.

*******************

Firman Allah Swt.:

{وَاللَّهُ عِنْدَهُ}

di sisi Allah-lah. (At-Taghabun: 15)

kelak di hari kiamat.

{أَجْرٌ عَظِيمٌ}

pahala yang besar. (At-Taghabun: 15)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali Imran: 14)

dan ayat yang berikutnya.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، حَدَّثَنِي حُسَين بْنُ وَاقَدٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيدة، سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ، فَجَاءَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمِنْبَرِ فَحَمَلَهُمَا فَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: "صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ، إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ، نَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حديثي ورفعتهما".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu Waqid, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Buraidah, bahwa ia pernah mendengar Abu Buraidah mengatakan, "Dahulu Rasulullah Saw. ketika sedang berkhotbah, datanglah Al-Hasan dan Al-Husain r.a. yang mengenakan baju gamis merah, keduanya berjalan dengan langkah yang tertatih-tatih. Maka Rasulullah Saw. langsung turun dari mimbarnya dan menggendong keduanya, lalu mendudukkan keduanya di hadapannya, kemudian bersabda: Allah dan Rasul-Nya benar, sesungguhnya harta dan anak-anak kalian hanyalah cobaan. Aku memandang kedua anak ini yang berjalan dengan langkah yang tertatih-tatih, maka aku tidak sabar lagi hingga terpaksa aku putuskan pembicaraanku dan, menggendong keduanya'.

Ahlus Sunan telah meriwayatkan hadis ini melalui Husain ibnu Waqid dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, sesungguhnya kami mengetahui hadis ini hanya melalui hadisnya (Husain ibnu Waqid).'

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُرَيج بْنُ النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا هُشَيْم، أَخْبَرَنَا مَجَالِدٌ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، حَدَّثَنَا الْأَشْعَثُ بْنُ قَيْسٍ قَالَ: قَدِمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَفْدِ كِنْدَةَ، فَقَالَ لِي: "هَلْ لَكَ مِنْ وَلَدٍ؟ " قُلْتُ: غُلَامٌ وُلِدَ لِي فِي مَخرجَي إِلَيْكَ مِنِ ابْنَةِ جَمْدٍ، وَلَوَددْتُ أَنَّ بِمَكَانِهِ: شبَعَ الْقَوْمِ. قَالَ: "لَا تَقُولَنَّ ذَلِكَ، فَإِنَّ فِيهِمْ قُرَّةَ عَيْنٍ، وَأَجْرًا إِذَا قُبِضُوا"، ثُمَّ قَالَ: "وَلَئِنْ قُلْتَ ذَاكَ: إِنَّهُمْ لَمَجْبَنَةٌ مَحْزنة"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih ibnun Nu'man, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Mujalid, dari Asy-Sya'bi, telah menceritakan kepada kami Al-Asy'as ibnu Qais yang mengatakan bahwa aku datang menghadap kepada Rasulullah Saw. dalam delegasi Kindah, lalu beliau Saw. bertanya kepadaku, "Apakah engkau punya anak?" Aku menjawab, "Ya, seorang putra yang baru dilahirkan untukku dari anak perempuan Hamd sebelum keberangkatanku kepada engkau. Dan sesungguhnya aku berharap sekiranya kedudukannya diganti dengan kaum yang pemberani." Maka Nabi Saw. bersabda: Jangan sekali-kali kamu katakan demikian, karena sesungguhnya di antara mereka terdapat penyejuk hati dan pahala yang banyak bila mereka dicabut (nyawanya semasa kecil). Kemudian Nabi Saw. bersabda: Dan sesungguhnya jika kukatakan memang demikian, sesungguhnya mereka (anak-anak) itu benar-benar merupakan penyebab hati menjadi pengecut dan duka cita.

Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid.

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ بَكْرٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ عِيسَى [بْنِ أَبِي وَائِلٍ] عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الْوَلَدُ ثَمَرَةُ الْقُلُوبِ، وَإِنَّهُمْ مَجبنة مَبخلة مَحْزَنَةٌ"

Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu Bakar, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Isa, dari Ibnu Abu Laila, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Anak itu adalah buah hati, dan sesungguhnya mereka itu penyebab hati menjadi pengecut, sifat menjadi kikir, dan sumber kesedihan.

Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengenal hadis ini kecuali melalui sanad ini.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ مَرْثَدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَيَّاشٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي ضَمْضَمُ بنُ زُرْعَةَ، عَنْ شُرَيْحِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَيْسَ عَدُوُّكَ الَّذِي إِنْ قَتَلْتَهُ كَانَ فَوْزًا لَكَ، وَإِنْ قَتَلَكَ دَخَلْتَ الْجَنَّةَ، وَلَكِنَّ الَّذِي لَعَلَّهُ عَدُوٌّ لَكَ وَلَدُكَ الَّذِي خَرَجَ مِنْ صُلْبِكَ، ثُمَّ أَعْدَى عَدُوٍّ لَكَ مالُك الَّذِي مَلَكَتْ يَمِينُكَ"

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasim ibnu Marsad, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail ibnu Iyasy, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadakuDamdam ibnu Zur'ah, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Abu Malik Al-Asy'ari, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Musuhmu itu bukanlah orang yang jika kamu bunuh, maka kemenangan bagimu; dan jika dia membunuhmu, maka kamu masuk surga. Tetapi barangkali yang menjadi musuhmu itu adalah anakmu yang keluar dari sulbimu sendiri. Kemudian musuh bebuyutanmu adalah harta yang kamu miliki.

*******************

Firman Allah Swt.:

{فَاتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ}

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. (At-Taghabun: 16)

Yakni menurut batas maksimal kemampuanmu, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

"إذا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَائْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَمَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ"

Apabila kuperintahkan kepada kalian suatu perkara, maka kerjakanlah hal itu olehmu menurut kesanggupanmu; dan apa saja yang aku larang kalian mengerjakannya, tinggalkanlah.

Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa sebagaimana yang telah di­riwayatkan oleh Malik dari Zaid ibnu Aslam yang mengatakan bahwa ayat ini merevisi ayat yang ada di dalam surat Ali Imran, yaitu firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Abdullah ibnu Bukair, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepadaku Ata alias Ibnu Dinar, dari Sa'id ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102) Bahwa ketika ayat ini diturunkan, kaum muslim beramal dengan sekuat-kuatnya. Mereka terus-menerus mengerjakan qiyam (salat sunat) hingga tumit kaki mereka bengkak dan kening mereka bernanah. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk meringankan mereka (kaum muslim), yaitu firman-Nya: Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, (At-Taghabun: 16) Maka ayat ini merevisi pengertian yang terdapat pada ayat yang di atas tadi.

Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Abul Aliyah, Zaid ibnu Aslam, Qatadah, Ar-Rabi' ibnu Anas, As-Saddi, dan Muqatil ibnu Hayyan.

*******************

Firman Allah Swt.:

{وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا}

dan dengar serta taatlah. (At-Taghabun: 16)

Yaitu jadilah kamu orang-orang yang tunduk patuh kepada apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya kepadamu, dan janganlah kamu menyimpang darinya baik ke arah kanan maupun ke arah kiri. Dan janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya, janganlah pula kamu ketinggalan dari apa yang diperintahkan oleh-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu mengerjakan apa yang dilarang oleh-Nya kamu mengerjakannya.

Firman Allah Swt.:

{وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لأنْفُسِكُمْ}

dan nafkahkanlah nafkah yang baik untukmu. (At-Taghabun: 16)

Yakni berinfaklah (belanjakanlah) dari sebagian harta yang Allah rezekikan kepadamu kepada kaum kerabat, orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan orang-orang yang memerlukan bantuan. Dan berbuat baiklah kamu kepada sesama makhluk Allah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu, niscaya hal ini lebih baik bagi kalian buat kehidupan dunia dan kehidupan akhiratmu. Jika kamu tidak melakukannya, maka menjadi keburukanlah bagimu dalam kehidupan dunia dan akhiratmu.

Firman Allah Swt.:

{وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ}

Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (At-Taghabun: 16)

Tafsir ayat ini telah dikemukakan dalam tafsir surat Al-Hasyr, dan telah disebutkan pula hadis-hadis yang berkaitan dengan makna ayat ini, sehingga tidak perlu diulangi lagi.

*******************

Firman Allah Swt.:

{إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ}

Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu.(At-Taghabun: 17)

Yakni apa pun yang telah kamu infakkan, maka Dia akan mengganti­kannya; dan apa pun yang kamu sedekahkan, maka Dialah yang akan membalas pahalanya.

Hal ini diungkapkan dengan pengertian pinjaman, sama dengan ungkapan yang terdapat di dalam sebuah hadis di dalam kitab Sahihain, bahwa Allah Swt. berfirman dalam hadis Qudsi-Nya; "Barang siapa yang memberi pinjaman dengan tidak berbuat aniaya dan tidak pula meludeskan harta sendiri," hingga akhir hadis. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya, bahwa Dia akan melipatgandakan pahalanya bagimu. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah melalui firman-Nya:

{فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً}

maka Allah akan memperlipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. (Al-Baqarah: 245)

*******************

Adapun firman Allah Swt.:

{وَيَغْفِرْ لَكُمْ}

dan mengampuni kamu. (At-Taghabun: 17)

Maksudnya, menghapuskan kesalahan-kesalahanmu. Dalam firman berikutnya disebutkan:

{وَاللَّهُ شَكُورٌ}

Dan Allah Maha Pembalas Jasa. (At-Taghabun: 17)

Yakni membalas amal yang sedikit dengan pahala yang banyak.

{حَلِيمٌ}

lagi Maha Penyantun. (At-Taghabun: 17)

Yaitu Dia memaaf, mengampuni, menutupi dan menghapuskan dosa-dosa, kesalahan-kesalahan, keburukan-keburukan, dan kealpaan-kealpaan.

{عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ}

Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (At-Taghabun: 18)

Tafsir ayat ini telah disebutkan sebelumnya berkali-kali. Demikianlah akhir tafsir surat At-Taghabun, hanya milik Allah-lah semua puji-pujian dan semua anugerah.


Mempelajari dan mengamalkan Al-Quran adalah hal yang perlu kita lakukan. Banyak sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mempelajari dan mendalami Al-Quran, tentunya kita juga harus berkonsultasi kepada ustadz apabila ada hal yang belum dimengerti dalam mempelajari Al-Quran.

 Powered by Blogger

Theme images by Michael Elkan


Asbabun Nuzul Surat At-Taghaabun

Asbabun Nuzul Surat At-Taghaabun

asbabun nuzul surah alqur’an

14. Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu*. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(At-Taghaabun: 14)

* Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim-keduanya menganggap hadits ini shahih-, yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa ayat inna min azwaajikum wa aulaadikum ‘aduwwal-lakum fahdzaruuhum…. (At-Taghaabun: 14) (Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka….) turun berkenaan dengan beberapa orang penduduk Mekah yang masuk Islam, akan tetapi istri-istri dan anak-anaknya menolak hijrah ataupun ditinggal hijrah ke Madinah. Lama kekamaan merekapun hijrah juga. Sesampainya di Madinah, mereka melihat kawan-kawannya sudah banyak mendapat pelajaran dari Nabi Muhammad saw. karenannhya mereka bermaksud menyiksa anak dan istri mereka yang menjadi penghalang untuk berhijrah. Maka turunlah ayat selanjutnya.. wa in ta’fuu wa tshfahuu wa taghrifuu fa innallooha ghofuurur rohiim. (dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni [mereka] maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (At-Taghaabun: 14) yang menegaskan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Atha’ bin Yasar bahwa surah at-Taghabun seluruhnya turun di Madinah, kecuali ayat yaa ayyuhalladziina aamanu inna min azwaajikum wa aulaadikum ‘aduwwal-lakum fahdzaruuhum….(At-Taghaabun: 14) (Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu
Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka….) . Ayat tersebut turun berkenaan dengan ‘Auf bin Malik al-Asyja’i yang mempunyai anak istri yang selalu menangisinya apabila akan pergi berperang, bahkan menghalanginya dengan berkata: “Kepada siapa engkau akan menitipkan kami ?” Iapun merasa kasihan kepada mereka hingga tidak jadi berangkat perang. Selanjutnya ayat-ayat lainnya sampai akhir surah at-Taghobun ini diturunkan di Madinah.

16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu*. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
(At-Taghaabun: 16)

* Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Jubair bahwa ketika turun ayat….ittaqullaaha haqqa tuqaatih…(bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadanya…) (Ali Imron: 102), kaum Muslimin melakukan berbagai amal hingga kaki mereka bengkak-bengkak dan dahi mereka luka-luka. Maka Allah menurunkan ayat ini (At-Taghaabun: 16) yang memberi keringanan kepada kaum Muslimin.

Sumber: Asbabunnuzul KHQ. Shaleh dkk

Kategori: Asbabun nuzul

Makhorijul Huruf

Tempat Keluarnya Huruf
(makhorijul huruf)

Makhorijul Huruf ditinjau dari morfologi berasal dari Fi’il Madhi “خَرَجَ  ” yang berarti “Keluar ”. Kemudian diikutkan wazan “مَفْعَل ٌ ” yang bershighat isim makan menjadi “مَخْرَجٌ ” yang berarti “Tempat Keluar ”. Bentuk jama’nya adalah “مَخَارِجُ الْحُرُوْفِ  ” yang berarti “Tempat-Tempat Keluar Huruf ”. Jadi “Makhorijul Huruf ” adalah “Tempat-Tempat Keluarnya Huruf ”.

Walaupun para ulama’ berbeda pendapat mengenai jumlah makhraj huruf hijaiyyah. Mayoritas ulama’ mengikuti pendapat Al-kholil Bin Ahmad, pendapat ini juga diikuti oleh Imam Ibnu Al-jazary. Mereka berpendapat bahwa makhraj huruf hijaiyyah yang khusus ada 17 tempat, sedangkan yang umum ada 5 tempat.

Dalam mempelajari ilmu tajwid, tidak akan lepas dari ilmu tempat keluarnya huruf (makhorijul huruf).
Di sini akan kita bahas bersama cara melafalkan ki huruf huruf hijaiyah'
Adapaun cara melafalkan masing huruf adalah:
*Huruf  ا  “ Alif “* cara membacanya yaitu dengan melebarkan mulut, dikeluarkan dari rongga mulut sedikit di atas huruf hamza.
*Huruf  ب   “ Ba ”* cara membacanya yaitu dengan merapatkan kedua bibir dikeluarkan dengan sedikit angin.
*Huruf  ت  “ Ta “* cara membacanya yaitu dengan menempelkan ujung lidah ke gigi paling depan bagian dalam dengan sedikit mengeluarkan angin.
*Huruf  ث “ Tsa “* cara membacanya dengan menempelkan ke ujung gigi depan agak agak longgar sedikit, dikeluarkan dengan angin yang agak lebih banyak dari huruf Ta.
**Huruf Jim  ج “ Ja “*
cara membacanya adalah menempelkan pertengahan lidah ke langit-langit mulut dengan mengumpulkan angin untuk di lepaskan.
*Huruf  ح  “cha “* cara membacanya  yaitu dengan melebarkan mulut setengah bagian saja dan di keluarkan dengan angin (seperti suara mentok laki laki /basor...jawane).
*Huruf  خ  “ kho”* cara membacanya adalah dengan melebarkan mulut setengah bagian dan mengeluarkan angin dengan mengleperkan tenggorokan (seperti orang tidur ngorok).
*Huruf Dal  د  “ da “*
cara membacanya adalah dengan menempelkan ujung lidah ke langit mulut bagian tengah.
*Huruf dzal  ذ  “ dza “*
cara membacanya adalah dengan menempelkan ujung lidah ke gigi depan atas, dilepas dengan sedikit angin.
*Huruf ro ر  “ ro “*  cara membacanya yaitu dengan lidah diposisikan ke tengah mulut tapi jangan sampai nempel, lalu dengan sedikit dikeluarkan angin (sprti orang celo..jawa) hanya bergetar dua kali.
*Huruf za ز  “ za “*  cara membacanya seperti mengeluarkan huruf Z dalam bahasa indonesia.
*Huruf Sin  س  “ Sa “*
cara membacanya yaitu dengan lidah ditempatkan ke tengah langit mulut dengan mengeluarkan sedikit angin (seperti ban bocor).
*Hurf Syin  ش  “ Sya “*
cara membacanya adalah dengan posisi lidah berada di tengah mulut dan mengumpulkan angin lalu dikeluarkan (seperti orang mengusir ayam).
*Huruf Shod  ص  “ Sho “*  
cara membacanya adalah posisi lidah di tengah mulut untuk mengumpulkan angin yang banyak lalu dikeluarkan sambil bibir mencucu (seperti orang bersiul).
*Huruf Dhod  ض  “ dho “*  cara membacanya badan lidah ditempelkan ke gigi dalam kiri dan kanan, atau ada yang mengatakan bisa ditempelkan ke salah satu sisi saja ( kiri atau kanan) angin dikeluarkan dengan menghentak. Dan huruf ini adalah huruf yang paaling susah.
*Huruf tho  ط  “ Tho “* 
cara mambacanya adalah dengan menempelkan ujung lidah ke tengah langit-langit mulut dan ditekan sedikit sambil mengeluarkan angin.
*Huruf dzo  ظ “ Dzo “*  cara membacanya adalah dengan menempelkan lidah ke gigi depan sambil mengeluarkan angin.
*Huruf A’in  ع  “  'A  “*  
Cara membacanya yaitu dengan melebarkan mulut mengeluarkan angin dari bawah rongga mulut sambil ditekan sedikit (seperti suara anak kerbau).
*Huruf Ghoin  غ  “ Gho “*
cara membacanya yaitu dengan langit2 tenggorokan mengeluarkan angin sambil menggleper.
*Huruf fa  ف  “ Fa “*  
cara membacanya ialah gigi depan atas ditempelkan pada bibir bawah sambil mengeluarkan angin.
*Huruf Qof  ق  “ Qo “*
 cara membacanya adalah mengeluarkan angin dari tenggorokan bagian bawah.
*Huruf Kaf  ك  “Ka“* 
cara membacanya adalah mengeluarkan angin dari tenggorokan sedikit agak ke atas dari huruf Qof.
*Huruf Lam  ل  “ La “*
cara membacanya adalah dengan menekankan ujung lidah ke langit-langit mulut dan melepaskannya dengan angin yang kuat.
*Huruf Mim  م  “ Ma “*
cara membacanya ialah dengan menempelkan kedua bibir.
*Huruf Nun  ن “ Na“*  
cara membacanya yaitu dengan menempelkan ujung lidah ke atas tengah langit-langit mulut dan melepaskannya dengan angin.
*Huruf wawu و "Wa"*
cara membacanya yaitu dengan mengeluarkan angin sambil mengangkat bibir bawah ke depan.
*Huruf   ه  “ HA “*  cara membacanya dengan mengeluarkan angin dari bawah rongga mulut di atas lebih sedikit huruf hamza'.
*Huruf  ي  “ ya “*  cara membacanya adalah sama seperti pengucapan ejaan bahasa indonesia "Y".

Mohon koreksi  para alim, ustadz dan ustadzah agar ada manfaatnya buat jamaah dan kita semua

MAKHROJ DAN SIFAT-SIFAT HURUF HIJAIYYAH DALAM AL-QUR’AN 



MAKHROJ DAN SIFAT-SIFAT HURUF HIJAIYYAH DALAM AL-QUR’AN


Makhorijul huruf adalah merupakan tempat keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an. Pengertian makhraj dari segi bahasa adalah tempat keluar. Sedangkan dari segi istilah makhraj diartikan tempat keluarnya huruf. Mengetahui tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah adalah sangat penting karena hal ini menjadi dasar dalam melafadkan huruf hijaiyyah secara benar.


Pengertian di atas dapat dipahami bahwa makhraj merupakan tempat keluarnya huruf-huruf yang sudah ditentukan yaitu uruf hijaiyyah, dimana dalam membaca al-Qur’an makhorijul Qur’an harus diketahui dan benar-benar dipahami dalam rangka untuk menciptakan bacaan al-Qur’an yang baik dan benar.


Makhorijul Huruf ditinjau dari morfologi berasal dari Fi’il Madhi “خَرَجَ  ” yang berarti “Keluar ”. Kemudian diikutkan wazan “مَفْعَل ٌ ” yang bershighat isim makan menjadi “مَخْرَجٌ ” yang berarti “Tempat Keluar ”. Bentuk jama’nya adalah “مَخَارِجُ الْحُرُوْفِ  ” yang berarti “Tempat-Tempat Keluar Huruf ”. Jadi “Makhorijul Huruf ” adalah “Tempat-Tempat Keluarnya Huruf ”.


Secara bahasa Makhraj artinya : مَوْضِعُ الْخُرُوْج ِ  , yang berarti tampat keluar . Sedangkan menurut istilah , Makhraj adalah : اِسْمُ لِلْمَحَلِّ الَّذِى يُنْشَاءُ مِنْهُ الْحَرْفُ  , suatu nama tempat yang pada huruf dibentuk (diucapkan).


Pengertian di atas memiliki pengertian yang sama dengan defenisi sebelumnya, dimana Makhorijul Huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf-huruf itu dibunyikan.


Ketika membaca al-Qur’an, setiap huruf harus dibunyikan sesuai dengan Makhrajnya . Kesalahan dalam pengucapan huruf dapat menimbulkan perbedaan makna atau kesalahan arti pada bacaan yang sedang dibaca. Dalam kondisi tertentu, kesalahan ini bahkan dapat menyebabkan kekafiran apabila dilakukan dengan sengaja. Kesalahan Makhraj yang menyebabkan berubahnya arti misalnya Ha’ (ح  ) pada lafaz “الرَّحِيْم ُ ” yang artinya “Maha Penyayang ” pada kalimat basmalah yang terbaca Kha’ “الرَّخِيْم ُ” (خ  ) yang artinya “Suara Merdu ”. Maka jauhlah artinya dari apa yang dikehendaki Allah swt.


Para ulama’ berbeda pendapat mengenai jumlah makhraj huruf hijaiyyah. Mayoritas ulama’ mengikuti pendapat Al-kholil Bin Ahmad, pendapat ini juga diikuti oleh Imam Ibnu Al-jazary. Mereka berpendapat bahwa makhraj huruf hijaiyyah yang khusus ada 17 tempat, sedangkan yang umum ada 5 tempat, yaitu :

AL JAUF (rongga mulut), yakni celah panjang yang berada di belakang tenggorokan   sampai ke mulut. Keluar darinya huruf-huruf mad yaitu ا و ي

Terkumpul dalam kalimat : نوحيها – أونينا – أتجا د لونني

AL HALQ (tenggorokan) , yang terbagi menjadi 3 bagian:

Tenggorokan bagian bawah, keluar darinya huruf ء dan هTenggorokan bagian tengah, keluar darinya huruf ح dan عTenggorokan bagian atas, keluar darinya huruf غ dan خ

AL LISAAN (lisan), dibagi menjadi 10 bagian :

Pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf قBawah pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf كTengah lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ش , ي dan جSalah satu tepi lisan sampai pada ujungnya berpapasan dengan langit-langit atas, keluar darinya    huruf لTepi lisan bertemu dengan gigi geraham dan langit langit atas, keluar darinya huruf ضUjung lisan di bawah makhroj ل bertemu dengan bagian atas dari langit-langit atas, keluar darinya huruf نPunggung lisan denga gusi atas, keluar darinya huruf رUjung lisan dengan antara ujung dua gigi atas dan bawah [ dengan tetap ada lubang [celah] diantara keduanya yaitu antara ujung lisan dan 2 gigi atas dan bawah], keluar darinya huruf ص , س dan زUjung lisan bertemu dengan pangkal dua gigi atas, keluar darinya huruf ط  ,د dan تUjung lisan bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya huruf ث , ذ dan ظِ

ASY SYAFATAIAN (kedua bibir), yang terbagi menjadi 4 bagian :

Perut bibir bawah bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya hurufفBertemunya antara bibir atas dan bawah dengan sedikit menekan, keluar darinya huruf بBertemunya antara bibir atas dan bawah dengan menekan sedikit lebih ringan, keluar darinya huruf مBertemunya antara bibir atas dan bawah namun ada sedikit rongga, keluar darinya huruf و

AL KHOYSYUUM [Batang hidung], keluar darinya sifat ghunnah/mendengung, yaitu mim dan nun yang bertasydiid, urutannya ada 5 yaitu:

SyiddahNaaqisbighunnahIkhfa’Sukun Berharokat

Adapun tempat-tempat keluarnya huruf secara rinci ada 17 :

Rongga mulut (huruf mad yang tiga : ا،و،يPangkal tenggorokan  ء،هTengah tenggorokanع،حUjung tenggorokan غ،خPangkal lidah paling belakang قPangkal lidah sedikit ke depan كTengah lidah dengan langit-langit ج،ش،يSisi lidah bertemu geraham atas ضDibawah sisi lidah setelah dhad لUjung lidah setelah lam نUjung lidah setelah nun رUjung lidah bertemu gusi atas ط،د،تUjung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas ظ،ذ،ثUjung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah (lebih dekat ke bawah)ص،س،زBibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi atas فDua bibir و،ب،مRongga hidung (ghunnah/ dengung)

SIFAT-SIFAT HURUF

Sifat menurut bahasa adalah suatu keadaan yang menetap pada sesuatu yang lain. Menurut istilah adalah keadaan yang baru datang yang berlaku bagi suatu huruf yang dibaca tepat keluar dari makhrajnya.Ahli qiraat berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah sifat-sifat huruf hijaiyah. Sebagian menetapkan sebanyak 19 sifat, dan sebagian lagi menetapkan 18 sifat, 17 sifat, 16 sifat 14 sifat, dan bahkan ada yang menetapkan 44 sifat.Dari sifat-sifat huruf yang ada, maka tiap-tiap huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an paling sedikit mempunyai 5 sampai 7 sifat. Pada kesempatan ini kita bicarakan sebanyak 19 sifat-sifat huruf yang lebih umum dibicarakan oleh ahli qiraat. Kita bagi menjadi dua kelompok, yaitu :

I. Sifat-sifat huruf yang berlawanan sebanyak 5 sifat ditambah lawannya 5 sifat, sehingga seluruhnya menjadi 10 sifat, yaitu :

 جَهْرٌ  (JAHAR) = Jelas,هَمْسُ  (HAMAS) = Samarشِدَّةٌ  (SIDDAH) = Kuatرَخَاوَةٌ  (RAKHAWAH) = Lunakاِسْتِعْلاَءٌ  (ISTI’LA’)= Terangkatاِسْتِفَالٌ  (ISTIFAL) = turunاِطْبَاقٌ  (ITHBAQ) = Tertutupاِنْفِتَاحٌ (INFITAH) = Terbukaاِصْمَاتٌ  (ISHMAT)= Diam 10 اِذْلاَقٌ  (IDZLAQ) = Lancar

URAIAN 10 SIFAT-SIFAT HURUF YANG BERLAWANAN

جَهْرٌ  (JAHAR) = Jelas. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan tidak berdesis dan nafas tertahan, sehingga bunyi terdengar lebih jelas dan bersih. Hurufnya ada 19 yaitu :عَظُمَ وَزْنُ قَارِئٍ ذِيْ غَضٍّ جِدٍّ طَلَبَهَمْسُ  (HAMAS) = Samar. Maksudnya ialah membuinyikan huruf dengan berdesis dan nafas terlepas, sehingga bunyi huruf terdengar agak samar. Hurufnya ada 10 yaitu : فَحَثَّهُ شَخْصٌ سَكَتَشِدَّةٌ  (SIDDAH) = Kuat. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan suara tertahan dan lebih kuat tertahannya ketika mati atau waqaf. Hurufnya ada 8 yaitu : اَجِدُ قِطَّ بَكَتْرَخَاوَةٌ  (Rakhawah) = Lunak. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan suara terlepas, berlalu /berjalan beserta huruf itu. Hurufnya ada 16 yaitu : خُذْ غَثَّ حَظَّ فّضَّ شُوْصٍ زَيَ سَاهٍاِسْتِعْلاَءٌ  (ISTI’LA’)= Terangkat. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan mengangkat pangkal lidah ke langit-langit mulut, sehingga bunyi huruf menjadi lebih tinggi, tebal dan berat. Hurufnya ada 7 yaitu : خُصَّ ضّغْطٍ قِظْاِسْتِفَالٌ  (ISTIFAL) = turun. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan menurunkan pangkal lidah ke dasar lidah, sehingga bunyi huruf menjadi rendah, tipis dan ringan. Hurufnya ada 22 yaitu : ثَبَتَ عِزُّ مَنْ يُجَوِّدُ حَرْفَهُ اِنْ سَلَّ شَكَااِطْبَاقٌ  (ITHBAQ) = Tertutup. Maksudnya ialah membnyikan huruf dengan melengkungkan keliling lidah ke langit-langit mulut, sehingga bunyinya lebih besar dan berat. Hurufnya ada 4 yaitu : صَضْطَظَاِنْفِتَاحٌ  (NFITAH ) = Terbuka. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan pertengahan lidah terbuka (tidak melengkungkan keliling lidah ke langit-langit), sehingga bunyi huruf lebih kecil dan ringan. Hurufnya 25 yaitu: مَنْ اَخَذَ وَجَدَ سَعَةً فَزَكَا حَقٌّ لَهُ شُرْبُ غَيْثٍاِصْمَاتٌ  (ISHMAT)= Diam atau menahan. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan berat dan tertahan. Hurufnya ada 23 yaitu : جَزُّ غِشَّ سَاخِطٍ صَدَّ ثِقَةٍ اِذْوَعَظَهُ يَحُضُّكَاِذْلاَقٌ  (IDZLAQ) = Lancar, ujung atau tajam. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan ringan dan lancar. Hurufnya ada 6 yaitu : فَرَّ مِنْ لُبٍّ

II. Sifat-sifat huruf yang tidak berlawanan sebanyak 9 yaitu :

 تَوَسُّطٌ  (TAWASSUTH) = Pertengahan antara Syiddah dan Rakhawah.لَيِّنٌ  (LAYYIN) = Lunakاِنْحِرَافٌ  (INHIRAF) = Condong.تَكْرِيْرٌ  (TAKRIR) = Mengulang-ulang.صَفِيْرٌ  (SHAFIR) = Siul/Seruit.. تَفَشِّيْ  (TAFASY-SYI) = Menyebar.قَلْقَلَةٌ  (QALQALAH) = Goncang.اِسْتِطَالَةٌ  (ISTITHALAH) = Memanjang.غُنَّةٌ  (GHUNNAH) = Berdengung.

URAIAN 9 SIFAT-SIFAT  HURUF YANG TIDAK  BERLAWANAN.

 تَوَسُّطٌ  (TAWASSUTH) = Pertengahan antara Syiddah dan Rakhawah. Maksudnya ialah membunyikan hurufلَيِّنٌ  (LAYYIN) = Lunak. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan lunak, lemah dan lembut, ketika huruf itu mati dan jatuh sesudah harakat fathah. Hurufnya ada 2 yaitu : _َوْ _َ يْ = خَوْفٌ – سَوْفَ – كَيْفَ  – اِلَيْكَ  –اِنْحِرَافٌ  (INHIRAF) = Condong. Maksudnya ialah membunyikan huruf condong ke ujung lidah dengan sedikit melenturkan (melengkungkan) lidah. Hurufnya ada 2 yaitu : ل رتَكْرِيْرٌ  (TAKRIR) = Mengulang-ulang. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan lidah bergetar tidak lebih dari dua getaran. Apabila getarannya sampai tiga kali, maka tercelalah. Dan apabila sampai empat getaran, berarti huruf itu telah menjadi dua huruf. Hurufnya ada satu yaitu : رصَفِيْرٌ  (SHAFIR) = Siul atau seruit. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan berdesir bagaikan suara seruling. Hurufnya ada tiga, yaitu : ص ز ستَفَشِّيْ  (TAFASY-SYI) = Menyebar. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan angin tersebar di mulut. Hurufnya ada satu, yaitu : ش.قَلْقَلَةٌ  (QALQALAH) = Goncang. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan concangan pada makhrajnya, sehingga terdengar pantulan suara yang kuat pada sat mati atau dimataikan karena berhenti (waqaf) Hurufnya ada lima, yaitu : قُطْبُ جَدٍ Qalqalah terbagi menjadi dua, yaitu : a. قَلْقَلَةٌ صُغْرَى  (QALQALAH SHUGHRA), yaitu pantulan suara huruf qalqalah agak lebih kecil, karena huruf qalqalahnya itu mati asli berada di tengah-tengah kata atau kalimat. Contoh : يَقْبَلُ – يَطْبَعُ  – يَدْخَلُ – يَجْعَلُ – يَبْتَغُ b. قَلْقَلَةٌ كُبْرَى  (QALQALAH KUBRA), yaitu pantulan suara huruf qalqalah agak lebih besar, karena huruf qalqalahnya itu sebenarnya hidup, tapi dimatikan ketika waqaf (menghentikan bacaan). Copntoh : قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ – اَللهُ الصَّمَدُ- لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ- وَلَمْ يَكُنْ لَّه كُفُوًااَحَدٌ  قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ- مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ- وَمِنْ شَرِّالنَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ-وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَاِسْتِطَالَةٌ  (ISTITHALAH) = Memanjang. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan memanjang di salah satu tepi pangkal lidah sampai ke depan. Hurufnya ada satu, yaitu :ضغُنَّةٌ  (GHUNNAH) = Berdengung. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan suara berdengung yang keluar dari pangkal hidng. Hurufnya ada dua, yaitu : م ن


Iklan

Kategori: Al Quran

Tag: tajwid quran

Tinggalkan sebuah Komentar

www.islamislami.com-Inspirasi Islam

Blog di WordPress.com.

Kembali ke atas