Rabu, 19 November 2014

tafakur dan merenung akan kekuasaan Allah SWT



Kalau kita tafakur dan merenung akan kekuasaan Allah SWT yang Maha Besar, Maka bagi Allah tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Dari tidak ada menjadi ada, dari  mati menjadi hidup dan mati kemudian dihidupkan kembali, Termasuk masjid ini , dulu tidak ada sertifikat sekarang Al Hamdulillah sudah ada serifikat wakaf, dulu orang menganggap tidak mungkin dibangun dengan biaya 1,2 M? ga masuk logika? Nyatanya Alhamdulillah perluasan yang ke arah Barat seluas 150m2 telah Allah kabulkan.
Dulu jamaah taraweh tidak tertampung diluar masjid, Al hamdulillah telah tertampung, hamper 2 kali ramadhan bisa salat jamaah di dalam masjid semua. Itulah kekuasaan Allah dan Rahmat yang diturunkan kepada kita. Semoga kita menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur atas nikmatnya.
Dalam Rahasia Allah dan Ilmu Allah, Bahkan kalau Allah berkehendak, masjid inipun bisa dibangun oleh satu orang saja,” , tanpa meminta sumbangan ke jamaah,  tanpa merepotkan jamaah, cuma jangan bertanya siapa orangnya? kapan waktunya? Trus jamaah tidak perlu pusing kapan selesainya? Saya harus nyumbang berapa? Harus nyediakan makanan dan minuman untuk tukang ndak? Sampai berapa lama selesainya?
Kalau Allah “berkehendak kun fayakun” masjid Zaenudin dibangun dengan biaya perorang dengan pesantrennya siapa yang menggerakan hati orang?
Kalau cerita rumah seharga 150 juta bisa dibeli perorangan, bisa dibangun perorangan. Atau rumah seharga 250 jt bisa dibeli atau dibangun oleh perorangan. Nyatanya Rumah di Pala Raya punya Pa ahmad bisa terjual seharga 585 Jt. Sekarang masjid untuk pembangunan akhir bertingkat memerlukan dana sekitar 750 jt saya yakin bisa dibangun, apalagi dipikul bersama orang banyak, apa tidak mungkin? Jawabnya insya Allah mungkin sekali, Apalagi dijannjikan Allah Masjid adalah Rumah Allah siapa yang membangun akan dibuatkan istana di surga.
Orang ingin hidup di dunia secara layak ia akan berusaha punya rumah, dengan cara mengontrak, membangun, atau membeli dengan fasilitas KPR, semua dicoba dilakukan untuk mencapai tujuan hidupnya yang layak. Ketika ia ingin mencapai tujuan akhiratnya bahagia, maka ia akan berusaha mendapatnya dengan cara beramal soleh dengan jariyah membangun masjid misalnya, salat 5 waktu dijaga dengan baik, baik terhadap saudara, tetangga, teman, atau sesama muslim, dan sesama manusia secara umum. Menjalankan syariatnya dengan benar dan menjauhi segala larangan Allah SWT.
Orang ingin surga tapi tidak ada amal untuk akhirat, hanya memperbanyak harta dunia, menyempurnakan hidupnya dengan fasilitas mobil, rumah, misal kita  bisa rumah 1, rumah 2, tapi untuk akhiratnya ga imbang sodaqoh buat masjid  cuma 500 ribu saja, padahal  rumah 1 dibeli 7 juta th 1990, sekarang harganya 200 jt , rumah ke-2 sekarang harganya 400jt, tapi untuk amal akhirat, haji belum dilakukan nyumbang masjid  ga imbang surga dibeli seharga 500 rb rupiah saja?