NURUL ABROR

Senin, 29 Juni 2020

Ibadah Qurban

Nabi Ibrahim as teladan terbaik yg diabadikan dalam al quran dalam hal  Ketakwaan, keikhlasan, kepatuhan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah, sehingga Nabi Ibrahim pernah suatu saat berkurban 1000 kambing, 300 sapi, dan 100 onta. Hingga para malaikat dan orang orang dimasa itupun kagum pada beliau, 

Menurut nabi ibrahim as semua dilakukan karena atas perintah Allah semata. Sampai beliau bernadzar  karena saking penginnya punya keturunan seorang anak. "Demi Allah, jika aku mempunyai seorang anak, dan Allah memerintah untuk menyembelihnya niscaya aku akan menyembelihnya,”

Sampai suatu waktu akhirnya Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar dikaruniai keturunan bernama ismail yg sudah lamanya ditunggu. Waktu berlalu bertahun-tahun sampai usia ismail cukup dewasa, namun Allah mengingatkan nabi ibrahim as akan nadzarnya. 

Tepat pada tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim dalam tidurnya bermimpi. Dalam mimpi tersebut seseorang berkata, “Wahai Ibrahim, tepatilah janjimu!” Setelah bangun dari tidur, Nabi Ibrahim berpikir dan berangan-angan ataukah syetan? Sehingga hari itu disebut hari Tarwiyyah.

Tarwiyah berasal dari kata rowa yurowwi tarwwiyah yang artinya merenung. Dinamakan hari tarwiyah karena pada hari itu, Nabi Ibrahim berpikir dan merenung atas kejadian masa lalu berupa janji atau nadzar yang terlupakan.

Pada malam 9 dzulhijjah bermimpi yg sama perintah untuk menyembelih ismail anaknya, keesokan harinya tanggal 9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim mengetahui ternyata mimpinya berasal dari Allah. Sehingga pada tanggal tersebut dikenal dengan hari Arofah.

Arofah berasal dari kata arofa ya’rifu arfan, yang artinya mengetahui. Mengetahui bahwa mimpi tersebut bukan dari setan tapi perintah Allah. Lalu pada tanggal 10 Dzulhijjah terjadilah peristiwa penyembelihan atau nahr, dimana hari itu dikenal dengan Yaumun Nahr, dimana Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah Allah tanpa ragu untuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail as. 

Godaan dan rayuan datang berkali-kali, sebelum Nabi Ismail disembelih. Mulai dari bisikan ke Hajar untuk membatalkan penyembelihan tersebut. termasuk Nabi Ismail pun dirayu oleh setan. Akhirnya, Nabi Ismail mengambil batu dan melemparkannya kepada Iblis. Peristiwa itulah menjadi momen dalam haji yaitu melempar jumroh.

Setelah sampai di Mina, Nabi Ibrahim berkata kepada putranya, sebagaimana tertulis dalam Asshofat 102, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."

(QS. As-Saffat 37: Ayat 102)


Perintah menyembelih bagi Nabi Ibrahim as adalah ujian besar sebagai seorang ayah, dan bagi Nabi Ismail ini  merupakan ujian selaku anak. Nabi Ismail bersabar dengan perintah Allah untuk disembelih dengqn taat dan patuh seklaipuntdk masuk akal dijaman sekarang. 

Kurban Dalam Bentuk Syukur

Melewati ujian itu, tak lama Malaikat Jibril pun datang dengan membawa seekor domba yang besar. Domba tersebut merupakan domba kurban habil – putra Adam – yang masih hidup di Surga. Kemudian, kurban tersebut dijadikan tebusan atau ganti Nabi Ismail. Malaikat Jibril pun datang dengan rasa ta’dzim (hormat) kepada Nabi Ibrahim.

Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dalam kehidupan Nabi Ibrahim. Dimana komunikasi dalam keluarga harus selalu dibangun. Seorang ayah harus mampu mengajak bermusyawarah kepada istri dan anaknya. Kuatkan iman, yang terbaik akan datang setelah kita bersabar, pasrah kepada Allah. Dan sucikan harta selain dengan zakat juga dengan berkurban hewan yang sesuai dengan kriteria yang baik. Karena tidak ada sesuatu yang berharga, selain bisa dekat dengan-Nya. Selamat menyambut Idul adha 1441 Hijriyah

Sebagaimana kisah diatas Nabi  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ وَجَدَ مِنْكُمْ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

“Siapa yang mendapatkan kelebihan harta tapi dia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati mushola kami.”

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَنْ يَّنَا لَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا دِمَآ ؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَا لُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ ۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَـكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 37)

Ketakwaan, keikhlasan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah Rabbul ‘Alamin.