NURUL ABROR

Sabtu, 12 Mei 2018

Cara Menghilangkan Gatal Di Badan ~ Trik Jitu Cara Alami Tradisional

Cara Menghilangkan Gatal Di Badan ~ Trik Jitu Cara Alami Tradisional

Cara Menghilangkan Gatal Di Badan – Jangan anggap sepele masalah penyakit gatal ini. Memang jika dilihat sekilas penyakit gatal di badan adalah suatu penyakit kecil. Namun masalah kecil jika dibiarkan terus menerus maka akan menjadi pemicu masalah besar. Contoh kecilnya jika kita sedang berada di tempat umum, lalu tiba-tiba badan terasa gatal dan gatalnya berada pada posisi alat vital seperti gatal di selengkangan. Tentunya jika kita langsung menggaruk gatal yang berada di selengkangan ketika ditempat umum maka itu terkesan tidak sopan. Gatal di badan jika dibiarkan terus menerus maka akan semakin meluas dan bisa menular ke orang lain. Kulit tidak akan mulus lagi jika kita tidak segera menghilangkan gatal di badan secara cepat. Karena biasanya gatal di badan jika kita garuk maka akan meninggalkan bekas yang mengganggu kemulusan kulit kita


Cara menghilangkan gatal di badan bisa kita tempuh dengan dua cara. Yaitu mengatasi gatal di badan menggunakan obat modern dan menggunakan obat tradisional (secara alami). Kedua-duanya merupakan trik jitu dalam mengatasi penyakit gatal di seluruh badan. Namun dari kedua cara ini tentunya terdapat perbedaan. Salah satu diantaranya adalah harga dari masing-masing obat gatal. Tentunya yang paling murah harganya adalah menghilangkan gatal di badan secara alami (obat tradisional).

Disini saya akan menerangkan obat tradisional apa saja yang mampu untuk menghilangkan gatal di badan. Namun sebelum dilanjut, mari kita bahas dulu apa penyebab timbulnya gatal di seluruh badan.

Penyebab Umum Muncul Rasa Gatal Di Badan

1. Faktor Makanan

Penyabab utama pertama yang bisa memicu gatal di badan adalah karena faktor makanan. Makanan yang kita konsumsi setiap hari terdapat jenis makanan yang menyebabkan rasa gatal. Contohnya adalah susu, telur, makanan jenis kacang-kacangan, dan lain-lain. Pelajarilah jenis makanan lain yang bisa menimbulkan rasa gatal di tubuh kita. Kemudian kurangi untuk mengkonsumsi makanan yang dapat menimbulkan alergi gatal di badan.

2. Kurangnya Menjaga Kebersihan

Menjaga kebersihan adalah termasuk faktor utama demi untuk menjaga kulit kita tidak gatal. Yang harus di jaga kebersihannya adalah mulai dari kebersihan lingkungan sampai kebersihan badan kita. Lingkungan yang bersih maka akan berdampak terbebasnya berbagai macam penyakit seperti penyakit gatal. Kemudian rawat juga kebersihan badan dengan rajin mandi terutama ketika selesai bekerja keras yang menimbulkan banyak keringat. Karena dari biang keringat yang berlebih hal ini dapat memancing rasa gatal di badan. Banyak penyakit kulit yang berdampak kegatalan bermula dari malasnya mandi. Contoh penyakit panu, kurap, kudis, dan lain-lain.

3. Terkena Gigitan Serangga

Hal ini disebabkan karena kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dan juga malas melakukan mandi. Serangga seperti nyamuk sangat senang berkembang biak pada tempat-tempat yang kotor. Sangat berbahaya jika kita terkena gigitan serangga. Seperti penyakit demam berdarah terjadi karena kulit kita digigit nyamuk. Maka dari itu mulai sekarang agar selalu memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya.

4. Disebabkan Penyakit

Gatal bisa terjadi karena kita mempunyai penyakit yang dapat memicu datangnya gatal di badan. Contohnya seperti penyakit cacar air. Dari benjolan-bejolan penyakit cacar air ketika sudah mengering umumnya akan menyebabkan rasa gatal di seluruh tubuh.

5. Faktor Cuaca Lingkungan

Ada juga gatal disebabkan karena faktor cuaca lingkungan yang tidak menentu. Pergantian cuaca panas ke dingin atau sebaliknya bisa membuat beberapa orang menjadi kegatalan. Hal ini karena kulit sangat sensitif terhadap perubahan cuaca lingkungan.

Cara Menghilangkan Gatal Di Badan Secara Alami Menggunakan Obat Tradisional

Setelah kita memahami beberapa faktor umum yang bisa menimbulkan penyakit gatal di badan, kini saatnya kita membahas ke cara mengatasinya. Cara ini hanya menggunakan cara tradisional atau secara alami saja. Karena selain biayanya murah dan juga keampuhannya tidak kalah dengan obat modern.

1. Cara Menghilangkan Gatal Di Badan Dengan Daun Salam

Daun salam selain bisa dijadikan untuk penyedap masakan seperti nasi liwet dan juga bisa kita jadikan sebagai obat tradisonal alternatif untuk menyembuhkan penyakit gatal. Bukan hal yang sulit bukan untuk menemukan daun salam? Cara menggunakannya setelah daun salam Anda cuci sampai bersih kemudian tumbuk sampai halus. Nanti hasil tumbukan daun salam tersebut Anda oleskan terhadap kulit yang teras gatal.

2. Garam Dicampur Dengan Minyak Goreng

Obat alami kedua ini juga masih perlengkapan dapur yang biasa kita gunakan untuk memasak. Simpan dulu garam dan minyak gorengnya untuk memasak jika badan kita terasa gatal-gatal. Siapkan piring kecil tuangkan minyak goreng secukupnya dan campurkan garam dapur sedikit. Aduk sampai rata kemudian oleskan campuran garam dan minyak goreng tersebut ke bagian tubuh yang terasa gatal.

3. Gatal Dapat Diatasi Dengan Jahe

Memang banyak sekali manfa’atnya dari tumbuhan jahe ini. Jahe bisa kita jadikan untuk menghilangkan bau badan tidak sedap. Jahe juga bisa kita gunakan untuk menghilangkan rasa gatal di sekujur tubuh. Caranya ambil jahe sebanyak 30 gram lalu cuci sampai bersih. Kemudian Anda ambil juga cuka sebanyak 60 cc, gula merah dan beras putih secukupnya. Lalu bahan-bahan tersebut Anda rebus dalam 800 cc hingga air rebusan tersisa tinggal setengahnya. Tunggu sampai dingin lalu saring air rebusan jahe dan Anda minum secara teratur.

4. Lidah Buaya Dipercaya Dapat Mengatasi Gatal Di Badan

Kandungan aloe vera yang terdapat dalam gell lidah buaya mampu untuk menghilangkan gatal di badan. Tidak banyak cara untuk menggunakan gell lidah buaya sebagai obat gatal Anda. Cukup Anda ambil lidah buaya dan potong menjadi dua. Lalu ambil gell lidah buaya dan oleskan terhadap badan yang terasa gatal. Memang untuk pengobatan yang sebentar tidak akan langsung terasa efeknya. Oleh karena itu lakukan hal ini sesering mungkin demi untuk proses penyembuhan lebih cepat lagi.

5. Atasi Rasa Gatal Dengan Kulit Pisang

Wah ternyata buah pisang ini bukan hanya buahnya saja yang enak dikonsumsi serta mengandung banyak vitamin yang baik untuk tubuh. Kulit pisang yang biasa kita buang ke tempat sampah ternyata mampu sebagai solusi terbaik untuk mengobati penyakit gatal. Dari sekarang setelah makan pisang jangan cepat-cepat Anda buang kulit pisangnya ya. Namun kulit pisang tersebut Anda gunakan untuk mengatasi gatal-gatal pada kulit. Caranya ambil kulit pisang dan tempelkan bagian dalam kulit pisang pada kulit yang terasa gatal. Kemudian pijat-pijat kulit pisang secara halus dan perlahan. Tunggu reaksinya setelah Anda melakukannya secara rutin dan teratur.

ulisan cara menghilangkan gatal di badan menggunakan trik jitu secara alami atau obat tradisional ini bisa menjadi referensi berguna bagi yang membutuhkan. Intinya jika kita tidak ingin menderita penyakit gatal, maka kita harus rajin membersihkan badan dan lingkungan. Kemudian Anda ketahui jenis makanan apa yang bisa menimbulkan rasa gatal kulit Anda.

Suka dengan artikel ini? Yuk, bagikan!


http://info-menarik.net/cara-menghilangkan-gatal-di-badan-trik-jitu-cara-alami-tradisional/

KEFAKIRAN DAN KEKAYAAN

KEFAKIRAN DAN KEKAYAAN

KEFAKIRAN DAN KEKAYAAN

Oleh
Syaikh DR. Abdul Bâri ats-Tsubaiti

Kekayaan dan kemiskinan merupakan ujian dari Allâh Azza wa Jalla terhadap para hamba-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan. [Al-Anbiyâ/21:35]

Dan sungguh menakjubkan keadaan seorang Mukmin, jika ditimpa kesulitan dan penderitaan, ia bersabar, sehingga itu menjadi kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesenangan dan kegembiraan, ia bersyukur, sehingga itu juga menjadi kebaikan baginya.

Adanya perbedaan rezeki ini juga menyebabkan roda kehidupan berjalan normal. Yang kaya bisa mempekerjakan yang miskin dengan upah, sehingga kebutuhan masing-masing bisa terpenuhi dengan baik. Si kaya membantu si miskin dengan hartanya, sementara si miskin membantu dengan keahliannya.

Jika Allâh Azza wa Jalla menguji seorang hamba dengan kemiskinan maka sabar merupakan ibadah termulianya. Barangsiapa sempit rezekinya dan kehidupannya susah, maka janganlah ia berkecil hati, karena kehidupan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mayoritas para Shahabat yang mulia juga pas-pasan bahkan dalam kekurangan. Perhiasan dunia yang akan sirna ini tidak pantas untuk disedihkan tatkala luput.

Agar jiwa menjadi tenteram dan menyadari betapa besar karunia Allâh Azza wa Jalla kepadanya sehingga bisa bersyukur kepada Allâh Azza wa Jalla , maka dengarkanlah pengarahan dari Nabi kita yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ مِمَّنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ

Jika salah seorang dari kalian melihat orang yang lebih unggul dalam harta dan tubuh maka hendaknya ia melihat kepada orang yang di bawahnya, yakni orang yang ia ungguli [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Dalam riwayat Imam Muslim ada tambahan:

فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ

Maka hal itu lebih layak menjadikan kalian agar tidak meremehkan karunia Allâh Azza wa Jalla kepada kalian

Sungguh Islam telah menyeru orang-orang faqir sebagaimana Islam menyeru orang-orang kaya supaya mereka mendidik jiwa mereka agar menjadi jiwa yang kaya, dengan mengekang nafsunya, mengaturnya sehingga bisa menggapai sifat qanâ’ah dan ridha terhadap pemberian Allâh Azza wa Jalla meskipun dianggap sedikit. Apapun yang telah Allâh Azza wa Jalla tetapkan sebagai bagianmu tidak akan pernah luput darimu. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ

Ridhalah dengan apa yangAllâh Azza wa Jalla bagikan untukmu maka engkau akan menjadi manusia terkaya [HR. At-Tirmidzi]

Bagi orang-orang yang diuji oleh Allâh Azza wa Jalla dengan kemiskinan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan. Adab-adab ini ada yang terkait hati, penampilan zhahir, pergaulan dan aktivitas lainnya.

Yang terkait batin yaitu hendaknya ia tidak membenci ujian Allâh Azza wa Jalla kepadanya berupa kemiskinan.

Yang terkait zhahir, hendaknya ia tetap menjaga kehormatan diri dan tampil bersih. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ

Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta” [Al-Baqarah/2:273]

Sedangkan adab dalam pergaulan, hendaknya ia tidak merendahkan diri dihadapan orang kaya hanya karena kekayaan mereka. Jika ada kebenaran yang harus disampaikan, maka dia harus menyampaikannya, bukan diam atau bersikap pura-pura demi meraih harta si kaya.

Adapun adab dalam aktifitas harianya, hendaknya ia tidak malas dalam beribadah hanya karena dia faqir. Juga janganlah kefaqirannya menghalanginya dari bersedekah walaupun sedikit.

Dalam ayat ini Allâh Azza wa Jalla mendahulukan penyebutan sifat faqir para wali-Nya daripada pujian-Nya terhadap hijrah mereka, dan Allâh Azza wa Jalla tidaklah menyifati orang yang dicintai-Nya kecuali dengan sifat yang Allâh Azza wa Jalla cintai. Kalau bukan karena kefaqiran merupakan sifat yang sangat dicintaiAllâh Azza wa Jalla tentu Allâh Azza wa Jalla tidak memuji orang-orang yang Allâh Azza wa Jalla cintai dengan sifat tersebut.

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda :

اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءُ

Aku melihat surga maka aku lihat mayoritas penghuninya adalah orang-orang faqir” [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Meski demikian, Islam berusaha mengatasi kemiskinan dengan menyeru orang-orang kaya untuk berbuat baik serta menyantuni kaum faqir serta berusaha mengangkat kesulitan mereka. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَأَحْسَبُهُ قَالَ وَكَالْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ

Seseorang yang berusaha membantu janda dan orang miskin seperti seorang mujahid di jalan Allâh –dan aku menyangka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata- dan seperti seorang yang shalat malam tanpa lelah dan seperti orang yang berpuasa tanpa berbuka” [HR. Muslim]

Islam juga mengatasi kemiskinan dengan menyeru orang-orang miskin untuk bekerja, tidak malas dan berpangku tangan, agar mereka tidak menjadi beban masyarakat. Berusaha mengentaskan kemiskinan dan bekerja mencari rizki merupakan perkara yang disyariatkan dan terpuji.

Diantara doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Ya Allâh aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri, dan kecukupan [HR. Muslim]

Dan rizki yang banyak merupakan salah satu buah dari amal shaleh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Barang siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturahmi [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Pekerjaan dengan memproduksi atau keahlian atau pertanian merupakan kemuliaan, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطٌّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

Tidaklah seorangpun memakan suatu makananpun yang lebih baik dari memakan hasil kerja tangannya sendiri [HR. Al-Bukhâri]

Inilah sikap yang tepat dan jalan yang benar, adapun meminta-minta (bukan karena terpaksa) atau karena ingin memperbanyak hartanya maka itu merupakan sifat tercela dan perbuatan buruk. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلْ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ

Barangsiapa meminta kepada manusia harta mereka dalam rangka memperbanyak hartanya maka sesungguhnya ia meminta bara api, maka silahkan ia meminta sedikit atau ia meminta yang banyak [HR. Muslim]

Tidak diragukan bahwa diantara faktor peningkatan angka kemiskinan pada masyarakat Islam adalah karena mereka tidak memperhatikan perkembangan, terlena dengan riba dan malas berusaha. Padahal kemiskinan itu sering menimbulkan dampak negatif terutama saat iman melemah, apalagi saat kehilangan iman.

Kemiskinan dianggap sebagai salah satu sebab utama munculnya berbagai perbuatan hina, perzinahan, pencurian, peningkatan angka kriminal, keretakan keluarga, bahkan pembunuhan. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya:

أَيُّ الذَّنْبِ أَكْبَرُ عِنْدَ اللهِ؟ أَنْ تَدْعُوَ للهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ. قَالَ : ثُمَّ أَيٌّ؟ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ

Dosa apakah yang terbesar di sisi Allâh? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau berdoa kepada selain Allâh padahal Allâh Azza wa Jalla telah menciptakanmu.” Lalu ditanya lagi, “Kemudian dosa apa lagi?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau membunuh anakmu karena takut ia ikut makan bersamamu” [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Kemiskinan juga memberikan dampak negatif dalam kehidupan masyarakat, ditandai dengan munculnya kedengkian dan permusuhan. Disinilah peran para ahli ilmu dan cendikiawan serta orang-orang kaya untuk bersungguh-sungguh dalam mengatasi kemiskinan dengan mengharapkan pahala dari Allâh Azza wa Jalla , dan menjaga masyarakat dari dampak negatif kemiskinan, yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang miskin, menggali dan mengembangkan kemampuan dan bakat mereka. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا

Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allâh Azza wa Jalla sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. [Al-Muzammil/73:20]

(Diringkas dari Khutbah Jum’at di Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah pada 3/7/1435 H )

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XVIII/1436H/2014.

Sumber: https://almanhaj.or.id/4124-kefakiran-dan-kekayaan.html