Kamis, 13 Januari 2022

Talbis Iblis [ Membongkar Tipu Daya Iblis ],

Talbis Iblis [ Membongkar Tipu Daya Iblis ], karya al Imam al Hafizh Abdurrahman ibn al Jawzi (W 579 H),  ulama  rujukan dalam madzhab Hanbali.

“Mereka yang memahami sifat2 Allah dalam makna indrawi ada beberapa golongan. Mereka berkata bahwa Allah bertempat/bersemayam di atas arsy dengan cara menyentuhnya, jika DIA turun (dari arsy) maka DIA pindah dan bergerak. Mereka menetapkan ukuran penghabisan (bentuk) bagi-NYA. Mereka mengharuskan bahwa Allah memiliki jarak dan ukuran. Mereka mengambil dalil bahwa Dzat Allah bertempat/bersemayam di atas arsy [–dengan pemahaman yang salah–] dari hadits nabi: “Yanzil Allah ilassama’ ad Dunya”, mereka berkata: “Pengertian turun (yanzil) itu adalah dari arah atas ke arah bawah”.

Mereka memahami makna “nuzul” (dalam hadits tersebut) dalam pengertian indrawi yang  hanya khusus sbg sifat2 benda. Mereka adalah kaum Musyabbihah yang memahami sifat2 Allah dalam makna indrawi (meterial). Dan Telah kami paparkan perkataan2 mereka dalam kitab  kami “Minhaj al Wushul ila ‘ilm al Ushul”.

Imam Ibn al Jawzi al Hanbali menegaskan bahwa KEYAKINAN ALLAH BERTEMPAT/BERSEMAYAM DI ATAS ARSY ADALAH KEYAKINAN MUSYABBIHAH.  Beliau adalah ulama besar  madzhab Hanbali, jauh sebelum  Ibnu Taimiyah lahir dengan faham2 Tasybih-nya. Ratusan tahun sebelum  Mr. Hempher, orientalis Yahudi dan muridnya Muhammad bin Abdul Wahhab Annajed dengan faham2 Tajsim-nya.

Nasrani dan Yahudi berakidah Mujassimah dan musyabbih berkeyakinan Allah bersemayam/bertempat di atas arsy.  Demikian pula  dengan salafi Wahabi, wahdah islamiah, Ikhwanul muslimin, HTI, ISIS, JAD, JI, LDII dan semua varian wahabi serta Syi'ah berkeyakinan sama, walaupun dengan konteks sedikit beda, walaupun mengaku AHLUSSUNNAH dan  beribadah sama seperti umat Islam. Mereka mengaku TAK BERMADZHAB, dalilnya addurarussaniah juz 3 : 56 MBAW  berkata bahwa ilmu fiqih dalam kitab2 madzhab adalah ilmu syirik dan keempat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali) adalah setan2, manusia dan jin.
Akidah Wahabi  mengekor jg dengan akidah Hasyawiyyah, Karramiyyah, Mujassimah, Bayaniyyah, dan sekte-sekte kaum Musyabbihah lainnya…

Catatan Penting:

Bedakan antara Ibn al-Jauzi (W 579 H) dengan Ibn Qayyim al-Jauziyyah atau Muhammad ibn Abi Bakr az-Zar’i (w 751 H) murid dari Ibnu Taimiyah yang dalam keyakinannya = Ibnu Taimiyah; dua-duanya sesat dan menyesatkan.

Ibn Qayyim; yang juga persis dgn keyakinan gurunya al:
1. tawassul dengan Nabi atau orang2 saleh adalah orang musyrik,
2.  Ziarah ke makam Rasulullah adalah perjanan maksiat,
3. Berkeyakinan Allah duduk di atas Arsy secara hakekat.
4.  Neraka akan punah dan siksaan  akan habis, dll.

Ingat… Akidah Rasulullah, para sahabatnya, dan akidah semua umat Islam adalah :

ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH.

Imâm Ibnul Jauzi berkata (daf'u syubhah attasybih bi akaffi attanzih 98 -101):

“Aku melihat ada beberapa orang dalam madzhab Hanbali ini yang berbicara dalam masalah akidah dengan pemahaman2  ngawur. Ada 3 org;
1. Abu Abdillah bin Hamid,
2. Abu Ya’la (murid Abu Abdillah bin Hamid),
3. Ibn az-Zaghuni.
Mereka menulis kitab2 yang telah merusak madzhab Hanbali, bahkan  mereka telah turun ke derajat orang2 yang sangat awam. Mereka memahami sifat2  Allah secara indrawi, misalkan mereka mendapati teks hadits: “إن الله خلق ءادم على صورته”, lalu mereka menetapkan adanya “Shûrah” (bentuk) bagi Allah.  Mereka juga menambahkan “al-Wajh” (muka) bagi Dzat Allah, dua mata, mulut, bibir, gusi, sinar bagi wajah-Nya, dua tangan, jari-jari, telapak tangan, jari kelingking, jari jempol, dada, paha, dua betis, dua kaki, sementara tentang kepala mereka berkata: “Kami tidak pernah mendengar berita bahwa Allah memiliki kepala”, mereka juga mengatakan bahwa Allah dapat menyentuh dan dapat disentuh, dan seorang hamba bisa mendekat kepada Dzat-Nya secara indrawi, sebagian mereka bahkan berkata: “Dia (Allah) bernafas”.
Lalu mereka mengelabui orang2 awam dengan berkata:

“Itu semua tidak seperti yang dibayangkan dalam akal pikiran”.

Dalam masalah nama2 dan sifat2 Allah mereka memahaminya secara zahir (literal).
Tatacara mereka dalam menetapkan dan menamakan sifat2 Allah = tatacara yang dipakai oleh para ahli bid’ah, sedikitpun mereka tidak memiliki dalil untuk itu, baik dari dalil naqli maupun dari dalil aqli. Mereka tidak pernah menghiraukan teks2 yang secara jelas menyebutkan bahwa sifat2 itu tidak boleh dipahami dalam makna literalnya, juga mereka tidak pernah mau melepaskan makna sifat2 tersebut dari tanda2 kebaharuan.

Catatan :
  Penjelasan mendalam tentang kedustaaan faham akidah  Ibnu Taimiyah   mengikuti aqidah Yahudi kitab taurat dan Injil yang dipalsukan  Mathius 23: 22 "Bersumpah lah demi Arsy dan demi Dia yang bersemayam di atasnya.
Akidah Trilogi Tauhid yakni :
1. Rubiah,
Abu Jahal lebih bertauhid dari pada umat Islam yang bertawassul padahal nabi Muhammad Saw pernah bertawassul dan tabarruk kepada sahabatnya assiddiq dan dua syahid untuk menghentikan gempa bumi di gunung Uhud. Nabi Adam bertawassul kepada nabi Muhammad Saw.
2. Uluhiyah,
Menggunakan bid'ah sebagai hukum
3. Asma wassifa,
yang di dalamnya terdapat Sifat2 khabariah yang terdiri dari :
- Sifat  fi'liyah atau perbuatan seperti Allah bersemayam atau bertempat di atas Arsy, menetap tinggi di atas langit atau Allah di atas, tidak lebih besar dan tidak lebih kecil daripada Arsy, turun 1/3 malam dengan tidak menyebabkan Arsy jadi kosong, marah, tertawa, dll.
- Sifat zaatiyah seperti Allah punya dua tangan dua mata, satu wajah, dua kaki dan jari jari secara hakekat atau  secara zahir,  dll. Demikian pula dengan akidah Syi'ah yang meyakini bahwa Allah punya mata, tangan, kaki dan anggota badannya tidak terbuat dari daging dan darah, atau unsur nya beda, juga berdiam di atas Arsy.
Akidah ini ditentang oleh para ulama dan semua umat Islam dari masa ke masa.
Mohon di share untuk melindungi umat Islam dari pemurtadan akidah Islam menjadi akidah Yahudi kitab taurat dan Injil yang dipalsukan mujassim dan musyabbih Ibnu Taimiyah serta Syi'ah Imamah