NURUL ABROR

Selasa, 31 Januari 2023

Man taraka al-tadbir fa-huwa fi rahah.

Arih nafsaka min al-tadbir. Fa-ma qama bihi ghairuka ‘anka la taqum bihi anta li-nafsika. Buatlah dirimu santai dan istirahat, tak dirisaukan oleh urusan tadbir (bekerja/berusaha). Sebab apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain, tak ada gunanya engkau mengerjakannya sendiri untuk dirimu.

Pengertian Umum

Dalam bagian ini, kita berhadapan dengan masalah tadbir.

Tadbir adalah lawan dari tajrid. Jika tajrid artinya membuat diri Anda sepenuhnya mengabdi untuk kehidupan kontemplatif, beribadah kepada Tuhan, maka tadbir adalah kehidupan yang penuh dengan kerja kerja, dan kerja. Tadbir adalah Anda berusaha dengan mengikuti hukum sebab-akibat.

Apa yang diungkapkan oleh Ibnu Ataillah di sini semacam nasihat untuk orang-orang yang masuk dalam kategori manusia-sebab; manusia yang bekerja dengan menuruti hukum sebab akibat; manusia yang melakukan ikhtiar untuk melakukan perubahan dalam dunia ini.

Mayoritas manusia ada pada maqam ini. Nasihat Ibnu Ataillah: Ketika Anda sibuk melakukan usaha, bekerja keras untuk meraih atau mengubah sesuatu, maka sekali-kali Anda perlu istirahat sebentar. Buatlah semacam jeda untuk dirimu sendiri. Semacam “sabbatical leave”. Ada saat-saat tertentu seseorang perlu melupakan segala pekerjaan dan memberikan istirahat kepada jiwa dan pikirannya.

Pada saat Anda berada dalam pause mode atau istirahat semacam itu, jangan berpikir apapun. Lupakan segala bentuk tadbir atau usaha. Sebab, jika seluruh hidup Anda dihabiskan untuk memikirkan urusan tadbir, Anda bisa mengalami stres dan tekanan batin.

Sesekali, di tengah-tengah kesibukan usaha Anda, arih nafsaka, buatlah dirimu santai, rileks. Pada momen istirahat seperti itu, filosofi yang harus Anda pegang adalah berikut ini: fa-ma qama bihi ghairuka ‘anka la taqum bihi anta li-nafsika.

Anda tak bisa menyelesaikan segala soal dalam hidup ini sendirian. Kerapkali masalah dalam kehidupan ini, baik personal atau sosial, sangat kompleks. Satu orang saja, sendirian, tak akan bisa memecahkannya. Pemecahan harus dilakukan secara gotong-royong. Jika Anda tak bisa melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan, maka katakan pada diri Anda: Barangkali ada orang lain yang lebih kompeten dari saya, dan bisa memecahkan masalah ini.

Arih nafsaka min al-tadbir. Fa-ma qama bihi ghairuka ‘anka la taqum bihi anta li-nafsika. Buatlah dirimu santai dan istirahat, tak dirisaukan oleh urusan tadbir (bekerja/berusaha). Sebab apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain, tak ada gunanya engkau mengerjakannya sendiri untuk dirimu.

Pengertian Umum

Dalam bagian ini, kita berhadapan dengan masalah tadbir.

Tadbir adalah lawan dari tajrid. Jika tajrid artinya membuat diri Anda sepenuhnya mengabdi untuk kehidupan kontemplatif, beribadah kepada Tuhan, maka tadbir adalah kehidupan yang penuh dengan kerja kerja, dan kerja. Tadbir adalah Anda berusaha dengan mengikuti hukum sebab-akibat.

Apa yang diungkapkan oleh Ibnu Ataillah di sini semacam nasihat untuk orang-orang yang masuk dalam kategori manusia-sebab; manusia yang bekerja dengan menuruti hukum sebab akibat; manusia yang melakukan ikhtiar untuk melakukan perubahan dalam dunia ini.

Mayoritas manusia ada pada maqam ini. Nasihat Ibnu Ataillah: Ketika Anda sibuk melakukan usaha, bekerja keras untuk meraih atau mengubah sesuatu, maka sekali-kali Anda perlu istirahat sebentar. Buatlah semacam jeda untuk dirimu sendiri. Semacam “sabbatical leave”. Ada saat-saat tertentu seseorang perlu melupakan segala pekerjaan dan memberikan istirahat kepada jiwa dan pikirannya.

Pada saat Anda berada dalam pause mode atau istirahat semacam itu, jangan berpikir apapun. Lupakan segala bentuk tadbir atau usaha. Sebab, jika seluruh hidup Anda dihabiskan untuk memikirkan urusan tadbir, Anda bisa mengalami stres dan tekanan batin.

Sesekali, di tengah-tengah kesibukan usaha Anda, arih nafsaka, buatlah dirimu santai, rileks. Pada momen istirahat seperti itu, filosofi yang harus Anda pegang adalah berikut ini: fa-ma qama bihi ghairuka ‘anka la taqum bihi anta li-nafsika.

Anda tak bisa menyelesaikan segala soal dalam hidup ini sendirian. Kerapkali masalah dalam kehidupan ini, baik personal atau sosial, sangat kompleks. Satu orang saja, sendirian, tak akan bisa memecahkannya. Pemecahan harus dilakukan secara gotong-royong. Jika Anda tak bisa melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan, maka katakan pada diri Anda: Barangkali ada orang lain yang lebih kompeten dari saya, dan bisa memecahkan masalah ini.

Jangan sekali-kali Anda merasa bahwa Anda bisa memborong sendirian seluruh pemecahan masalah tanpa melibatkan orang lain, sehingga akhirnya Anda sendiri kerepotan dan mengalami tekanan mental. Ringankan diri Anda.

Ahmad ibnu Masruq (w. 910 M), seorang tokoh sufi Baghdad, berkata:

Man taraka al-tadbir fa-huwa fi rahah. Barangsiapa meninggalkan tadbir, usaha, dia akan tenang, tidak mengalami tekanan.”

Yang dimaksud dengan tadbir yang harus ditinggalkan ini tentunya adalah tadbir yang dibarengi dengan sikap kemrungung semacam itu. Ini tadbir yang menimbulkan tekanan batin.

Tadbir yang diperinthakan (matlub) ialah usaha yang berkaitan dengan kewajiban kita sebagai hamba Tuhan. Kita, misalnya, wajib terlibat dalam tadbir atau usaha untuk melakukan perintah-perintah Tuhan, seperti ibadah wajib. Tadbir semacam ini tak bisa dihindarkan.

Adapun tadbir yang diperbolehkan adalah tadbir dalam bidang duniawi. Anda butuh menafkahi keluarga Anda, dan karena itu harus melakukan usaha/ikhtiar. Itulah tadbir yang di-mubahkan, diperbolehkansehingga akhirnya Anda sendiri kerepotan dan mengalami tekanan mental. Ringankan diri Anda.

Ahmad ibnu Masruq (w. 910 M), seorang tokoh sufi Baghdad, berkata:

Man taraka al-tadbir fa-huwa fi rahah. Barangsiapa meninggalkan tadbir, usaha, dia akan tenang, tidak mengalami tekanan.”

Yang dimaksud dengan tadbir yang harus ditinggalkan ini tentunya adalah tadbir yang dibarengi dengan sikap kemrungung semacam itu. Ini tadbir yang menimbulkan tekanan batin.

Tadbir yang diperinthakan (matlub) ialah usaha yang berkaitan dengan kewajiban kita sebagai hamba Tuhan. Kita, misalnya, wajib terlibat dalam tadbir atau usaha untuk melakukan perintah-perintah Tuhan, seperti ibadah wajib. Tadbir semacam ini tak bisa dihindarkan.

Adapun tadbir yang diperbolehkan adalah tadbir dalam bidang duniawi. Anda butuh menafkahi keluarga Anda, dan karena itu harus melakukan usaha/ikhtiar. Itulah tadbir yang di-mubahkan, diperbolehkan

kontemplatif arti lain
Spekulatif
Akademis
Hipotetis
Teoretis
Meditatif
Reflektif
Untung-Untungan
Introspektif
Reflekstif