TAUHID

KEYAKINAN YANG MENIMBULKAN MURTAD



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْساً يَهْوِى بِهاَ فىِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفاً أَىْ مَسَافَةَ سَبْعِيْنَ عاَماً فىَ النُّزُوْلِ وَذَلِكَ مُنْتَهَى جَهَنَّمَ وَهُوَ خاَصٌ بِالْكُفاَرِ - رَوَاهُ التُّرْمُذِى وحَسَّنَهُ
Seseungguhnya seorang hamba niscaya berkata-kata, lalu ia tidak menyadari perkataan itu menjerumuskan ke dalam api neraka sampai 70 tingkat ke bawah, 70 tahun ke bawah. Yaitu penghabisan neraka Jahannam, tempat ini khusus untuk orang-orang kafir. (HR. Turmudzi, juga menyebutnya ini hadits Hasan)

يَجِبُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ حِفْظُ إِسْلاَمِهِ وَصَوْنُهُ عَمَّا يُفْسِدُهُ ويُبْطِلُهُ ويَقْطَعُهُ وَهُوَ الرِّدَّةُ وَالعِياَذُ بِاللهِ تَعَالىَ

Setiap muslim wajib memelihara dan menjaga keislamannya dari segala yang merusak keislaman, yang membatalkan keislaman ataupun yang melepas keislaman, hal ini di sebut MURTAD, semoga Allah senantiasa melindungi kita semua, amien.

وَقَدْ كَثُرَ فىِ هَذَا الزَّمَانِ التَّسَاهُلُ فىِ الكَلاَمِ حَتَّى إِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ بَعْضِهِمْ أَلْفاَظٌ تُخْرِجُهُمْ عَنِ الإِسْلاَمِ وَلاَ يَرَوْنَ ذَلِكَ ذَنْباً فَضْلاً عَنْ كَوْنِهِ كُفْراً
Zaman sekarang nyaris sudah merebak, banyak orang menganggap remeh dalam menuturkan kata-kata sampai terlontar kata-kata yang membuatnya keluar dari Islam. Mereka tidak sadar bahwa itu dosa, apalagi menimbulkan kekufuran.

وَالرِّدَّةُ ثَلاَثَةُ أَقْساَمٍ كَمَا قَسَّمَهاَ النَّوَوِىُّ وَغَيْرُهُ مِنْ شاَفِعِيَّةٍ وَحَنَفِيَّةٍ وَغَيْرِهِمْ ؛ إِعْتِقاَدَاتٌ وَأَفْعاَلٌ وَأَقْوَالٌ، وَكُلٌّ يَتَشَعَّبُ شُعَبًا كَثِيْرَةً
 Murtad terbagi tiga bagian sebagaimana disampaikan Al-Imam An-Nawawi, juga para Ulama madhab Imam Syafi’I dan Imam Hanafi. Yaitu Murtad sebab Keyakinan, Murtad sebab Perbuatan dan Murtad sebab Perkataan. Masing-masing memiliki cabang yang sangat banyak.

Dikesempatan ini Insya Allah kami akan mengangkat yang pertama, MURTAD SEBAB KEYAKINAN :

الشَّكُّ فىِ الله أَوْ فىِ رَسُوْلِهِ أَوْ القُرْآَنِ أَوْ اليَوْمِ الآَخِرِ أَوْ الجَنَّةِ أَوْ النَّارِ أَوْ الثَّوَابِ أَوْ العِقَابِ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ مِمَّا هُوَ مُجْمَعٌ عَلَيْهِ أَوْ اعْتِقَادُ قِدَمِ العَالَمِ وَأَزَلِيَّتِهِ بِجِنْسِهِ وَتَرْكِيْبِهِ أَوْ بِجِنْسِهِ فَقَطْ
Ragu akan Allah SWT. Ragu akan Rasulullah. Ragu akan Qur’an. Ragu akan hari akhir. Ragu akan sorga. Ragu akan Neraka. Ragu akan pahala. Ragu akan siksa, dan hal-hal yang telah ditentukan ajaran Islam lainnya. Juga Meyakini dahulunya alam semesta. Meyakini Azaliynya jenis dan susunan alam semesta atau Meyakini dahulunya jenis alam semesta saja. (Azaliy ialah zaman sebelum alam semesta tercipta)

أَوْ نَفْىُ صِفَةٍ مِنْ صِفاَتِ اللهِ الوَاجِبَةِ لَهُ إِجْمَاعاً كَكَوْنِهِ عَالِمَاً أَوْ نِسْبَةُ ماَ يَجِبُ تَنْزِيْهُهُ عَنْهُ إِجْمَاعاً كَالجِسْمِ أَوْ تَحْلِيْلُ مُحَرَّمٍ بِالإِجْماَعِ مَعْلُوْمٍ مِنَ الدِّيْنِ بِالضَّرُوْرَةِ مَمّاَ لاَ يَخْفَى عَلَيْهِ كَالزِّنَى وَاللِّوَاطِ وَالقَتْلِ وَالسَّرَقَةِ وَالغَصْبِ أَوْ تَحْرِيْمُ حَلاَلٍ ظاَهِرٍ كَذَلِكَ كاَلبَيْعِ وَالنِّكَاحِ أَوْ نَفْىُ وُجُوبِ مُجْمَعٍ عَلَيْهِ كَذَلِكَ كاَلصَّلَوَاتِ الخَمْسِ أَوْ سَجْدَةٍ مِنْهَا وَالزَّكاَةِ وَالصَّوْمِ وَالحَجِ وَالوُضُوْءِ
Meyakini tidak ada sifat Allah secara ijma’ (ijma’ ialah sepakat Mujtahid Ulama, seperti Imam Syafe’i dan kawan-kawannya) diantara sidat-sifat wajib, seperti sifat Allah Maha mengetahui, Meyakini nisbah (perbandingan) yang wajib disucikan dari Allah secara ijma’, seperti meyakini Allah itu jisim, sosok benda. Menghalalkan yang diharamkan secara ijma’ maklum dalam ajaran agama dan tidak semu, seperti menghalalkan zina, sodomi, membunuh, mencuri dan merampas. Mengharamkan yang nyata dihalalkan, juga seperti tadi, seperti jual-beli dan pernikahan. Meyakini  tidak ada kewajiban, seperti meyakini shalat lima waktu itu tidak wajib, juga zakat, puasa, ibadah haji, wudlu dan lainnya.


أَوْ إِيْجَابُ ماَلَمْ يَجِبْ إِجْماَعاً كَذَلِكَ أَوْ نَفْىُ مَشْرُوْعِيَّةِ مُجْمَعٍ عَلَيْهِ كَذَلِكَ أَوْ عَزَمَ عَلَى الْكُفْرِ فىِ المُسْتَقْبَلِ أَوْ عَلَى فِعْلِ شَيْءٍ مَمَّا ذُكِرَ أَوْ تَرَدَّدَ فِيْهِ لاَ خُطُورُهُ فىِ الباَلِ بِدُوْنِ إِرَادَةٍ
Meyakini wajib pada sesuatu yang tidak diwajibkan berdasarkan ijma’. Melenyapkan syari’at (hukum-hukum Islam) berdasarkan ijma’. Merencanakan kekufuran di waktu kemudian. Melakukan sesuatu yang menimbulkan kekufuran itu atau ragu melakukannya. NAMUN ketika suara hati yang spontan mengarah tindakan kekufuran dan tanpa ada maksud melakukan tindakan kekufuran itu maka TIDAK MENIMBULKAN KEKUFURAN.
 
أَوْ أَنْكَرَ صُحْبَةَ سَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَوْ رِسَالَةَ وَاحِدٍ مِنَ الرُّسُلِ المُجْمَعِ عَلَى رِسَالَتِهِ أَوْ جَحَدَ حَرْفاً مُجْمَعًا عَلَيْهِ مِنَ القُرْآَنِ ، أَوْ زَادَ حَرْفًا فِيْهِ مُجْمَعًا عَلَى نَفْيِهِ مُعْتَقِدًا أَنَّهُ مِنْهُ عِناَدًا أَوْ كَذَّبَ رَسُوْلاً أَوْ نَقَّصَهُ أَوْ صَغَّرَ اِسْمَهُ بِقَصْدِ تَحْقِيْرِهِ أَوْ جَوَّزَ نُبُوَّةَ أَحَدٍ بَعْدَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدْ صلى الله عليه وسلم  
Meningkari predikat Sahabat di Abu Bakar Siddiq RA. Mengingkari salah satu Rasul yang berjumlah 25. Mengingkari satu huruf yang terdapat dalam ayat-ayat Qur’an. Menambahkan atau menghilangkan satu huruf dalam Qur’an sedang dia meyakini itu dari Qur’an, ia semata-mata berbuat ingkar. Mendustakan rasul Allah SWT. Mengurangi jumlah Rasul Allah SWT. Merendahkan atau meremehkan nama-nama Rasul Allah SWT. Menyatakan ada kenabian lain atau kerasulan lain setelah Nabi Muhammad SAW.

Allah Mengetahui Segalanya