NURUL ABROR

Minggu, 16 Desember 2018

Wali Pitu Sebuah Jejak Dakwah Di Pulau Dewata Bali

Wali Pitu Sebuah Jejak Dakwah Di Pulau Dewata Bali

 9 Februari 2018 Abdul Wahab

Jika di Jawa di ketahui ada , di Bali ada Wali pitu (7) alias Sab’atul Awliya’ . Sebagaimana makam para wali di Jawa, makam tujuh wali di Bali juga di ziarahi kaum muslimin. Bali, yang termasyhur sebagai Pulau Dewata dan tujuan wisata nomor wahid di Indonesia, ternyata menyimpan khazanah dakwah Islam.

Di beberapa tempat terdapat makam para wali, seperti di Denpasar, Karangasem, Tanah Lot. Jumlahnya tujuh, karena itu disebut juga Wali Pitu. Seperti halnya makam Wali Songo di Jawa, makam ketujuh wali di Bali juga sering di ziarahi kaum muslimin dari berbagai penjuru tanah air. Seperti halnya di kompleks makam para wali di Jawa, di sekitar makam Wali Pitu di Bali juga tumbuh pasar rakyat tradisional seperti warung-warung makan, pedagang bakso, toko buku dan kitab. Tentu saja juga ada yang berjualan berbagai peralatan ibadah seperti baju koko, sarung, kopiah, tasbih, minyak wangi.

Pulau Bali menyimpan jejak dakwah Islam yang masyhur yang turut menambah deret tujuan pariwisata di pulau yang dikenal sebagai pulau dewata. Terdapat 7 (tujuh) makam wali yang dianggap keramat yang tersebar di beberapa tempat, karena itu disebut juga Wali Pitu atau Wali Tujuh, yang hingga saat ini kerap diziarahi kaum muslim maupun non muslim dari berbagai
penjuru tanah air. Mereka adalah:

Wali Pitu (7) Sab’atul Awliya’

Raden Mas Sepuh / Pangeran Amangkuningrat (Keramat Pantai Seseh)Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi (Keramat Bukit Bedugul)Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Hamid (Keramat Pantai Kusamba)Habib Ali Zainal Abidin Al Idrus (Keramat Karangasem)Syeikh Maulana Yusuf Al Baghdadi Al Maghribi (Keramat Karangasem)Syeikh Abdul Qodir Muhammad (Keramat Karangrupit)Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih (Jembrana)

Islam telah masuk ke Pulau Bali semenjak abad ke-15 M, yang dibuktikan oleh catatan lokal saat Dalem Ketut Ngelesir menjadi raja Gelgel pertama (1380—1460 M) dan mengadakan kunjungan ke keraton Majapahit atas undangan Prabu Hayam Wuruk. Beliau pulang ke Bali dengan diiringi 40 (empat puluh) orang dari Majapahit, yang konon di antara mereka terdapat Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil. Peristiwa ini dijadikan patokan masuknya Islam di Pulau Bali yang bermula di kerajaan Gelgel, dan berkembang terus hingga saat ini

Daftar Alamat Wali Pitu Pulau Dewata Bali:

1. Pangeran Mas Sepuh / Syeh Achmad Chamdun Choirussholeh / Raden Amangkurat. Makamnya di Desa Munggu Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Dikenal dengan “Makam Keramat Seseh“.

2. Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al Maghribi. Makamnya di atas bukit Bedugul Kabupaten Tabanan. Dikenal dengan “Makam Keramat Bedugul“.

3. Habib Ali Bin Abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al Khamid. Makamnya di Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung. Dikenal dengan “Makam Keramat Kusamba“.

4. Syeh Maulana Yusuf Al Baghdadi Al Maghribi. Makamnya di Desa Bungaya Kangin kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem. Dikenal dengan nama “Makam Keramat Kembar“.

5. Habib Ali Bin Zainul Abidin Al Idrus. Makamnya di Desa Bungaya Kangin Kecamatan Bebandem Kabupaten Klungkungan. Dikenal dengan nama “Makam Keramat Kembar“.The Kwan Lie, bergelar:

6. Syeh Abdul Qodir Muhammad. Makamnya di Desa Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Dikenal dengan nama “Makam Keramat Karang Rupit“.

7. Habib Ali Bin Umar Bin Abu Bakar Bafaqih. Makamnya di Jalan Loloan Barat Kecamatan Nagara Kabupaten Jembrana. Di kenal dengan nama “Makam Keramat Loloan

https://www.santrionline.net/2018/02/wali-pitu-sebuah-jejak-dakwah-di-pulau-dewata-bali.html