NURUL ABROR

Rabu, 27 Maret 2019

Aturan Penulisan dalam Karya Ilmiah

Aturan Penulisan dalam Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi)


A. CARA MENULIS KUTIPAN DAN SUMBER KUTIPAN

Aturan penulisan kutipan dan sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah di lingkungan STAI Sukabumi adalah menggunakan sistem Harvard sebagai berikut.
1. Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’.

2. Jika kalimat yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua spasi.

Contoh.
Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional ialah kemampuan memberi dan menerima cinta, bukan cinta dalam arti yang penuh romantik atau memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti “… a relationship that nourishes us as we give, and enriches us as we spend, and permits ego an alter ego in mutual harmony” (Cole, 1993: 832).

3. Jika kalimat yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik mulai pada pukulan ke enam dan baris kedua diketik mulai pukulan ke empat.

Contoh.
Lindgren (1976: 225) memandang faktor kepribadian sebagai ego strength yang mempengaruhi keberhasilan seseorang, sebagaimana dikemukakannya bahwa:
Ego strength is a general “omnibus” type of factor that positively related to success of all kinds, in the classroom, as well as elsewhere. Other personality factors are specific in terms of the kind of school performance to which they are related.

4. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir kedua di atas.

5. Penulisan sumber kutipan ada beberapa alternatif sebagai berikut.
a. Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya diletakkan di dalam kurung.

Contoh.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg (1984: 41) bahwa “In Piaget’s theory, children’s intellectual functioning is represented terms of symbolic logic.”

b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung.
Contoh.
“The personality pattern is inwardly, determined by and closely associated with the maturation of the physical and mental characteristics which constitute the individual’s hereditary endowment” (Hurlock, 1979:19).

c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh mengutip pendapat Chomsky dari buku yang ditulis Yelon dan Weinstein:
Chomsky (Yelon dan Weinstein, 1977: 62) mengemukakan bahwa “…children are born with innate understanding of the structure of language.”

d. Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan. Misalnya, Sharp dan Green (1996: 1). Kalau penulisnya lebih dari dua orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et al. Misalnya, Mc Clelland et al. (1960: 35). Perhatikan titik setelah al. Sebagai singkatan dari ally dan kedua kata itu ditulis dengan huruf miring.

e. Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut.
Beberapa studi tentang anak anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972; Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut).

f. Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.
Contoh: (Bray, 1998a, 1998b).

g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah:
(Tn.1972: 18).

h. Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.

Catatan:
(1) Model kutipan tidak mengenal adanya catatan kaki untuk sumber dengan berbagai istilah seperti ibid., op.cit., loc.cit. vide dan seterusnya. Catatan kaki diperbolehkan untuk memberi penjelasan tambahan terhadap suatu istilah yang ada pada pada teks tetapi tidak mungkin ditulis pada teks karena akan mengganggu alur uraian.
(2) Nama penulis dalam kutipan adalah nama belakang atau nama keluarga dan ditulis sama dengan daftar pustaka.

B. CARA MENULIS ANGKA

Cara menulis angka dalam suatu kalimat adalah sebagai berikut.
1. Ditulis dengan kata-kata apabila angka tersebut kurang dari 10.
Contoh :
Dalam dua minggu ini la bekerja keras untuk menyelesaikan tugas akhirnya.

2. Ditulis dengan angka Arab apabila angka tersebut 10 atau lebih.
Contoh :
Dari 20 kandidat untuk jabatan Ketua organisasi tersebut lima dinyatakan berhak mengikuti pemilihan tingkat akhir.

3. Untuk simbol kimia, matematika, statistika dan seterusnya, penulisannya dilakukan sesuai dengan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.

C. CARA MENULIS SINGKATAN
Penulisan singkatan mengikuti aturan sebagai berikut.
1. Untuk penulisan pertama kali suatu nama harus ditulis lengkap dan kemudian diikuti dengan singkatan resminya dalam kurung.
Contoh:
Dalarn laporan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebutkan bahwa…

2. Untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam kurung digunakan tanpa perlu menuliskan kepanjangannya:
Contoh:
Dalam laporan PBB tersebut dinyatakan pula bahwa…..

3. Singkatan yang tidak resmi tidak boleh digunakan.

D. CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA

Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ini adalah sebagai berikut.
1. Disusun secara alfabetis. Jika huruf awal sama maka huruf kedua dari nama penulis itu menjadi dasar ututan demikian seterusnya.

2. Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan (disingkat). Hal ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia. Cara penulisan inilah yang berlaku secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan uadisi Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip nama apakah yang lebih dikenal di masyarakat, melainkan apakah nama belakangnya, tanpa memperhitungkan apakah nama itu merupakan nama keluarga atau bukan.
Misalnya:

Abdul Hamid ditulis Hamid, A
Tuti Heryawati-Mulyono ditulis Herawati-Mulyono, T.
Bonar Situmorang ditulis Situmorang, B.
John Burns ditulis Burns, J.

3. Tahun penerbitan, judul sumber tertulis yang bersangkutan dengan digarisbawahi atau dicetak miring, kota tempat penerbit berada, dan nama penerbit.

4. Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua dan seterusnya diketik mulai pukulan kelima atau satu tab dalam komputer. Jarak antara baris satu dengan berikutnya ada satu spasi, sedangkan jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya adalah dua spasi.
Contoh:
Boediono. (1998). Dampak Krisis Ekonomi terhadap Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian Sains dan Teknologi UI.
Kartodirdjo, S. (1987). Kebudayaan Pembangunan dalam perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Clark, D., et al. (1998). Financing of Education in Indonesia. Manila: Asian Development Bank.
Darling-Hammond, L. (1997). The Right to Learn. San Francisco: Jossey Bass.

E. CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA BERDASARKAN JENIS SUMBER YANG DIGUNAKAN

1. Sumbernya Jurnal
Penulisan jurnal dalam Daftar Pustaka mengikuti urutan: nama belakang penulis, nama depan penulis (disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di antara tanda petik), judul jurnal dengan huruf miring/digarisbawahi dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arab dan digarisbawahi tanpa didahului dengan singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada) dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan “pp” atau “h”.
Contoh :
Barrett-Lennard, G.T. (1983). “The Empathy Cycle: Refinement of A Nuclear Concept”. Journal of Couceling Psychology. 28, (2), 91-100.

2. Sumbernya Buku
Kalau sumbernya berupa buku, urutan-urutan penulisannya adalah: nama belakang penulis, nama depan (dapat disingkat), tahun penerbitan, judul buku digarisbawahi, edisi, kota asal, penerbit. Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut.

a. Jika buku ditulis oleh seorang saja:

Poole, M.E. (1976). Social Class and Landuage Utilization at the Tertiary Level. Brisbane: University of Queensland.

b. Jika buku ditulis oleh dua atau tiga orang, maka semua nama ditulis.

Dunkin, M.J. dan Biddle, B.J. (1974). The Study of Teaching. New York Holt Rinehart and Winston.
Lyon, B., Rowen, H.H and Homerow, T.S. (1969). A History of the Western World. Chicago: Rand McNally.

c. Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al. (dicetak miring atau digawisbawahi):

Ghisefi, E. et al. (1981). Measurement Theory .for The Behavioral Sciences. San Francisco: W.H. Freeman and Co.

d. Jika penulis sebagai penyunting:

Philip, H.W.S. dan Simpson, G.L. (Eds) (1976). Australia in the World of Education Today and Tomorrow. Canberra: Australian National Commision.

e. Jika sumber merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang:

Pujianto, (1984). “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang: YP2LPM.

f. Jika buku itu berupa edisi:
Gabriel, J. (1970). Children Growing Up: Development of Children’s Personality (third ed.). London: University of London Press.

3. Sumbernya di luar Jurnal dan buku
a. Berupa skripsi, tesis, atau disertasi.

Soelaeman, MI (1985). Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis terhadup Situasi Kehidupan dan Pendidikan Dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Nugraha, Mulyawan S (2008). Pelaksanaan Konsep Manajemen Pendidikan pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandung. Tesis Magister pada PPs UIN SGD Bandung: Tidak diterbitkan.

b. Berupa publikasi Departemen.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional. Jakarta: Depdikbud.

c. Berupa dokumen

Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta: Depdikbud.

d. Berupa makalah

Kartadinata, S. (1989). “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologis”. Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar.

e. Berupa surat kabar
Sanusi, A (1986). “Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Takwa dan Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitatif”. Pikiran Rakyat (8 September 1986).

4. Sumbernya dari Internet
a. Bila karya perorangan
Cara penulisannya ialah:
Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul (edisi), [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]

Contoh:

Thomson, A (1998). The Adult and Me Curriculum. [Online]. Tersedia:http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/ 1998/thompson.html [30 Maret 2000]

b. Bila bagian dari karya kolektif
Cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), [Jenis media]. Penerbit. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]

Contoh:

Daniel, RT. (1995). The history of Western Music. In Britanica online: Macropedia [Online]. Tersedia: http://www.eb.com:180/cgi-bin/g:DocF=macro/5004/45/0.html [28 Maret 2000].

c. Bila artikel dalam jurnal
Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun). Judul Nama Jurnal [Jenis media], volume (terbitan), halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses].

Contoh:

Supriadi, D. (1999). Restructuring the School book Provision System in Indonesia: Some Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis [Online], Vol 7 (7), 12 halaman. Tersedia: http://epaa.asu.edu/epaa/v7n7.html [17 Maret 2000].

d. Bila artikel dalam majalah
Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis media]. volume, jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet [tanggal diakses]

Contoh:

Goodstein, C (1991, September). Healers from the deep. American Health [CD-ROM], 60-64. Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/Article 08A [13 Juni 1995]

e. Bila artikel di surat kabar
Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat Kabar (Jenis media], jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet [tanggal diasloes]

Contoh:

Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reforrnasi Bisa Runtuh. Pikiran Kakyat [Online], halaman 8. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com [9 Maret 2000].

f. Bia pesan dari E-mail
Cara penulisannya:
Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul pesan. E-mail kepada penerima [alamat e-mail penerima].

Contoh:

Nugraha, Mulyawan S. (mulyawan77@yahoo.co.id). (2010, 07 Mei). Bab V Laporan Penelitian. E-mail kepada Dedi Supriadi (Supriadi@ indo.net.id).

Mulyawan S. Nugraha di 5/02/2010 02.44.00 PM

Sumber:
http://staisukabumi.blogspot.com/2010/05/aturan-penulisan-dalam-karya-ilmiah.html?m=1

t

KH Idrus Ramli Beberkan Alasan Dirinya

KH Idrus Ramli Beberkan Alasan Dirinya Tidak Pilih Ma’ruf Amin di Pilpres 2019

Diposting pada 21 Januari , 2019

Ngelmu.co, JAKARTA – Rais Syuriah PCNU Kencong, Jember, Jawa Timur KH Muhammad Idrus Ramli membeberkan alasan mengapa dirinya tidak memilih sesepuh NU yang juga Ketua MUI nonaktif Prof Dr KH Ma’ruf Amin dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Rabu 17 April 2019 mendatang.

Pria yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri ini sebenarnya mengagumi sosok KH Ma’ruf Amin. Terutama dalam hal kealiman dan konsistensinya terhadap Agama.

Baca juga: Posting Foto KH Ma’ruf Amin Sholat, KH Idrus Ramli Cerita Khalifah Umar ‘Pensiun’

“Yang duduk di kursi belakang adalah al-Mukarrom Prof Dr KH Ma’ruf Amin. Terus terang sejak dulu saya mengagumi beliau karena dua hal; kealimannya dan konsistensinya terhadap agama,” kata Idrus Ramli dalam postingan dengan foto KH Maruf Amin dalam akun facebook yang dikutip Ngelmu.co pada Senin (21/1/2019).

“Saya setiap bertemu beliau, selalu melakukan tiga hal; mencium tangan beliau, mendengarkan dawuh beliau dan tentu minta foto bersama beliau. Dan seandainya setelah ini bertemu beliau, pasti hal itu saya lakukan pada beliau,”imbuhnya lagi.

Namun demikian, dalam Pilpres, dirinya keberatan memilih KH Ma’ruf Amin dengan beberapa alasan. Yang pertama, kata dia, derajat keulamaan beliau lebih tinggi daripada jabatan kepresidenan atau jabatan apapun. “Saya enggan menukar derajat keulamaan beliau dengan jabatan apapun,”tandasnya.

Kedua, kata dia, dirinya merasa sayang pada beliau kalau sampai terjun dalam pusaran politik Indonesia akhir-akhir ini, yang tentu khawatir mengotori beliau. “Ketiga, kondisi fisik beliau sepertinya kurang sehat yang akan menjadi persoalan dalam mengemban tugas pemerintahan yang pasti berat,”pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Pilpres diikuti dua pasang calon yakni Jokowi-Ma’ruf Amin dengan nomor urut 01 yang diusung PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP dan didukung PSI dan Perindo. Sementara paslon nomor urut 02 adalah Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra, PKS, PAN, Demokrat serta didukung Partai Berkarya.

Berita Terkini

Survei Litbang Kompas dan 8 Tanda ‘Alam’ Kekalahan Jokowi

Jokowi Sebut Jas Pakaian Eropa, Ini Jawaban Menohok Warganet

Keraton Yogyakarta Dikabarkan Tolak Jokowi, Apa Sebabnya?

Berita Terpopuler

Jokowi Klaim MRT ‘Jasa’ Dirinya dan Ahok, Warganet: Mual, Muntah dan Jijik

Membaca Survei Kompas

Ikuti Facebook Kami

ngelmu.co

https://www.ngelmu.co/masuk-pks-karena-rocky-gerung/