Kalau kita tafakur
dan merenung akan kekuasaan Allah SWT yang Maha Besar, Maka bagi Allah tidak
ada sesuatu yang tidak mungkin. Dari tidak ada menjadi ada, dari mati menjadi hidup dan mati kemudian
dihidupkan kembali, Termasuk masjid ini , dulu tidak ada sertifikat sekarang Al
Hamdulillah sudah ada serifikat wakaf, dulu orang menganggap tidak mungkin
dibangun dengan biaya 1,2 M? ga masuk logika? Nyatanya Alhamdulillah perluasan
yang ke arah Barat seluas 150m2 telah Allah kabulkan.
Dulu jamaah
taraweh tidak tertampung diluar masjid, Al hamdulillah telah tertampung, hamper
2 kali ramadhan bisa salat jamaah di dalam masjid semua. Itulah kekuasaan Allah
dan Rahmat yang diturunkan kepada kita. Semoga kita menjadi hamba Allah yang
pandai bersyukur atas nikmatnya.
Dalam Rahasia
Allah dan Ilmu Allah, “Bahkan kalau Allah berkehendak, masjid inipun
bisa dibangun oleh satu orang saja,” , tanpa meminta sumbangan ke
jamaah, tanpa merepotkan jamaah, cuma
jangan bertanya siapa orangnya? kapan waktunya? Trus jamaah tidak perlu pusing
kapan selesainya? Saya harus nyumbang berapa? Harus nyediakan makanan dan
minuman untuk tukang ndak? Sampai berapa lama selesainya?
Kalau Allah “berkehendak
kun fayakun” masjid Zaenudin dibangun dengan biaya perorang dengan pesantrennya
siapa yang menggerakan hati orang?
Kalau cerita
rumah seharga 150 juta bisa dibeli perorangan, bisa dibangun perorangan. Atau
rumah seharga 250 jt bisa dibeli atau dibangun oleh perorangan. Nyatanya Rumah
di Pala Raya punya Pa ahmad bisa terjual seharga 585 Jt. Sekarang masjid untuk
pembangunan akhir bertingkat memerlukan dana sekitar 750 jt saya yakin bisa
dibangun, apalagi dipikul bersama orang banyak, apa tidak mungkin? Jawabnya
insya Allah mungkin sekali, Apalagi dijannjikan Allah Masjid adalah Rumah Allah
siapa yang membangun akan dibuatkan istana di surga.
Orang ingin
hidup di dunia secara layak ia akan berusaha punya rumah, dengan cara mengontrak,
membangun, atau membeli dengan fasilitas KPR, semua dicoba dilakukan untuk
mencapai tujuan hidupnya yang layak. Ketika ia ingin mencapai tujuan akhiratnya
bahagia, maka ia akan berusaha mendapatnya dengan cara beramal soleh dengan
jariyah membangun masjid misalnya, salat 5 waktu dijaga dengan baik, baik
terhadap saudara, tetangga, teman, atau sesama muslim, dan sesama manusia
secara umum. Menjalankan syariatnya dengan benar dan menjauhi segala larangan
Allah SWT.
Orang ingin surga
tapi tidak ada amal untuk akhirat, hanya memperbanyak harta dunia,
menyempurnakan hidupnya dengan fasilitas mobil, rumah, misal kita bisa rumah 1, rumah 2, tapi untuk akhiratnya
ga imbang sodaqoh buat masjid cuma 500
ribu saja, padahal rumah 1 dibeli 7 juta
th 1990, sekarang harganya 200 jt , rumah ke-2 sekarang harganya 400jt, tapi
untuk amal akhirat, haji belum dilakukan nyumbang masjid ga imbang surga dibeli seharga 500 rb rupiah
saja?