Rasulullah SAW pernah berkata kepada Abu Hurairah RA tentang perkara wewangian bagi muslimah saat menjalankan sholat. Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim ini, Rasulullah bersabda:
أيما امرأةٍ أصابت بخورًا، فلا تشهدْ معنا العشاءَ الآخرةَ
“Siapapun wanita yang menggunakan dupa (wewangian), maka janganlah ikut menghadiri sholat isya bersama kami.” (HR Muslim).
Dalam riwayat lain disebutkan:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه استقبلته -أي في الطريق- امرأة متطيبة فقال: أين تريدين يا أمة الجبار؟ فقالت المسجد. فقال: وله تطيبت؟ قالت نعم. قال أبو هريرة إنه قال: أيما امرأة خرجت من بيتها متطيبة تريد المسجد لم يقبل الله عز وجل لها صلاة حتى ترجع فتغتسل
Abu Hurairah pernah bertemu dengan seorang wanita yang menggunakan wewangian dan hendak pergi ke masjid. Abu Hurairah pun bertanya, “Wahai hamba Allah, hendak pergi kemana kamu?” Lalu wanita itu menjawab, “Hendak ke masjid,” Abu Hurairah berkata lagi, “Karena hendak ke masjid, kamu memakai wewangian?”
Lalu wanita itu mengangguk. Maka Abu Hurairah pun berkata, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Siapapun wanita yang memakai wewangian, kemudian keluar menuju masjid, maka sholatnya tidak diterima hingga dia mandi.” (HR Abu Dawud).
Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada Abu Musa Al-Asyari tentang bahaya menggunakan wewangian. Dalam hadits yang diriwayatkan An-Nasa’i tersebut Rasulullah SAW bersabda:
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا رِيحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ، وَكُلُّ عَيْنٍ زَانِيَةٌ
“Siapun wanita yang menggunakan minyak wangi (wewangian), lalu berjalan melewati sekelompok kaum agar mereka dapat mencium bau wanginya, maka wanita itu adalah penzina,” (HR An-Nasa’i).