FIQH SUNNAH
oleh Sayyid Sabiq
oleh Sayyid Sabiq
THOWAF
1. Thowaf
atau tawaf adalah mengelilingi ka'bah dalam Masjid Harom 7 kali putaran dengan
niat tawaf.
2. Untuk
tawaf ini harus: Bersuci dan menutup aurat seperti dalam salat. Hanya dalam
tawaf ini dibolehkan berbicara asal pembicaraan itu baik.
Ibnu Abbas
berkata: Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Tawaf adalah seperti salat .... Hanya
Allah swt. memperbolehkan berbicara di dalamnya. Maka barang siapa berbicara
maka janganlah berbicara kecuali dengan bicara yang baik. (H.R. Tirmidzi dan
Daroqutni)
Dimulai dari
sudut Hajar Aswad dan berakhir di situ.
Ka'bah
berada di sebelah kiri orang yang tawaf, dan tidak boleh lewat di atas pondasi
ka'bah atau dalam Hijir lsma'il, karena Hiiir lsma'il itu bagian dari ka'bah.
3. Tawaf ada
4 macam, yaitu:
1) THOWAF QUDUM(tawaf kedatangan).
Tawaf ini dikerjakan bagi orang yang datang dari luar tanah haram saat
baru tiba. Dan bagi orang yang berhaji tamattu' adalah tawaf umroh.
2) THOWAF IFADLOHatau Thowaf Ziyaroh.
Thawaf ini dikerjakan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau sesudahnya. Thawaf
ini harus dikerjakan dan merupakan tahallul tsani hagi yang herihrom haji.
3) THOWAF WADA'(tawaf berpamitan).
Tawaf ini dikerjakan saat mau berangkat meninggalkan Mekah. la harus
dikerjakan, kecuali wanita yang sedang haid. Ada hadis yang menerangkan:
Orang-orang diperintah supaya akhir urusannya adalah (tawaf) di Baitullah.
Hanya orang perempuan yang haid diberi keringanan. (HR. Bukhari dan Muslim)
4) THOWAF TATHOWWU'atau tawaf sunat.
Thowaf ini bisa dikerjakan setiap waktu baik siang maupun malam. Dan dianjurkan
orang mengerjakannya sebanyak mungkin selama berada di Mekah.
Rasulullah
saw. berkata: Hai Bani abdi Manaf janganlah kamu melarang seseorang tawaf di
Baitullah ini dan di saat manapun dia suka baik malam maupun siang hari.
(H.R. Ashabus Sunan).
4. Adapun cara mengerjakan tawaf menurut sunnah
Rasulullah saw.
adalah sebagai
berikut:
Idhthibah', yaitu bagi orang laki-laki
meletakkan bagian tengah kain kemulnya di bawah ketiak kanan dan menaruh
ujung-ujung kemul itu di atas pundak kiri, sehingga pundak kanan terbuka dan
pundak kiri tertutup. lni hanya untuk tawaf waktu datang. Dan sesudah itu kemul
itu dikemulkan seperti biasa, terutama
waktu salat.
Ibnu Abbas
berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. dan para sahabatnya berumroh dari
Ji'ronah, lalu mereka berlari-lari kecil di Baitullah dan mereka buat
kemul-kemul mereka di bawah ketiak kanan merekah, lalu menyampirkan
(ujung-ujung)nya di atas pundak kiri mereka. (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
Sesampai di sudut Hajar Aswad (di lantai
ditandai dengan garis besar berwarna coklat) menghadap Hajar Aswad, lalu
menciumnya, atau menjamahnya dengan tangan lalu mencium tangan, atau menyentuhnya
seumpama tongkat lalu mencium tongkat, atau berisyarat kepadanya dengan tangan
atau sesuatu di tangan. Itu dilakukan setiap kali memulai putaran tawaf.Ibnu
Umar berkata: Rasulullah saw. menghadap Hajar Aswad lalu menjamahnya. (H.R.
Hakim)
'Abis bin
Rabi' ah berkata: Saya melihat Umar datang ke Hajar Aswad lalu berkata:
Sesungguhnya aku tahu benar bahwa engkau adalah sebuah batu. Dan seandainya aku
tidak melihat Rasulullah saw. menciummu, aku tidak akan menciummu. Kemudian dia
mendekatinya lalu menciumnya.Abu Thafail berkata: Saya lihat Rasulullah saw.
tawaf di Baitullah dan menyentuh Hajar Aswad dengan tongkat yang ada padanya
dan menciumnya. (H.R.Muslim)
Nafi'
berkata: Saya lihat Ibnu Umar mengusap Hajar Aswad dengan tangannya lalu
mencium tangannya dan berkata: Saya tidak meninggalkan (cara itu) semenjak saya
lihat Rasulullah saw. mengerjakannya. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Abbas
berkata: Rasulullah saw. telah bertawaf di atas seekor unta. Setiap kali beliau
sampai di sudut (Hajar Aswad) beliau berisyarat kepadanya dengan sesuatu yang
ada di tangan beliau dan membaca takbir. (H.R. Bukhari)
Membaca takbir, yaitu: "Dengan nama Allah, dan
AIlah Maha Besar." Inipun dilakukan setiap kali memulai putaran tawaf.Dari
Ibnu Umar: Sesungguhnya apabila beliau telah mengusap Hajar Aswad
mengucap:" Bismillah wa Allahu Akbar". (H.R. Baihaqi)
Perhatian
Mencium
Hajar Aswad adalah sunnah, tapi menyakiti orang lain atau menyakiti diri
sendiri adalah terlarang. Oleh sebab itu, dalam hal mencium Hajar Aswad ini
kita tidak usah terlalu memaksakan diri dalam keadaan sangat berdesakan,
terutama bagi kaum wanita. Selain membahayakan fisik, tidak jarang mendatangkan
perlengkaran atau melanggar aturan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang
tidak halaL
Perhatikanlah
keterangan di bawah ini:
1. Dari Umar bin Khattab, bahwa
Rasulullah saw. bersabda kepadanya:Hai Abu Hafsh, engkau adalah seorang
laki-laki kuat, maka janganlah engkau berdesakan di sudut (Hajar Aswad), karena
engkau bisa menyakiti orang yang lemah. Tapi apabila engkau mendapati sepi maka
beristilamlah, dan kalau tidak maka bertakbirlah dan berlalu.(H R. Ahmad).
2. Ada juga diriwayatkan, bahwa Ummul
Mukminin Aisyah berkata kepada seorang perempuan:Janganlah engkau berdesakan di
atas Hajar Aswad, kalau engkau lihat kosong maka beristilamlah, dan kalau
engkau lihat berdesakan maka bertakbirlah dan baca "Laa Ilaaha
Ilallah" apabila engkau sejajar dengannya, dan janganlah menyakiti
seseorang. (Lihat Fiqh Sunnah jilid I hal. 595).
5. Kemudian
berpaling ke kanan, hingga ka'bah berada di sebelah kiri orang yang tawaf dan,
hanya untuk thowaf qudum, berlari-lari kecil 3 kali putaran dan berjalan biasa
4 kali putaran.
Dari Jabir:
Sesungguhnya apabila Rasulullah saw. telah sampai di Mekah beliau datang ke
Hajar Aswad, lalu menjamahnya. Kemudian berjalan ke arah kanan beliau lalu
berlari- lari kecil 3 kali (putaran) dan berjalan biasa 4 kali (putarn). (H.R.
Muslim dan Nasai)
Perhatian!
1. Ramal, atau berlari-lari kecil, ini
hanya untuk laki-laki. Adapun bagi perempuan tidak usah ramal. Diriwayatkan
dari Ibnu Umar, bahwa dia berkata: Tidak ada ramal alas perempuun (pada tawaf)
di Buitullah, dan tidak (pada sa'i) diantara Shofa dan Marwah.(H R. Daraqutni
dan Baihaqi)
2. Ramal 3 putaran dan berjalan biasa 4
putaran ini hanya untuk tawaf qudum. Ibnu Umar berkata: Sesungguhnya Nabi saw.
dahulu apabila tawaf di Baitullah tawaf yang pertama, berlari-lari kecil 3 kali putaran
dan berjalan
biasa 4 kali. (H R. Bllkhari don Muslim).
3. Dalam keadaan orang berdesakan tawaf seperti
sekarang ini, harus dijaga jangan sampai menyakiti orang lain atau diri sendiri.
Maka apabila berlari-lari kecil itu bisa membahayakan diri sendiri atau orang
lain, maka tidak mengapa apabila kita ikuti saja irama orang bertawafwalaupun
dengan jalan biasa.Firman Allah: Allah menghendaki kemuduhan dengan kamu dan
tidak menghendaki kesulitan. (Al-Baqoroh 185)
6. Sesampai
di sudut yang sebelum sudut Hajar Aswad, atau yang disebut Rukun Yamani,
mengusap sudut itu dengan tangan tidak menciumnya. Adapun dua sudut yang
sebelum Rukun Yamani itu tidak diusap.Diriwayatkan dari lbnu Umar, katanya:
Sesungguhnya adalah Rasulullah saw. menjamah mengusap Rukun Yamani dan Hajar Aswad
pada setiap (putaran) tawaf beliau. Dan tidak mengusap dua sudut yang sesudah
Hajar Aswad. (H.R. Bukhari dan Muslim)
7. Diantara
Rukun Yamanidan Hajar Aswad membaca: Ya Robb kami, berilah kami yang baik di
dunia dan yang baik di akhirat, dan peliharakanlah kami dari siksa neraka.Abdullah
bin Sa ib berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. mengucap di antara Rukun
Yamani dan Hajar Aswad. Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aahirati
hasanah wa qinaa adwaban naar: (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
8. Dalam
tawaf, tidak ada kemestian bacaan-bacaan doa tertentu untuk setiap kali
putaran. Orang boleh berdoa apa yang dia mau menurut keperluannya.
9. Sesudah
selesai putaran yang ke 7, selesailah sudah tawaf itu. Lalu menuju
ke Maqom Ibrohim, ia kita buat berada di antara kita dan Ka'bah. Lalu
membaca bacaan yang artinya: Dan jadikanlah Maqom Ibrohim tempat salat.
10. Lalu shalat
di situ dua rakaat. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kaafiruun
sesudah Al-Fatihah dan pada rakaat kedua surat Al-ihlas sesudah Al-Fatihah.Kalau
sulit salat di tempat itu karena berdesakan dan sebagainya, boleh salat di
tempat lain dalam masjid.
11. Sesudah
shalat kembali ke Hajar Aswad, lalu
menciumnya, menjamahnya atau berisyarat kepadanya seperti pada permulaan thawaf.Dari
Jabir, dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. setelah sampai ke Maqom
Ibrohim membaca: Wattakhidzuu mim Maqaami Ibrohima mushollaa. Lalu salat dua
rakaat, lalu membaca Al Fatihah dan QulYaa Ayyuhal kaafiruun dan Qul Huwallahu
Ahad. Kemudian kembali ke sudut Hajar Aswad lalu menjamahnya, kemudian keluar
ke arah Shofa. (H.R. Ahmad, Muslim dan Nasaa'i)