NURUL ABROR

Sabtu, 04 Mei 2019

Do'a Nabi Muhammad SAW Sambut Bulan Puasa dan Artinya, Cocok untuk Ramadhan 1440H/2019

Bacaan Do'a Nabi Muhammad SAW Sambut Bulan Puasa dan Artinya, Cocok untuk Ramadhan 1440H/2019

Jumat, 26 April 2019 16:21

    Berikut amalan sunnah puasa Ramadhan 2019 ini, seperti dilansir dari :

1. Sahur, walaupun dengan seteguk air. Masuk waktu sahur mulai pertengahan malam. Rasulullah saw bersabda:

تَسَحَّرُوْا وَلَوْ بِجُرْعَةِ مَاءٍ. صحيح

“Bersahurlah walaupun dengan seteguk air.” (Shahih)
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً. متفق عليه

“Bersahurlah karena sesungguhnya dalam sahur itu ada barakah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِكُمْ وَبَيْنَ صِيَامِ أَهْلِ الكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحرِ .رواه أحمد في المسند

“Pembeda antara puasa kalian dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Ahmad dan al-Musnad)
engakhirkan waktu sahur malam. Disunnahkan untuk berhenti makan sebelum terbitnya fajar seukuran membaca 50 ayat (seperempat jam). Hal ini berdasarkan hadits riwayat Zaid:

تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُوْرِ؟ قَالَ: قَدْر خَمْسِيْنَ آيَة. متفق عليه

“Kami sahur bersama Nabi saw kemudian beliau berdiri untuk shalat. Aku (perawi) bertanya, ‘Berapakah waktu itu jarak antara adzan dan sahur? Zaid menjawab, ‘Seukuran (membaca) 50 ayat (al-Qur’an).” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Mempercepat (ta’jil) buka puasa jika sudah yakin masuk waktu berbuka (yakni terbenamnya matahari).

Jika ragu, maka dia harus berhati-hati dengan menunda sebentar buka puasa sampai merasa yakin dengan masuknya waktu berbuka. Rasulullah saw bersabda:

لَاتَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الفِطْرَ. متفق عليه

“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mempercepat berbukanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Berbuka dengan ruthab (kurma muda)

Berbuka dengan kurma sangat dianjurkan, jika tidak ada maka dengan air zamzam, jika tidak ada maka dengan air biasa, jika tidak ada maka dengan makanan manis yang masak tanpa menggunakan api (seperti madu atau kismis), jika tidak ada maka makanan manis yang masak dengan api.

Diriwayatkan bahwa Nabi saw:

يفْطرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسا حَسَوَاتٍ مِنَ المَاءِ. صحيح أبي داود

“Berbuka dengan beberapa ruthab (kurma basah) sebelum shalat. Jika tida ada ruthab, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada maka beliau berbuka dengan air.” (Shahih Abu Dawud)

5. Berdoa saat berbuka

Doa buka puasa yang terpendek adalah: “Allahumma laka shumtu, wa bika aamantu, wa ‘ala rizqika afthartu”.

Selain doa di atas, terdapat riwayat lain tentang doa Rasulullah SAW.

Disebutkan bahwa Nabi SAW jika berbuka, membaca doa:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوْقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ. صحيح أبي داود

“Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat, dan telah pasti pahala (puasa) insya Allah.” (Shahih Abu Dawud)

Terkait fadhilah doa saat berpuasa, Rasulullah saw bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يفْطرُ وَالإِمَامُ العَادِلُ وَدَعْوَةُ المَظْلُوْمِ. صحيح الترمذي

“Tiga orang yang doanya tidak ditolak: Orang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdzalimi.” (Shahih al-Turmudzi)

6. Memberi makan untuk orang yang berbuka.

7. Jika berhadats besar, disunnahkan mandi janabah/mandi besar sebelum terbit fajar. Aisyah meriwayatkan:

أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُوْمُ. متفق عليه

“Bahwa Nabi saw pernah memasuki waktu fajar dalam keadaan junub dari istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Mandi di malam hari setiap ba’da Maghrib di bulan Ramadhan, supaya lebih giat untuk qiyamul lail (tarawih, tadarrus, dan lain-lain).

9. Melaksanakan shalat Tarawih selama bulan Ramadhan.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. متفق عليه

“Barangsiapa menghidupkan (malam Ramadhan) karena iman dan mengharap (ridha Allah), maka akan diampuni baginya dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

10. Senantiasa melaksanakan shalat Witir.

Shalat Witir pada bulan Ramadhan mempunyai kekhususan hukum yaitu:

a. Disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah.

b. Disunnahkan bagi imam untuk memperkeras bacaan.

c. Disunnahkan untuk membaca qunut pada separuh kedua bulan Ramadhan.

11. Memperbanyak bacaan Al-Qur’an.

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالخَيْرِ وَأَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِي رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ وَيُعْرِضُ عَلَيْهِ القُرْآنَ. رواه البخاري

“Rasulullah adalah orang yang paling baik dalam melakukan kebaikan dan paling baik dalam Ramadhan saat ditemui oleh Jibril dan ia membacakan al-Qur’an kepada Nabi.” (HR. Bukhari)

12. Memperbanyak melakukan kesunnahan-kesunnahan, seperti shalat Rawatib, shalat Dhuha, shalat Tasbih, dan sebagainya.

13. Memperbanyak amal-amal shalih,seperti shadaqah, shilaturrahmi, menghadiri majlis taklim/pengajian, i’tikaf, umrah, menjaga hati dan anggota tubuh dari perbuatan maksiat, memperbanyak doa, dan sebagainya.

14. Lebih meningkatkan semangat ibadah pada 10 hari terakhir,mengejar lailatul qadar pada malam-malam tersebut, terutama pada tanggal-tanggal ganjilnya. Diriwayatkan dari Aisyah ra:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ العَشْرَ الأَوَاخِرَ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَشَدَّ المَئْزَرَ. متفق عليه

“Bahwa Nabi saw jika memasuki 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau menghidupkan malam, membangunkan istri beliau, dan meninggalkan hubungan suami istri (untuk dipergunakan ibadah). (HR. Bukhari dan Muslim)

15. Lebih memperbanyak dalam menafkahi keluarganya.

16. Meninggalkan banyak bergurau,terutama yang mengandung ejekan. Jika diejek oleh seseorang, harus segera ingat bahwa dirinya sedang berpuasa.

فَإِنْ امُرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ. رواه مسلم

“Jika seseorang menghina atau menengkarinya, maka hendaknya orang yang berpuasa itu mengatakan. ‘Sesungguhnya aku berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa.” (HR. Muslim)

Amalan sunnah puasa Ramadhan 2019 ini sesuai hukumnya sunnah, bila dikerjakan akan mendapat pahala, tak dikerjakan juga tidak apa-apa.

Sementara itu, menurut garis tanggal yang dibuat dengan aplikasi Accurate Hijri Calendar (AHC) oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), menurut perhitungannya awal Ramadan 1440 H/2019 jatuh pada 6 Mei 2019.

Namun, untuk kepastian jadwalnya masih menunggu hasil sidang isbat yang akan menggabungkan dengan hasil rukyat (pengamatan) hilal pada saat maghrib 5 Mei 2019.

Sementara untuk Idul Fitri, secara hisab awal bulan Syawal 1440 H/2019 jatuh pada 5 Juni 2019.

Namun, seperti penentuan awal bulan Ramadan, kepastian awal bulan Syawal masih menunggu sidang isbat yang akan menggabungkan dengan hasil pengamatan hilal pada saat maghrib 3 Juni 2019.

Banjarmasinpost.co.id/noor masrida

© 2019 TRIBUNnews.com All Right Reserved