*Kadang orang tua bermaksud ga tega,* kok anak disuruh isah isah, sapu lantai? dengan tujuan biar *anak fokus belajar,* padahal cara ini keliru, semakin anak dibiarkan tidak tahu tanggung jawab keseharian, justru semakin jauh menjadi anak yg sukses dalam karier, dalam hidup yg dicita citakan kelak. *Semakin anak dibiarkan tidak bisa menghargai waktu,* ada kemungkinan besar justru anak *tidak bisa mengatur hidupnya kelak.* atau kemungkinan anak malah tidak bisa disiplin kerja sesuai aturan perusahan atau instansinya.
*Fokus melatih anak pada tugas utama keseharian, justru lebih didahulukan*, seperti selalu mencuci piring tiap habis makan, *bukan nanti, tunggu diperintah*, bukan dimanjakan dibiarkan karena ada pembantu. Pagi hari saatnya, bantu ibu memasak di dapur, bantu menyiapkan sarapan, bantu beli sarapan, habis salat subuh bukan waktu untuk *dzikir pagi panjang* membiarkan seorang ibu masak di dapur sendirian, atau ibunya justru membiarkan karena ada hajat pengin diterima di suatu instansi atau di perusahaan, *ini keliru,* justru dzikirnya seorang anak pas korah korah, sambil cuci piring, sambil bersihkan dapur, sapu lantai, membersihkan kursi dan meja tamu yg berdebu. Menata yg ga pantes. Dan jangan sampai terjadi dawuh nabi: *" Kelak di akhir zaman seorang ibu dijadikan pembantu anaknya"*
Bagi yg sdh punya anak yg tertib bangunkan anak, mandikan anak, dst