Sekiranya manusia mau hanya menyembah kepada Allah saja..... maka Allah akan menjamin rezekinya dan menghilangkan ketakutan masa depan.....
فَلْيَـعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِ ۙ
"Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah),"
(QS. Quraisy 106: Ayat 3)
لَّذِيْۤ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ
"yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan."
(QS. Quraisy 106: Ayat 4)
Menyembah kepada Allah saja artinya tidakada yang bisa menguasai dirinya kecuali Allah dzat yang Maha Esa dan tidak akan menyembah kepada penguasa yang zalim, tidak akan menyembah kedudukan hanya titipan, tidak akan menyembah harta, tidak akan menduakan Alloh dengan perniagaan. tidak akan cinta dunia
Manusia dalam menyembah kepada Allah bila terlalu besar dan mendominasi rasa takut *(khauf)*, maka akan terjerumus dalam akidah *khawarij* yang putus asa dari rahmat Allah pada percaya Allah Maha Pengasih.
Apabila terlalu besar dan mendominasi rasa *raja’* (berharap), maka akan terjerumus dalam akidah *murji’ah* yang menghilangkan rasa takut kepada Allah, hanya menonjolkan ampunan dan rasa harap padahal Allah juga “syadidul iqab” yaitu keras azabnya.
ibadah kepada Alloh semata, niat ikhlas ibadah karena Allah saja, menghindarkan niat ibadah dengan tujuan dunia, menghindarkan #ibadah pamrih dunia#ibadah berharap rezeki#ibadah berharap sehat#ibadah berharap jabatan#ibadah berharap dunia#ibadah berharap harta#ibadah berharap jodoh
terus apakah manusia tidak boleh berharap dalam ibadah? tentu saja boleh asal berharap dalam ibadah tidak di letakkan dalam niat, berharap diperbolehkan dalam doa
https://muslim.or.id/38052-menyeimbangkan-antara-khauf-rasa-takut-dan-raja-berharap.html
manusia merasa ibadahnya sudah maksimal, dan paling baik diantara manusia lain, diantara golongan lain, walaupun ahli salat jamaaah, ahli ahli tahajud, ahli sadaqoh ahli dzikir, ahli tahlil, gangguan terbesar manusia seperti ini akan terjerumus dalam sifat ujub
لَوْ لَمْ تَكُوْنُوْا تُذْنِبُونَ لَخِفْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبُ الْعُجْبُ
“Jika kamu tidak berbuat dosa, sungguh aku mengkhawatirkan kamu pada perkara yang lebih besar dari itu, yaitu ‘ujub, ‘ujub *(kagum terhadap diri sendiri)”* [Hadist Hasan Lighairihi, sebagaimana di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no.658
فَلَا تُزَكُّوْۤا اَنْفُسَكُمْ ۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى.
*Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa."*
(QS. An-Najm 53: Ayat 32)
manusia dan rezekinya ga usah dikhawatirkan sudah dijamin Allah swt sampai sempurna rezekinya
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
https://majlisdzikirnurulabror.blogspot.com/2019/06/setiap-jiwa-tidak-akan-mati-sampai.html?m=1
manusia perlu beraungguh sungguh dalam segala hal
وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَـغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
"Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 6)
*_"Malaikat Tidak Pernah Salah. Setan Tidak Pernah Benar. Manusia bisa benar, bisa salah. Maka kita dianjurkan saling mengingatkan, bukan saling menyalahkan."_* KH. Ahmad Mustofa Bisri
ikuti *_ajaran yang dibawa_* para alim, para kyai, para ustadz yaitu kitabullah *Al-Quran* dan sunah nabi *Al-Hadits* bukan ikuti sosok manusianya yg *bisa salah bisa benar* apalagi sampai *disembah* naudzubillah.
اَنْـتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُـنَا (QS 36:15)
"Kamu ini hanyalah manusia seperti kami"
Manusia tidak patut disembah karena perbuatan syirik yaitu mensekutukan Allah.
Sebagaimana nabi isa as diperintah Allah SWT supaya pengikutnya hanya menyembah *kepada Allah saja,* karena pengikutnya *takjub* pada keajaiban-keajaiban *mukjizatnya,* nabi isa pun ikut disembah sebagai *tuhan anak,* atau tuhan yesus dan ibunyapun siti maryam ikut disembah sebagai *tuhan Ibu*, dikenal sebagai bunda maria.
Beginilah Allah bertanya kepada nabi isa as yang *diabadikan* dalam QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 116 berikut :