NURUL ABROR

Senin, 11 Maret 2019

Merasakan Gejala Ini? Tandanya Kamu Perlu Diruqyah

Merasakan Gejala Ini? Tandanya Kamu Perlu Diruqyah

Orbit | Selasa, 20 Februari 2018 09:00

Reporter : Baiquni

Sering lupa bilangan rakaat sholat? Bisa jadi kamu diganggu jin.

Dream - Kasus sakit namun tak bisa didiagnosa secara medis masih kerap terjadi di masyarakat. Orang yang bersangkutan merasakan sakit parah, namun dokter menyatakan tidak menemukan adanya penyakit.

Sakit tersebut bisa jadi karena gangguan yang tidak lazim. Bahkan tidak hanya sakit, perasaan hati yang tidak tenang bisa jadi tanda kamu sedang diganggu jin.

Peristiwa semacam ini juga pernah dialami para sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Untuk bisa sembuh, mereka diberi terapi dengan ruqyah, yaitu pembacaan ayat-ayat Alquran guna mencegah gangguan makhluk halus.

Dalam hadis riwayat Muslim, Auf bin Malik Al Asyja'i mengatakan, "Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyah, dan kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu?" Rasulullah SAW bersabda, "Perlihatkan padaku ruqyah kalian. Tidak apa-apa dengan ruqyah jika tidak mengandung kemusyrikan."

Terkadang kita merasakan gejala-gejala sakit tertentu, atau perasaan yang tidak tenang. Jika dalam kondisi demikian, bisa jadi kamu membutuhkan terapi berupa ruqyah.

Ada sejumlah tanda yang menunjukkan perlunya kamu meruqyah diri. Tanda-tanda tersebut seperti: sering pusing sebagian, leher terasa berat. Dada terasa sesak dan panas. Sakit pada perut.

Kemudian, sering bermimpi menakutkan. Sering pula berprasangka buruk atau was-was. Merasa ada yang mengikuti atau mengawasi. Sering lupa jumlah rakaat shalat

Terasa berat mengantuk setiap berdzikir, membaca quran, atau berada dalam majelis ilmu . Sering sulit bangun pagi atau kesiangan sholat Subuh. Terhalang rezeki, sering gagal dalam berusaha atau mencari nafkah.

https://www.dream.co.id/orbit/gejala-gejala-pertanda-perlunya-tubuh-diruqyah-1802197.html

Makanan yang Ampuh Mengusir Perut Kembung

9 Makanan yang Ampuh Mengusir Perut Kembung

Oleh Irene Anindyaputri Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: .

Perut kembung  adalah masalah yang sangat umum. Meskipun biasanya perut kembung akan hilang sendiri, kadang hal ini bisa terasa sangat tidak nyaman dan mengganggu. Apalagi kalau perut mulai begah dan Anda serasa ingin buang gas terus-menerus. Perut pun akan tampak membesar seperti buncit. Anda pun pasti ingin segera mengusir perut kembung. Untuk meredakan masalah pada pencernaan Anda, perhatikan makanan yang Anda konsumsi. Beberapa makanan bisa memperparah rasa begah, tapi makanan tertentu justru ampuh dalam mengusir perut kembung. Jadi, perhatikan jenis-jenis makanan berikut ini.

Mengapa perut bisa kembung?

Ketika Anda mulai merasa begah, biasanya ini karena tubuh Anda terisi terlalu banyak gas, air, atau zat-zat yang tidak bisa dicerna oleh tubuh. Akibatnya, perut Anda akan terasa penuh dan membesar. Pada beberapa kasus, orang-orang mengeluhkan rasa sesak karena pakaian atau celana jadi terasa lebih sempit. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan perut kembung. Misalnya makan terlalu banyak, makan terlalu cepat, minum minuman berkarbonasi,minum dari sedotan, makan permen karet, atau perubahan hormon yang terjadi pada saat perempuan menstruasi.

Makanan apa yang harus dihindari saat kembung?

Jenis-jenis makanan tertentu bisa memicu perut kembung. Maka, berhati-hatilah jika perut Anda mulai terasa begah. Hindari makanan-makanan berikut ini jika Anda tidak ingin semakin mengacaukan sistem pencernaan tubuh.

Makanan asin

Makanan asin mengandung sodium yang tinggi dari garam. Kelebihan kadar sodium bisa menyebabkan retensi cairan atau keadaan di mana air tidak bisa dikeluarkan dari tubuh. Akibatnya, air akan tertampung terlalu banyak dan menyebabkan perut terasa penuh.

Produk dari susu

Untuk orang-orang yang mengalamikesulitan mencerna laktosa, mengonsumsi berbagai produk susu bisa meningkatkan risiko perut kembung. Laktosa sendiri adalah sejenis gula yang terdapat pada produk-produk susu. Agar laktosa bisa dicerna dengan baik, tubuh memerlukan enzim tertentu. Kekurangan enzim ini mampu menyebabkan pembentukan gas di dalam saluran pencernaan.

Kubis

Kubis mengandung raffinose, zat gula yang baru akan dicerna oleh proses fermentasi bakteri. Proses tersebut menghasilkan gas berlebih yang kemudian akan membuat Anda merasa kembung. Jadi, perhatikan porsi Anda ketika mengonsumsi kubis.  

Makanan dengan pemanis buatan

Beberapa jenis pemanis tambahan memiliki kandungan zat-zat yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh. Zat-zat tersebut akan menumpuk dalam perut dan akhirnya membuat perut Anda terasa kembung. Sebaiknya batasi dan ingat-ingat takaran gula yang sudah Anda konsumsi setiap harinya.

Makanan yang bisa mengusir perut kembung

Untungnya, ada berbagai bahan alami yang mudah ditemukan untuk melawan efek perut kembung bagi tubuh. Makanan-makanan ini mengandung khasiat rahasia yang ampuh mengusir perut kembung. Cobalah berbagai makanan di bawah ini untuk mengatasi masalah pencernaan Anda.

1. Timun

Timun kaya akan kandungan quercetin, salah satu zat aktif bersifat antioksidan yang mampu membantu mengempiskan perut yang begah dan membengkak. Selain itu, Anda juga bisa menemukan silika, asam kafeat, dan vitamin C yang berfungsi untuk mencegah retensi cairan dalam tubuh. Anda bisa langsung mengonsumsi timun mentah atau mencampurkan irisan timun dalam air minum Anda.

2. Seledri

Selain timun, sayuran hijau lain yang bisa membantu meredakan perut kembung adalah seledri. Seledri bisa mengendalikan gas berlebih dalam saluran pencernaan Anda. Karena kemampuannya untuk membersihkan tubuh dari berbagai racun dan zat berbahaya, sayuran ini pun ampuh untuk mencegah penumpukan makanan atau cairan.

3. Pisang

Makanan yang kaya akan kalium bisa membantu melawan efek samping kelebihan makanan yang asin. Kalium akan menetralkan kadar sodium dalam tubuh dan mencegah retensi cairan. Pisang adalah salah satu buah yang kaya akan kalium. Pisang juga mengandung serat larut yang akan melancarkan saluran pencernaan Anda sehingga makanan-makanan yang tertumpuk di perut akan lebih cepat terurai.  

4. Semangka

Buah lain yang menawarkan banyak kandungan kalium adalah semangka. Semangka juga bersifat diuretik sehingga ginjal akan semakin terpacu untuk membuang air seni. Hal ini tentu akan semakin cepat mengempiskan perut Anda yang begah karena kelebihan gas atau cairan. Karena buah ini mengandung 92% air, semangka kaya akan elektrolit dan enzim yang dibutuhkan guna mencerna berbagai zat seperti pemanis tambahan.

5. Pepaya

Pepaya menawarkan segudang manfaat untuk pencernaan yang lebih sehat. Kandungan enzim papain dalam buah ini akan membantu mengurai protein dalam saluran pencernaan Anda. Selain itu, pepaya juga kaya akan serat dan zat-zat antiperadangan yang akan mempercepat proses melegakan perut yang begah.

6. Kunyit

Khasiat kunyit untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan sudah dipercaya sejak lama. Tak terkecuali perut kembung. Kunyit mampu menenangkan sistem pencernaan Anda dengan mengusir gas yang terjebak dalam tubuh. Untuk menghilangkan perut kembung, Anda bisa minum sari kunyit (jamu) atau mencampurkannya dalam makanan Anda.

7. Jahe

Tumbuhan akar-akaran yang satu ini adalah sahabat baik untuk sistem pencernaan Anda. Jahememiliki kandungan protease bernama zingibain yang ampuh untuk melawan gas berlebih dalam perut. Sebaiknya Anda mengonsumsi jahe segar, bukan produk yang sudah melalui proses pengemasan dan mengandung pengawet atau pemanis tambahan. Seduh jahe dalam air panas atau teh dan perut kembung Anda akan segera membaik.

8. Bawang putih

Untuk meredakan kembung, bawang putih yang selalu tersedia di dapur Anda bisa menjadi solusinya. Bawang putih mampu merangsang sistem pencernaan dan membuang kelebihan cairan dalam tubuh. Kandungan allicin yang ditemukan pada bawang putih juga akan bekerja dengan baik bersama protein alami yang bisa mengurai berbagai zat dalam tubuh.

9. Yogurt

Pilih yogurt yang kaya akanprobiotik. Berbeda dengan susu, berbagai proses yang telah dilalui yogurt membuatnya lebih mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan probiotik dalam yogurt akan merangsang pertumbuhan bakteri baik yang bisa meredakan perut kembung. Untuk khasiat mengusir kembung yang lebih cepat, Anda bisa mengonsumsi yogurt dengan buah-buahan seperti pisang atau pepaya.

Direview tanggal: April 7, 2017 | Terakhir Diedit: April 7, 2017

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/makanan-untuk-mengusir-perut-kembung/

Tidak akan masuk surga orang sombong

Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih)

Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap sombong.

Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin, I/664, Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi)

Islam Melarang dan Mencela Sikap Sombong

Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ  {18}

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

Dosa Pertama Iblis

Sebagian salaf menjelaskan  bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ {34}

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah)

Hakekat Kesombongan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim no. 91)

An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam)

Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”. Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, cet Daar Ibnu Haitsam)

Sombong Terhadap al Haq (Kebenaran)

Sombong terhadap al haq adalah sombong terhadap kebenaran, yakni dengan tidak menerimanya. Setiap orang yang menolak kebenaran maka dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut.  Oleh karena itu wajib bagi setiap hamba untuk menerima kebenaran yang ada dalam Kitabullah dan ajaran para rasul ‘alaihimus salaam.

Orang yang sombong terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia telah kafir dan akan kekal di neraka. Ketika datang kebenaran yang dibawa oleh rasul dan dikuatkan  dengan ayat dan burhan, dia bersikap sombong dan hatinya menentang sehingga dia menolak kebenaran tersebut. Hal ini seperti yang Allah terangkan dalam firman-Nya,

إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي ءَايَاتِ اللهِ بِغَيْرِ سًلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِن فِي صُدُورِهِمْ إِلاَّ كِبْرٌ مَّاهُم بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ {56}

Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa lasan yang sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yang mereka sekali-klai tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mnedengar lagi Maha Melihat” (QS. Ghafir:56)

Adapun orang yang sombong dengan menolak sebagian al haq yang tidak sesuai dengan hawa nafsu dan akalnya –tidak termasuk kekafiran- maka dia berhak mendapat hukuman (adzab) karena sifat sombongnya tersebut.

Maka wajib bagi para penuntut ilmu untuk memiliki tekad yang kuat mendahulukan perkataan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas perkataan siapa pun. Karena pokok kebenaran adalah kembali kepadanya dan pondasi kebenaran dibangun di atasnya, yakni dengan petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kita berusaha untuk mengetahui maksudnya, dan mengikutinya secara lahir dan batin. (Lihat Bahjatu Qulubil Abrar, hal 194-195, Syaikh Nashir as Sa’di, cet Daarul Kutub ‘Ilmiyah)

Sikap seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,

وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا {36}

Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)

فَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {65}

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS. An Nisaa’: 65)

Sombong Terhadap Makhluk

Bentuk kesombongan yang kedua adalah sombong terhadap makhluk, yakni dengan meremehkan dan merendahkannya. Hal ini muncul karena seseorang bangga dengan dirinya sendiri dan menganggap dirinya lebih mulia dari orang lain. Kebanggaaan terhadap diri sendiri membawanya sombong terhadap orang lain, meremehkan dan menghina mereka, serta merendahkan mereka baik dengan perbuatan maupun perkataan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim” (H.R. Muslim 2564). (Bahjatu Qulubill Abrar, hal 195)

Di antara bentuk kesombongan terhadap manusia di antaranya adalah sombong dengan pangkat dan kedudukannya, sombong dengan harta, sombong dengan kekuatan dan kesehatan, sombong dengan ilmu dan kecerdasan, sombong dengan bentuk tubuh, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Dia merasa lebih dibandingkan orang lain dengan kelebihan-kelebihan tersebut. Padahal kalau kita renungkan, siapa yang memberikan harta, kecerdasan, pangkat, kesehatan, bentuk tubuh yang indah? Semua murni hanyalah nikmat dari Allah Ta’ala. Jika Allah berkehendak, sangat mudah bagi Allah untuk mencabut kelebihan-kelebihan tersebut. Pada hakekatnya manusia tidak memiliki apa-apa, lantas mengapa dia harus sombong terhadap orang lain? Wallahul musta’an.

Hukuman Pelaku Sombong di Dunia

Dalam sebuah hadist yang shahih dikisahkan sebagai berikut ,

أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِشِمَالِهِ فَقَالَ « كُلْ بِيَمِينِكَ ». قَالَ لاَ أَسْتَطِيعُ قَالَ « لاَ اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ.

“Ada seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Orang tersebut malah menjawab, “Aku tidak bisa.” Beliau bersabda, “Apakah kamu tidak bisa?” -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya” (H.R. Muslim no. 3766).

Orang tersebut mendapat hukum di dunia disebabkan perbuatannya menolak perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Dia dihukum karena kesombongannya. Akhirnya dia tidak bisa mengangkat tangan kanannya disebabkan sikap sombongnya terhadap perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah di antara bentuk hukuman di dunia bagi orang yang sombong.

Mengganti Sikap Sombong dengan Tawadhu’

Kebalikan dari sikap sombong adalah sikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-Nya,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ.

Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaan untuknya. Dan tidak ada orang yang tawadhu’ (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 2588)

Sikap tawadhu’ inilah yang akan mengangkat derajat seorang hamba, sebagaimana Allah berfirman,

دَرَجَاتٍ الْعِلْمَ أُوتُوا وَالَّذِينَ مِنكُمْ آمَنُوا الَّذِينَ اللَّهُ يَرْفَعِ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat “ (QS. Al Mujadilah: 11).

Termasuk buah dari lmu yang paling agung adalah sikap tawadhu’. Tawadhu’ adalah ketundukan secara total terhadap kebenaran, dan tunduk terhadap perintah Allah dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan disertai sikap tawdahu’ terhadap manusia dengan bersikap merenadahkan hati, memperhatikan mereka baik yang tua maupun muda, dan memuliakan mereka. Kebalikannya adalah sikap sombong yaitu menolak kebenaran dan rendahkan manusia.  (Bahjatu Qulubil Abrar, hal 110)

Tidak Termasuk Kesombongan

Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan bahwa orang yang memiliki sikap sombong tidak akan masuk surga, ada sahabat yang bertanya tentang orang yang suka memakai pakaian dan sandal yang bagus. Dia khawatir hal itu termasuk kesombongan yang diancam dalam hadits. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwasanya hal itu tidak termasuk kesombongan selama orang tersebut tunduk kepada kebenaran dan bersikap tawadhu’ kepada manusia. Bahkan hal itu termasuk bentuk keindahan yang dicintai oleh Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Indah dalam dzat-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta perbuatan-Nya. Allah mencintai keindahan lahir dan batin.( Bahjatu Qulubil Abrar , hal 195)

Kesombongan yang Paling Buruk

Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata, “Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak  bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi).  Laa haula wa laa quwwata illaa billah.” (Al Kabaa’ir ma’a Syarh li  Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah.)

Pembaca yang dirahmati oleh Allah, semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari sikap sombong. Hanya kepada Allah lah kita memohon. Wa shalallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.

Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki

Muroja’ah: M. A. Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

(nahimunkar.org)

(Dibaca 675 kali, 1 untuk hari ini)

https://www.nahimunkar.org/jauhilah-sikap-sombong/

Tangan kanan tak bisa diangkat

Tangan dan kaki keringatan = Sering ragu, tidak percaya diri = Kalo punya keinginan selalu ngotot

Tangan kanan kebas = Sering jengkel dan putus asa dalam pekerjaan

Tangan kanan sakit = Ada kejengkelan dalam pekerjaan

Tangan kanan tak bisa diangkat = Jengkel bila nasehatnya (tentang kebaikan) kepada orang lain tidak diikuti = Jengkel karena nasehatnya pada anggota keluarga tidak dilaksanakan

Tangan kesemutan dan kebas = Sering marah dan jengkel pada anak dan pasangan

Tangan kiri (telapak tangan) sakit dan gatal = Sering jengkel bila melihat kelakuan pasangan atau orang tua

Tangan sakit = Merasa mampu (takabur) dalam menangani masalah

Tangan sakit berpindah-pindah = Amalan salah

Tangan sakit, jari kaku = Ada kejengkelan yang kuat dalam hal pekerjaan

Tangan dan kaki keringatan = Sering ragu, tidak percaya diri = Kalo punya keinginan selalu ngotot

Tangan kanan kebas = Sering jengkel dan putus asa dalam pekerjaan

Tangan kanan sakit = Ada kejengkelan dalam pekerjaan

Tangan kanan tak bisa diangkat = Jengkel bila nasehatnya (tentang kebaikan) kepada orang lain tidak diikuti = Jengkel karena nasehatnya pada anggota keluarga tidak dilaksanakan

Tangan kesemutan dan kebas = Sering marah dan jengkel pada anak dan pasangan

Tangan kiri (telapak tangan) sakit dan gatal = Sering jengkel bila melihat kelakuan pasangan atau orang tua

Tangan sakit = Merasa mampu (takabur) dalam menangani masalah

Tangan sakit berpindah-pindah = Amalan salah

Tangan sakit, jari kaku = Ada kejengkelan yang kuat dalam hal pekerjaan

http://tiganovana.blogspot.com/2013/05/bengkel-hati-ustadz-danu.html?m=1

Perut mual/muntah

Perut mual/muntah = Kalo dinasehati agak susah, suka membantah, menolak nasehat

http://tiganovana.blogspot.com/2013/05/bengkel-hati-ustadz-danu.html?m=1