NURUL ABROR

Kamis, 15 April 2021

Merugilah orang yang masuk Ramadhan?

kadang terlalu khusuk bisa jadi tersangka penyakitnya ya ujub dan ujub

لَوْ لَمْ تَكُونُوا تُذْنِبُونَ، خَشِيتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ، الْعُجْبَ الْعُجْبَ “

Jika kalian tidak berdosa, aku takut kalian tertimpa (masalah) yang lebih besar dari dosa, yaitu ujub, ujub!” (Imam Abu Bakr Ahmad al-Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2017, juz 5, h. 453) 


Sekilas hadits ini ekstreem, hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam at-Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانَ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ.

“Merugilah orang yang disebutkan namaku (nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) di hadapannya, tetapi ia tidak mau bershalawat kepadaku. Merugilah orang yang masuk Ramadhan, kemudian Ramadhan itu berlalu sebelum dosa-dosanya diampuni. Dan merugilah seorang yang mendapatkan kedua orang tuanya di waktu tua (lanjut usia), tetapi keduanya tidak dapat menyebabkannya masuk Surga.” ‘Abdurrahman (salah satu perawi) berkata: “Dan aku menyangka bahwa ia berkata, ‘Atau salah satunya.’” (Jaami’ at-Tirmidzi, bab ad-Da’awaat (X/372 no. 3545). Al-Imam at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan gharib, dari riwayat ini.” Syaikh al-Albani berkata, “Hasan shahih.” (Shahiih Sunan at-Tirmidzi III/177). Lihat pula catatan pinggir kitab Misykaatul Mashaabiih karya Syaikh al-Albani (I/292)


Kata Gus Baha' :"Jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang biasa jadi susah menjalankan syariat Islam". 

“Hindarilah omongan seperti misalnya saat bulan Rhamadan: "Rugi, Ramadhan hanya setahun sekali kok gak sholat tarawih di masjid berjama'ah." 

Itu namanya tak menghargai perasaan orang.

“Di luar sana itu, ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati. Mereka juga ingin tarawih, tapi apa daya mereka sedang bekerja.”

“Tarawih itu sunah. Sementara mencari nafkah itu wajib. Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu hal yang utama". 

"Dan dalam riwayat jelas sekali, Kanjeng Nabi itu sangat mencintai sholat tarawih, tapi beliau sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari sholat, supaya tarawih tidak dianggap sebagai ibadah wajib.”

Bahkan dalam hal sholat wajib, Gus Baha mewanti-wanti agar imam sholat jangan terlalu lama membaca bacaan sholat. 

"Kanjeng Nabi itu sangat suka sholat. Suatu saat ketika Kanjeng Nabi mengimami sholat, beliau mendengar bayi menangis.

Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat sholatnya. Khawatir ibu dari bayi yang jadi makmumnya.

Gus Baha juga pernah disowani oleh kiai yang mengeluh karena jama'ahnya tak bertambah.

Sambil tertawa Gus Baha menjawab, “loh Jangan-jangan orang yang tidak datang sudah hebat.”


“loh Kok bisa, Gus..?”


“Kamu kan mengajarkan supaya orang berbuat baik kepada keluarganya. Mungkin orang yang tidak mengaji itu sedang mempraktekkan ajaran itu. Dia mungkin sedang makan Bakso dengan keluarganya.


“Kamu kan mengajarkan supaya orang mencari nafkah yang halal. Nah, orang yang tidak datang itu mungkin sedang bekerja mencari nafkah yang halal untuk kehidupan keluarganya.”


Kiai itu terdiam. “Masak sih, Gus..?”


"Loh kamu itu dikasih tahu kok gak percaya. Makanya, jadi kiai itu yang bijak". 


"Kiai itu penyangga umat banyak. Kalau mau bikin kajian, ya jangan saat orang bekerja. Jangan sampai orang-orang berpikir bahwa Islam itu hadir sebagai masalah."


Semoga Gus Baha' dan kita semua selalu Sehat.. Aamiin..