Kamis, 07 Agustus 2025

"Liyuqimusolah" anak kita untuk salat (Kenapa kita sampai salah jalan mendidik anak?)

Kenapa kita salah jalan mendidik anak? apapun profesi kita saat ini kita tetap fokus bahwa anak kita santri berada dalam 3 jalur yg lurus mustaqiem:

1. "Mencetak Mubaligh" profesi apapun anak santri dimasa depan dimulai rajin salat kelak akan menjadi "guru ngaji" minimimal jadi guru ngaji bagi anaknya masa depan. dasarnya "ikhlas" sesuai tutunan nabi Muhammad saw bukan semata cari rangking, cari prestasi atau cari sekolah favorit. Tapi dimulai jadi orangtua yg baik bagi anaknya.  

2. "Akhlaq Karimah" dimulai dari orangtua yg jadi tauladan bagi anaknya dimulai tdk main hp dpn anaknya, jg sampai anak mencontoh anak tetangganya atau temanya

3. Mubaligh harus menjunjung tinggi "ilmu" yg menuju surga. Keberhasilan orangtua bukan menjadikan anak santri yg kaya raya, serba tercukupi ada pelayan ART, stau ada mesin cuci atau pulang bawa lamborgini. Jika berfikir dengan harta kita bisa berbagi, orang kafir-pun bisa berbagi bukan tujuan utama. Anak santri besok pulang bawa tahta, jadi presiden, menteri, dirjen, dirut atau apapun jabatan. 
Fokus dimulai dari utamakan menjunjung tinggi ilmu diatas segalanya dalam arti yg luas seteliti teliti menembus semua sekte apapun asobiyah semata ilmu dari sorang guru yg benar sesuai sanad yg nyambung ke rasulullah Saw.  "bukan semata tujuan ilmu dunia".

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ ” ، رَوَاهُ مُسْلِمٌ

artinya "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga". 

Dimulai dari keluarga tingkat RT, tingkat Ranting, daerah, cabang, sampai Pusat. Bukan anak santri yg pulang bawa lamborgini, atau pulang bawa segudang jabatan, tapi anak santri pulang apapun profesinya  "Jadi Guru Ngaji" sesuai tuntunan Rasulullah saw. Sukses dunia akhirat, aamiin

Tidak ada komentar: