Masjid Nurul Abror RW5 Mejasem Barat Kramat Kabupaten Tegal
1.kliwon Tasfir ibnu katsir Ust.Abd.Jamil
2. Pahing Irsyadul-Ibad Ust. Muhlisin
3. Wage Al-Hikam Ust Wartono, S.Pd.I
4. Legi Nashoihul Ibad Ust. Mi'rojun
5. Pon Fathul-Muin ust Hamdan S.Pd.I
1. Kitab Tafsir ibnu Katsir
2. Kitab Irsyadul Ibad
3. Kitab AlHikam
4 Kitab Nashoihul Ibad imam Nawawi
5 Kitab Fathul-Muin
6. Kitab ihya ulumuddin
Pedoman ngaji:
1) Ngaji ada gurunya dan didepan umum, bukan membaca sendiri. (Gus Baha)
2) Kitab umumnya dibaca secara berturutan
Ini Pengalaman Ghaib saat Ngaji Kitab Ihya Ulumiddin
Ahad 2 Juli 2017 11:05 WIB BAGIKAN:
Pringsewu, NU Online
Kitab Ihya Ulumiddin dibaca tidak berurutan dari jilid awal sebagaimana lazimnya membaca kitab. Kalau kitab Ihya ini dibaca tidak berurutan, maka konsekuensinya pembacaan kitab tidak tamat atau pembacanya mengalami peristiwa-peristiwa ghaib.
Demikian disampaikan Mustasyar MWCNU Ambarawa Kabupaten Pringsewu KH Muhammad Dalhar di kediamannya, Pengaleman Kabupaten Pringsewu, Jum'at (30/6). "Saya juga mengalami hal serupa saat saya mengajarkan kitab Ihya sampai pada Bab Sakaratul Maut, Istri saya dipanggil oleh Allah SWT," katanya dengan raut muka sedih menceritakan kisah hidupnya. Selain itu, seseorang yang hanya belajar beberapa bagian saja dari kitab ini bisa-bisa mengalami kebingungan dan tidak bisa memahaminya. "Dalam kitab ini ada bab di mana kita kebingungan dalam memahami maksudnya. Tetapi, kebingungan ini akan terobati pada bab selanjutnya," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, kiai yang berpenampilan sangat sederhana ini juga menceritakan sebuah kisah tentang seseorang yang meragukan kandungan Kitab Ihya Ulumuddin. "Orang ini kemudian bermimpi bertemu dengan Imam Ghazali yang menyampaikan keraguannya kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah itu Nabi memberikan kayu kepada Imam Ghazali untuk memukul orang yang tidak percaya ini," kata kiai yang juga rutin membaca Kitab Ihya Ulumuddin setiap Jumat di Masjid Jami Pengaleman ini.
Ia mengatakan bahwa setelah orang itu bangun terlihat sekujur tubuhnya membiru dan sakit seperti habis dipukul dengan kayu. (Muhammad Faizin/Alhafiz K)
(Sumber:https://www.nu.or.id/post/read/79306/ini-pengalaman-ghaib-saat-ngaji-kitab-ihya-ulumiddin)
3) Ngaji dengan sanad yaitu seperti jalannya orang orang yang telah diberi nikmat, tafsir menurut mbah maemun zuber "an'amta" Adalah orang saleh yg telah meninggal, karena yg bisa ditiru adalah sifat manusia sedang sifat Allah tdk bisa ditiru karena tidak makan dan tidak minum (Gus Baha)
4) Ngaji dengan kitab (bersanad) potensi salahnya kecil kalau ngaji tanpa pedoman kitab potensi salahnya banyak karena banyak menggunakan uraian logika pikiran kita. (Gus Baha)
5) Sanad gus Baha
dari Syeh Ahmad Zaeni Dahlan (Mesir)-Syeh Bakri Satho (kitab I'anatut Thalibin)-Syeh Mahfud Adarmasi (pacitan)-Syeh Faqih Maskumambang-Syeh Zubair-Syeh Maemun Zubeir -gus Baha