Mengapa Orang Islam Harus Kaya...?
Anda masih risih dengan kekayaan atau kata ‘kaya’?
Nah, saya sarankan Anda baca dulu kalimat-kalimat di bawah ini:
Kekayaan bukan segalanya. Kekayaan pun tak dapat menjamin kebahagiaan.
Namun kekayaan adalah alat bantu yang memudahkan Anda dan keluarga Anda
untuk lebih bahagia.
Kekayaan
juga tidak otomatis membuat Anda lebih mulia. Namun kekayaan dapat
membantu Anda memuliakan keluarga, sesama, dan agama. Ketika anak Anda
sakit keras dan perlu biaya besar untuk berobat, barulah Anda sadar
betapa pentingnya kekayaan.
Ketika istri Anda tengah bersalin dan perlu biaya besar untuk operasi,
barulah Anda sadar betapa pentingnya kekayaan. Ketika orangtua Anda
ingin berhaji dan mereka tidak mampu, barulah Anda sadar betapa
pentingnya kekayaan.
Terlepas ada orang kaya yang tinggi hati dan rendah hati, pada
kenyataannya hampir semua rumah ibadah, rumah sakit, dan sekolah
dibangun oleh orang kaya. Merekalah yang menjadi tangan di atas.
Sebagian kita, begitu mendengar kata ‘miskin’, eh malah tersinggung.
Padahal, daripada tersinggung, mending berubah. Tersinggung nggak ada
duitnya, hehehe. Sebagian kita, begitu mendengar kisah orang-orang kaya,
eh malah dengki. Padahal, daripada dengki, mending belajar. Dengki
nggak ada untungnya, hehehe.
Percayalah, tidak ada yang salah dengan kata ‘miskin’. Hanya mereka yang
bermental miskinlah yang tersinggung dengan kata ‘miskin’. Percaya
pula, tidak ada yang salah dengan kata ‘pecundang’. Hanya mereka yang
bermental pecundanglah yang tersinggung dengan kata ‘miskin’.
Ada yang ngomong, orang kaya susah masuk surganya. Ah, kata siapa? Kayak
pernah masuk surga saja tuh yang ngomong, hehehe. Istri dan
sahabat-sahabat Nabi kan kaya. Mana mungkin karena kaya, mereka jadi
susah masuk surga!
Konon, sahabat Nabi yang terkaya, yaitu Abdurrahman bin Auf, masuk surga
dengan merangkak (al-Kanz no.33500). Hadist ini dikeluarkan oleh Imam
Ahmad di dalam Musnad (1/115), Ath-Thabary di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir
(1/29) dari jalan ‘Imarah bin Zaadzaan dari Tsabit Al-Bunany, dari Anas
bin Malik. Menurut beberapa ulama, hadist ini sanadnya lemah dan
muatannya mungkar.
Munculnya nama ‘Imarah bin Zaadzaan di dalam hadist ini membuat sanadnya
lemah. Menurut Imam Ahmad, ‘Imarah telah meriwayatkan hadist-hadist
mungkar dari Anas (Al-Jarh wat Ta’dil, Ibnu Abi Hatim 6/366). Sementara
itu ImamAd-Daruquthny mengatakan hadist riwayat ‘Imarah ini lemah,
sehingga tidak dianggap (Su’aalaat Al-Barqaany lid Daruquthny no. 375).
Sejenak, kita tinggalkan hadist itu. Mari kita amati jasa-jasa Abdurrahman bin Auf:
- Ia adalah segelintir sahabat Nabi yang berani bersedekah seratus persen.
- Ia hampir selalu menemani perjuangan-perjuangan Nabi di lapangan.
- Ia menyantuni veteran-veteran perang dan istri-istri Nabi setelah Nabi wafat.
- Ia berpakaian sederhana, sampai-sampai tiada bedanya ia dengan budaknya.
- Apakah mungkin orang sesoleh ini susah masuk surganya? Tidak mungkin!
- Bahkan seluruh ulama sepakat, ia adalah satu di antara sepuluh orang yang dijamin
masuk surga. Catat itu!
Dan ribuan tahun sebelumnya, inilah yang terjadi...
Nabi Ibrahim (Abraham) adalah orang kaya. Salah satu bukti kekayaannya,
sekali berkurban saja, ia sanggup memberikan ratusan bahkan ribuan hewan
kurban.
Nabi Sulaiman (Raja Salomo) pernah berdoa agar menjadi orang terkaya
sepanjang sejarah dan doa itu dikabulkan oleh-Nya. Masih banyak lagi
nabi-nabi yang kaya, di antaranya Nabi Yusuf dan Nabi Muhammad.
Jelaslah sudah, tidak ada yang salah dengan kekayaan. Asalkan Anda mampu
mempertanggung-jawabkan ‘dari mana’ dan ‘ke mana’ kekayaan itu. Tentu
saja, walaupun kaya, Anda tetap sederhana, rendah hati, dan murah hati.
Setelah membaca kalimat-kalimat di atas, saya berharap tersingkirlah mental block di benak Anda. Saya harap begitu. Hmm, apa jadinya kalau semua orang kaya?
Ini tidak perlu dirisaukan. Kalaulah kita semua kaya, maka bangsa kita
akan menjadi bangsa yang dikuatkan lagi disegani. Dan bukan mustahil,
bangsa lain lah yang akan bekerja untuk kita. Melalui kisah-kisah sukses orang kaya
yang akan saya posting secara berseri selama bulan Maret ini, semoga
dapat memotivasi dan menginspirasi Anda. Semoga kita semua sukses
berjamaah. Aamiin...
Sumber: Dikutip dari ebook 3 Orang Kaya & Rahasia-Rahasia Mereka karya Ippho "Right" Santosa dengan sedikit editing.
http://www.sholat-dhuha.info/2012/03/mengapa-orang-islam-harus-kaya.html#.VG6Rx2f7ZmE