Kamis, 29 Desember 2022

KALENDER HIJRIYAH yang didapat dari Imam Ja’far Ash-Shadiq :

    KALENDER HIJRIYAH yang didapat dari Imam Ja’far Ash-Shadiq :

    Tanggal 1 : Baik untuk menjumpai penguasa, mencapai hajat, jual-beli, bercocok tanam, dan bepergian.

    Tanggal 2 : Baik untuk bepergian, dan mencapai hajat.

    Tanggal 3 : Buruk dan tidak baik untuk seluruh kegiatan

    Tanggal 4 : Baik untuk perkawinan, dan tidak disukai untuk bepergian.

    Tanggal 5 : Buruk dan nahas.

    Tanggal 6 : Diberkati, baik untuk perkawinan, dan mencapai hajat.

    Tanggal 7 : Diberkahi, terpilih dan baik untuk segala yang diinginkan dan rencana usaha.

    Tanggal 8 : Baik untuk semua hajat kecuali bepergian.

    Tanggal 9 : Diberkahi, baik untuk semua yang diinginkan manusia, dan siapa yang bepergian pada hari ini ia akan dianugerahi harta dan akan melihat setiap kebaikan dalam bepergiannya.

    Tanggal 10 : Baik untuk semua hajat kecuali mendatangi penguasa; orang yang lari dari penguasa pada hari ini ia akan tertangkap; orang yang kehilangan sesuatu akan didapatkan; hari ini sangat baik untuk jual-beli.

    Tanggal 11 : Baik untuk jual-beli, dan mencapai semua hajat kecuali mendatangi penguasa; dan baik untuk melakukan persembunyian.Tanggal 12 : Hari ini baik dan penuh berkah; capailah hajat anda dan berusahalah insya Allah tercapai.

    Tanggal 13 : Sepanjang hari ini nahas, maka waspadalah dalam seluruh urusan.

    Tanggal 14 : Sangat baik untuk mencapai seluruh hajat dan usaha.

    Tanggal 15 : Baik untuk semua hajat yang diinginkan, maka capailah hajat Anda, insya Allah tercapai.

    Tanggal 16 : Buruk dan tercela untuk segala sesuatu.

    Tanggal 17 : Baik dan terpilih untuk mencapai keinginan, perkawinan, jual-beli, bercocok tanam, mendirikan bangunan, mendatangi penguasa untuk suatu hajat, insya Allah tercapai.

    Tanggal 18 : Terpilih dan baik untuk bepergian, dan mencapai hajat; orang yang melakukan perlawanan terhadap musuhnya ia akan memperoleh kemenangan dengan kekuasaan Allah

    Tanggal 19 : Terpilih dan baik untuk seluruh amal perbuatan; anak yang dilahirkan pada hari ini ia akan diberkahi.

    Tanggal 20 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai hajat, bepergian, mendirikan bangunan, bercocok tanam, melangsungkan resepsi perkawinan, dan mendatangi penguasa; hari ini penuh berkah dengan kehendak Allah swt.

    Tanggal 21 : Hari nahas sepanjang hari.

    Tanggal 22 :Terpilih dan baik untuk jual-beli, mendatangi penguasa, bepergian, dan bersedekah.

    Tanggal 23 :Terpilih dan sangat baik khusus untuk perkawinan, perdagangan, dan mendatangi penguasa.

    Tanggal 24 : Hari nahas dan tercela.

    Tanggal 25 : Buruk dan tercela, waspadalah melakukan sesuatu

    Tanggal 26 : Baik untuk mencapai seluruh hajat kecuali perkawinan dan bepergian; hendaknya bersedekah Anda akan merasakan manfaatnya.

    Tanggal 27 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai semua hajat dan apa yang diinginkan, dan mendatangi penguasa.

    Tanggal 28 : Berimbang antara baik dan buruk.

    Tanggal 29 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat orang yang sakit pada hari ini akan qcepat sembuh; orang orang yang bepergian pada hari ini hartanya akan terkena musibah,dan orang yang lari akan kembali.

    Tanggal 30 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat, jual-beli, perkawinan, dan bercocok tanam; orang yang sakit pada hari akan cepat sembuh; anak yang lahir pada hari ini ia memiliki sifat tabah dan diberkahi, dimuliakan urusannya, jujur lisannya, dan setia terhadap janji.

    Tanggalan diatas adalah prediksi yang bersifat umum. Artinya pada tanggal tersebut ada kecenderungan secara umum kebanyakan manusia akan mengalami hal baik atau buruk sesuai karakter hari tersebut. Apakah nantinya akan menimpa diri kita atau tidak akan bergantung pada faktor lainnya juga misalnya amal kebajikan kita, ibadah kita, keyakinan kita, pikiran positif/negatif kita, takdir dan lain sebagainya. Jadi jikapun anda harus beraktivitas pada hari nahas, maka disarankan pada hari itu melakukan sedekah atau memperbanyak zikir, mengingat Allah, memohon ampun dll.

Sabtu, 17 Desember 2022

jadwal baru khotib

No             : 
Lampiran : 2 lembar
Hal            : Jadwal Baru Khotib dan Pengajian Rutin


Bismilahirrahmaanirrahiim
Berdasarkan Rapat Pengurus Harian Masjid Nurul Abror yang disetujui bersama Ketua Pembina di Masjid Nurul Abror Mejasem Barat Rw 05 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal diperlukan adanya penetapan jadwal baru petugas khotib jumat dan petugas pengajar Pengajian rutin malam jumat
Mengingat
Menimbang
Memutuskan
Menetapkan    
Kesatu                   : Jadwal Baru Petugas Khotib dan Pengajian Rutin Malam Jumat
Kedua                   :  Terhitung Mulai Tanggal 1 Januari 2023 sd 1 januari 2024 diangkat sebagai Khotib dan Petugas Pengajian Rutin Jumatan di Masjid Nurul Abror pada Yayasan Masjid Nurul Abror Mejasem Barat RW05 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
Ketiga                   :  Besar Bisyaroh sesuai kemampuan Pengurus Yayasan Masjid Nurul Abror
yang bersangkutan
Keempat                : Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan dalam surat keputusan ini akan ditinjau ulang
Kelima                   : Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk mendapat perhatian
Ditetapkan di TEGAL
Pada Tanggal : 8 Robiul Akhir 1444 H
                         1 Januari           2023 M 
Pengurus Yayasan Masjid Nurul Abror
Mejasem Barat RW05 Kramat Tegal

                    ttd
Drs. Bambang Setiyawan MM                         Sekretaris Umum     
               ttd
H.Amir Effendi, S.Ag. 
         Ketua Umum

        Mengetahui,
                 ttd
Ustadz Wartono S.Pd.I
            Pembina

Jumat, 09 Desember 2022

Mati Syahid dalam Islam

Jenis-jenis Orang Gugur Mati Syahid dalam Islam
Alhafiz Kurniawan
Selasa, 7 Juni 2022 | 19:00 WIB Kedudukan syahid diraih oleh orang yang gugur di medan juang dalam membela agama Islam. Mereka yang meraih derajat syahid di jalan ini akan diperlakukan bebas jenazahnya dari mandi dan shalat jenazah. Sebenarnya derajat syahid yang mulia memiliki banyak jalan atau banyak pintu. Pada hadits berikut ini,
Rasulullah saw menyebutkan tujuh pintu syahid yang memberikan kesempatan bagi banyak orang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَيْهِ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ، وَمَا تَعُدُّونَ الشَّهَادَةَ؟ قَالُوا الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْهَدَمِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرَقِ شَهِدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ
Baca Juga: Mati Membela Diri Melawan Begal Mati Syahid Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh Allah telah memberikan pahala kepadanya sesuai niatnya. Apa yang kalian tahu tentang orang-orang yang gugur sebagai syahid?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka yang gugur di jalan Allah.’ Rasulullah lalu menjelaskan, ‘Mati syahid ada tujuh jenis selain gugur di jalan Allah: (1) korban meninggal karena wabah tha’un (wabah pes) adalah syahid, (2) korban meninggal karena sakit perut juga syahid, (3) korban tenggelam juga syahid, (4) korban meninggal tertimpa reruntuhan juga syahid, (5) korban meninggal karena radang selaput dada (pleuritis) juga syahid, (6) korban meninggal terbakar juga syahid, dan (7) wanita meninggal karena hamil adalah syahid.’” (HR An-Nasa`i). Pada riwayat lain Rasulullah saw menyebutkan lima pintu syahid termasuk orang yang gugur di jalan Allah. Riwayat berikut ini datang dari Imam Bukhari dan Muslim yang menyebutkan lima pintu mati syahid
: وعن أبي هريرة رضي الله عنه، قال قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ المَطْعُوْنُ والمَبْطُوْنُ، والغَرِيْقُ، وصَاحِبَ الهَدْمِ، والشَهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ متفق عليه
Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang mendapat derajat syahid ada lima jenis, yaitu (1) korban meninggal karena wabah tha’un (pes), (2) korban meninggal karena sakit perut, (3) korban tenggelam, (4) korban reruntuhan, dan (5) orang gugur di jalan Allah,’” (HR Bukhari dan Muslim). Pada riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyebutkan derajat syahid bagi orang meninggal karena membela harta bendanya atau kepemilikannya. Baca Juga: Kang Said: Wafat Karena Bela Tanah Air Terhitung Mati Syahid
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang gugur karena membela hartanya, maka ia mendapat derajat syahid,’” (HR Bukhari dan Muslim). Adapun pada riwayat berikut ini, Rasulullah menyebutkan derajat syahid bagi mereka yang gugur membela keluarga, membela diri, dan membela agamanya. Dengan demikian, pintu syahid memiliki banyak jalan.
فَقَالَ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang gugur karena membela keluarga, membela diri, atau membela agamanya, maka ia mendapat derajat syahid.’” Derajat syahid memang memiliki banyak pintu. Pada riwayat Imam At-Thabarani, Rasulullah menyebutkan secara jelas bahwa pintu syahid tidak tunggal. Kalau tunggal, niscaya umat Nabi Muhammad saw yang mencapai derajat akan berjumlah sedikit.
عن ابنِ عَبَّاسً أَنَّ النَبِيَّ صلى الله عليه وسلم قال يَوْمًا لِأَصْحَابِهِ مَا تَعُدُّوْن الشُّهَدَاءَ فِيْكُمْ قَالُوْا مَنْ يَقْتُلْ فِي سَبِيْلِ اللهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا مُقْبِلًا غَيْرَ مُدْبِرٍ شَهِيْدٌ قال إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذَنْ لَقَلِيْلٌ المَقْتُول فِي سَبِيْلِ الله شَهِيْدٌ والمَرْءُ يَمُوْتُ عَلَى فِرَاشِه فِي سَبِيْلِ اللهِ شَهِيْدٌ والمَبْطُوْنُ شَهِيْدٌ واللَّدِيْغُ شَهِيْدٌ والغَرِيْقُ شَهِيْدٌ والشَّرِيْقُ شَهِيْدٌ والذي يَفْتَرِسُه السَّبُعُ شَهِيْدٌ والخَارُّ عَنْ دَابَّتِه شَهِيْدٌ وصَاحِبُ الهَرِمِ شَهِيْدٌ وصَاحِبُ ذَاتِ الجَنْبِ شَهِيْدٌ والنُّفَسَاءُ يَقْتُلُهَا وَلَدُها يَجُرُّهَا بِسُرُرِه إِلَى الجَنَّةِ الطبراني
Artinya: “Dari sahabat Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw suatu hari menguji sahabatnya, ‘Apa yang kalian tahu tentang orang-orang yang gugur sebagai syahid di antara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka yang gugur di jalan Allah, sabar, ikhlas, dan tidak mundur, adalah syahid.’ Rasulullah lalu menjelaskan, ‘Kalau begitu, sedikit sekali orang mati syahid di kalangan umatku. Orang yang gugur di jalan Allah, orang gugur di pembaringan saat di jalan Allah, korban meninggal sakit perut, korban tersengat (ular), korban tenggelam, korban meninggal karena tenggorokan tersedak, korban diterkam binatang buas, korban jatuh dari kendaraan, orang meninggal saat lansia, korban meninggal karena radang selaput dada (pleuritis) adalah orang yang mendapat derajat syahid, dan juga perempuan nifas yang meninggal karena mengurus balitanya. Kelak sang balita menuntun ibunya ke surga". (HR At-Thabrani). Hadits riwayat Abu Dawud menyebutkan bahwa korban sengatan serangga dan korban jatuh meninggal dari kendaraan (kuda atau unta) juga mendapat derajat syahid yang memiliki ganjaran begitu mulia.
أبو مالك الأشعري رضي الله عنه أنَّ النبي صلى الله عليه وسلم قال مَنْ فَصَلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ، فمَاتَ أَوْ قُتِلَ، فَهُوَ شَهِيْدٌ، أَوْ وَقَصَه فَرَسُه أَوْ بَعِيْرُه، أَوْ لَدَغَتْه هَامَّةٌ، أَوْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِه، بِأَيِّ حَتْفٍ شَاءَ اللهُ، فإِنَّهُ شَهِيْدٌ، وَإِنَّ لَهُ الجَنَّةَ أخرجه أبو داود
Artinya: “Dari Abu Malik Al-Asyari ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa yang memutuskan berjuang di jalan Allah, lalu meninggal atau gugur; siapa terjatuh meninggal karena dilempar oleh kuda atau untanya; siapa yang disengat serangga; siapa yang meninggal di pembaringannya dengan wajar sesuai kehendak Allah; niscaya ia terhitung mati syahid dan ia berhak mendapat surga.’” (HR Abu Dawud). Demikian sejumlah keterangan hadits Nabi Muhammad saw perihal banyak pintu syahid yang dilalui oleh umatnya. Meski demikian tentu ada perlakuan berbeda terkait pengurusan jenazah orang-orang melalui jalan syahid selain gugur di jalan Allah. Wallahu a‘lam. (Alhafiz Kurniawan)

Sumber: https://islam.nu.or.id/ubudiyah/jenis-jenis-orang-gugur-mati-syahid-dalam-islam-SWSu8

Sabtu, 03 Desember 2022

al-tadbir

al-tadbir 

Arih nafsaka min al-tadbir. Fa-ma qama bihi ghairuka ‘anka la taqum bihi anta li-nafsika. Buatlah dirimu santai dan istirahat, tak dirisaukan oleh urusan tadbir (bekerja/berusaha). Sebab apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain, tak ada gunanya engkau mengerjakannya sendiri untuk dirimu.

Pengertian Umum

Dalam bagian ini, kita berhadapan dengan masalah tadbir.

Tadbir adalah lawan dari tajrid. Jika tajrid artinya membuat diri Anda sepenuhnya mengabdi untuk kehidupan kontemplatif, beribadah kepada Tuhan, maka tadbir adalah kehidupan yang penuh dengan kerja kerja, dan kerja. Tadbir adalah Anda berusaha dengan mengikuti hukum sebab-akibat.

Apa yang diungkapkan oleh Ibnu Ataillah di sini semacam nasihat untuk orang-orang yang masuk dalam kategori manusia-sebab; manusia yang bekerja dengan menuruti hukum sebab akibat; manusia yang melakukan ikhtiar untuk melakukan perubahan dalam dunia ini.

Mayoritas manusia ada pada maqam ini. Nasihat Ibnu Ataillah: Ketika Anda sibuk melakukan usaha, bekerja keras untuk meraih atau mengubah sesuatu, maka sekali-kali Anda perlu istirahat sebentar. Buatlah semacam jeda untuk dirimu sendiri. Semacam “sabbatical leave”. Ada saat-saat tertentu seseorang perlu melupakan segala pekerjaan dan memberikan istirahat kepada jiwa dan pikirannya.

Pada saat Anda berada dalam pause mode atau istirahat semacam itu, jangan berpikir apapun. Lupakan segala bentuk tadbir atau usaha. Sebab, jika seluruh hidup Anda dihabiskan untuk memikirkan urusan tadbir, Anda bisa mengalami stres dan tekanan batin.

Baca juga:  Sabilus Salikin (135): Macam-macam Zikir Tarekat Naqsyabandiyah

Sesekali, di tengah-tengah kesibukan usaha Anda, arih nafsaka, buatlah dirimu santai, rileks. Pada momen istirahat seperti itu, filosofi yang harus Anda pegang adalah berikut ini: fa-ma qama bihi ghairuka ‘anka la taqum bihi anta li-nafsika.

Anda tak bisa menyelesaikan segala soal dalam hidup ini sendirian. Kerapkali masalah dalam kehidupan ini, baik personal atau sosial, sangat kompleks. Satu orang saja, sendirian, tak akan bisa memecahkannya. Pemecahan harus dilakukan secara gotong-royong. Jika Anda tak bisa melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan, maka katakan pada diri Anda: Barangkali ada orang lain yang lebih kompeten dari saya, dan bisa memecahkan masalah ini.

Jangan sekali-kali Anda merasa bahwa Anda bisa memborong sendirian seluruh pemecahan masalah tanpa melibatkan orang lain, sehingga akhirnya Anda sendiri kerepotan dan mengalami tekanan mental. Ringankan diri Anda.

Ahmad ibnu Masruq (w. 910 M), seorang tokoh sufi Baghdad, berkata:

Man taraka al-tadbir fa-huwa fi rahah. Barangsiapa meninggalkan tadbir, usaha, dia akan tenang, tidak mengalami tekanan.”

Yang dimaksud dengan tadbir yang harus ditinggalkan ini tentunya adalah tadbir yang dibarengi dengan sikap kemrungung semacam itu. Ini tadbir yang menimbulkan tekanan batin.

Tadbir yang diperinthakan (matlub) ialah usaha yang berkaitan dengan kewajiban kita sebagai hamba Tuhan. Kita, misalnya, wajib terlibat dalam tadbir atau usaha untuk melakukan perintah-perintah Tuhan, seperti ibadah wajib. Tadbir semacam ini tak bisa dihindarkan.

Adapun tadbir yang diperbolehkan adalah tadbir dalam bidang duniawi. Anda butuh menafkahi keluarga Anda, dan karena itu harus melakukan usaha/ikhtiar. Itulah tadbir yang di-mubahkan, diperbolehkan

https://alif.id/read/ulil-abshar-abdalla/ngaji-hikam-sumeleh-jangan-kemrungsung-b209658p/

Sabtu, 19 November 2022

Sifat Wali Yang Jarang Dibahas

1. Wali tidak suka meneliti sifat manusia sbg mahluq: manusia, jin, surga, kedahsyatan neraka, ancaman meteor jatuh dari langit, gempa bumi, tsunami dsb, semuanya mahluk, Hanya dzat Allah yg patut disifati, Allah maha perkasa, dzat maha pengampun, dzat yg menghinakan, dzat yg memuliakan, dzat yg bisa memuliakan orang biasa bisa ditaqdir bisa jadi presiden

2.Wali dalam dakwah nampak cair bukan ciri wali orang yg diawal khutbahnya selalu bawakan hadits: "Kuulu bidah dholalah wa kullu dholalah fin nar" kadang suka yg ektreem, kadang disamarkan sangat mudah sumpah "demi Allah demi rasulullah" atau "sesuai al quran sesuai sunah" dalam dakwahnya merasa mereka pemilik surga, penumpas kemungkaran, padahal zalim ada kafir kersane Allah. Allah pernah ngutus orang lebih alim dari ustadz manpun yaitu nabi musa as terhadap seorang paling zalim di muka bumi yaitu fira'un, itupun disuruh Allah berdakwah dgn kalimat yg santun "qaulallayina"

3.  wali tidak akan mengatakan "jangan urusui orang lain urus aja diri sendiri"
Hati orang kadang sulit terima kebenaran dari orang lain. Tugas seorang hanya menyampaikan, perkara menerima atau tidak terserah Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَا عَلَيْنَاۤ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ
wa maa 'alainaaa illal-balaaghul-mubiin
"Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.""
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 17)

4. Wali mudah syukur dari hal yg kacil, sesuap nasi, seteguk air, suka tertawa karena luasnya rahmat Allah, selalu ramah dgn orang lain bahkan semua orang sekalipun dengan non muslim 

5. Khawarij bisa muncul dari kelompok manapun menyamarkan kebenaran bukan dari guru, sedang ambil ilmu dari kertas (suhuf, sangat jelek) umumnya mereka ambil ilmu dari baca literasi, studi pustaka, tanpa guru, hanya standar sahih, hasan, dhaif dan kadang ambil kesimpulan merasa dipengaruhi dari gelar agama, atau gelar jabatan 

6. Mahluq niku lemah, butuh mangan, kadang sakit, ora bisa nahan mati, Allah yg maha perkasa 

7. Wali dipisohi ngguyu gpp ora wani misohi nang ngarepanku, tetep khusnu dzone karo wong sing misohi, ora kenal tetep untung ora wani utang (ha ha ha) 


Kamis, 27 Oktober 2022

meminta pertolongan kepada Allah agar tidak disiksa lantaran lupa atau keli

Salah satu riwayat dari Abu Mas’ud Al-Badri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Artinya: "Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah (ayat 285 dan 286) di waktu malam, dia akan diberikan kecukupan," (HR. Bukhari No 5009 dan Muslim No 808).

Selain itu, dua ayat terakhir surah Al-Baqarah juga memiliki kandungan bahwa iman seseorang akan selalu diperbarui apabila selalu mengamalkannya karena terdapat sikap pasrah kepada Sang Maha Pencipta.

Hikmah lain dalam dua ayat tersebut ialah agar manusia selalu meminta pertolongan kepada Allah agar tidak disiksa lantaran lupa atau keliru.

Dalam sebuah hadis, dituliskan bahwa:

"Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku ketika ia keliru, lupa atau dipaksa," (HR. Ibnu Majah No 2045).

Sementara dikutip laman NU Online, sejumlah keutamaan lain juga dimiliki surah Al-Baqarah. Salah satunya ialah rumah yang tidak dimasuki oleh setan.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan (tanpa lantunan Al-Qur’an) karena setan akan lari dari rumah yang dibacakan Surat Al-Baqarah," (HR Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’I).

Dalam hadis versi lain, juga dituliskan:

"Setiap hal memiliki punuk. Punuk Al-Qur’an adalah Surat Al-Baqarah. Siapa saja yang membaca surat ini pada malam hari di rumahnya, niscaya setan tidak akan memasukinya selama tiga malam. Sedangkan Siapa saja yang membaca surat ini pada siang hari, niscaya setan tidak akan memasukinya selama tiga siang," (HR Ad-Darimi dan Ibnu Hibban).

Bacaan Surah Al-Baqarah ayat 285-286

Berikut bacaan surah Al-Baqarah ayat 285-286 dalam bentuk tulisan bahasa Arab, latin, dan terjemahan.

اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ - ٢٨٥

Latin:

āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr

Artinya:

"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali".

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ - ٢٨٦

Latin:

lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn

Artinya:

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir".

Sabtu, 15 Oktober 2022

Gus Baha Sebut Kriminal Tindakan Mewajibkan yang Tidak Wajib,

1. Sodaqoh makanan di suatu tempat dan waktu tertentu saat kebiasaan terjadi mungkin akan muncul fakir miskin baru lainya. 

2. Nabi ajarkan rutin bersodaqoh mekipun sebiji kurma tidak berarti wajib, akan jadi masalah bagi umatnya yg sangat miskin

3. Umroh rutin tiap tahun sekalipun mampu, akan jadi masalah bagi umatnya tujuan trending umroh, mengejar religi wisata, dikhawatirkan munculnya standar sosialitas. 

4. Nabi hampir setiap malam salat tahjud tidak berarti wajib, akan jadi masalah bagi umatnya yg dinas malem, satpam, pegawai shiff malam dsb. 

5. Nabi sering Puasa senin kamis tidak berarti wajib bagi umatnya, akan jadi masalah bagi umatnya terutama pekerja keras lapangan seperti proyek jalan tol, jembatan, kuli songgol pasar, kuli bangunan dsb

6. Dzikir dengan jumlah tertentu akan dapat kejaiban atau kekayaan tertentu. Akan jadi masalah jika tidak terkabul

7. salat dhuha setiap hari bisa jadi tersangka, bisa jadi masalah orang tidak maqbul doanya 

8. Mafhum Konsesus kedepakatan jamaah tiba tiba dalam pelaksanaan ada yg mengatakan saya tidak ikut ikutan dalam masalah itu
9 dunia sudah ada yg ngatur ditinggal wali sanga islam tetep jalan, ditinggal nabi 1443 th islam tetap jalan, tanpa kamu islam tetep jalan
 

https://portaljember.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-162368669/gus-baha-sebut-kriminal-tindakan-mewajibkan-yang-tidak-wajib-simak-penjelasan-lengkapnya

Jumat, 09 September 2022

10 dosa besar wisata hati yusuf mansur

1. Syirik, menyekutukan Allah 
2. Meninggalkan shalat 
3. Durhaka terhadap orang tua 
4. Zina 
5. Harta haram, rezeki haram 
6. Minum minuman keras, mabuk mabukan 
7. memutuskan tali silaturahim 
8. Berbuat kebohongan, saksi palsu 
9. Kikir, pelit 
10. Bergunjing

Rabu, 31 Agustus 2022

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ




wiridane dikei solusi nabi

 سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

“Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridhoan-Nya, menurut arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya”

 “

Sabtu, 16 Juli 2022

Menikahi Wanita Ahli Kitab,

Menikahi Wanita Ahli Kitab, Halalkah?

Hanif Luthfi, Lc., MA 
Jika seorang laki-laki ahli menikahi wanita muslimah, maka sudah tak diragukan lagi keharamannya. Ulama sepakat bahwa wanita muslimah tidak boleh menikah dengan laki-laki kafir dalam segala variannya, baik ahli kitab maupun non ahli kitab.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

{وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا} [البقرة: 221]

Dan kalian jangan menikahkan laki-laki musyrik sampai mereka beriman.

Meskipun ayat ini turun tentang larangan menikahkan anak perempuan muslimah kepada laki-laki musyrik, tetapi keharaman juga kepada laki-laki ahli kitab. Ini adalah kesepakatan para ulama[1].

Permasalahannya adalah jika seorang laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab, bagaimana hukumnya?

a. Perbedaan Pendapat Ulama

Para fuqaha dari berbagai mazhab – di antaranya adalah mazhab yang empat, yaitu mazhab Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad – telah sepakat mengenai bolehnya seorang laki-laki muslim menikahi perempuan Ahli Kitab (kitabiyyah), yaitu perempuan beragama Yahudi dan Nashrani[2].

Hal itu sesuai firman Allah SWT :

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنْ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنْ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ

”(Dan dihalalkan menikahi) wanita-wanita merdeka [al muhshanat] di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita merdeka [al muhshanat] di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu.” (QS Al Maa`idah [5] : 5).

Dalam kalangan Hanafiyyah, as-Syarakhsi (w. 483 H) dalam kitabnya al-Mabsuth menjelaskan:

 (قَالَ): وَلَا بَأْسَ بِأَنْ يَتَزَوَّجَ الْمُسْلِمُ الْحُرَّةَ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ... سَوَاءٌ إسْرَائِيلِيَّةً كَانَتْ أَوْ غَيْرَ إسْرَائِيلِيَّةٍ[3]

Tidak apa-apa seorang laki-laki muslim yang merderka menikahi wanita ahli kitab... baik dari Bani Israil maupun tidak itu sama saja.

Dalam mazhab Maliki, menikahi wanita ahli kitab yang merdeka atau bukan budak itu boleh dengan status makruh. Sebagaimana pernyataan dari al-Qarafi (w. 684 H):

الْكفَّار ثَلَاثَةُ أَصْنَافٍ الْكِتَابِيُّونَ يَحِلُّ نِكَاحُ نِسَائِهِمْ وَضَرْبُ الْجِزْيَةِ عَلَيْهِمْ وَإِنْ كَرِهَهُ فِي الْكِتَابِ لِسُوءِ تَرْبِيَةِ الْوَلَدِ[4]

Orang kafir itu ada 3 jenis; pertama adalah kitabiyyun. Mereka halal dinikahi wanitanya dan diminta pajak, meskipun menikahi wanita ahli kitab itu makruh, karena jelek dalam pendidikan anaknya.

Dalam mazhab Syafi’i, menikahi wanita ahli kitab itu boleh dengan status makruh, baik harbiy (memerangi umat Islam) maupun dzimmiy (dijamin keamanannya oleh umat Islam). Imam an-Nawawi (w. 676 H) menyatakan:

يحرم نكاح من لا كتاب لها كوثنية ومجوسية. وتحل كتابية لكن تكره حربية وكذا ذمية على الصحيح[5]

Haram menikahi wanita yang tak punya kitab (samawi) seperti watsaniyyah dan majusiyyah. Sedangkan wanita ahli kitab itu halal dinikahi tetapi makruh, baik wanita harbiy, maupun dzimmiy menurut pendapat yang shahih.

Menikahi Wanita Ahli Kitab, Halalkah?

Hanif Luthfi, Lc., MA Sun 8 December 2019 05:05 | 19474 views

Bagikan lewat 

Jika seorang laki-laki ahli menikahi wanita muslimah, maka sudah tak diragukan lagi keharamannya. Ulama sepakat bahwa wanita muslimah tidak boleh menikah dengan laki-laki kafir dalam segala variannya, baik ahli kitab maupun non ahli kitab.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

{وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا} [البقرة: 221]

Dan kalian jangan menikahkan laki-laki musyrik sampai mereka beriman.

Meskipun ayat ini turun tentang larangan menikahkan anak perempuan muslimah kepada laki-laki musyrik, tetapi keharaman juga kepada laki-laki ahli kitab. Ini adalah kesepakatan para ulama[1].

Permasalahannya adalah jika seorang laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab, bagaimana hukumnya?

a. Perbedaan Pendapat Ulama

Para fuqaha dari berbagai mazhab – di antaranya adalah mazhab yang empat, yaitu mazhab Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad – telah sepakat mengenai bolehnya seorang laki-laki muslim menikahi perempuan Ahli Kitab (kitabiyyah), yaitu perempuan beragama Yahudi dan Nashrani[2].

Hal itu sesuai firman Allah SWT :

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنْ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنْ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ

”(Dan dihalalkan menikahi) wanita-wanita merdeka [al muhshanat] di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita merdeka [al muhshanat] di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu.” (QS Al Maa`idah [5] : 5).

Dalam kalangan Hanafiyyah, as-Syarakhsi (w. 483 H) dalam kitabnya al-Mabsuth menjelaskan:

 (قَالَ): وَلَا بَأْسَ بِأَنْ يَتَزَوَّجَ الْمُسْلِمُ الْحُرَّةَ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ... سَوَاءٌ إسْرَائِيلِيَّةً كَانَتْ أَوْ غَيْرَ إسْرَائِيلِيَّةٍ[3]

Tidak apa-apa seorang laki-laki muslim yang merderka menikahi wanita ahli kitab... baik dari Bani Israil maupun tidak itu sama saja.

Dalam mazhab Maliki, menikahi wanita ahli kitab yang merdeka atau bukan budak itu boleh dengan status makruh. Sebagaimana pernyataan dari al-Qarafi (w. 684 H):

الْكفَّار ثَلَاثَةُ أَصْنَافٍ الْكِتَابِيُّونَ يَحِلُّ نِكَاحُ نِسَائِهِمْ وَضَرْبُ الْجِزْيَةِ عَلَيْهِمْ وَإِنْ كَرِهَهُ فِي الْكِتَابِ لِسُوءِ تَرْبِيَةِ الْوَلَدِ[4]

Orang kafir itu ada 3 jenis; pertama adalah kitabiyyun. Mereka halal dinikahi wanitanya dan diminta pajak, meskipun menikahi wanita ahli kitab itu makruh, karena jelek dalam pendidikan anaknya.

Dalam mazhab Syafi’i, menikahi wanita ahli kitab itu boleh dengan status makruh, baik harbiy (memerangi umat Islam) maupun dzimmiy (dijamin keamanannya oleh umat Islam). Imam an-Nawawi (w. 676 H) menyatakan:

يحرم نكاح من لا كتاب لها كوثنية ومجوسية. وتحل كتابية لكن تكره حربية وكذا ذمية على الصحيح[5]

Haram menikahi wanita yang tak punya kitab (samawi) seperti watsaniyyah dan majusiyyah. Sedangkan wanita ahli kitab itu halal dinikahi tetapi makruh, baik wanita harbiy, maupun dzimmiy menurut pendapat yang shahih.

Ibnu Qudamah (w. 620 H) dalam mazhab Hanbali menyebutkan:

مَسْأَلَةٌ؛ قَالَ: (وَحَرَائِرُ نِسَاء أَهْلِ الْكِتَابِ وَذَبَائِحُهُمْ حَلَالٌ لِلْمُسْلِمِينَ) لَيْسَ بَيْنَ أَهْلِ الْعِلْمِ، بِحَمْدِ اللَّهِ، اخْتِلَافٌ فِي حِلِّ حَرَائِرِ نِسَاءِ أَهْلِ الْكِتَابِ[6]

Wanita yang merdeka dari ahli kitab dan sembelihan mereka itu halal untuk kaum muslimin, diantara para ahli ilmu tak ada perbedaan dalam hal ini.

b. Syarat Ahli Kitab Versi Imam Syafi'i 

Hanya saja, meskipun Imam Syafi’i –rahimahullah– termasuk yang membolehkan seorang laki-laki muslim menikahi perempuan Ahli Kitab, beliau membuat syarat (taqyiid), yaitu perempuan Ahli Kitab tersebut haruslah perempuan Bani Israil.

Jika dia bukan perempuan Bani Israil, misalnya perempuan Arab tapi menganut Yahudi atau Nashrani, maka dia tidak termasuk Ahli Kitab sehingga haram hukumnya bagi laki-laki muslim untuk menikahinya[7].

Imam Syafii (w. 204 H) sendiri menyebutkan[8]:

فَلَمْ يَجُزْ وَاَللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ أَنْ يَنْكِحَ نِسَاءَ أَحَدٍ مِنْ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ غَيْرَ بَنِي إسْرَائِيلَ دَانَ دِينَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى بِحَالٍ... فَمَنْ كَانَ مِنْ بَنِي إسْرَائِيلَ يَدِينُ دِينَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى نُكِحَ نِسَاؤُهُ وَأُكِلَتْ ذَبِيحَتُهُ

Allah tidak memperbolehkan (Allah yang Maha Tahu) seseorang muslim menikahi wanita ahli kitab dari Arab maupun Ajam kecuali dari Bani Israil yang beragama yahudi dan nashrani... Siapa yang berasal dari Bani Israil dan beragama yahudi maupun nashrani, maka perempuannya boleh dinikahi dan sembelihannya halal dimakan.

Pendapat Imam Syafi’i tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh para ulama madzhab Syafi’i seperti Imam Al-Khathib Asy-Syirbini dalam kitabnya Mughni Al-Muhtaj (3/187) dan Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ (2/44).

Dikatakan, bahwa menikahi perempuan Ahli Kitab dari kalangan Bani Israil dihalalkan, karena berarti perempuan itu adalah keturunan orang Yahudi atau Nashrani yang ketika pertama kali masuk agama Yahudi atau Nashrani, kitabnya masih asli dan belum mengalami perubahan (tahrif).

Sedang perempuan Ahli Kitab yang bukan keturunan Bani Israil, haram dinikahi karena mereka adalah keturunan orang Yahudi atau Nashrani yang ketika pertama kali masuk agama Yahudi atau Nashrani, kitabnya sudah tidak asli lagi atau sudah mengalami perubahan (tahrif), kecuali jika mereka menjauhi apa-apa yang sudah diubah dari kitab mereka[9].

Meski para ulama lain selain Syafiiyyah me-rajih-kan kemuthlakan ahli kitab, baik dari Bani Israil maupun selainnya. Maksudnya ulama lain selain Imam as-Syafi'i berpandangan bahwa siapapun mereka, dari Bani Israil atau tidak, asalkan beragama seperti ahli kitab yaitu yahudi dan nashrani, maka termasuk ahli kitab yang wanitanya halal dinikahi. Alasannya:

Pertama, karena dalil-dalil yang ada dalam masalah ini adalah dalil yang mutlak, tanpa ada taqyiid (pembatasan/pensyaratan) dengan suatu syarat tertentu.

Perhatikan dalil yang membolehkan laki-laki menikahi Kitabiyyah (perempuan Ahli Kitab), yang tidak menyebutkan bahwa mereka harus dari kalangan Bani Israil. Firman Allah ﷻ :

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنْ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنْ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ

”(Dan dihalalkan menikahi) wanita-wanita merdeka [al muhshanat] di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita merdeka [al muhshanat] di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu.” (QS Al Maa`idah [5] : 5).
Ayat di atas mutlak, yaitu membolehkan menikahi perempuan muhshanat yang diberi al-Kitab sebelum umat Islam, tanpa menyinggung sama sekali bahwa mereka itu harus dari keturunan Bani Israil.

Dalam hal ini berlakulah kaidah ushuliyah yang menyebutkan:

المطلق يجري على إطلاقه ما لم يرد دليل يدل على التقييد[10]

Dalil yang mutlak tetap dalam kemutlakannya, selama tidak terdapat dalil yang menunjukkan adanya pembatasan).

Kemutlakan dalil inilah yang menjadikan Syaikh Wahbah Zuhaili menguatkan pendapat jumhur ulama atas pendapat Imam Syafi’i. Syaikh Wahbah Zuhaili berkata[11]:

والراجح لدي هو قول الجمهور، لإطلاق الأدلة القاضية بجواز الزواج بالكتابيات، دون تقييد بشيء

“Pendapat yang rajih bagi saya adalah pendapat jumhur, berdasarkan kemutlakan dalil-dalil yang memutuskan bolehnya wanita-wanita Ahli Kitab, tanpa ada taqyiid (pembatasan) dengan sesuatu (syarat).”

Kedua, karena tindakan Rasulullah shallaallahu alalihi wa sallam dalam memperlakukan Ahli Kitab seperti menerapkan kewajiban membayar jizyah atas mereka, menunjukkan bahwa yang menjadi kriteria seseorang digolongkan Ahli Kitab adalah agamanya, bukan nenek moyangnya, yaitu apakah nenek moyang mereka itu ketika pertama kali masuk Yahudi/ Nashrani kitabnya masih asli ataukah sudah mengalami perubahan (tahrif) dan pergantian (tabdiil).

Ketiga, ayat-ayat Al-Qur`an yang turun untuk pertama kalinya dan berbicara kepada orang Yahudi dan Nashrani pada zaman Nabi SAW, sudah menggunakan panggilan atau sebutan “Ahli Kitab” untuk mereka. Padahal mereka pada saat itu sudah menyimpang dari agama asli mereka, bukan orang-orang yang masih menjalankan kitabnya yang murni/asli. Misalnya firman Allah SWT :

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَسْتُمْ عَلَى شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ

“Katakanlah [Muhammad],’Wahai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur`an yang diturunkan kepadamu [Muhammad] dari Tuhanmu.” (QS Al Maa`idah [5] : 68).

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa orang Yahudi dan Nashrani pada zaman Nabi SAW tidaklah menjalankan ajaran-ajaran Taurat dan Injil yang diturunkan Allah kepada mereka. Meski demikian, mereka tetap disebut “Ahli Kitab” di dalam Al-Qur`an. Dan ayat-ayat semacam ini dalam Al-Qur`an banyak.

c. Shahabat Nabi Menikahi Wanita Ahli Kitab

Para shahabat Nabi dahulu ada beberapa yang menikahi wanita Yahudi dan Nashrani. Diantaranya Jabir bin Abdullah dan Saad bin Abi Waqqash ketika penaklukan Kufah[12]. Bahkan Utsman bin Affan juga menikahi Nailah, yang ketika menikah Nailah masih beragama Nashrani, lantas dia beriman dan masuk Islam di tangan Utsman[13]. Shahabat Nabi lain yang menikahi wanita Yahudi adalah Thalhah bin Ubaidillah ketika di Syam[14], Ka’ab bin Malik menikahi wanita Yahudi[15], Jarud bin Mualla, Salman al-Farisi, Udzainah al-Abdi[16].

Hudzaifah al-Yamani pernah ditegur oleh Umar bin al-Khattab karena menikahi wanita Yahudi[17]. Umar memerintahkan untuk menceraikannya. Tetapi Hudzaifah menjawab: “Jika memang haram, Saya akan ceraikan”[18]. Dalam kitab as-Sunan al-Kubra disebutkan sebagai berikut:

قَالَ: وَثَنَا سُفْيَانُ، ثنا الصَّلْتُ بْنُ بَهْرَامَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ يَقُولُ: تَزَوَّجَ حُذَيْفَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَهُودِيَّةً، فَكَتَبَ إِلَيْهِ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنْ يُفَارِقَهَا، فَقَالَ: "إِنِّي أَخْشَى أَنْ تَدَعُوا الْمُسْلِمَاتِ وَتَنْكِحُوا الْمُومِسَاتِ" وَهَذَا مِنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى طَرِيقِ التَّنْزِيهِ وَالْكَرَاهَةِ، فَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى أَنَّ حُذَيْفَةَ كَتَبَ إِلَيْهِ أَحَرَامٌ هِيَ؟ قَالَ: لَا وَلَكِنِّي أَخَافُ أَنْ تُعَاطُوا الْمُومِسَاتِ مِنْهُنَّ[19].

Abu Wail berkata: Hudzaifah pernah menikahi wanita yahudi. Lantas Umar mengirimkan surat kepadanya untuk menceraikannya. Umar berkata: Saya khawatir orang-orang akan meninggalkan wanita muslimah malah menikahi wanita ahli kitab. Umar melarang dalam rangka makruh. Dalam riwayat lain disebutkan, Hudzaifah menjawab: Apakah haram? Umar berkata: Tidak, tetapi Saya khawatir kalian akan mendapatkan wanita yang jelek dari mereka.

d. Menikahi Wanita Ahli Kitab di Indonesia
Meski di Indonesia, MUI mengeluarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional VII MUI, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426H. / 26-29 Juli 2005 M, yang isinya:

1. Perkawinan beda agama adalah haram dan tidak sah.

2. Perkawinan laki-laki muslim dengan wanita Ahlu Kitab, menurut qaul mu’tamad, adalah haram dan tidak sah.

Dalam Undang-undang yang berlaku di Indonesia, berdasarkan Pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (“UU 1/1974”) menyatakan  bahwa perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya.

Pada Pasal 10 PP No. 9 Tahun 1975 dinyatakan bahwa perkawinan baru sah jika dilakukan di hadapan pegawai pencatat dan dihadiri dua orang saksi dan tata cara perkawinan dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya. Jadi, UU 1/1974 tidak mengenal perkawinan beda agama, sehingga perkawinan antar agama tidak dapat dilakukan.

Adapun Mahkamah Agung dalam yurisprudensinya tanggal 20 Januari 1989 Nomor: 1400 K/Pdt/1986, memberikan solusi hukum bagi perkawinan antar-agama adalah bahwa perkawinan antar-agama dapat diterima permohonannya di Kantor Catatan Sipil sebagai satu-satunya instansi yang berwenang untuk melangsungkan permohonan perkawinan beda agama[20].

Dalam proses perkawinan antar-agama maka permohonan untuk melangsungkan perkawinan antar-agama dapat diajukan kepada Kantor Catatan Sipil.

Bentuk lain untuk melakukan perkawinan antar agama dapat dilakukan dengan cara melakukan perkawinan bagi pasangan yang berbeda agama tersebut di luar negeri.

Berdasarkan pada Pasal 56 UU 1/1974 yang mengatur perkawinan di luar negeri, dapat dilakukan oleh sesama warga negara Indonesia, dan perkawinan antar pasangan yang berbeda agama tersebut adalah sah bila dilakukan menurut hukum yang berlaku di negara di mana perkawinan itu berlangsung.

Setelah suami isteri itu kembali di wilayah Indonesia, paling tidak dalam jangka waktu satu tahun surat bukti perkawinan dapat didaftarkan di kantor pencatatan perkawinan tempat tinggal mereka. Artinya, perkawinan antar-agama yang dilakukan oleh pasangan suami isteri yang berbeda agama tersebut adalah sah karena dapat diberikan akta perkawinan.[21]

e. Fatwa Bisa Berbeda Karena Keaadan Berbeda

Beberapa ulama dahulu malah ada yang mensunnahkan menikahi wanita ahli kitab, dengan catatan jika wanita ahli kitab itu diharapkan masuk Islam.  Imam al-Khatib as-Syirbini (w. 977 H) menyebutkan pendapat dari Imam az-Zarkasyi:

قَالَ الزَّرْكَشِيُّ: وَقَدْ يُقَالُ بِاسْتِحْبَابِ نِكَاحِهَا إذَا رُجِيَ إسْلَامُهَا... وَقَدْ ذَكَرَ الْقَفَّالُ أَنَّ الْحِكْمَةَ فِي إبَاحَةِ الْكِتَابِيَّةِ مَا يُرْجَى مِنْ مَيْلِهَا إلَى دِينِ زَوْجِهَا فَإِنَّ الْغَالِبَ عَلَى النِّسَاءِ الْمَيْلُ إلَى أَزْوَاجِهِنَّ وَإِيثَارِهِنَّ عَلَى الْآبَاءِ وَالْأُمَّهَاتِ[22] مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج (4/ 312)

Zarkasyi berkata: kadang menikahi wanita ahli kitab itu mustabab, jika diharapkan akan masuk agama Islam... al-Qaffal menyebutkan bahwa hikmah dari kebolehan menikahi wanita kitabiyyah adalah diharapkan masuk ke agama suaminya. Karena biasanya perempuan itu cenderung kepada agama suami mereka, dan keluarga istri baik bapak ataupun ibu juga bisa ikut.

Meski hari ini, menikahi wanita ahli kitab malah terdapat bahaya yang cukup banyak, baik sosial, agama dan negara. Antara lain :

1. Tidak menutup kemungkinan mereka akan membocorkan rahasia ummat islam ke negara asalnya.

2. Terdapat kemungkinan anak-anak akan terpengaruh oleh akidah mereka dan adat-adat non-muslim.

3. Menyebabkan madharat bagi para muslimat. Karena jika banyak laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab akan banyak muslimah yang tersia-siakan karena sedikit yang menikahi mereka.

4. Terkadang banyak dari para wanita ahli kitab yang akhlaqnya menyimpang, contohnya: surat Umar kepada Hudzaifah agar menceraikan istri dari ahli kitab. Meskipun alasannya bukan karena hal tersebut diharamkan tetapi khawatir wanita tadi memiliki perangai buruk (bukan wanita baik-baik). Dalam riwayat lain juga disebutkan jika alasan Umar memerintahkan hal tersebut adalah khawatir nanti orang-orang Islam lain banyak yang mengikuti apa yang dilakukan oleh Hudzaifah. Sehingga banyak orang yang menikahi wanita ahli kitab karena kecantikannya, sehingga mereka menjadi fitnah bagi wanita muslimah, karena banyaknya laki-laki muslim yang lebih memilih wanita ahli kitab dibandingkan wanita muslimah[23].

Maka, jika pernikahan itu terjadi di Indonesia, akan mengalami kendala dalam catatan sipilnya. Meski manfaat dan madharat itu bisa berbeda antar satu kasus pernikahan dengan lainnya. Secara umum, penikahan beda agama tidaklah disarankan dan perlu dihindari. 

Wallahua'lam.

Rabu, 13 Juli 2022

kisah sufyan al-Tsauri kecemplung sumur

Bagaimana Kisah Sufyan Al-Tsauri, Guru Imam Syafi’i Tentang Ikhlas? Ini Penjelasan Lengkap Gus Baha


 kisah Sufyan Al Tsauri tentang ikhlas yang disampaikan oleh Kh. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.

Nama Gus Baha mungkin sudah tidak asing lagi, Gus Baha adalah seorang Ulama yang dalam berceramah sangat sederhana dan mudah dipahami.

Dalam tausyiahnya kali ini, Gus Baha menceritakan kisah Sufyan Al-Tsauri tentang Ikhlas, yang dilansir dari YouTube Sampul Dakwah beberapa waktu lalu. 

Dikisahkan bahwa Sufyan Al-Tsauri merupakan guru dari Imam Syafi'i dan Ulama-ulama terkemuka lainnya. Ia memiliki banyak santri atau murid yang telah berguru padanya.

Suatu ketika Sufyan Al-Tsauri jatuh ke dalam sumur, sumurnya tidak begitu dalam. Namun setiap ada orang mau menolongnya ia akan selalu bertanya dan tidak mau ditolong oleh orang-orang yang pernah mengaji dengannya.

Bukan tanpa alasan, Sufyan Al-Tsauri tidak mau ditolong oleh murid-muridnya karena memiliki kekhawatiran bahwa mereka yang menolongnya itu merupakan imbalan karena ia telah mengajari mereka mengaji.

Hingga pada akhirnya ada seorang muridnya yang pintar namun agak kurang ajar. Ia mencari orang kampung yang tidak pernah mengaji dengan Sufyan Al-Tsauri, karena Sufyan tidak mau ditolong siapa pun. 
Muridnya tersebut mengatakan kepada orang kampung itu bahwa ada seseorang yang jatuh ke sumur, kemudian minta untuk ditolong.

"Pernah ngaji dengan saya?" Tanya Sufyan Al-Tsauri pada orang kampung yang menolongnya tersebut.

"Sama kamu saja enggak kenal, mau ngaji apa?" Jawab orang tersebut.

Kemudian Sufyan Al-Tsauri mau ditolong oleh orang tersebut, karena orang tersebut ikhlas menolong orang yang jatuh ke dalam sumur, sehingga Sufyan tidak merasa bahwa pertolongan tersebut adalah kompensasi dari ia mengajar ngaji. 

"Paling ekstrem dalam bab itu (ikhlas mengajar) adalah Sufyan Al-Tsauri," ucap Gus Baha.***

 

Menuju Allah Walau Tak Sempurna

Menuju Allah Walau Tak Sempurna
   

Bismillahirrahmanirrahim

Dalam beribadah kita kadang merasa tidak sempurna. Merasa ada saja yang kurang dari ibadah kita. Merasa dan bertanya tanya apakah sholat kita diterima atau tidak. Bagaimana cara mengatasi perasaan was was seperti itu dibahas lugas oleh KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau akrab disapa Gus Baha dalam ceramahnya pada video YouTube, channel Santri Gayeng yang berjudul Ibadah Itu Tidak Harus Dipaksa Ikhlas.

Beliau mengatakan memiliki perasaan seperti itu oleh Mazhab Syadzili, pasti akan diamuk atau disalahkan. Sebab bicara seperti itu kata beliau termasuk syirik. Kita tidak perlu memaksakan diri untuk ibadah dengan sempurna sebab sejak awal Allah sudah mengetahui ketidaksempurnaan kita. Biar bagaimanapun dengan ibadah kita seperti itu setan kesal sebab kita sudah mau bersujud. Dalam sholat menyebut Allahu Akbar, membesarkan nama Allah dalam takbir. Setelah itu bersujud meskipun saat sujud teringat hutang bahkan berdoa ingin jabatan. Namun saat itu setan sudah kesal melihat kita sudah mau bersujud. Gus Baha berujar di zaman akhir seperti ini tetap ada orang yang bersujud itu patut disyukuri. Biar bagaimanapun kita ditakdir sujud itu pemberian dari Allah Maka harus benar benar disyukuri.

Maka dari itu beramal sedikit tapi yakin bahwa itu anugerah dari Allah. Itu lebih baik daripada beramal banyak tapi merasa salah. Di zaman sekarang ada orang yang membaca Alquran meskipun ada yang keliru patutlah dimaklumi. Sementara dalam doa berkata minta diberikan kemanisan Alquran dalam setiap hitungan hurufnya. Sebenarnya tidak seperti itu juga, sebab mungkin kalau perjuznya masih memungkinkan. Karena kalau perhurufnya pasti tidak semua terbaca sebabnya, kita tidak pernah sempurna. Tapi di zaman akhir kita sudah sukses membuat setan kesal dengan di zaman akhir seperti ini kok masih ada orang sujud, bersedekah, dan membaca Alquran. Oleh karena kita harus yakin kalau itu semua pemberian Allah.

Gus Baha berkisah hal itu bisa diibaratkan misalkan di saat Saya ketemu Rukhin saya beri dia nasi saja tanpa tempenya. Lalu Rukhin terlihat makan dengan asyik, padahal ini jauh dari sempurna. Tidak ada lauknya tidak ada gizi  4 sehat 5 sempurna. Lalu Rukhin memakan dengan terlihat senang maka saya juga menjadi senang.
https://youtu.be/fJBCOuPENFA

3.40 memaksakan sempurna tadhoyyub bil ibadah, taharrus bil ibadah ibadah dianggap problem

Sama juga saat kita diberi keadaan bisa melaksanakan ibadah shalat. Bentuk sholat yang diberikan kepada kita ya seperti itu. Ingat hutang, ingat uang, lalu sholatnya juga belum tentu benar. Tapi itu pemberian Allah. Kita harus bersyukur banyak orang diluar kita yang tidak sholat. Ya sudah maka keadaan itu kita syukuri saja. Itu lebih baik daripada kita memaksakan sempurna. Karena jika kits memaksakan sempurna setelah sholat lalu mengeluh sehingga tidak sempat berterima kasih kepada Allah, sudah diberi petunjuk.

*Jika memaksakan sempurna maka anda menganggap ibadah menjadi suatu masalah dan musykillah. Menjadi sesuatu yang menjengkelkan sesuatu yang tidak mengenakkan. Akhirnya anda mensifati ibadah sebagai problem dan itu adalah cita citanya setan.*

Maka *menurut Imam Syafi'i jika ada orang ibadah tapi memaksa ikhlas maka sebaiknya tidak perlu memaksa ikhlas*. Karena jika memaksa ikhlas maka bisa menyebabkan anda tidak melakukan ibadah tersebut. Karena jika tidak melakukan maka itu meninggalkan amal. Meninggalkan amal merupakan cita cita setan.

Maka kata ulama terdahulu ada ungkapan datanglah kepada jalan Allah meskipun dengan pincang, dengan terseok Seok. Tapi anda sudah benar dengan tetap menuju ke jalan Allah SWT. Misalkan dipanggil Allah, Rukhin kemarilah, meskipun belum mandi, meskipun pincang, meskipun belum siap juga tetaplah datang. Biar bagaimanapun jika dipanggil tetaplah datang.

Jangan banyak alasan seperti tetapi saya belum mandi, belum merapikan diri belum sempurna. Memaksakan sempurna itu masalah, karena iya jika kesampaian, namun kalau tidak?.

Gus Baha bertutur, Nah maka saya kenang dari Mbah Nafi salah satu Guru Gus Baha adalah di awal mulai mau mengajar, sebenarnya Gus Baha tidak mau mengajar karena takut salah. Mbah Nafi berkata lalu bagaimana jika kamu takut salah. Gus Baha mengatakan saya tidak berani mengajar. Gus Nafi menimpali lalu kamu bagaimana ingin benar terus?.  Iya, jawab Gus Baha. Kamu ingin benar selalu memangnya kamu ini seorang Nabi atau bagaimana?. Setelah peristiwa itu Saya setuju Mbah Nafi tentang hal itu sebab tidak ada orang yang tidak pernah salah. Memang siapa yang tidak pernah salah, tutur Gus Baha


Kita tidak pernah sempurna karena kita manusia. Manusia lekat dengan ketidaksempurnaan sebab kita adalah mahluk tak seperti Allah yang Maha Sempurna. Seperti dalam hal merawat istri benar atau salah, tentu terkadang salah. merawat anak terkadang salah. Tidak memberi haknya guru juga salah. Jadi dimana saja kita potensinya salah. Sehingga jika anda tidak melakukan ibadah karena ingin sempurna itu saja merupakan suatu keangkuhan. Memang kita siapa ingin sempurna.

Apalagi jika sholat was was dengan mengulang ulang takbir karena merasa belum hadir. Apakah Allah butuh hadirmu, engkau tidak hadir saja Allah tidak mengapa. Maka tidak usah was was langsung saja takbir Allahu Akbar. Paling tidak di dalam hatimu berkata Allahu Akbar Gusti, secara fakta memang benar bahwa Engkau yang Maha Besar, soal hati saya salah ya sudah biarkan, ujar Gus Baha

Tidak usah memikirkan sholat saya diterima atau tidak. Sudah sholat saja sudah keren, sebab setan melihat kita sujud saja sudah kesal. Setan melihat kita sujud itu menangis dan berkata wahai Bani Adam kalau Kalian mau bersujud maka kalian mendapat jatah surga, di saat dahulu aku disuruh sujud tidak mau maka aku dapat jatah neraka, maka setanpun menangis.

Kita sudah bisa membuat setan menangis, jangan lalu masih merasa ya Allah apakah sujudku diterima atau tidak. Lama lama bertanya Apakah ibadahku diterima atau tidak. Apa gunanya sujud kalau tidak diterima. Gus Baha mengatakan, Lah orang kok tidak tahu gunanya sujud, itu neraka. Ciri khasnya manusia itu sujud sungkeman kepada Allah. Karena jika memaksa diterima jadi bertanya apa gunanya sujud. Maka hiraukan saja mubaligh yang berkata apa gunanya sujud kalau tidak ingat Allah, apa artinya sholat kalau tidak khusyu. Sholat itu artinya ingat Allah, meski hatinya tidak ingat tetap ada ritual yang menunjukkan kita tadzim atau patuh kepada Allah SWT.

Seperti orang NU yang di pecinya ada tulisan Nahdlatul Ulama. Pasti orang yang melihatnya sudah berfikir itu hal baik  Apalagi jika ada tulisan Laa Ilaha illaLlah Muhammadar RasuluLlah. Pasti setan berfikir wah di pecinya ada tulisan Laa Ilaha illaLlah Muhammadun RasuluLlah. Begitu saja sudah lumayan (Menunjukkan ghiroh atau semangat dalam beragama Islam)

Jadi orang ingin sempurna itu sudah termasuk satu kesalahan atau keangkuhan. Maka dalam kitab Hikam karangan Ibnu Atthaillah Assakandari diantara munajatnya kepada Allah adalah Ya Allah bagaimana perilaku saya tidak baik toh awal awal perilaku ini anda yang memberikan. Kamu bisa sholat dan membaca Alquran itu kehendak Allah.

Sekarang Kita bisa mengaji itu kehendaknya Allah, lalu tidak bagus bagaimana?. Kita sholat itu karena dikehendaki Allah. Setelah itu kamu mengeluh: ibadahku diterima atau tidak. Meminta diterima saja itu berarti menuruti nafsu. Kamu ingin diterima itu ujung ujungnya pasti ingin masuk surga bukan. Ingin mengeloni bidadari dan itu termasuk pornoaksi dan pornografi.

Tapi jika kamu benar benar hamba Allah yang sesungguhnya disuruh sujud ya sudah sujud saja. Sebab itu simbol ketundukan kita kepada Allah SWT. Terima kasih ya Allah Engkau sudah mentakdirkan saya sujud, sudah begitu saja, tidak usah memikirkan diterima atau tidak. karena itu keangkuhan jika karena ingin masuk surga

Jika anda termasuk hamba Allah yang sebenarnya maka "Masuklah ke dalam golongan hamba-Ku, maka kamu akan masuk ke surga-Ku". Ciri utama Ubudiyah atau hamba itu adalah sungkeman atau tunduk kepada Allah SWT. Maka sujudlah kepada Allah. Jadi meskipun ibadah hanya sedikit tapi kita harus yakin bahwa itu rahmatnya dari Allah.

Mengatakan Yaa Allah saya yang begini saja engkau takdir sholat, saya yang begini saja engkau takdir kan membaca Alquran yang keutamaannya seperti itu maka patut disyukuri. Sebab kitab yang paling utama adalah Alquran. Diturunkan lewat malaikat Jibril dan ada 70 ribu panitia dari malaikat. Jadi anda tidak usah berfikir, ketika saya membaca Alquran sayangnya saya tidak paham. Saya membaca Alquran sayang tidak hadir tidak bisa menangis. Kita patut bertanya memangnya kita ini Syekh Abdul Qadir Aljailani apa?, kok ingin sempurna.

Maka berjalanlah menuju Allah walaupun dengan pincang atau terseok-seok. Maksudnya datanglah menuju Allah walaupun dengan segala keterbatasan kita. Pokoknya butuhnya kepada Allah menuju Allah dan karena Allah.

Minggu, 26 Juni 2022

Sampai 7 Turunan Akan Masuk Surga,

MasyaAllah! Sampai 7 Turunan Akan Masuk Surga, Cukup dengan Amalkan Surah Ini 100 Kali kata Gus Baha

Gus Baha membeberkan sebuah amalan yang apabila diamalkan maka siapa saja yang mengamalkan akan dijamin surga oleh Allah.


Amalan ini diganjar surga oleh Allah bagi siapa saja yang mengamalkannya, tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan juga untuk 7 turunannya juga.


Amalan dahsyat ini sangat besar ganjarannya apabila dilakukan secara istiqomah setiap hari. 

Dalam salah satu ceramah, Gus Baha membahas suatu amalan yang membuat kita jadi penghuni surga.


Bukan hanya kita, tapi seluruh keluarga kita bisa diangkat sebagai penghuni surga selama 7 turunan.


Dalam pesan Gus Baha, kita cukup membaca suatu amalan sebanyak 100 kali setiap hari.


Nah, amalan ini berasal dari surah pendek di dalam Al-Quran. Bila diamalkan maka akan memberikan jaminan surga bagi keluarga.


Lebih dahsyat lagi, amalan sederhana ini bisa mengangkut seluruh keluarga kita ke surga selama 7 turunan.


“Kalau 1 orang itu cukup 100 kali sudah untuk 7 turunan,” terang Gus Baha.


Pendapat itu sebagaimana dilansir Portal Sulut dari kanal Youtube Ad Dhiya’ul Ilmi yang berjudul Amalan Selamet Tujuh Turunan.


Kata kyai dari Rembang tersebut, bila kita konsisten membaca amalan sederhana ini maka anak sampai cucu kita bisa masuk surga.


Gus Baha pun menceritakan kalau amalan ini berakar dari beberapa riwayat


Ada riwayat yang menyebutkan 40 kali dibaca, ada riwayat yang mengatakan 100 kali, ada pula 1000 kali.


Kata kyai bernama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim itu kita bisa pilih berapa kali sesuai kita.



Selama kita tidak menggembar-gemborkan kalau ini adalah perintah nabi Muhammad SAW.


Entah dibaca sebanyak 40 kali, entah 100 kali, entah 1000 kali, semua disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.


Tidak ada jumlah mutlak yang wajib kita lakukan. Apalagi mengkampanyekan kalau ini perintah Rasulullah.


Kunci dari amal ibadah adalah konsistensi atau istiqomah dalam mengerjakannya


Lantas apakah amalan yang dimaksud? Yang dimaksud adalah membaca surah Al-Ikhlas.


“Membaca surah Al-Ikhlas… jumlahnya hanya 100 kali atau 1000 kali,” terang Gus Baha.


Kemudian setelah kita membaca amalan tersebut sebanyak 100 kali atau 1000 kali, maka keluarga kita akan jadi penghuni surga.


Tidak main-main, hanya dengan 100 kali membaca surah Al-Ikhlas saja seluruh keluarga sampai 7 turunan akan menjadi penghuni surga.


Hal itu selama kita menutup bacaan surah Al-Ikhlas tersebut dengan kalimat: “… itu bukan untuk saya tapi untuk 7 turunan saya, tolong catat ya Allah,” contoh Gus Baha.


Demikianlah amalan yang bisa membuat keluarga 7 turunan kita memegang kunci surga menurut Gus Baha.
Semoga bermanfaat.***

Senin, 13 Juni 2022

gus baha : mengapa iblis tdk mati mati ?

https://youtu.be/bRTrdFa9J7Q
Mengapa iblis tdk mati mati ? 
16.00 
*"Inna min khiyari ummati qauman yadhakuna jahran min sa’ati rahmatillah, wa yabkuna sirran min khaufi adzabi”.* Termasuk umat Nabi pilihan, tertawa lepas ketika bersama orang lain karena yakin dengan rahmat/pemberian Allah dan ketika sendirian dia menangis, takut akan siksa Allah.

Minggu, 12 Juni 2022

Semarang Poncol – Brebes 08.45 – 11.15

KA 209 KALIGUNG Semarang Poncol – Brebes 08.45 – 11.15
KA 210 KALIGUNG Brebes – Semarang Poncol 04.45 – 07.21
KA 208 KALIGUNG Brebes – Semarang Poncol 12.00 – 14.44

KA 207 KALIGUNG Semarang Poncol – Tegal 16.45 – 19.03
KA 205 KALIGUNG Semarang Poncol – Tegal 13.50 – 16.00
KA 211F KALIGUNG Semarang Poncol – Tegal 20.00 – 22.10

KA 206 KALIGUNG Tegal – Semarang Poncol 17.00 – 19.15
KA 212F KALIGUNG Tegal – Semarang Poncol 20.30 – 22.42

KA 209 KALIGUNG Semarang Poncol – Brebes 08.45 – 11.15
KA 210 KALIGUNG Brebes – Semarang Poncol 04.45 – 07.21
KA 208 KALIGUNG Brebes – Semarang Poncol 12.00 – 14.44.

gus baha : ora weruh bukti kebenaran bakal rusak (amplop jimat)

Gus baha : Amplop jimat
*Kenapa kita hidup? Kenapa kita mati?*

لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍ ۗ 

Wong sing *ora weruh bukti kebenaran* bakal rusak, lan sing pantes urip wong sing *weruh  kebenaran*.

(Al anfal 42)

gus baha: ilmu langka, sing ngecat lombok pengeran

26.21 wong suk emben pinter, wong kafir yo pinter, kenapa mlebu neraka? 

*وَقَا لُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْۤ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ*

"Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.""
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 10)

26:40 ngalem wong, ngelem mobil, ngelem hp kalimatnya bisa satu kuras (terkuras), mobil serinya bagus, hp bagus

27.00 pas ngelem  pengeran *sing ngecat lombok* kira kira neraka ga? 

27.23 ngene wiridane dikei solusi nabi

*سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ*

“Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridhoan-Nya, menurut arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya” “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya, setimbangan ‘arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya.” Tiga kali 

https://youtu.be/FMPRmZvbYgk

ilmu langka gus baha

26.21 wong kafir yo pinter, kenapa mlebu neraka? 

*وَقَا لُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْۤ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ*
"Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.""
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 10)
26:40 ngalem wong, ngelem mobil, ngelem hp kalimatnya bisa satu kuras (terkuras), mobil serinya bagus, hp bagus
27.00 pas ngelem  pengeran *sing ngecat lombok* kira kira neraka ga? 

27.23 ngene wiridane dikei solusi nabi
*سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ*
“Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridhoan-Nya, menurut arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya” “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya, setimbangan ‘arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya.” Tiga kali 

Senin, 06 Juni 2022

Gus Mudrik gus Chanif gus Machin gus Haidar gus Yusuf

PengasuhKH. Mudrik Chudlori
KH. Chanif Chudlori
KH. Noor Machin Chudlori
KH. Haidar Chudlori
K.H. Muhammad Yusuf Chudlori
Kalender akademisHijriyah
Lain-lain
JulukanAPI Tegalrejo
Alumni
Moto

Pondok pesantren ini didirikan pada 15 September 1944 oleh K.H. Chudlori. Saat ini, kepengasuhan API dipegang oleh KH. Mudrik Chudlori dan KH. Chanif Chudlori yang merupakan putra tertua dari putera K.H. Chudlori. Presiden ke-empat Republik IndonesiaAbdurrahman Wahid merupakan salah satu alumnus dari pondok pesantren tersebut. Bulan Mei 2016, Presiden Joko Widodo mengunjungi API dalam rangka menghadiri agenda pengajian akbar memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan membahas kompetensi global. Dalam pidatonya di hadapan ribuan santri, Jokowi menekankan pentingnya persiapan sumber daya manusia di Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kepada para santri. Karena dengan adanya MEA, persaingan dunia kerja tak sekadar antarindividu, antarkota, ataupun antarprovinsi saja, tetapi sudah antarnegara.<ref>PPM Aswaja: Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Magelang, Cetak Santri

Jumat, 06 Mei 2022

Generasi pertama (GEMA) KH Abdul Halim

silsilah Gema Bani  KH Abd Halim, :

1 Kel *Hj. Koni'ah* binti KH Abdul Halim almh anak ke-1 dari KH Abdul Halim tinggal di Karanganyar kab Tegal

*usia wafat : 78th di Jeddah, 16 April 2002* usai haji 2002
*Lahir: Tegal, 21 September 1924)*
Putra putri Hj. Koni'ah :

   *1) Mafrichah bt Siradj (almh)*
*Wafat: Tegal, 15 April 2003*
(Sumber dr anwar mawardi)
*Lahir : Lahirnya 28 Oktober 1944*
(Sumber info dr evan mawardi)
Karanganyar Tegal

   *2) H.Sjamsuri bin Siradj (alm) *wafat: Ciledug, 9 April 2008*
*Lahir: 8 Agustus 1945)* 
(Sumber info putrinya Asphia bt H.Sjamsuri)

   *3) Ali Yasir bin H.Soebechi (alm) wafat 14 mei 2021 lahir 19 juni 1955)*

(Sumber Info nina ardiyani bt ali yasir)

   4) Ali Muhidin H.Soebechi (karanganyar kec.gombong kab.kebumen)

    *5) Dra.Nurhidawati bt H.Soebechi (almh) 

Usia Wafat 52th: Depok, 27 Juni 2014 Jakarta Lahir: Tegal, 17 Agustus 1962 (sumber dari mas tri suaminya)

    6) H.Amir Effendi.bin H.Soebechi (kudus)


2. Kel *bulik Tafrihah* (almh)
*Wafat*: ......................
purwosari comal):
    1. Munawir(alm) wafat th
    2. Arifin (alm) wafat th
    3. Makmur (alm) wafat th
    4. Anas Yusuf
    5. Sofiah (almh) wafat th
    6. Qomariyah
    7. M Slamet.(purn TNI-AL)
    
3. Kel *Bulik Safuroh* ( Almh )
Lahir : Tahun 1926
Wafat : Tahun 2005
( Kwigaran, Kesesi, Pekalongan ).
    1. Sorichin WH ( Alm ).
Lahir : 15 Februari 1957.
Wafat : 19 Juli 2017.
    2. Sopiyah.
( Kwigaran, Kesesi, Pekalongan ).
Lahir : 1 Oktober 1959.
    3. Sutirah.
( Bandung, Jawa Barat ).
Lahir : 16 September 1963.
    4. Mahmudin.
( Kesesi, Pekalongan ).
Lahir : 1 Mei 1965.

4. Kel *bulik Mukminah* (almh wafat th purwosari comal)
     1. M Bisri
     2. Khudlori
     3. Zaenudin rohman nurani API Tegalrejo Magelang kh Chudlori
     4. M Nuri (alm)
     5. Rohmah (cilimus)
     6. Slamet Abd Kholik

5. Kel *Om Sofi* (alm wafat th
purwosari comal)
     1. Nasir
     2. Halimah (almh wafat th) 
     3. Mb Idah (almh wafat th)
     4. Slamet Kholidin (wafat sabtu 12-11-2022) 
     5. Kholifah, (almh wafat th)
     6. Mb Mun. 

6. Kel *Om Muslich* (alm wafat th sikayu comal
*bulik suparmi (almh wafat 12 juli 2021)*
putra putrinya
    1. MASRIYAH
    2. MASKURI
    3. NUROCHMAN
    4. H. MOCH. YAENI AR.
    5. MASRIPAH
    6. NURYATUN
    7. KHAERIYAH
    8. KHOSIDAH
    9. MOCH. SOLIKHIN
  
7. Kel *Om Anwari* (alm) Wafat :  14 Nopember 2007 Lahir :  27 Mei  1937 (info dr hj.Naimah-Nuridin) 

putra putrinya:

      1. H. Asyikin
      2. H. Nuridin

8. Kel. *Om Mansoer* (alm wafat th-comal)
     1. Siti Komariyah (posongan)
     2. Nur hidayah (almh) Ujunggede Ampalgading
Lahir : 19 April 1967
Wafat: 13 Maret 2017 (info dr chikmah) 

     3. Mahmudah (puri asri comal)
     4. Chikmah (poncol pekalongan)
     5. Maftochin (posongan comal)
     6. Ainurofik (pecangakan comal)

9. kel *Om Isa Udin* (alm wafat th-Comal)
      1. Ibu Sri Rahayu (Comal)
      2. Cica Barozah (Depok)
      3. Mufrotin (Bekasi)
      4. Siti Arofah (Comal)

10. Kel *Bulik Siti Maryam* (almh) Wafat 3-10-2010
(25 syawal 1431 H) : (info dr kel kr.anyar tirto pekalongan) 
     1. Abd Basir (Pringgabaya lombok timur-NTB)
     2. Ahmad Junaedi (Purwoharjo-comal)
     3. Afiah Evi Safitri (Cirebon)
     4. Nur Rofik (Kr anyar-Tirto)
     5. Moh Sho'im (Alm)

11. Kel *Bulik Hj Hindun* (almh - _wafat, Senin-22 Juli 2019_ - Bandung):

     1. Yusuf hidaYANTO/Bandung
     2. LUTHFI Wahyudi/Jakarta
     3. HANY Diah Triwahyuni/Bandung
     4. ARIEF Budi Prabowo/Bandung
     5. Fauzia FatmoRINI/Australia (Perth)

12. Kel *Om Chozin* (alm)
Wafat 16 februari 2021 M
(04 Rajab 1441 H)
Purwosari comal-anak ragil
     1. Agus Priyanto (jkt)
     2. Tri Fairus bisa Al Haedar                  (pecangakan)
     3. M Lutfi Maulana(purwosari)
     4. Lu'luk (almh)

http://majlisdzikirnurulabror.blogspot.com/2022/05/generasi-1-putra-kh-abdul-halim.html



     

Rabu, 30 Maret 2022

Jadwal Urutan imam salat tarawih 1443H

Jadwal Urutan imam salat tarawih 1443H
Masjid Nurul Abror RW05 Mejasem Barat Kramat Tegal

Hari 1. Ust. Wartono, S.Pd.I
Hari 2. H. Sulistiono, S.Pd.
Hari 3. H. Slamet, S.Pd. M.M
Hari 4. Abdul latip
Hari 5. Ust Dedy

Urutan kultum hari salat tarawih 1443H

1. Drs. Bambang Sekti Prayitno, M.M
2. Ust. Wartono, S.Pd.I 
3. H. Slamet, S.Pd. M.M
4. Drs. Bambang Setyawan, M.M. 
5. Bpk. Dwi Setiawan, S.Pd. M.M
6. H.Sulistiono S.Pd

Jadwal bilal
1. H suryono  
2. Mutarom 
3. Sidik pramono

Selasa, 08 Maret 2022

Kaya Raya Berkah Khasiat Shalawat, Ijazah Doa Kyai Ghofur Sunan Drajat Senin, 07 Maret 2022


Kalau ingin selalu dekat dengan Nabi Muhammad SAW, salah satunya bisa dilakukan dengan membaca shalawat

Bacaan shalawat itu wujud cinta untuk kekasih tercinta, Nabi Muhammad. Cinta Nabi ini pintu sangat baik untuk ta'at menjalani ibadah kepada Allah SWT.

Untuk itu, nikmatilah baca shalawat. Berkah melimpah luar biasa.

Sebagaimana yang dikutip BeritaBantul.com dari kanal Youtube Dunia Islami Official, KH Abdul Ghofur menegaskan supaya mendapatkan pertolongan dari Nabi, maka bacalah shalawat. 

"Shalawat itu kalau dipakai doa, manjurnya luar biasa. Termasuk doa untuk urusan duniawi," kata Kyai Ghofur, Pengasuh Pesantren Sunan Drajat Lamongan.

Urusan dunia yang sukses, kata Kyai Ghofur, itu ditegaskan jelas dalam Qur'an. 

"Itu doa sapu jagat, Fid Dunya Hasanah, sukses duniawi," tegasnya. 

Makanya, lanjut Kyai Ghofur, kalau punya urusan duniawi apa saja, jangan ke dukun. 

"Kalau sampeyan butuh apa saja, urusan dunia, kalau mau sukses jangan ke dukun," tegasnya

Bagaimana cara mengamalkan shalawat agar sukses hidup di dunia, bisa kaya raya? Simak penjelasan Kyai Ghofur Sunan Drajat berikut ini.

Pertama, niat yang tulus hanya minta dan doa kepada Allah SWT.

Kedua, bacalah shalawat. 

Kalau urusan duniawi, bacalah shalawat berikut ini.

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد 

Shollalloh A’la Muhammad.

Artinya: "Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW."

Ketiga, membacanya sebanyak 1000 kali, tiap selesai 7 kali baca shalawat, maka berdoalah. Cukup satu permohonan saja ya. Terus diulang secara istiqomah.

"Ya Allah, minta dikasih uang untuk bayar hutang," kata Kyai Ghofur memberi contoh. 

Jumlah 1000 kali ini didapatkan Kyai Ghofur atas ijazah dari gurunya, yakni KH Mahrus Aly Lirboyo.

"Guru saya, Kyai Mahrus Aly Lirboyo, saat itu bilang begini, 'kalau kamu minta urusan dunia, baca shalawat 1000 kali. Kalau tidak berhasil, potong kupingku'," kenang Kyai Ghofur.

Kalau tidak mampu, bisa bacanya 313 kali.

"313 itu keramat. Jumlah tentara Nabi dalam perang badar ada 313. Nabi Dawud mengalahkan Raja Jalud, tentaranya juga ada 313," kata Kyai Ghofur.

Kalau tidak mampu 313 kali, bisa dibaca 170 kali, karena 170 itu sesuai jumlah huruf ayat kursi.

"Kalau tidak mampu juga, baca 41 kali, atau 21 kali, atau 7 kali. Tapi masak cuma 7 kali, kebangeten banget," katanya.

Keempat, waktu membaca shalawat paling baik itu waktu tengah malam, lalu waktu setelah shalat sebelum berdiri, atau antara adzan dan iqomat, paling bagus antara adzan dan iqomat shalat subuh. 

"Pusatkan konsentrasi, paling manjur saat tengah malam," kata Kyai Ghofur.

"Ayo bangun tengah malam. Kalau butuh apa saja, segera amalkan shalawat ini," pungkas Kyai Ghofur.

Demikian, semoga bermanfaat.*** 

Senin, 07 Maret 2022

Amalan Mbah Moen agar Cerdas dan Mudah Menghafal, Baca Surat Ini 1 Kali Setelah Sholat Fardhu


KH Maimoen Zubair disetiap kajian kitab bersama santrinya kerap memberikan suatu ijazahan amalan.

Dalam suatu kesempatan, beliau Mbah Moen mengijazahkan amalan untuk mentirakati supaya kita cerdas dan mudah menghafal.

Ijazah amalan yang diberikan Mbah Moen kepada santrinya itu adalah bersumber dari ayat dan surat alquran.

Mbah Moen menganjurkan untuk membaca amalan tersebut setiap setelah melaksanakan sholat fardhu lima waktu.

Seperti dilihat mantrasukabumi.com dari unggahan video di kanal YouTube Giandra Algifari pada 26 Agustus 2021, berikut amalan yang diijazakan Mbah Moen untuk mentirakati supaya kita cerdas dan mudah menghafal:

Yaitu meletakkan tangan kanan di atas kepala setiap kali selesai sholat sambil membaca ayat Al A'la (Sabbihisma) dari awal. dan ketika sampai pada ayat ke-6 "sanuqriuka fala tansaa"

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ.

1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,

الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ

2. Yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya).

وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ.

3. Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ

4. dan Yang menumbuhkan rerumputan,

فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ

5. lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman.

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ

6. Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,

اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ

7. kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ

8. Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat),

فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ.

9. oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,

سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ.

10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,

وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ

11. dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,

الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ.

12. (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),

ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ.

13. selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup.

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ

14. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ.

15. dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.

بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ

16. Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,

وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ.

17. padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ.

18. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,

صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ

19. (yaitu) kitab-kitab Ibrahim .

Dan ketika sampai pada ayat ke-6 "sanuqriuka fala tansaa"di ulang 7X dan lanjut kan hingga selesai surah.

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ.

Kemudian di tambah ayat dibawah ini:

فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ ۚ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ

Fa fahhamnāhā sulaimān, wa kullan ātainā ukmaw wa 'ilmaw wa sakhkharnā ma'a dāwụdal-jibāla yusabbiḥna waṭ-ṭaīr, wa kunnā fā'ilīn.

Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud ( 1x )

Jika di terapkan utk anak yg blm bisa baca maka orang tuanya yg baca, sambil tangan kanan nya diletakkan pada kepala si anak, maka insyaallah akan memiliki kemampuan mudah menyerap ilmu, gam ng menghafal dan kita atau anak kita menjadi cerdas.***