NURUL ABROR

Minggu, 26 Juli 2020

Fungsi Protein bagi Tubuh

Berbagai Fungsi Protein yang Penting untuk Tubuh

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Telur mengandung protein yang berfungsi baik bagi tubuh


Anda tentu sudah sering mendengar protein sebagai salah satu sumber gizi. Selain itu, protein pun tak asing lagi dalam menu makanan Anda sehari-hari.

Protein adalah salah satu zat gizi makro yang sangat krusial untuk tubuh, bersama dengan karbohidrat dan lemak. Direkomendasikan untuk selalu ada dalam menu diet, apa saja fungsi protein untuk tubuh?

Fungsi protein bagi tubuh

Ada banyak sekali fungsi protein. Selain sebagai zat gizi, protein juga memberikan Anda energi. Lebih dari itu, fungsi protein bahkan menjangkau sistem hormon dan enzim.

Berikut ini 7 fungsi protein bagi tubuh, yang tak boleh Anda abaikan.

Fungsi protein #1: membangun dan memelihara jaringan tubuh


Sejak masa sekolah, Anda sudah mengenal fungsi protein sebagai zat gizi untuk membangun, serta memelihara jaringan tubuh. Jumlah protein yang diserap oleh tubuh untuk pemeliharaan tersebut, bergantung pada keadaan kesehatan Anda.

Ibu hamil membutuhkan protein yang lebih banyak dari orang biasa

Misalnya, orang sedang menjalani masa pemulihan setelah operasi dan kecelakaan, membutuhkan asupan protein yang lebih tinggi dari orang biasa. Selain itu, protein dalam jumlah yang lebih besar juga dibutuhkan saat Anda sakit, serta bagi ibu hamil dan menyusui.

Fungsi protein #2: mempercepat reaksi kimia di tubuh


Tubuh memerlukan enzim, yang terdiri atas protein, untuk mempercepat berbagai reaksi biokimia di tubuh. Fungsi protein tersebut dijalankan oleh kombinasi molekul dalam sel, yang disebut dengan substrat. Selain itu, beberapa enzim juga bekerja sama dengan vitamin dan mineral.

Beberapa fungsi di tubuh, yang bergantung pada fungsi enzim yakni sistem pencernaan, produksi energi, pembekuan darah, dan kontraksi otot.

Fungsi protein #3: komunikasi antar bagian tubuh


Selain sebagai enzim, beberapa protein juga diperlukan sebagai hormon. Hormon berperan sebagai pembawa pesan antarsel, jaringan, dan organ tubuh. Hormon diproduksi dan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin, lalu diangkut ke jaringan atau organ yang menjadi target melalui aliran darah.

Hormon diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama, yakni protein atau peptida, steroid, dan turunan asam amino. Hormon protein atau peptida membentuk sebagian besar hormon di tubuh. Misalnya, insulin untuk penyerapan glukosa, glukagon untuk pemecahan glukosa di organ hati, hingga human growth hormone (hGH) untuk pertumbuhan berbagai jaringan.

Fungsi protein #4: memberi struktur tubuh


Beberapa protein juga membantu sel dan jaringan tubuh agar kuat. Protein yang berperan dalam struktur tubuh tersebut berupa keratin, kolagen, dan elastin. Protein-protein tersebut membantu pembentukan kerangka struktur tertentu, agar saling berkait.

Keratin ditemukan pada kulit, rambut, dan kuku. Protein kolagen merupakan protein yang paling banyak terdapat di tubuh, dan mendukung kesehatan struktur tulang, tendon, ligamen, dan kulit. Sementara itu, elastin terdapat di rahim, paru-paru, dan pembuluh darah.

Fungsi protein #5: meningkatkan kekebalan tubuh


Protein juga berperan dalam pembentukan imunoglobulin atau antibodi, yang berfungsi untuk melawan infeksi. Dengan begitu, Anda dapat terlindungi dari berbagai benda asing penyebab penyakit, termasuk bakteri dan virus.

Begitu menghasilkan antibodi untuk melawan bakteri atau virus tertentu, sel tubuh akan selalu bisa merespons dengan cepat, apabila bakteri atau virus yang sama, kembali menyerang di waktu setelahnya. Hal ini terjadi karena tubuh memiliki kekebalan terhadap penyakit yang pernah terpapar tersebut.

Fungsi protein #6: mengangkut dan menyimpan zat gizi


Berbagai zat gizi yang Anda konsumsi, disebarkan oleh protein pengangkut ke berbagai sel tubuh, melalui aliran darah. Zat gizi yang diangkut termasuk vitamin, mineral, gula darah, kolesterol, hingga oksigen.

Contoh protein pengangkut yang mungkin Anda kenal yakni hemoglobin yang membawa oksigen dari paru-paru, menuju jaringan tubuh lain. Ada pula glucose transporters (GLUT), yang membawa glukosa ke sel tubuh. Protein pengangkut tersebut, bekerja dengan membawa zat gizi, yang sudah menjadi tugasnya.

Selain mengangkut zat gizi, ada pula protein yang menyimpan zat gizi. Misalnya, ferritin yang menyimpan zat besi.

Fungsi protein #7: menjaga keseimbangan asam dan basa di tubuh


Berbagai larutan alami, termasuk di tubuh, memiliki tingkat keasaman tertentu. Tingkat keasaman diukur menggunakan skala pH, yang memiliki rentang 0-14. Semakin kecil skala pH, semakin asam larutan tersebut.

Salah satu fungsi protein yakni menjaga derajat keasaman larutan di tubuh, termasuk asam lambung

Sebagai contoh, skala pH yang normal untuk asam lambung adalah 2. Sementara itu, skala pH yang normal untuk darah yakni 7,4. Perubahan skala pH di cairan tubuh, walau kecil, dapat berakhir fatal.

Protein menjadi salah satu pengatur tingkat keasaman atau derajat pH cairan di tubuh. Misalnya, hemoglobin dalam darah juga mengikat asam dalam porsi kecil, yang dapat menjaga kestabilan derajat keasaman di darah.


Sabtu, 18 Juli 2020

Metode Talaqqi

Pengertian


Metode Talaqqi adalah suatu cara belajar dan mengajar Al-Qur'an dari Rasulullah SAW kepada para sahabat beliau, dan kemudian oleh mereka diteruskan ke generasi selanjutnya hingga kini. Metode ini terbukti paling lengkap dalam mengajarkan bacaan Al-Qur'an yang benar, dan paling mudah diterima oleh semua kalangan. Metode ini menjadi bukti historis keaslian Al-Qur'an yang bersumber dari Allah SwT.


Talaqqi dari segi bahasa diambil daripada perkataan yaitu belajar secara berhadapan dengan guru. Sering pula disebut Musyafahah, yang bermakna dari mulut ke mulut (pelajar belajar Al-Qur'an dengan memperhatikan gerak bibir guru untuk mendapatkan pengucapan makhraj yang benar).


Allah berfirman:
"Dan Kami (Allah) telah membacakan (Al-Qur'an itu) kepada (Muhammad) secara tartil". (QS. Al-Furqan : 32)


Rasulullah SAW pernah berpesan supaya pembacaan Al-Qur'an itu diambil dan dipelajari dari 4 orang sahabat terkemuka dengan sabdanya:
"Ambillah bacaan al-Quran itu dari empat orang iaitu; Abdullah Ibnu Mas`ud, Salim, Mu'az bin Jabal dan Ubai bin Ka'ad".
(HR Bukhari, Kitab fadhail amal, Bab al-Qurra min ashab al-nabiy)


Fatimah RA meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW menceritakan kepadanya suatu rahasia yang maksudnya:
"Jibril membaca dan memperdengarkan Al-Qur'an kepadaku setiap tahun sekali, kemudian dua kali setahun, hingga aku dapat merasakan kehadiran ajalku".
(HR Bukhari)

Al-Qur'an juga yang merupakan kalamullah, seharusnya dibaca dengan sebaik-baiknya agar dapat memelihara keaslian bacaan tersebut sesuai dengan hadits berikut ini:
"Sesungguhnya Allah menyukai Al-Qur'an itu dibaca menepati sebagaimana ia diturunkan". (HR Sahih Ibnu Khuzaimah).


Berdasarkan sumber-sumber dari Al-Qur'an dan Al-Sunnah di atas jelaslah menunjukkan metode talaqqi dan musyafahah telah diamalkan dalam pengajaran dan pembelajaran Al-Qur'an sejak dari awal penurunan wahyu kepada Rasulullah SAW.

http://www.pusat-dakwah-alquran.com/talaqqi/pengertian


asmaul khusna

1 الرَّحْمَنُ             Maha Pengasih
2 الرَّحِيم           Maha Penyayang
3 الْمَلِك ُ.     Merajai/Memerintah
4 الْقُدُّوسُ                     Maha Suci
5 السَّلاَمُ                 Kesejahteraan 
6 الْمُؤْمِنُ    Maha beri Keamanan
7 الْمُهَيْمِنُ.         Maha Pemelihara
8 الْعَزِيزُ                 Maha Perkasa 
9   الْجَبَّارُ                       Memaksa
10 الْمُتَكَبِّر     Otoritas Kebesaran   

11 الْخَالِق             Maha Pencipta  
12 الْبَارِئُ            Maha Membuat
13 الْمُصَوِّرُ      Maha Membentuk 
14 الْغَفَّارُ         Maha pengampun
15 الْقَهَّارُ             Maha Memaksa
16 الْوَهَّابُ          Pemberi Karunia
17 الرَّزَّاقُ             Pemberi Rezeki
18 الْفَتَّاحُ         Pembuka Rahmat
19 اَلْعَلِيْمُ         Maha Mengetahui


20 الْقَابِضُ             Menyempitkan  

21 الْبَاسِطُ               Melapangkan 

22 الْخَافِض  Maha Merendahkan 

23 الرَّافِعُ       Maha Meninggikan 

24 الْمُعِزُّ         Maha Memuliakan

25 المُذِل      ُّMaha Menghinakan

26  السَّمِيعُ       Maha Mendengar

27 الْبَصِيرُ.              Maha Melihat

28 الْحَكَمُ     Maha  Menetapkan

29 الْعَدْلُ                      Maha Adil


30 اللَّطِيفُ             Maha Lembut

31 الْخَبِيرُ           Maha Mengenal

32 الْحَلِيمُ         Maha Penyantun

33 الْعَظِيمُ               Maha  Agung  

 34 الْغَفُورُ      Maha Pengampun

 35 الشَّكُورُ    Maha  Menghargai 

 36 الْعَلِيُّ                 Maha Tinggi

 37 الْكَبِير                 Maha Besar 

38 الْحَفِيظُ     Maha Memelihara

39 المُقيِت        Maha Mencukupi 


40 الْحسِيبُ   Maha Perhitungan

41 الْجَلِيلُ                 Maha Luhur
42 الْكَرِيمُ                  Maha Mulia
43 .الرَّقِيبُ     Maha Mengawasi
44 الْمُجِيبُ     Maha Mengijabah 
45 الْوَاسِعُ.                  Maha Luas  

46 الْحَكِيمُ.         Maha Bijaksana

47 الْوَدُودُ         Maha  Mengasihi
48 الْمَجِيدُ                  Maha Mulia
49 الْبَاعِثُ           Membangkitka


50 الشَّهِيدُ.  Maha Menyaksikan

51 الْحَق                  Maha Benar

52 الْوَكِيلُ      Maha Memelihara

53 الْقَوِيُّ                    Maha Kuat

54 الْمَتِينُ                Maha Kokoh

56 الْوَلِيُّ         Maha Melindungi

56 الْحَمِيدُ              Maha Terpuji

57 الْمُحْصِي maha menghitung 

58 الْمُبْدِئُ          Maha Memulai      

59 الْمُعِيدُ     Kembalikan hidup


60 الْمُحْيِي Maha  Menghidupkan
61 اَلْمُمِيتُ        kuasa Mematikan
62 الْحَيُّ                     Maha Hidup  
63 الْقَيُّومُ                Maha Mandiri
64 الْوَاجِدُ              Maha Penemu 
65 الْمَاجِدُ                  Maha Mulia
66 الْواحِدُ              Maha Tunggal
67 الصَّمَدُ         Maha Dibutuhkan     
68 الْقَادِرُ           Maha Menetukan    
69 الْمُقْتَدِرُ            Maha Berkuasa


70 الْمُقَدِّمُ   Maha Mendahulukan
71 الْمُؤَخِّرُ   Maha Mengakhirkan
72 الأوَّلُ                      Maha Awal
73 الآخِرُ                     Maha Akhir
74 الظَّاهِرُ                  Maha Jelas           
75 الْبَاطِنُ                 Maha Ghaib
76 الْوَالِي       Maha Memerintah
77 الْمُتَعَالِي              Maha Tinggi 
78 الْبَرُّ              Maha Penderma
79 التَّوَابُ      M Penerima Tobat
80 الْمُنْتَقِم  Maha Pemberi Balasan

81 العَفُوُّ                Maha Pemaaf
82 الرَّؤُوف         Maha Pengasuh
83 اَلاَحَدُ                       Maha Esa
84 مَالِكُ الْمُلْك    Penguasa Raja2  
85 ذُوالْجَلاَلِ وَالإكْرَامِ Pemilik Kebesaran & Kemuliaan   
86 الْمُقْسِط Maha Pemberi Keadilan
87 الْجَامِعُ           Mengumpulkan         
 88 الْغَنِيُّ                    Maha Kaya 
 89 الْمُغْنِي     Pemberi Kekayaan

90 اَلْمَانِعُ           Maha Mencegah
91 الضَّارَّ   Timpa Kemudharatan
92 النَّافِعُ              Maha  manfaat  
93 النُّورُ            Maha Menerangi
94 الْهَادِي      Maha beri Petunjuk
95 الْبَدِيعُ                   Maha Indah 
96 اَلْبَاقِي                   Maha Kekal
97 الْوَارِثُ              Maha Pewaris
98 الرَّشِيدُ                Maha Pandai
99 الصَّبُورُ                  Maha Sabar


https://www.google.com/amp/s/saintif.com/asmaul-husna-arab/amp/

Kamis, 16 Juli 2020

idul Adha 2020

Khutbah Idul Adha: Haji, Kurban, 

Khutbah I   

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَ أَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ  نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَ مَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَ صَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَ الْوَفَا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَنْ اِتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْجَزَا. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ. وقَالَ أَيْضاً إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ  

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah 

Allah Maha besar x7 Maha suci Allah sepenuh langit dan bumi dan maha suci Allah diwaktu pagi dan petang, tidak ada tuhan kecuali dialah Allah..... 

Nikmat IMAN seorang Muslim  sangat mahal, sangat berharga , tidak ada bandingannya, dan lebih berharga dibanding emas sepenuh bumi 

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak itu). Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Ali ‘Imran: 91)

Hidup biar nyaman harus jadi wali, karena tidak ada rasa takut, tidak ada rasa sedih, dan tidak ada duka cita, la khoufuim walhum yahzanun. Wali tdk hrs ektrem punya keajaiban khusus yg bisa dilihat orang seperti kasyaf bisa menghilang, berjalan di atas air, kebal senjata, terbang di awan. Wali bisa terjadi pada siapa saja. Orangtua yg sabar mengasuh anaknya tanpa marah marah  bisa jadi wali, seorang yg mengurus bapak ibunya di usia tua dengan sabar dgn kasih sayang bisa jadi wali. Seorang yg menghormati tamu dan tangganya dengan baik bisa jadi wali. 

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah 

Ada dua peristiwa penting yang tidak bisa lepas dari Hari Raya Idul Adha. Kedua peristiwa tersebut adalah ibadah Haji dan Kurban. Namun pada situasi saat ini akibat pandemi Covid-19 yang mewabah di berbagai penjuru dunia. Jamaah Haji Indonesia tahun 2020 tidak diberangkatkan ke Tanah Suci. Hal ini dilakukan pemerintah untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah dari tertular virus Corona. Pemerintah Arab Saudi pun tidak mengizinkan jamaah dari luar negeri untuk menjalankan rukun Islam kelima ini. Hanya warga Arab Saudi dan warga Asing yang berada di Arab Saudi saja yang diperkenankan melaksanakan ibadah Haji. Dan itu pun dengan pembatasan jumlah dan peraturan yang sangat ketat.   Bagi calon jamaah haji tahun 2020, keputusan ini tentu sangat berat untuk diterima. Semua qodho dan qadar Nya  Allah SWT. 

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah. 

Nabi Ibrahim as teladan terbaik yg diabadikan dalam al quran dalam hal  Ketakwaan, keikhlasan, kepatuhan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah, sehingga Nabi Ibrahim pernah suatu saat berkurban 1000 kambing, 300 sapi, dan 100 onta. Hingga para malaikat dan orang orang dimasa itupun kagum pada beliau, 

Menurut nabi ibrahim as semua dilakukan karena atas perintah Allah semata. Sampai beliau bernadzar  karena saking penginnya punya keturunan seorang anak. "Demi Allah, jika aku mempunyai seorang anak, dan Allah memerintahkan untuk menyembelihnya niscaya aku akan menyembelihnya,”

Sampai suatu waktu akhirnya Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar dikaruniai keturunan bernama ismail yg sudah lamanya ditunggu. Waktu berlalu bertahun-tahun sampai akhirnya usia ismail cukup dewasa, namun Allah mengingatkan nabi ibrahim as akan nadzarnya. 

Mimpi seorang nabi adalah ar ruyah as shadiqah (mimpi yang benar) yang datangnya dari Allah. Selama tiga malam berturut-turut Nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah menyembelih putranya. 

Tepat pada tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi dalam tidurnya seseorang berkata, “Wahai Ibrahim, tepatilah janjimu!” Setelah bangun dari tidur, Nabi Ibrahim berpikir dan berangan-angan benarkah mimpi tsb dari Allah ataukah syetan? Sehingga hari itu disebut hari Tarwiyyah.

Tarwiyah berasal dari kata rowa yurowwi tarwwiyah yang artinya merenung. Dinamakan hari tarwiyah karena pada hari itu, Nabi Ibrahim berpikir dan merenung atas kejadian masa lalu berupa janji atau nadzar yang terlupakan.

Pada malam 9 dzulhijjah nabi ibrahim as bermimpi yg sama perintah untuk menyembelih putranya ismail as, keesokan harinya tanggal 9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim mengetahui ternyata mimpinya yakin aberasal dari Allah. Sehingga pada tanggal tersebut dikenal dengan hari Arofah.

Arofah berasal dari kata arofa ya’rifu arfan, yang artinya mengetahui. Mengetahui bahwa mimpi tersebut bukan dari setan tapi perintah Allah. Lalu pada tanggal 10 Dzulhijjah terjadilah peristiwa penyembelihan atau nahr, dimana hari itu dikenal dengan Yaumun Nahr, dimana Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah Allah tanpa ragu untuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail as. 

Godaan dan rayuan datang berkali-kali, sebelum Nabi Ismail disembelih. Mulai dari bisikan syetan ke istrinya Hajar untuk membatalkan penyembelihan tersebut. termasuk putranya Ismail as pun dirayu oleh setan. 

Peristiwa setan dilempar batu oleh nabi ibrohim as, istrinya siti hajar, dan putranya ismail as, akhirkan momen itulah diabadikan Allah dalam rukun haji yaitu melempar 

jumroh aqobah 7x (10,11,12,13 dzulhijjah), jumroh ula 7x (11,12,13 dzulhijjah), jumroh wustho 7x (11,12, 13 dzulhijjah). 

Setelah sampai di Mina, Nabi Ibrahim berkata kepada putranya, sebagaimana tertulis dalam Asshofat 102, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."(QS. As-Saffat : Ayat 102)

Perintah menyembelih bagi Nabi Ibrahim as adalah ujian besar sebagai seorang ayah, dan bagi Nabi Ismail ini  merupakan ujian selaku anak. Nabi Ismail bersabar dengan perintah Allah untuk disembelih dengqn taat dan patuh seklaipuntdk masuk akal dijaman sekarang. 

Nabi ibrahim as berhasil ujian berat itu, Malaikat Jibril datang dengan membawa seekor domba yang besar dari di Surga dijadikan tebusan atau ganti Nabi Ismail. Malaikat Jibril pun datang dengan rasa ta’dzim (hormat) kepada Nabi Ibrahim.

hikmah dalam kehidupan Nabi Ibrahim as:

1. Musyawarah dalam keluarga  

2  Komunikasi menghadapi ujian

3. demokrasi keluarga tanpa otoriter

4. bersabar, pasrah kepada Allah. 

5. taat perintah berkurban  

Sebagaimana kisah diatas Nabi  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ وَجَدَ مِنْكُمْ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

“Siapa yang mendapatkan kelebihan harta tapi dia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati mushola kami.”

لَنْ يَّنَا لَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا دِمَآ ؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَا لُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ ۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَـكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 37)

Ketakwaan, keikhlasan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah Rabbul ‘Alamin.

Jamaah idul adha Rahimakumullah.

Otoritas agama mutlak hanya milik Allah SWT, kesalahan seseorang di muka bumi mau dimaafkan atau diadzab adalah wewenang Allah. Seorang pembunuh paman nabi yang bernama Wahsy ternyata toubatnya diterima Allah SWT setelah  turun ayat yang berbunyi:

إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya“Kecuali orang-orang yang bertaubat beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Furqan: 70).

ketika wahsy sudah masuk islam, nabi saw masih merasakan tidak nyaman melihat wajah wahsy sekalipun Allah sudah mengampuninya, sehingga nabi menyarankan wahsy untuk tidak sering menampakan wajahnya di depan beliau nabi saw.

Kemudian kisah lain dalam sebuah hadits ada seorang di satu masjid tidak sengaja menginjak kepala seseorang dalam sujud, selesai salat orang tersebut mendatangi orang yg mengijak tsb dan berkata “sujud itu sebaik-baik ibadah kepada Allah, anda sudah bikin Allah marah, Fallahi. Laa yaghfirullahu laka, demi Allah, Allah tidak akan memaafkanmu menginjak kepala saya” perkataan tsb telah mencatut nama Allah padahal otoritas mengampuni atau menyiksa adalah wewenang Allah SWT, sebagai manusia bisa saja kita tidak memaafkan seseorang tapi jangan gegabah mencatut sifat Allah hanya mendzab saja padahal Allah juga memiliki sifat mengampuni hambanya

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَ مْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَاِ نَّهُمْ ظٰلِمُوْنَ

"Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima tobat mereka, atau mengazabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim."(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 128)

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَآءُ وَ يُعَذِّبُ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 129)

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم  

Khutbah II
 
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ  




haddun nafsi

Saya kadang takut masuk surga karena alasan haddun nafsi, pengin bebas salat, pengin bebas zakat, pengin bebas ibadah, pengin makan enak, pengin kumpul bidadari, pengin tinggal di istana mewah

Hidup di dunia umumnya sebatas yang dicintai atau disebut haddun nafsi 

Punya rumah demi wanita,  punya mobil demi wanita,,  punya kerjaan tetap demi wanita. 

Umar bin Khattab merasakan kepuasan dalam tiga kenikmatan yang dia lakukan. “Pertama, sujud kepada Allah, kedua, berjalan di atas jalan Allah SWT dan ketiga, bersedekah karena Allah,” 

 Hijrah untuk Allah dan rasulnya,

1. Berjalan diatas jalan Allah (Hijrah ila Allah wa rasulihi) 

Punya uang banyak barangkali perlu diatas jalan Allah, punya mobil barangkali diperlukan diatas jalan Allah, Punya rumah barangkali perlu diatas jalan Allah

2. Perlu sujud.

Masuk surga haddun nafsi sedang sujud adalah identitas kehambaan terhadap Allah

3. Bersedekah karena Allah

https://youtu.be/xcbK28KvpQE

Jumat, 10 Juli 2020

Format Laporan Jumatan Masjid Nurul Abror

Format (Revisi Jumat, 26-9-2020) 

Laporan Kas Masjid Nurul Abror Mejasem Barat RW05 Kramat Tegal

A. PEMASUKAN
1. Saldo Jumat lalu __________Rp..... 
2. Pemasukan kotak jumatan_Rp...... 
3. Nama Jariyah (hrs ditulis lengkap jelas dan dibacakan)__Rp..... 
4.hamba Allah (anonim nama
tetap ditulis tapi tidak dibaca__Rp.....


B. PENGELUARAN OPERASIONAL MASJID TOTAL_____________________Rp...... 
1. bisyaroh khotib  
2. Jumat berkah____________Rp..... 
3. Belanja pembangunan____Rp.....
4. Ongkos tukang___________Rp..... 

C. SALDO AKHIR JUMAT TG............. 



Jumat, 10 Juli 2020
Format (asli) 
Laporan Jumatan Masjid
1. Saldo jumat lalu                    Rp..... 
2. Pemasukan kotak jumatan Rp...... 
3. Jariyah atas nama (hrs ditulis nama dan dibacakan)             
4. Jariyah dari hamba Allah (nama ditulis dan tdk dibacakan)      
5. Pengeluaran rutin 200 rb (bisyaroh khotib-sub.pengajian-kebersihan)   
6. Operasional masjid 300 rb (jika ada rutin+acc ketua pada saat persiapan pekerjaan sampai selesai)  
7. Jumat berkah 300rb (jika ada
8. Belanja pembangunan (jika ada
9. Pembayan tukang (jika ada)


Kamis, 09 Juli 2020

doa sesudah salatبعد كلّ صلاة ‏

بعد كلّ صلاة :

سبحان الله و بحمده عدد خلقه و رضى نفسه و زنة عرشه ومداد كلماته

سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ، وَرِضَا نَفْسِهِ ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ


artinya: Mahasuci Allah. Aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2726]

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

“Ya Allah, aku berlindung semoga dengan *keridhaan-Mu* saya terbebas dari *benci-Mu,* dan semoga dengan *ampunan-Mu* saya berlindung kepada-Mu dari *siksa-Mu*. Aku tidak mampu menghitung *sanjungan* kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana yang saya *sanjungan* Engkau kepada diri-Mu sendiri.

بعد كلّ صلاة :

اَللّـهُمَّ إنَّ مَغْفِرَتَكَ اَرْجى مِنْ عَمَلى وَاِنَّ رَحْمَتِكَ أوْسَعُ مِنْ ذَنْبي اَللّـهُمَّ إن كانَ ذَنبي عِنْدَكَ عَظيماً فَعَفْوُكَ اَعْظَمُ مِنْ ذَنْبي اَللّـهُمَّ إنْ لَمْ اَكُنْ أهْلاً أنْ اَبْلُغَ رَحْمَتُكَ فرحمتك اَهْلٌ اَنْ تَبْلُغَني وَتَسَعَني لاَِنَّها وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء بِرَحْمَتِكَ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ .


Ya Allah, sesungguhnya Pengampunan-Mu lebih saya harapkan daripada amalku, dan Rahmat-Mu lebih luas dari dosaku. Jika dosaku disisi-Mu sangat besar, maka ampunan-Mu lebih besar dari dosaku

Ya Tuhan, jika saya tidak layak untuk mendapatkan Rahmat-MU, maka Rahmat-MU yang layak untuk mendapatkanku, 

Sebab hanya dengan  Rahmat-Mu Yang Maha Luas lah segala sesuatu (Engkau ber-Kuasa) ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

بعد كلّ صلاة :

يَاوَدُوْدَ يَاذَاالْعَرْشِ الْمَجِيْدُ يَا فَعَّالاَ لِّمَايُرِيْدُ أَسْأَلُكَ بِعِزَّتِكَ الَّتِيْ لاَ يُرام وَبِمُلْكِكَ الَّذِيْ لاَ يُضَامُ وَأَسْأَلُكَ بِنُوْرِوجْهُكَ الَّذِيْ مَلَأَأَرْكَانَ عَرْشِك, وَأَسْأَلُك َبِرحمتِكَ أَنْ تَكْفِيْنِي.... ياَ مُغِيْثُ أَغِثْنِيْ

"Wahai Zat Yang dicintai, wahai Dzat yg memiliki Arsy lagi Maha Terpuji, wahai Yang Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya, aku  memohon-Mu dengan kemuliaan-Mu yang tak tertandingi (luar biasa), dengan kekuasaan-Mu yang takkan dicabut (dzalimi), dan dengan cahaya-Mu yang memenuhi  rukun-rukun Arsy-Mu, agar Engkau menyelamatkanku (sebutkan hajat.....). Wahai Yang Maha Memberi pertolongan,

tolonglah aku!” 3x"

بعد كلّ صلاة :

يا من أظهر الجميل. (Wahai Dzat Yang menampakkan keindahan) .  

وستر القبيح. (Dan dzat yg menutupi keburukan) 

يا من لا يؤاخذ بالجريرة Wahai dzat yang tidak membalas dosa  

يا من لا يهتك الستر. Dan dzat yg menyingkap rahasia

  يا عظيم العفو. يا حسن التجاوز. Wahai dzat yang Maha Pengampun . Wahai dzat yang pemaaf yang bijak

يا واسع المغفرة.. Wahai Dzat Yang Maha  Luas Pengampunan  tangan pengampunan.

يا باسط اليدين بالرحمة..  Wahai Dzat yg terbuka kedua tangan-Nya dengan rahmah. 

يا باسط اليدين بالعطايا.. 

يا سميع كل نجوى  Wahai dzat Penghibur setiap kesedihan .. 

يا منتهى كل شكوى..Dzat Puncak keluh kesah   

يا كريم الصفح.Wahai dzat pengampunan yang murah hati

يا عظيم المن.Wahai dzat manna hebat .. يا مقيل العثرات.. يا مبتدئا بالنعم قبل استحقاقها..

أغفر لنا وأرضى عنا وتب علينا Maafkan kami dan ridhoilah kami dan bertobat untuk kami

ولا تحرمنا لذة النظر لوجهك الكريم dan jangan menghalangi kami kesenangan melihat wajah terhormat Engkau ya Allah


Wahai Dzat Yang menampakkan keindahan. Dan dzat yg menutupi keburukan. Wahai dzat yang tidak membalas dosa. Dan dzat yg menyingkap rahasia. Wahai dzat yang Maha Pengampun . Wahai dzat yang pemaaf yang bijakWahai Dzat Yang Maha Luas Pengampunan  .. O tangan pengampunan. Wahai Dzat yg terbuka kedua tangan-Nya dengan rahmah. Wahai dzat Penghibur setiap kesedihan. Wahai Dzat Puncak keluh kesah. Wahai dzat pengampunan yang murah hati ..Wahai dzat pusat segala harapan agung/rodja manna hebat .. Oh stigmatizer .. Oh pemula dengan berkat sebelum mereka jatuh tempo .. 

Maafkan kami dan ridhoilah kami dan bertobat untuk kami dan jangan menghalangi kami kesenangan melihat wajah terhormat Anda

IJAZAH MUBAROKAH

يَامَنْ اَظْهَرَ اْلـجَمِيْلَ. وَسَتَرَ اْلقَبِيْحَ. وَلـَمْ يُؤَاخِذْ بِاْلـجَرِيْرَةِ. وَلـَمْ يَهْتِكِ السِّتْرَ. وَياَعَظِيْمَ اْلعَفْوِ. وَياَحَسَنَ التَّجَاوُزِ. وَياَوَاسِعَ اْلـمَغْفِرَةِ. وَياَباَسِطَ اْليَدَيْنِ بِالرَّحْمَةِ. وَياَ سَامِعَ كُلِّ نَجْوَى. وَياَ مُنْتَهَى كُلِّ شَكْوَى. وَياَ كَرِيْمَ الصَّفْحِ. وَياَ عَظِيْمَ اْلـمَنِّ. وَياَ مُقِيْلَ اْلعَثَرَاتِ. وَياَ مُبْتَدِئاً بِالنِّعَمِ قَبْلَ اسْتِحْقاَقِهاَ. يَا سَيِّدِيْ وَياَمَوْلاَيَ وَياَ غَايَةَ رَغْبَتِيْ. أَسْأَلُكَ أَنْ لاَ تُشَوِّهَ خِلْقَتِيْ بِبَلاَءِ الدُّنْياَ وَلاَ بِعَذَابِ النَّارِ .

Di dalam kitab al-Mustadrok, Imam al-Hakim ra mengeluarkan sebuah hadits dari Amer bin Syu`aib ra yang ia terima dari bapaknya dan kakeknya, ia berkata :”Malaikat Jibril as pernah datang kepada nabi SAW dengan membawa do`a ini dari langit, dan ia datang dengan wajah yang indah berseri-seri sambil tertawa bersuka ria, padahal ia tidak pernah turun ke bumi seperti itu sama sekali, Jibril as berkata : “Salam sejahtera atas-mu ya Rasulallah”. Nabi menjawab : ”Salam sejahtera pula atas-mu ya Jibril”. Ia berkata :”Allah telah mengutusku untuk membawa sebuah hadiah untukmu”. “Hadiah apa ?” tanya nabi SAW. “Beberapa kalimat yang diambil-Nya dari gudang arsy” jawabnya. “Dengan kalimat ini, mudah-mudahan Allah akan memuliakanmu”. “Kalimat apa ya Jibril?” Tanya nabi. Kemudian malaikat Jibril membacakan do`a ini : Yaa man azharol jamiil, wa satarol qobiih ……….. dst Nabi bertanya lagi : “Fadhilah apa yang Allah berikan kepada pembacanya ?”. Malaikat Jibril as menjawab : “Seandainya semua malaikat yang ada di tujuh lapis langit itu berkumpul untuk menggambarkan fadhilahnya, niscaya mereka semua tidak akan mampu untuk menggambarkan fadhilahnya sampai hari kiamat tiba. Dan Allah SWT telah berfirman kepadaku : Kuberikan pahala kepada pembacanya sebanyak semua makhluk yang telah aku ciptakan, sebanyak tetesan air hujan, sebanyak pasir dan kerikil, dan Aku berikan pahala seperti yang di dapat oleh 70 orang nabi yang telah menyampaikan dakwah risalah”. Imam al-Hakim berkomentar : *“Hadits ini sanadnya shohih karena perawinya kebanyakan berasal dari penduduk Madinah yang terpercaya”*. ( Tuhfatuz Dzaakirin syarah al-Hishnul Hashin karya Imam Muhammad bin Ali asy-Syaukany hal 378 )

Al-Ghazzaaliy rahimahullah berkata :

الغفار هو الذي أظهر الجميل وستر القبيح، والذنوب من جملة القبائح التي سترها بإسبال الستر عليها في الدنيا، والتجاوز عن عقوبتها في الآخرة

“Al-Ghaffaar adalah Dzat Yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan. Dosa termasuk bagian dari keburukan yang Allah tutupi dengan cara menjulurkan tirai penutup terhadapnya di dunia, serta tidak memberikan hukuman di akhirat”.

Al-Khaththaabiy rahimahullah berkata:

الغفّار هو الذي يغفر ذنوب عباده مرة بعد مرة كلما تكررت التوبة من الذنب تكررت المغفرة، فالغفّار الساتر لذنوب عباده المسدل عليهم ثوب عطفه ورأفته؛ فلا يكشف أمر العبد لخلقه ولا يهتك ستره بالعقوبة التي تشهره في عيونهم.

 “Al-Ghaffaar adalah Dzat yang senantiasa mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Setiap kali ia bertaubat dari dosa-dosa yang dilakukan, setiap kali itu pula ampunan diberikan. Al-Ghaffaar adalah Yang menutupi dosa-dosa hamba-Nya, yang melabuhkan pakaian iba dan belas kasih terhadapnya, sehingga Ia tidak menyingkap dosa/kesalahan hamba-Nya kepada makhluk-Nya dan tidak merobek tirai-Nya dengan hukuman yang akan membuka aibnya pada pandangan mereka”.


إِلَهي أَنْتَ العَزِيزُ الّذِي تَسنُدُ إِلكَ حاَجَاتُ العِبَادِ وَأَنتَ العظيمُ الَّذي يَصعَبُ الوُصُولُ إِلَى عِزَّتِكَ وَأَنتَ المُرَادُ القُلُوبِ وَأَنتَ الجَلِيلُ الوَاحِدُ الأَحَدُ الَّذي لاَ نَظِيرَ لكَ تَنَزَّهْتَ عَنِ الأَمثَالِ وَالأَندَادِ. إِلهي صَفِّ قلبِي مِنَ الأَغيارِ حَتَّى لاَ يَرَى عَزِيزاً سِوَاكَ وَأَشهَدْنِي مَعْنَى العِزَّةِ فِي نَفسِي لِتَكُونَ رُوحِي فِدَاكَ وَاجْمَعنِي مَعَ العَارِفينَ الَّذينَ مَنَحتُهُمُ العِزَّةَ فَكَانَتْ قُلُوبُهُم بِعِزَّتِكَ عَمِرَةً وَأَفضُ عَلَيَّ مِنْ أَسْرَارِ عِزَّتِكَ حَتَّى تَصيرَ نَفسِي إِليكَ طاَئِرَةً . وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصحبِهِ وَسَلَّمَ

Tuhanku, Engkaulah al-‘Aziz (Yang Maha Mulia) yang kepada-Mu bersandar kebutuhan hamba-hamba-Mu. Engkaulah al-‘Azhim (Yang Maha Agung), yang sulit dicapai kemuliaan-Mu. Engkaulah tumpuan hati. Engkaulah Yang Maha Esa, tiada yang serupa dengan-Mu, wahai Yang Maha Suci, tidak ada yang sama dan sekutu bagi-Mu. Ya Allah Tuhanku, bersihkan hatiku dari rayuan materi sehingga aku tidak memandang yang mulia kecuali Engkau, persaksikan kepada-Ku makna kemuliaan sehingga jiwaku menjadi tebusan untuk-Mu, dan himpunlah aku bersama orang-orang arif yang telah Engkau anugerahi kemuliaan sehingga hati mereka penuh dengan kemuliaan-Mu, serta curahkan pula kepadaku rahasia kemuliaan-Mu agar jiwaku mengangkasa menuju keharibaan-Mu. Aamiin. Wa Shallallâhu ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.


Selasa, 07 Juli 2020

doa ba'da salat

سبحان الله و بحمده عدد خلقه و رضى نفسه و زنة عرشه ومداد كلماته

سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ، وَرِضَا نَفْسِهِ ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ


بعد كلّ صلاة :

اَللّـهُمَّ إنَّ مَغْفِرَتَكَ اَرْجى مِنْ عَمَلى وَاِنَّ رَحْمَتِكَ أوْسَعُ مِنْ ذَنْبي اَللّـهُمَّ إن كانَ ذَنبي عِنْدَكَ عَظيماً فَعَفْوُكَ اَعْظَمُ مِنْ ذَنْبي اَللّـهُمَّ إنْ لَمْ اَكُنْ أهْلاً أنْ اَبْلُغَ رَحْمَتُكَ فرحمتك اَهْلٌ اَنْ تَبْلُغَني وَتَسَعَني لاَِنَّها وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء بِرَحْمَتِكَ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ .

Ya Allah, sesungguhnya Pengampunan-Mu lebih saya harapkan daripada amalku, dan Rahmat-Mu lebih luas dari dosaku. Jika dosaku disisi-Mu sangat besar, maka ampunan-Mu lebih besar dari dosaku

Ya Tuhan, jika saya tidak layak untuk mendapatkan Rahmat-MU, maka Rahmat-MU yang layak untuk mendapatkanku, 

Sebab hanya dengan  Rahmat-Mu Yang Maha Luas lah segala sesuatu (Engkau ber-Kuasa) ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.


سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ، وَرِضَا نَفْسِهِ ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ


سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ، وَرِضَا نَفْسِهِ ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

artinya: Mahasuci Allah. Aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2726]


يَاوَدُوْدَيَاذَاالْعَرْشِ الْمَجِيْدُيَا فَعَّالاَ لِّمَايُرِيْدُأَسْأَلُكَ بِعِزَّتِكَ الَّتِيْ لاَ يُرام وَبِمُلْكِكَ الَّذِيْ لاَ يُضَامُ وَأَسْأَلُكَ بِنُوْرِوجْهُكَ الَّذِيْ مَلَأَأَرْكَانَ عَرْشِك, وَأَسْأَلُك َبِرحمتِكَأَنْ تَكْفِيْنِي.... ياَ مُغِيْثُ أَغِثْنِيْ

"Wahai Zat Yang dicintai, wahai Dzat yg memiliki Arsy lagi Maha Terpuji, wahai Yang Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya, aku  memohon-Mu dengan kemuliaan-Mu yang tak tertandingi (luar biasa), dengan kekuasaan-Mu yang takkan dicabut (dzalimi), dan dengan cahaya-Mu yang memenuhi  rukun-rukun Arsy-Mu, agar Engkau menyelamatkanku (sebutkan hajat.....). Wahai Yang Maha Memberi pertolongan,

tolonglah aku!” 3x"

  اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

“Ya Allah, aku berlindung semoga dengan *keridhaan-Mu* saya terbebas dari *benci-Mu,* dan semoga dengan *ampunan-Mu* saya berlindung kepada-Mu dari *siksa-Mu*. Aku tidak mampu menghitung *sanjungan* kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana yang saya *sanjungan* Engkau kepada diri-Mu sendiri.


يا من أظهر الجميل.. وستر القبيح.. يا من لا يؤاخذ بالجريرة.. يا من لا يهتك الستر.. يا عظيم العفو.. يا حسن التجاوز.. يا واسع المغفرة.. يا باسط اليدين بالرحمة.. يا باسط اليدين بالعطايا.. يا سميع كل نجوى.. يا منتهى كل شكوى.. يا كريم الصفح.. يا عظيم المن.. يا مقيل العثرات.. يا مبتدئا بالنعم قبل استحقاقها..أغفر لنا وأرضى عنا وتب علينا ولا تحرمنا لذة النظر لوجهك الكريم


Artinya : (Under contruction) 

Wahai dzat  Dzat Yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan  

Wahai dzat yang  tidak tersinggung ..  Wahai dzat yang  tidak melanggar penyembunyian .. Wahai dzat yang Maha pengampun .. Wahai dzat yang Maha  penyaluran yang baik .. 
Wahai Dzat Yang Maha Luas Pengampunan  .. O tangan pengampunan .. Dari tangan hadiah. Oh, dengar, semua Najwa .. Oh, akhir dari setiap keluhan .. Oh pengampunan yang murah hati ... Oh manna hebat .. Oh stigmatizer .. Oh pemula dengan berkat sebelum mereka jatuh tempo .. 
Maafkan kami dan ridhoilah kami dan bertobat untuk kami dan jangan menghalangi kami kesenangan melihat wajah terhormat Anda


IJAZAH MUBAROKAH

يَامَنْ اَظْهَرَ اْلـجَمِيْلَ. وَسَتَرَ اْلقَبِيْحَ. وَلـَمْ يُؤَاخِذْ بِاْلـجَرِيْرَةِ. وَلـَمْ يَهْتِكِ السِّتْرَ. وَياَعَظِيْمَ اْلعَفْوِ. وَياَحَسَنَ التَّجَاوُزِ. وَياَوَاسِعَ اْلـمَغْفِرَةِ. وَياَباَسِطَ اْليَدَيْنِ بِالرَّحْمَةِ. وَياَ سَامِعَ كُلِّ نَجْوَى. وَياَ مُنْتَهَى كُلِّ شَكْوَى. وَياَ كَرِيْمَ الصَّفْحِ. وَياَ عَظِيْمَ اْلـمَنِّ. وَياَ مُقِيْلَ اْلعَثَرَاتِ. وَياَ مُبْتَدِئاً بِالنِّعَمِ قَبْلَ اسْتِحْقاَقِهاَ. يَا سَيِّدِيْ وَياَمَوْلاَيَ وَياَ غَايَةَ رَغْبَتِيْ. أَسْأَلُكَ أَنْ لاَ تُشَوِّهَ خِلْقَتِيْ بِبَلاَءِ الدُّنْياَ وَلاَ بِعَذَابِ النَّارِ .


Di dalam kitab al-Mustadrok, Imam al-Hakim ra mengeluarkan sebuah hadits dari Amer bin Syu`aib ra yang ia terima dari bapaknya dan kakeknya, ia berkata :”Malaikat Jibril as pernah datang kepada nabi SAW dengan membawa do`a ini dari langit, dan ia datang dengan wajah yang indah berseri-seri sambil tertawa bersuka ria, padahal ia tidak pernah turun ke bumi seperti itu sama sekali, Jibril as berkata : “Salam sejahtera atas-mu ya Rasulallah”. Nabi menjawab : ”Salam sejahtera pula atas-mu ya Jibril”. Ia berkata :”Allah telah mengutusku untuk membawa sebuah hadiah untukmu”. “Hadiah apa ?” tanya nabi SAW. “Beberapa kalimat yang diambil-Nya dari gudang arsy” jawabnya. “Dengan kalimat ini, mudah-mudahan Allah akan memuliakanmu”. “Kalimat apa ya Jibril?” Tanya nabi. Kemudian malaikat Jibril membacakan do`a ini : Yaa man azharol jamiil, wa satarol qobiih ……….. dst Nabi bertanya lagi : “Fadhilah apa yang Allah berikan kepada pembacanya ?”. Malaikat Jibril as menjawab : “Seandainya semua malaikat yang ada di tujuh lapis langit itu berkumpul untuk menggambarkan fadhilahnya, niscaya mereka semua tidak akan mampu untuk menggambarkan fadhilahnya sampai hari kiamat tiba. Dan Allah SWT telah berfirman kepadaku : Kuberikan pahala kepada pembacanya sebanyak semua makhluk yang telah aku ciptakan, sebanyak tetesan air hujan, sebanyak pasir dan kerikil, dan Aku berikan pahala seperti yang di dapat oleh 70 orang nabi yang telah menyampaikan dakwah risalah”. Imam al-Hakim berkomentar : “Hadits ini sanadnya shohih karena perawinya kebanyakan berasal dari penduduk Madinah yang terpercaya”. ( Tuhfatuz Dzaakirin syarah al-Hishnul Hashin karya Imam Muhammad bin Ali asy-Syaukany hal 378 )


Al-Ghazzaaliy rahimahullah berkata :


الغفار هو الذي أظهر الجميل وستر القبيح، والذنوب من جملة القبائح التي سترها بإسبال الستر عليها في الدنيا، والتجاوز عن عقوبتها في الآخرة

“Al-Ghaffaar adalah Dzat Yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan. Dosa termasuk bagian dari keburukan yang Allah tutupi dengan cara menjulurkan tirai penutup terhadapnya di dunia, serta tidak memberikan hukuman di akhirat”.


Al-Khaththaabiy rahimahullah berkata:

الغفّار هو الذي يغفر ذنوب عباده مرة بعد مرة كلما تكررت التوبة من الذنب تكررت المغفرة، فالغفّار الساتر لذنوب عباده المسدل عليهم ثوب عطفه ورأفته؛ فلا يكشف أمر العبد لخلقه ولا يهتك ستره بالعقوبة التي تشهره في عيونهم.


 “Al-Ghaffaar adalah Dzat yang senantiasa mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Setiap kali ia bertaubat dari dosa-dosa yang dilakukan, setiap kali itu pula ampunan diberikan. Al-Ghaffaar adalah Yang menutupi dosa-dosa hamba-Nya, yang melabuhkan pakaian iba dan belas kasih terhadapnya, sehingga Ia tidak menyingkap dosa/kesalahan hamba-Nya kepada makhluk-Nya dan tidak merobek tirai-Nya dengan hukuman yang akan membuka aibnya pada pandangan mereka”.


Minggu, 05 Juli 2020

Berjalan diatas jalan Allah

Saya kadang takut masuk surga karena alasan haddun nafsi, pengin bebas salat, pengin bebas zakat, pengin bebas ibadah, pengin makan enak, pengin bersama bidadari, pengin tinggal di surga yg mewah

Umumnya hidup di dunia sebatas yang dicintai haddzun nafsi

Punya rumah demi wanita,  punya mobil demi wanita, punya kerjaan tetap demi wanita. 

Umar bin Khattab merasakan kepuasan hidup di dunia dalam tiga kenikmatan. “Pertama sujud kepada Allah, kedua berjalan di atas jalan Allah SWT dan ketiga bersedekah karena Allah,” 

 Hijrah untuk Allah dan rasulnya,

1. Berjalan diatas jalan Allah (Hijrah ila Allah wa rasulihi) 

Punya uang banyak barangkali perlu diatas jalan Allah, punya mobil barangkali diperlukan diatas jalan Allah, Punya rumah barangkali perlu diatas jalan Allah

2. Sujud kepada Allah

Masuk surga haddun nafsi sedang sujud adalah identitas kehambaan terhadap Allah

3. Bersedekah karena Allah

Bersedekah tidak berharap ucapan terima kasih, tidak mengungkap pemberian saya, tidak mengungkit karena jasa saya, tidak menyinggung penerimanya, tidak menyakiti yang diberi, tidak membebani penerimanya, dan tidak ikut campur mengatur penerimanya harus begini dan begitu, betul betul ikhlas karena Allah. 

Harta berasal dari Allah diberikan kepada sesama makluq Allah tidak memandang layak diberi atau tidak layak diberi. Punya kendaraan barangkali diperlukan diatas jalan Allah, punya rumah besar barangkali diperlukan kegiatan di jalan Allah, punya lahan pertanian yg luas barangkali diperlukan membantu di jalan Allah, Punya peternakan yg besar barangkali diperlukan di jalan Allah. Semua berjalan diatas jalan Allah

https://youtu.be/xcbK28KvpQE Saya Kadang Takut Masuk Surga-Gus Baha


3 hal yg disukai umar bin khatab

Galak atau tegas adalah kata yang mungkin terbersit ketika mendengar nama Umar bin Khattab. Faktanya, sahabat pemilik gelar al-Faruq (pembeda) ini tetap selaras dengan agama Islam dalam menonjolkan sikapnya. Sahabat Rasulullah yang satu ini memang punya ciri sendiri dalam mewujudkan kecintaan pada kehidupan dunia.


Merujuk pada Syarh Nashaihil Ibad  halaman 17, ada tiga hal yang dicintai Umar bin Khattb dalam kepentingan hidup di dunia ini:


فقال عمر رضي الله عنه وحبب الي من الدنيا ثلاث الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر والثوب الخلق

Maka Umar berkata, “Tiga hal yang aku cinta dari dunia yakni, menyeru kebaikan, mencegah kemungkaran, dan pakai yang lusuh.”

Pertama, menyeru pada kebaikan. Artinya, menyeru disini bukan hanya sebatas retorika belaka melainkan ditopang dengan contoh nyata. Umar bin Khattab adalah pelaku utama dari amar ma’ruf. Sayyidina Umar bin Khattab konsiten dalam berlaku amar ma’ruf  tanpa pandang bulu pada kaum yang mayoritas maupun kaum minoritas. Kecintaan Umar pada amar ma’ruf  teruji ketika memutuskan suatu hukum, dia tidak pernah main mata dengan koleganya.


Diantara ketegasan Umar bin Khattb pada koleganya dibuktikan dengan peristiwa saat dia masih menjadi khalifah. Dikisahkan suatu ketika, ada seseorang yang setiap menyembelih kambing tak lupa untuk membagikan dua kaki kambingnya pada Umar bin Khattab. Kemudian orang tersebut mengadu untuk diputuskan suatu perkara, sambil berkata, “Putuskan perkaraku ini sebagaimana aku sering memutuskan dua kaki kambing untukmu.”

Kalimat tersebut hanya dimengerti oleh sayyidina Umar. Kecerdasan Umar bin Khattab paham betul bahwa kalimat itu merupakan kalimat sogokan agar putusan memihak pada orang itu. Ternyata Umar tidak mengindahkan kalimat itu. Umar bin Khattab tetap berpegang teguh yang salah harus dinyatakan salah dan sebaliknya.


Baca Juga :  Hukum Mengimami Salat Id Dua Kali


Kedua, mencegah kemungkaran. Meskipun dijuluki singa padang pasir karena keangkuhan dan ketegasan, akan tetapi Umar bin Khattab seringkali tampil ramah dalam mencegah kemungkaran. Seperti dalam berbuat amar ma’ruf , Umar juga tidak pernah lirik kanan kiri. Siapa saja yang hendak berbuat kemungkaran mereka harus berhadapan dengan singa padang pasir. Tanpa peduli kawan atau lawan. Begitulah Umar mewujudkan kecintaan pada mencegah kemungkaran.

Suatu ketika, Amru bin Ash hendak membangun masjid di Fustath yang kini menjadi bagian dari Kairo Mesir. Tapi karena satu gubuk reot membuat pembangunan masjid terganggu. Pemilik gubuk itu orang yahudi tua. Bermacam negosiasi dilakukan Amru bin Ash dengan pemilik gubuk reot itu dan bahkan kalau bekenan akan dibangunkan tempat tinggal yang lebih bagus di lahan yang lain. Namun pemilik gubuk itu tetap bersikeras menolak. Terpaksa, Amru bin Ash selaku gubernur, melalui pesuruhnya, menggusur gubuk reot guna pembangunan masjid.

Merasa diperakukan tidak adil, pemilik gubuk reot itu menghadap Umar bin Khattab untuk bertindak tegas. Umar segera mengambil tulang lalu digoreskan pedangnya dan diberikan kepada orang yahudi itu agar diserahkan pada Amru bin Ash. Setelah tulang itu sampi ditangan Amru bin Ash dengan bekas goresan pedang, sontak Amru bin Ash menghetikan pembangunan masjid. Sebab jika diteruskan, tidak segan-segan Umar bin Khatab menghunuskan pedangnya.

Amru bin Ash pun merasa bahwa dirinya sebagi gubernur telah berbuat salah, tidak adil, serta mempraktikkan kemungkaran. Karena jika yang dilakukan tersebut tidak mengarah pada kemungkaran dan ketidak-adilan mana mungkin Umar bin Khattab memberi kode untuk menindaknya dengan padang.


Ketiga, pakaian lusuh. Agak tidak masuk akal ketika kita mendengar ada seorang pemimpin besar, gagah, dan berani sedang pakiannya lusuh penuh dengan tambalan. Iya, untuk hari ini kita sulit bahkan tidak akan menemukan pemimpin yang bersedia mengenakan baju lusuh. Apalagi, penuh dengan tambalan.


Baca Juga :  Adab-adab Mengkhatamkan Al-Quran

Sepertinya, hanya Umar bin Khattab sebagai satu-satunya pemimpin yang mencintai dunia dengan cara memakai pakaian lusuh, sobek-sobek, dan penuh dengan timbalan. Pemimpin besar sekelas Umar bin Khattab bukan tidak bisa membeli barang-barang mewah. Apalagi jika Umar bin Khattab mau berkompromi dengan nafsunya sendiri, ia bisa menggunakan fasilitas kekhalifahannya. Seperti yang dilakukan oleh petinggi-petinggi negeri kita hari ini.

Tapi, bagi Umar bin Khattab, apalah arti kemewahan? Itu semua hanya kepentingan sesaat. Dia sudah sangat percaya dan tertanam dalam sanubarinya bahwa Allah tidak melihat rupa, pakaian, jabatan, dan seterusnya melainkan menilai manusia dengan kadar ketakwaan yang bermura dalam sanubari masing-masing manusia.

Andai saja, nilai-nilai moral kecintaan Umar bin Khattab ini juga dipegang teguh oleh semua lapisan masyarkat utamanya para pejabat, betapa sejuknya beragama, berbangsa, dan bernegara.

BincangSyariah.Com –