Selasa, 30 April 2019

Ancaman Nabi SAW terhadap Pemimpin Zalim dan Para Pendukungnya

Ancaman Nabi SAW terhadap Pemimpin Zalim dan Para Pendukungnya

 

KIBLAT.NET – Mengatur kemaslahatan umat merupakan tanggung jawab terbesar seorang pemimpin. Kemakmuran atau kesengsaraan suatu masyarakat sangat tergantung pada peran yang ia mainkan. Ketika seorang pemimpin berlaku adil sesuai dengan petunjuk Syariat Islam maka masyarakat pun akan sejahtera. Demikian sebaliknya, ketika pemimpin tersebut berlaku zalim dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya  maka rakyat pun akan berujung pada kesengsaraan.

Oleh karena itu, pada hari kiamat kelak, pemimpin yang adil akan dijanjikan dengan berbagai macam keutamaan oleh Allah ta’ala. Sementara pemimpin zalim dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya akan diancam dengan berbagai macam ancaman. Di antara bentuk ancaman tersebut adalah sebagai berikut:

Menjadi Manusia yang Paling Dibenci oleh Allah Ta’ala

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ

“Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim.” (HR. Tirmidzi)

Allah Menelantarkannya pada Hari Kiamat dan Tidak Mengampuni Dosa-Dosanya

Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radiyallahu anhu menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ

“Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (HR. Muslim)

Akan Dimasukkan ke Dalam Neraka serta Diharamkan Syurga Baginya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

أَيُّمَا رَاعٍ غَشَّ رَعِيَّتَهُ فَهُوَ فِي النَّارِ

Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka.” (HR. Ahmad)

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.

“Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surge.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam lafadh yang lain disebutkan, ”Ialu ia mati dimana ketika matinya itu dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan surga baginya.”

Tentunya masih banyak riwayat lain yang menyebutkan tentang ancaman Allah ta’ala terhadap para pemimpin yang menzalimi rakyatnya. Bentuk ancamannya pun tidak ada yang ringan, hampir seluruhnya mengingatkan akan besarnya dosa seorang pemimpin ketika dia berbuat zalim kepada rakyatnya. Apalagi ketika ia rela berbohong di hadapan rakyat demi mempertahankan jabatannya.

Kewajiban Menasehati Pemimpin dan Larangan Membenarkan Kezaliman Mereka

Jauh sebelum empat belas abad yang lalu, Rasulullah SAW telah mengingatkan umatnya akan adanya para pemimpin yang berbuat zalim dan berbohong di hadapan rakyat. Kita sebagai umatnya, tidak hanya diperintahkan untuk bersabar menghadapi keadaan tersebut, namun lebih daripada itu, Rasulullah SAW juga mengingatkan untuk senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan selalu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ

“Agama itu adalah nasihat.” Kami berkata, “Untuk siapa?” Beliau bersabda, “Untuk Allah, kitabNya, RasulNya, Imam kaum muslimin, dan orang-orang kebanyakan.” (HR. Muslim)

Nasihat secara diam-diam merupakan pilihan awal dalam melawan kemungkaran. Namun ia bukanlah satu-satunya cara untuk meluruskan kesalahan penguasa. Ketika nasihat dengan cara tersebut sudah tidak diindahkan, maka Rasulullah SAW pun memberikan motivasi lain kepada umatnya untuk merubah kemungkaran penguasa. Motivasi tersebut ialah pahala jihad yang dijanjikan kepada umatnya yang menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa zalim.

Dari Abu Said Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhubahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ

“Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Lalu ketika usaha tersebut tidak dihiraukan lagi dan pemimpin tersebut tetap pada prinsipnya yang menzalimi rakyat, maka Rasulullah SAW mengingatkan umatnya untuk menjauhi pemimpin tersebut serta jangan sampai mendekatinya, apalagi membenarkan tindakan zalim yang mereka lakukan. Sebab, ketika seseorang tetap mendekati pemimpin zalim tersebut dan membenarkan apa yang dilakukannya maka ia akan terancam keluar dari lingkaran golongan umat Nabi SAW dan ia tidak akan mendatangi telaganya nanti di hari kiamat.

Dari Ka’ab bin Ujroh radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar mendekati kami, lalu bersabda:

إِنَّهُ سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ بَعْدِي أُمَرَاءٌ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهمْ ، فَلَيْسُ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ ، وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ حَوْضِي ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ

“Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan mendukung kedhaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangitelagaku (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kedhaliman mereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku (di hari kiamat). (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)

Demikianlah beberapa bentuk ancaman yang disebutkan Nabi SAW  terhadap pemimpin zalim serta bagaimana seharusnya kita menyikapi kezaliman tersebut. Kebenaran harus tetap dipegang, sedangkan kesalahan harus senantiasa diluruskan. Nasihat tetap diutamakan namun amal ma’ruf nahi mungkartidak boleh dilupakan. Wallahu ‘alam bis shawab!

Penulis: Fahrudin

https://m.kiblat.net/2016/04/13/ancaman-nabi-saw-terhadap-pemimpin-zalim-dan-para-pendukungnya/

YAYASAN MASJID NURUL ABRORTegal, Jawa tengah, IndonesiaLihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Sikap terhadap kemunkaran

undercontruction

Nilai iman tdk bisa dibeli dengan emas sepenuh bumi

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْ اَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْاَرْضِ ذَهَبًا وَّلَوِ افْتَدٰى بِهٖ ۗ اُولٰٓئِكَ لَـهُمْ عَذَابٌ اَلِـيْمٌ ۙ وَّمَا لَـهُمْ مِّــنْ نّٰصِــرِيْنَ٪

"Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 91)

وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنَّ مَعَهُ جَنَّةً وَنَارًا فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
فَمَنْ ابْتُلِيَ بِنَارِهِ فَلْيَسْتَغِثْ بِاللَّهِ وَلْيَقْرَأْ فَوَاتِحَ الْكَهْفِ

“Di antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada *_surga dan neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka._* Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan hendaklah ia membaca ayat-ayat di awal surah Al Kahfi. (HR Ibnu Majah – Shahih)

https://majlisdzikirnurulabror.blogspot.com/2019/02/surga-dan-neraka-ad-dajjal.html?m=1

من رأى منكم منكرا، فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان

Diriwayatkan oleh *Imam Muslim dari Sahabat Abu Said Alkhudry ra*.  “barangsiapa diantara kalian melihat *kemunkaran*, maka rubahlah dengan *tangannya*, lalu jika tidak bisa maka dengan *lidahnya*, lalu jika tidak bisa maka dengan *hatinya*, dan ini adalah *selemah-lemah iman*

"Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. *Barangsiapa masuk* pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan *mendukung kedhaliman* mereka maka *dia bukan dari golonganku* dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangi telagaku (di hari kiamat). Dan *barangsiapa yang tidak masuk* pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) *tidak mendukung kedhaliman* mereka, maka *dia adalah bagian dari golonganku*, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku (di hari kiamat).” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)

https://majlisdzikirnurulabror.blogspot.com/2019/04/baca-jugadi-balik-kebijakan-penjualan.html?m=1
[5/4 09.02]

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ

“Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

https://majlisdzikirnurulabror.blogspot.com/2019/04/baca-jugadi-balik-kebijakan-penjualan.html?m=1

*Dakwah tergantung sikon bila melihat kemungkaran perlu keras  dgn tangan, kadang cukup dgn lisan, kadang diperlukan dengan contoh Tengku Zulkarnaen
contoh : mengingatkan pemerintah yg zalim ( kalimat haq inda sulthoni jaa-ir)

*Dakwah dalam kondisi tertentu perlu yg lembut* spt Aa Gym, Habib Lutfi

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 31)

#Dakwah jangan keras keras?
kedua dakwah tsb ada di ajaran islam.
# Saya tdk bisa menerima dakwah yg keras!

اَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتٰبِ وَتَكْفُرُوْنَ بِبَعْض

Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)?
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 85)
terus saya hrs nganut yg mana?

#lakukakan dakwah semampumu jangan menghina orang yg bisa berdakwah keras dan tegas

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ ..............

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)

كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 216)
kewajiban perang sama bunyinya seperti kewajiban puasa ramadan, jika terus memusuhi islam

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَاللّٰهُ ۗ وَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ٪

wa makaruu wa makarollaah, wallohu khoirul-maakiriin

"Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 54)

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ

Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain *fitnah*. Maukah kamu bersabar?; [Al-Furqân /25: 20]

Senin, 29 April 2019

AL-MASIH AD-DAJJAL

Pasal Kedua
AL-MASIH AD-DAJJAL

Oleh
Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

12. Melindungi Diri dari Fitnah Dajjal
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan bimbingan kepada umatnya dengan sesuatu yang dapat bisa menjaga mereka dari segala fitnah Dajjal, beliau telah meninggalkan umatnya dengan jalan hidup yang sangat jelas, malamnya bagaikan siang, tidak akan ada orang yang menyimpang darinya kecuali dia akan celaka. Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tidak meninggalkan kebaikan kecuali menunjuki umat kepadanya, demikian pula tidak pernah meninggalkan kejelekan kecuali memberikan peringatan kepadanya umat agar meninggalkannya, dan di antara hal yang beliau peringatkan adalah fitnahnya karena ia adalah sebesar-besarnya fitnah yang dihadapi oleh umat ini sampai tegaknya Kiamat. Sebelumnya setiap Nabi telah memberikan peringatan kepada umatnya akan adanya Dajjal yang buta matanya, adapun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara khusus diperintahkan untuk memberikan peringatan yang lebih, dan Allah Ta’ala telah banyak menjelaskan mengenai sifat-sifat Dajjal kepadanya agar umatnya selalu hati-hati. Sesung-guhnya dia akan keluar kepada umat ini, karena ia adalah umat yang terakhir dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi.

Berikut ini sebagian bimbingan Nabi yang diberikan kepada umatnya agar dia selamat dari fitnah yang besar ini, di mana kita pun selalu memohon kepada Allah agar memberikan keselamatan dan melindungi kita semua darinya.

a. Memegang teguh agama Islam dan mempersenjati diri dengan keimanan, mengenal Nama-Nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang mulia yang tidak ada sesuatu pun berserikat di dalamnya. Maka ia akan mengetahui bahwa Dajjal adalah manusia biasa yang makan dan minum, dan bahwa Allah Ta’ala disucikan dari semua itu. Sesungguhnya Dajjal buta sebelah matanya, sementara Allah tidak buta. Sungguh, tidak akan ada orang yang dapat melihat Rabb-nya hingga dia mati, sementara Dajjal akan dilihat oleh manusia ketika dia keluar, baik orang mukmin maupun orang kafir.

b. Memohon perlindungan dari fitnah Dajjal, terutama ketika shalat. Telah diriwayatkan beberapa hadits shahih tentangnya.

Di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh asy-Syaikhani dan an-Nasa-i, dari ‘Aisyah, isteri Nabi Radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a di dalam shalatnya dengan do’a:

اَللّهُمَّ إِنِّـي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ…

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah al-Masih ad-Dajjal….[1]

Diriwayatkan oleh al-Bukhari rahimahullah, dari Mush’ab [2], dia berkata, “Sa’d pernah memerintahkan lima hal dan menyebutkannya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau memerintahkannya… (di antaranya):

وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا. (يَعْنِى: مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ)

‘Dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia.’ (Yakni dari fitnah Dajjal).”[3]

Memaknai dunia dengan Dajjal merupakan satu isyarat bahwa fitnah Dajjal adalah sebesar-besarnya fitnah yang terjadi di dunia.” [4]

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ؛ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ؛ يَقُوْلُ: اَللّهُمَّ إِنِّـى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

‘Jika salah seorang di antara kalian bertasyahhud, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari empat hal, dengan mengucapkan, ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka, siksa kubur, fitnah kehidupan dan mati, dan dari kejahatan fitnah Dajjal.”[5]

Al-Imam Thawus rahimahullah [6] memerintahkan puteranya agar mengulangi shalat jika ia tidak membaca do’a ini di dalam shalatnya.[7]

Ini adalah dalil yang menunjukkan semangat kaum Salaf dalam mengajarkan anak-anaknya untuk melakukan do’a yang agung ini.

As-Safarini rahimahullah berkata, “Di antara sesuatu yang patut bagi setiap alim adalah hendaklah dia menyebarkan hadits-hadits tentang Dajjal pada anak-anak, kaum wanita dan kaum pria… dan telah diriwayatkan bahwasanya di antara tanda-tanda keluarnya (Dajjal) adalah melupakan penyebutannya di atas mimbar.”[8]

Hingga perkataan beliau, “Terutama di zaman kita sekarang ini, di mana telah banyak fitnah dan cobaan, sementara syi’ar-syi’ar Islam telah banyak yang lenyap, yang sunnah dianggap bid’ah sementara yang bid’ah menjadi syari’at yang diikuti. Laa haula walaa quwwata illa billaah.” [9]

c. Menghafal beberapa ayat dari surat al-Kahfi. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk membaca awal-awal dari surat al-Kahfi untuk menghadapi Dajjal, dan di dalam sebagian riwayat ayat-ayat terakhir dari surat tersebut, yakni dengan membaca sepuluh ayat dari awalnya atau dari akhirnya.

Di antara hadits-hadits yang menjelaskan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim rahimahullah dari hadits an-Nawwas bin Sam’an yang panjang… (di dalamnya terdapat sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam):

مَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُوْرَةِ الْكَهْفِ.

“Barangsiapa di antara kalian bertemu dengannya, maka bacakanlah kepadanya permulaan surat al-Kahfi.” [10]

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan pula dari Abud Darda’ Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْفِ؛ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ.

“Barangsiapa hafal sepuluh ayat dari awal surat al-Kahfi, maka dia akan dijaga dari Dajjal.”

Maksudnya dari fitnahnya.

Muslim rahimahullah berkata, “Syu’bah berkata, ‘Pada akhir-akhir surat al-Kahfi,’ al-Hammam berkata, ‘Dari awal surat al-Kahfi.’” [11]

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Sebab hal itu adalah keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada pada permulaan suratnya. Maka barang-siapa merenunginya, niscaya dia tidak akan terkena fitnah Dajjal, demikian pula di akhirnya, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا

“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) meng-ambil…” [Al-Kahfi: 102]” [12]

Ini adalah di antara keistimewaan surat al-Kahfi. Telah diriwayatkan beberapa hadits yang mendorong untuk membacanya, terutama pada hari Jum’at.

Al-Hakim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مَنْ قَرَأَ سُـوْرَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ؛ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّـوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ.

“Sesungguhnya orang yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya dia akan diterangi oleh cahaya di antara dua Jum’at.” [13]

Tidak diragukan bahwa surat al-Kahfi memiliki kedudukan yang agung, karena di dalamnya terdapat ayat-ayat yang sangat memukau, seperti kisah Ashhabul Kahfi, kisah Musa bersama Khidir, kisah Dzul Qarnain, dan aktivitasnya membangun dinding penghalang besar yang menutupi Ya’-juj dan Ma’-juj, menetapkan adanya hari Berbangkit, tiupan sangkakala, dan penjelasan mengenai orang-orang yang merugi amalnya, mereka adalah orang-orang yang mengira bahwa mereka berada dalam petunjuk padahal mereka adalah orang yang berada dalam kesesatan dan kebodohan.

Maka sudah seharusnya bagi setiap muslim untuk bersemangat dalam membaca surat ini, menghafalnya, dan mengulang-ulangnya, terutama pada sebaik-baiknya hari di mana matahari terbit, yaitu hari Jum’at.

d. Berlari dan menjauhi Dajjal, dan lebih utama ialah menetap di Makkah atau Madinah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Dajjal tidak akan bisa masuk ke dalam dua tanah haram. Maka ketika Dajjal keluar hendaklah seorang muslim menjauh darinya, hal itu karena berbagai syubhat juga hal-hal di luar kebiasaan yang sangat besar yang telah Allah berikan kepadanya sebagai fitnah bagi manusia. Dajjal akan mendatangi seseorang yang meyakini ada keimanan di dalam hatinya, akan tetapi pada akhirnya dia akan mengikuti Dajjal. Hanya kepada Allah-lah kita memohon semoga Dia melindungi kita dan seluruh kaum musliminh dari fitnahnya.

Imam Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim rahimahullah meriwayatkan dari Abu
Dahma’ rahimahullah [14], dia berkata, “Aku mendengar ‘Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu meriwayatkan sebuah hadits, dia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ؛ فَلْيَنْأَ عَنْهُ، فَوَ اللهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسَبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ، فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ، أَوْ لِمَـا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ.

‘Barangsiapa mendengar kedatangan Dajjal, maka hendaklah ia menjauh darinya. Demi Allah, sesungguhnya seseorang mendatanginya padahal dia menganggap bahwa dirinya adalah seorang mukmin, lalu dia meng-ikutinya karena banyaknya syubhat yang menyertainya, atau tatkala syubhat menyertainya.’” [15]

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Adzaan bab ad-Du’aa’ qablas Salaam (II/317, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, kitab al-Masaajid wa Mawaadhi’ush Shalaah, bab at-Ta’awwudz min Adzaabil Qabri wa Adzaabi Jahannam (V/87, Syarh an-Nawawi).
[2]. Dia adalah Mush’ab bin Sa’d bin Abi Waqqash, lihat Fat-hul Baari (XI/175).
[3]. Shahiih al-Bukhari, kitab ad-Da’awaat, bab at-Ta’awwudz min Adzaabil Qabri (XI/174, al-Fat-h).
[4]. Fat-hul Baari (XI/179).
[5]. Shahiih Muslim, kitab al-Masaajid wa Mawaadhi’ush Shalaah, bab at-Ta’awwudz min Adzaabil Qabri wa Adzaabi Jahannam (V/87, Syarh an-Nawawi).
[6]. Beliau adalah al-Imam Thawus bin Kisan al-Yamani, Abu ‘Abdirrahman, salah seorang tokoh Tabi’in, bertemu dengan lima puluh Sahabat, dan melakukan haji sebanyak empat puluh kali, dia adalah orang yang mustajab do’anya. Ibnu ‘Uyainah berkata, “Ada tiga orang yang menjauhi para penguasa: Abu Dzarr pada masanya, Thawus pada zamannya, dam ats-Tsauri pada zaman-nya.” Beliau wafat pada tahun 106 H rahimahullah.
Lihat biografinya dalam Tahdziibut Tahdziib (V/8-10).
[7]. Lihat Shahiih Muslim, kitab al-Masaajid wa Mawaadhi’ush Shalaah, bab at-Ta’awwudz min Adzaabil Qabri wa Adzaabi Jahannam (V/87, Syarh an-Nawawi).
[8]. Di dalam masalah ini diriwayatkan hadits yang dishahihkan oleh al-Haitsami dalam Majmaa’uz Zawaa-id dari ash-Sha’bi bin Jatsamah, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah J bersabda, ‘Tidak akan keluar Dajjal hingga manusia lupa tidak menyebutkannya, dan hingga umat tidak menyebutkannya lagi di atas mimbar.”
Lihat Majma’uz Zawaa-id wa Manba’ul Fawaa-id (VII/335).
[9]. Lawaami’ul Anwaar al-Bahiyyah (II/106-107).
[10]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan bab Dzikrud Dajjal (XVIII/65, Syarh an-Nawawi).
[11]. Shahiih Muslim, kitab Shalaatul Musaafiriin, bab Fadhlu Suuratil Kahfi wa Aayatul Kursi (VI/92-93, Syarh an-Nawawi).
[12]. Syarah an-Nawawi li Shahiih Muslim (VI/93).
[13]. Mustadrak al-Hakim (II/368), beliau berkata, “Isnad hadits ini shahih, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.”
Adz-Dzahabi berkata, “Nu’aim (Ibnu Hammad) memiliki al-Manaakir (hadits-hadits munkar).”
Al-Albani berkata, “Shahih.” Shahiih al-Jaami’ish Shagiir (V/340, no. 6346).
[14]. Beliau adalah Qarfah bin Bahis al-‘Adawi al-Bashri, Tabi’in, tsiqah, meriwayatkan dari sebagian Sahabat seperti ‘Imran bin Hushain, Samurah bin Jundub dan yang lainnya.
Lihat biografinya dalam Tahdziibut Tahdziib (VIII/369).
[15]. Al-Fat-hur Rabbaani (XXIV/74), Sunan Abi Dawud (XI/242, ‘Aunul Ma’buud), dan Mustadrak al-Hakim (IV/531).

https://almanhaj.or.id/3247-pasal-kedua-melindungi-diri-dari-fitnah-dajjal.html

Sabtu, 27 April 2019

Beras dan Ciri-cirinya

Waspadai Penipuan, Kenali Kualitas dan Jenis Beras dari Ciri-cirinya Ini

Selasa, 25 Jul 2017, 12:54

JAWA BARAT


KASUS dugaan pemalsuan kualitas beras yang terjadi di Kabupaten Bekasi membuktikan bahwa kemasan dan kata-kata yang tercantum di dalamnya bisa sangat mengecoh konsumen, terutama yang kurang memiliki pemahaman terhadap kualitas beras.

Padahal, jika konsumen mampu membedakan kualitas beras dari tampilan dan rasanya, mereka bisa terhindar dari ulah curang produsen dan distributor.

Beras yang berasal dari tanaman padi dibedakan menjadi tiga ras yaitu Javanika, Japonika, dan Indika. Indika punya ciri-ciri bulir padi lonjong panjang dengan rasa nasi pera (keras). Untuk jenis Japonika, bulir-bulirnya pendek dan bulat dengan rasa nasi pulen dan lengket. 

Di Indonesia, secara umum, beras yang beredar di pasaran dikategorikan atas varietas bulu dengan ciri bentuk bulir agak bulat sampal bulat dan varietas cere dengan ciri bentuk bulir lonjong sampai sedang.

Berikut ini beberapa jenis beras yang secara umum beredar di pasaran dan cara mengenali ciri-cirinya:

1. Pandan Wangi

Ciri khas beras ini terdapat pada aromanya yang wangi daun pandan. Ciri lainnya yang bisa membantu agar kita tidak terkecoh yaitu bentuk beras pandan wangi tidak panjang tetapi sedikit bulat. 

Jika terdapat beras dengan biji panjang tetapi wangi pandan, hampir dapat dipastikan beras tersebut telah dicampur zar pewangi kimia berbahaya. Warna beras pandan wangi juga kekuningan. Setelah menjadi nasi, aroma pandannya tidak hilang dan nasi terasa pulen.

2. IR 64 (Setra Ramos)

Harga beras IR 64 cukup terjangkau dan banyak disukai masyarakat perkotaan. Beras jenis ini punya rasa pulen tetapi rasanya berubah pera (keras) setelah disimpan lebih dari 3 bulan. Jika terlalu lama disimpan, beras IR 64 akan mudah basi saat sudah dimasak. 

Beras IR 64 punya ciri fisik panjang hingga lonjong namun tidak bulat. Beras ini tidak mengeluarkan aroma wangi seperti pandan wangi. 

Konsumen patut waspada karena pabrik/pedagang beras sering menambahkan zat pemutih, pelicin, dan pewangi pada beras ini.

3. Rojolele

Beras Rojolele memiliki ciri fisik cenderung bulat dan ada sedikit bagian yang berwarna putih susu. Tidak wangi seperti beras pandan wangi.

Nama Rojolele adalahs sebutan dari daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur. Di Jawa Barat dan beberapa daerah lain, bearas jenis ini kadang disebut Beras Muncul.

4. IR 42

Beras IR 42 bentuknya tidak bulat, mirip IR 64 tetapi bulir-bulirnya ukurannya lebih kecil. Jika dimasak, beras IR 42 meghasilkan nasi yang tidak pulen sehingga cocok untuk keperluan khusus seperti untuk nasi goreng, nasi uduk, lontong, ketupat, dan lai-lain. 

Harganya relatif lebih mahal daripada IR 64 karena beras ini jarang dibudidayakan petani.

5. Beras C4

Penampilannya mirip beras IR 42 namun sedikit lebih bulat seperti IR 64 meski lebih kecil.

Beras C4 masih sangat jarang didapati di pasaran karena petani jarang membudidayakannya. Nasinya punya rasa lebih pulen dari IR 64.

6. Batang Lembang (Beras Jepang)

Bulir-bulirnya panjang, warna beras putih jernih.

Nasi yang dihasilkannya super pulen jika dibanding varietas lain.

7. Mentik Wangi Susu

Bulir-bulir beras pipih dan kecil. Warna beras putih seperti beras ketan dan aromanya wangi.

Nasi yang dihasilkannya pulen dan wangi. (Midhar Abdurahman)***

 

© 1996 - 2019 Pikiran Rakyat

Senin, 22 April 2019

Kisah Islamnya Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari


Kisah Islamnya Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari

 

Dari Abdullah bin Ash-Shamit, ia mengatakan bahwa Abu Dzar menuturkan, “Kami keluar dari kaum kami (Ghifar), dan mereka menghalalkan bulan suci. Aku keluar bersama adikku, Unais, dan ibu kami. Kami singgah di rumah paman kami (dari pihak ibu). Paman memuliakan kami dan berbuat baik kepada kami, sehingga kaumnya iri hati terhadap kami. Kata mereka, ‘Jika kamu pergi meninggalkan keluargamu, maka Unais memimpin mereka.’ Kemudian pamanku datang lalu menyampaikan kepada kami apa yang dikatakan kepadanya. Mendengar hal itu kami mengatakan, ‘Kebaikan yang anda perbuat selama ini telah anda cemari. Kami tidak bisa meneruskan hubungan lagi denganmu.’

Kemudian kami mendekati sekawanan unta kami dan kami menungganginya. Sedangkan paman kami menutup wajahnya dengan pakaiannya sambil menangis. Kami pun pergi sehingga kami tiba di gerbang kota Mekkah. Unais membangga-banggakan sekawanan unta kami dibandingkan unta lainnya. Keduanya lalu pergi kepada seorang dukun (sebagai hakim untuk memutuskan keduanya siapa yang lebih baik), lalu hakim tersebut menilai milik Unaislah yang terbaik. Lalu Unais datang kepada kami dengan membawa sekawanan unta kami bersama unta lainnya.

Ia mengatakan, ‘Aku sudah melaksanakan shalat, wahai saudaraku, tiga tahun sebelum aku bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Aku bertanya, ‘Karena siapa?’ Ia menjawab, ‘Karena Allah.’ Aku bertanya, ‘Kemana kamu menghadap?’ Ia menjawab, ‘Aku menghadap di mana Tuhanku menghadap kepadaku. Aku shalat isya’ hingga ketika akhir malam, aku terhempas seolah-olah aku pakaian, hingga matahari terbit.’

Unais berkata, ‘Aku perlu pergi ke Makkah, berilah aku bekal.’ Ia pun berangkat hingga sampai di Makkah, dan cukup lama meninggalkanku. Kemudian ia kembali, maka aku bertanya, ‘Apa yang kamu lakukan di Makkah?’ Ia menjawab, ‘Di Makkah aku bertemu dengan seorang laki-laki yang beragama seperti kamu, yang menyangka bahwa Allah telah mengutusnya (sebagai rasul).’ Aku bertanya, ‘Apa yang dikatakan orang-orang?’ Mereka mengatakannya sebagai penyair, dukun dan penyihir.’ Unais adalah seorang penyair.

Kata Unais, ‘Aku telah mendengar ucapan-ucapan para dukun, tetapi ucapan orang ini tidak seperti ucapan mereka. Aku telah membandingkan ucapannya dengan cara (yang ditempuh) para penyair, tetapi tidak ada yang sesuai dengan ucapan seorang pun, bahwa itu syair. Demi Allah, ia benar dan mereka berdusta’.”

Aku katakan, ‘Berilah aku bekal untuk pergi ke Makkah dan melihat orang itu.’ Aku pun tiba di Makkah, dan mencari orang yang paling lemah di antara mereka, lalu aku bertanya, ‘Di manakah orang yang kamu katakan sebagai Shabi’ (pembawa agama) itu?’ Ia mengisyaratkan kepadaku seraya mengatakan, ‘(Kamu) shabi’.’ Maka penduduk lemah itu melempariku dengan batu dan tulang sehingga aku jatuh pingsan.

Ketika aku terbangun, seolah-olah aku batu merah karena banyaknya darah di tubuhku. Kemudian aku menuju sumur Zam-zam untuk membersihkan darah dari tubuhku dan minum airnya. Aku sudah berada ditempat ini, wahai anak saudaraku, selama 30 hari 30 malam, tanpa memakan sesuatu pun selain air Zam-zam. Aku menjadi gemuk sehingga hilang lekukan perutku dan aku tidak pernah merasa lemah karena kelaparan.

Tatkala penduduk Makkah di malam purnama yang terang benderang, ketika mereka telah tidur, tidak ada seorang pun yang thawaf di Ka`bah, selain dua orang wanita yang bernama Isaf dan Na’ilah.

Lalu keduanya datang kepadaku dalam thawaf keduanya, maka aku katakan, ‘Nikahlah salah satu dari kalian.’ keduanya mengomel tidak karuan. Lalu keduanya datang kepadaku, maka aku katakan, ‘Aku lelaki perkasa.’ Kemudian keduanya pergi sambil mencaci maki dan mengatakan, ‘Seandainya di sini ada seseorang dari para pembela kami.’

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar menyambut keduanya, saat keduanya turun. Beliau bertanya, ‘Ada apa dengan kalian berdua?’ Keduanya menjawab, ‘Ada shabi’ di antara Ka’bah dengan penutupnya.’ Beliau bertanya, ‘Apa yang diucapkan kepada kalian berdua?’ Ia menjawab, ‘Ia mengatakan kepada kami dengan ucapan yang tidak pantas.’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang hingga mencium hajar Aswad. Beliau thawaf di Baitullah beserta sahabatnya, kemudian mengerjakan shalat. Setelah menyelesaikan shalatnya, -Abu Dzar mengatakan, ‘Aku adalah mula-mula orang mengucapkan salam kepadanya dengan salam Islam-, maka aku mengucapkan, ‘As-Salamu `alaika, ya Rasulallah!’ Beliau menjawab, ‘Wa `alaika wa rahmatullah.‘ Kemudian beliau bertanya, ‘Siapa kamu?’ Aku menjawab, ‘Dari Ghifar.’

Tapi, lanjut Abu Dzar, beliau menarik tangannya dan meletakkan jarinya pada dahinya. Aku bergumam dalam hatiku, ‘Mungkin beliau tidak suka jika aku menyebut Ghifar.’ Aku pun pergi untuk memegang tangan beliau tapi sahabatnya menghalangiku, dan dia lebih tahu daripadaku. Kemudian beliau mengangkat kepalanya seraya bertanya, ‘Sejak kapan kamu berada di sini?’ Aku menjawab, ‘Sejak 30 hari 30 malam yang lalu.’ Beliau bertanya, ‘Siapa yang memberimu makan?’ Aku menjawab, ‘Aku tidak pernah memakan makanan kecuali air Zam-zam. Aku menjadi gemuk sehingga lekukan perutku hilang, dan aku tidak pernah lemah karena kelaparan.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Air Zam-zam itu memberikan keberkahan. Ia adalah makanan yang mengenyangkan.’

Abu Bakar berkata, ‘Wahai Rasulullah, izinkan aku malam ini untuk menjamunya.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar pergi, dan aku ikut pergi bersama keduanya. (Setelah sampai rumahnya) Abu Bakar membuka pintu dan menyuguhkan kepada kami kismis Tha’if. Itulah jamuan pertama yang aku santap. Kemudian aku boleh pergi sesukaku. Aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, ‘Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku suatu negeri yang memiliki banyak pohon kurma. Aku tidak melihatnya kecuali Yatsrib; apakah kamu sudi menyampaikan kepada kaummu tentang dakwahku? Mudah-mudahan Allah memberi manfaat kepada mereka berkat dakwahmu dan memberi pahala kepadamu karena mendakwahi mereka.’

Kemudian aku mendatangi Unais, maka ia bertanya, ‘Apa yang kamu lakukan di sana?’ Aku menjawab, ‘Yang aku perbuat ialah bahwasanya aku telah masuk Islam dan beriman.’ Unais berkata, ‘Aku tidak membenci agamamu. Sebab aku sudah masuk Islam dan beriman.’ Lalu kami menemui ibu kami, maka ibu mengatakan, ‘Aku tidak membenci agama kalian. Sebab aku telah masuk Islam dan telah beriman.’ Kemudian kami berangkat hingga datang pada kaum kami, Ghifar. Maka, sebagian dari suku Ghifar masuk Islam. Mereka dipimpin oleh ‘Ima’ bin Ruh-shah al-Ghifari, sesepuh mereka.

Sementara separuh dari suku Ghifar lainnya mengatakan, ‘Jika kelak Rasulullah telah sampai di Madinah, maka kami akan masuk Islam.’ Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, separuh dari suku Ghifar yang tersisa masuk ke dalam Islam. Mereka datang untuk masuk Islam seraya mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, saudara-saudara kami telah masuk Islam, maka kami pun masuk Islam.’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa, ‘Semoga suku Ghifar mendapatkan ampunan Allah. Dan suku Aslam, semoga Allah menyelamatkan mereka dari siksaan Neraka.” (Muslim, No. 2473.)

Sumber : 99 Kisah Orang Shalih (alsofwah.or.id)
Artikel www.KisahMuslim.com

KisahMuslim.com - Kisah Cinta Penggugah Jiwa

Read more https://kisahmuslim.com/1250-abu-dzar.html

Minggu, 21 April 2019

Inilah 7 Strategi Dakwah dalam Merevitalisasi Masjid

Inilah 7 Strategi Dakwah dalam Merevitalisasi Masjid

SUARAMASJID.com| Pringsewu–Saat mengisi Kegiatan Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi yang rutin dilaksanakan di Gedung NU Pringsewu, Ahad (14/5), Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani mengajak umat Islam memaksimalkan masjid khususnya di lingkungan NU untuk pengembangan dakwah dan amaliyah ibadah.

“Masjid merupakan tempat membangun peradaban dan aset yang berperan penting dimasyarakat. Membangun Masjid gampang namun memakmurkannyalah yang lebih penting,” tegasnya di hadapan jamaah dan Pengurus NU di Kabupaten Pringsewu seperti diunggah nu.or.id.

Maksimalisasi Masjid sebagai tempat dakwah dan ibadah lanjut Kiai yang sebelumnya merupakan Ketua Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU) ini dapat ditempuh dengan berbagai langkah nyata. Lebih lanjut Ia memaparkan tujuh Strategi Dakwah dalam Merevitalisasi Masjid.

Strategi tersebut terangkum dalam doa yang sering diucapkan setiap waktu yaitu “Allahumma Inna Nasaluka Salamatan Fiddin, Waafiyatan Fil Jasad, Wazidatan Fil Ilmi, Wa Barakatan Fi Rizq, wa Taubatan Qablal Maut, Warahmatan Indal Maut, wa Maghfiratan Ba’dal Maut.

Pertama, salamatan fiddin yaitu memaksimalkan masjid sebagai tempat gerakan, pemeliharaan aqidah ummat Islam  ahlus sunnah wal jamaah (aqidah, syariah, akhlak) sesuai dengan sunah Rasulullah, para sahabat, tabi’in dan para ulama Salafussalihin.

Hal ini dapat ditempuh dengan langkah nyata seperti Menegakkan shalat berjamaah dan mendata jamaah, Pengajian Al-Qur`an dan Aqidah Aswaja, Sertifikasi Masjid dan pendataan Masjid-Masjid NU.

Kedua adalah Waafiyatan Fil Jasad yaitu memaksimalkan Masjid sebagai tempat gerakan pelayanan kesehatan ummat. Dalam hal ini takmir Masjid dapat menjalin kerjasama Lembaga Kesehatan dalam melayani kesehatan jama’ah masjid, penyuluhan kesehatan dan penyuluhan  pola hidup sehat dan menyelenggarakan Gerakan kebersihan masjid serta lingkungan sekitar masjid. Selain itu perlu menghidupkan majlis dzikir, baik jamaah yasin, istighosah, sholawat dan sejenisnya.

Ketiga adalah Waziyadatan fil Ilmi yaitu menjadikan Masjid sebagai tempat gerakan peningkatan Sumber Daya Manusia Jamaah Masjid dan putra-putrinya di bidang keilmuan dan keterampilan. Langkah konkrit yang bisa ditempuh adalah seperti menyelenggarakan bimbingan belajar putra-putri jamaah masjid berbagai bidang keilmuan dan keterampilan sekaligus kaderisasi Remaja Masjid seperti : bahasa Arab, bahasa Inggris, matematika, IPA, IPS, pelatihan MC, dan lain-lain.

Keempat adalah Wabarakatan Fi Rizq yaitu menjadikan Masjid sebagai pusat gerakan pemberdayaan ekonomi ummat. Membuat LAZ, UPZ masjid, GISMAS (Gerakan Infaq Shadaqah memakmurkan Masjid), Membangun Kewirausahaan, Warmas (warung masjid) merupakan salah satu usaha real yang bisa ditempuh.

Kelima adalah Wataubatan Qablal Maut yaitu menjadikan Masjid sebagai pusat gerakan dakwah mengajak dan menyadarkan orang Islam yang belum menjalankan syariat Islam dan dakwah untuk non-muslim sebagai tempat kembali bagi orang-orang yang ingin kembali kepada Allah.

Hal ini dapat ditempuh dengan Pelatihan dakwah, Penyebarluasan materi Islam melalui berbagai media, Menyediakan pengajian (massal atau privat) untuk orang-orang yang ingin mempelajari dan memperdalam Islam tetapi terkendala waktu dan kesibukan lainnya serta Menyusun materi dan metodologi dakwah sesuai dengan perkembangan.

Keenam adalah Warahmatan Indal Maut yaitu maksimalisasi Masjid Sebagai pusat gerakan kepedulian sosial seperti Menjenguk jamaah yang sakit, Mengantar jamaah sakit ke rumah sakit, Menolong orang-orang yang terkena bencana, Pelatihan pemulasaraan jenazah dan lain lain.

Dan yang terakhir adalah Wa Maghfiratan Badal Maut yaitu Masjid sebagai tempat berdoa untuk mendoakan orang-orang yang telah wafat dengan bentuk kegiatan seperti Talqin Mayyit, mengadakan tahlilan dan yasinan, Ratiban, diba’an, barzanjian, Istighatsah serta Lailatul Ijtima’. [FR]

SUARAMASJID.com

Kamis, 11 April 2019

Simpanan Sukarela Diperhitungkan Dalam Pembagian SHU ? 

Apakah Simpanan Sukarela diperhitungan dalam Perhitungan SHU ? Nah untuk menjawab pertanyaan ini saya akan coba memberikan gambaran semampu yang saya bisa, mudah-mudahan bermanfaat.

Simpanan sukarela merupakan simpanan yang disetorkan oleh Anggota dengan jumlah yang tidak ditentukan dan bisa diambil kapan saja. Oleh karenanya simpanan sukarela ini merupakan tabungan anggota di Koperasinya. Demikian juga dalam PP No. 9 tentang Simpan Pinjam, simpanan sukarela ini disebutkan sebagai tabungan koperasi.

Oleh karena sifatnya yang bisa diambil sewaktu-waktu, maka simpanan sukarela ini dalam pencatatan akuntansinya tidak dimasukan kedalam kelompok modal sendiri, walaupun bersumber dari Anggota sebagai pemilik perusahaan. Simpanan sukarela dikelompokan sebagai hutang lancar.

Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan nilai lebih atau surplus dari penerimaan koperasi dikurangi dengan biaya-biaya koperasi. Sehingga dalam pembagian SHU ini dapat diasumsikan sebagai Deviden jika dalam PT (Perseroan Terbatas), yang biasanya dalam dibagikan dalam bentuk deviden. Oleh karenanya dalam pembagian atau Distribusi SHU juga sebaiknya yang dijadikan dasar adalah simpanan anggota yang mementukan kepemilikan seperti simpanan pokok, simpanan wajib atau simpanan khusus yang memiliki karakter yang sama dengan simpanan pokok dan simpanan wajib.

Untuk simpanan sukarela sendiri karena ini tabungan koperasi, maka sebaiknya imbal jasa atas tabungan bisa diberikan pehitungan jasa tersendiri seperti layaknya jasa bunga tabungan, yang yang sebaiknya diberikan setiap bulan dengan proesentase tertentu atas dasar saldo terendah atau saldo rata-rata dari simpanan sukarela pada bulan berjalan.

Kebijakan ini juga bisa mengantisipasi para anggota yang paham bagaimana cara distribusi SHU namun sedikit naka. Jika simpanan sukarela menjadi salah satu dasar perhitungan SHU biasanya ada saja anggota yang dia akan nabung simpanan sukarela yang cukup besar pada bulan november atau desember (mendekati akhir tahun), dan menarik kembali simpanan sukarelanya di bulan Januari atau bulan Februari. Hal ini dilakukan dengan tujuan ia bisa mendapatkan SHU lebih besar.

Nah kesempatan itu akan membuat menjadi tidak adil dalam pembagian/distribusi SHU, karena dana simpanan anggota tersebut terikat di koperasinya hanya sebentar, yang tentunya tidak bisa digunakan secara maksimal untuk modal kerja yang dapat menhasilkan pendapatan.

Jadi sebaiknya simpanan sukarela itu tidak menjadi dasar dalam perhitungan distribusi SHU, sekian semoga bermanfaat. 
Wednesday, March 30, 2016

Bunyamin Bekerja sebagai Manajer di Koperasi Pengayoman Pegawai Kementerian Hukum dan HAM sejak Desember 2010 Email : Bunyamin2008@gmail.com HP ke 08122059002

Wednesday, March 30, 2016

https://kangbens.blogspot.com/2016/03/apakah-simpanan-sukarela-diperhitungkan.html?m=1

Rabu, 10 April 2019

Cara Pengendalian Hama Ulat Daun Tanaman Pisang (Erienota thrax)

Cara Pengendalian Hama Ulat Daun Tanaman Pisang (Erienota thrax)

Dalam budidaya tanaman Pisang yang berkualitas itu tidak mudah.. Perlu ada tips dan trik untuk membasmi hama, salah satunya hama ulat daun.

Selain Petani Pisang harus menjaga kesuburan tanah, memilah bibit-bibit yang unggul, serta memberikan pupuk hayati agar kesehatan Pisang terus terjaga. Disamping itu untuk perlindungan dari serangan hama dan penyakit.

Walaupun tanaman Pisang tergolong sebagai tanaman yang kuat, bukan berarti tanaman ini kebal terhadap penyakit, ataupun serangan hama. Musuh dari tanaman ini sangatlah beragam mulai dari ulat hingga kumbang.  

Berikut ini adalah cara pengendaliannya hama ulat daun pisang (Erienota thrax)

        

Ulat ini tergolong hama karena akan memakan dedaunan pada tanamanPisang. Hasilnya akan terlihat pada daun Pisang yang berlubang-lubang bahkan hanya tinggal pelepahnya saja. Tentunya hal ini mempengaruhi proses fotosintesis tanaman sehingga perkembangan akan melambat.

 FOTO : Tanaman pisang yang terserang ulat daun. 
Foto dikebun pisang admin

Cara menanggulangi hama ini dapat dengan menggunakan pestisida (tetapi tidak disarankan), dapat pula dengan menggoyangkan tanaman hingga ulat tersebut jatuh atau dengan membuangnya ke tempat yang jauh dari lahan.

 FOTO : Ulat daun pisang. 
Foto dikebun pisang admin

Ulat daun pisang ini bisa diambil digunakan umpan pancing atau pakan burung berkicau atau bisa dimasak menjadi kuliner yang kaya protein ...


https://www.mangyono.com/2016/08/cara-pengendalian-hama-ulat-daun-tanaman-pisang-erienota-thrax.html?m=1

Air Deterjen Untuk Mengusir Hama Daun Mangga


Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.


Air Deterjen Untuk Mengusir Hama Daun Mangga

27 Februari 2013   23:00 Diperbarui: 27 Februari 2013   23:00

26439 2 3

13619816381221754685

Gangguan Ulat dan Belalang Saya menanam sebatang Mangga setahun lalu di halaman rumah yang dihuni oleh anak saya di Dramaga Bogor. Pohon Mangga tersebut tumbuh subur dan tunas daun muda yang bewarna kemerahan kerapkali muncul karena seringnya hujan di Bogor. Sayang hari ini saya kecewa karena daun Mangga yang tingginya sudah sekitar 160 cm seperti rambut dicukur tak beraturan, daun Mangga 70% habis dimakan serangga, yaitu belalang  besar -saya menyebutnya simeut odog- dan ulat yang tinggal bekas kepompongnya yang bergantungan.  Memang rumah kami sudah dua bulan jarang dihuni sejak anak saya selesai urusan kuliahnya, tinggal menunggu pelantikan.

[caption id="attachment_246092" align="aligncenter" width="466" caption="Sebagian daun Mangga habis dimangsa belalang dan ulat (Foto pada 27 Februari 2013)"][/caption] Sambil mengusir hama belalang yang ternyata sangat banyak di halaman kecil tapi padat tanaman, saya mengirim pesan melalui WhatApps kepada teman saya, yang saya anggap tahu hama penyakit tanaman. Teman saya menasehati kalau tanaman mangganya di halaman rumah lebih baik jangan menggunakan pestisida, kalau hamanya sedikit gunakan air deterjen saja, formulanya satu sendok teh deterjen untuk satu liter air.  Air deterjen semprot atau disiram merata ke tanaman yang diserang hama. Resep air deterjen untuk membasmi hama sudah saya praktekkan, mudah-mudahan berhasil mengusir hama dan daun Mangga bertunas kembali, mumpung hujan masih sering turun. Progress setelah 1,5 bulan  (update artikel pada 15 April 2013) Daun mangga satu setengah bulan kemudian ternyata tumbuh subur, relatif bebas gangguang ulat dan belalang.  Foto di bawah ini pohon mangga yang sama diambil fotonya pada tanggal 12 April 2013. [caption id="attachment_254931" align="aligncenter" width="442" caption="Daun mangga kembali tumbuh subur 1,5 bulan kemudian (Foto pada 12 April 2013)"]

13660232851488469784

https://www.kompasiana.com/hendisetiawan/55282f166ea8344e5b8b460a/air-deterjen-untuk-mengusir-hama-daun-mangga

Senin, 08 April 2019

Ù„َا ÙŠَØ´ْÙƒُرُ اللَّÙ‡َ Ù…َÙ†ْ Ù„َا ÙŠَØ´ْÙƒُرُ النَّاسَ

Hadits Tentang Mensyukuri Nikmat Allah Swt dan Penjelasannya

Penjelasan Hadits Tentang Mensyukuri Nikmat Allah Swt. Semua sumber daya alam yang ada merupakan rezeki dan nikmat dari Allah Swt yang tak terhitung nilainya dan dikaruniakan Allah Swt kepada manusia, oleh karena itu manusia seharusnya pandai-pandai mensyukurinya dan salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah Swt adalah dengan beribadah kepada-Nya, memelihara Alam dan tidak merusaknya. a. Hadits Riwayat Abu Dawud.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia." (HR. Abu Duwud). b. Hadits Riwayat Muslim.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّه

ِDari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pandanglah orang yang berada dibawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih laik membuat kalian tidak mengkufuri nikmat Allah” (HR. Muslim).

Dalam hadis ini, Rasulullah Saw memperingatkan , bahwa manusia harus bersikap syukur terhadap nikmat Allah Swt yang dianugerahkan kepadanya. Dan resep yang dijelaskan Rasulullah Saw adalah manusia agar memandang ke bawah atau lebih rendah dalam hal keduniaan seperti; kedudukan, pangkat, dan harta kekayaan karena hal tersebut akan mendorong manusia untuk lebih bersyukur. Dan Manusia harus sadar bahwa, kedudukan atau pangkat serta harta kekayaan yang lebih tinggi yang dimiliki orang lain itu merupakan ujian, sehingga manusia lebih selamat memandang ke bawah dalam hal tersebut. sehingga terhindar dari sikap mengandai-andai yang menimbulkan manusia akan jauh dari syukur nikmat. c. Hadits Riwayat Ahmad. Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa orang yang berterima kasih atas pemberian orang lain karena Allah Swt, maka pada hakekatnya orang tersebut telah bersyukur kepada Allah Swt sebagaimana hadits yang berbunyi :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia." (HR. Ahmad).

Kita perlu melihat ke atas dalam upaya memberi motivasi (dorongan) diri berusaha, sepanjang dalam batas yang dibenarkan syari’at Islam. Larangan melihat orang yang kedudukannya yang lebih tinggi semata-mata untuk mencegah timbulnya rasa iri hati dan sifat-sifat tidak terpuji lainnya yang akhirnya tidak mensyukuri nikmat Allah Swt. Dalam hadis tersebut kita juga dianjurkan bersikap qana‘ah yaitu menerima apa adanya atas pemberian Allah Swt atau merasa puas dan rela atas bagiannya setelah berusaha. Orang yang mempunyai sifat qana‘ah tentunya tidak akan mempunyai sikap tamak terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain. Sifat qana‘ah mengandung sifat positif di antaranya adalah menerima apa yang terjadi, realistik (nyata), dinamis atau bersemangat, tenang, stabil jiwanya, optimis, dermawan, tawakkal, dan selalu bersyukur atas nikmat Allah Swt. Adapun sikap ambisius yang berlebihan akan menanamkan sifat-sifat negatif, antara lain selalu berangan-angan, tamak, pemburu duniawi semata tanpa perhitungan, pemborosan, dan ingkar atau kufur nikmat. Hadits di atas juga memberikan tuntunan kepada kita untuk mengambil langkah pencegahan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw agar ummatnya tidak menjadi rakus, tamak, dan diperbudak duniawi sehingga jiwanya terbelenggu oleh duniawi, akibatnya tidak mau berbuat baik terhadap sesama serta lupa akan pemberian dari Allah Swt, padahal apapun yang telah diterima oleh manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggungan jawab atas pemberian tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits nabi Muhammad Saw sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتُسْأَلُنَّ عَنْ هَذَا النَّعِيمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ الْجُوعُ ثُمَّ لَمْ تَرْجِعُوا حَتَّى أَصَابَكُمْ هَذَا النَّعِيمُ

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Saw bersabda kepada Abu Bakar dan ‘Umar : “Demi zat yang jiwaku yang ada di tangan (kekuasaan)-Nya niscaya akan ditanya tentang nikmat ini pada hari kiamat. Kamu dikeluarkan dari rumah-rumahmu dalam keadaan lapar, kemudian kamu tidak akan kembali sehingga kamu mendapatkan kenikmatan ini” (HR. Muslim).

Kemudian agar kita mampu menjadi orang yang pandai bersyukur dan kelak bisa mempertangung jawabkan pada hari kiamat terhadap apa yang telah diberikan kepada kita, Allah Swt memberikan tuntunan agar kita banyak berzikir dan berdoa. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang hadits mensyukuri nikmat Allah Swt dan penjelasannya. Sumber Buku Al Qur'an Hadits Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
https://www.bacaanmadani.com/2018/03/hadits-tentang-mensyukuri-nikmat-allah.html?m=1
Terima kasih sudah berkunjung.

MENJADI HAMBA ALLAH YANG SELALU BERSYUKUR

BERUPAYA MENJADI HAMBA ALLAH YANG SELALU BERSYUKUR

من فضائل الشكر وآدابه

DOA AGAR MENJADI HAMBA ALLAH YANG BERSYUKUR

Sungguh betapa banyak nikmat Allah kepada kita. Dari mulai terlahir ke dunia hingga sekarang, nikmat Allah tidak pernah berhenti mengalir kepada kita. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, nikmat Allah selalu tercurah. Bahkan, ketika tidur pun nikmat itu tetap ada. Setiap detik yang kita lalui, nikmat Allah tidak pernah putus menghampiri kita. Karena saking banyaknya, mustahil kita mampu menghitungnya. Kewajiban kita sekarang hanya satu, yaitu mensyukurinya. Dengan bersyukur, hidup kita akan semakin bahagia dan beruntung. Sebaliknya, dengan mengkufuri nikmat, hidup kita akan semakin sengsara dan penuh dengan kesulitan.

A.MAKNA BERSYUKUR
Bersyukur artinya seseorang memuji Allah ta’ala yang telah memberikan berbagai kenikmatan kepadanya. Baik berupa kenikmatan jasmani seperti harta benda, kesehatan, keamanan, anak, istri dan lain sebagainya. Atau yang berupa kenikmatan rohani seperti iman, islam, petunjuk, ilmu yang bermanfaat, pemahaman yang lurus dan benar dalam beragama, selamat dari segala penyimpangan dan kesesatan, rasa senang, lapang dada, hati yang tenang dan lain sebagainya.

Nikmat Allah ta’ala yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya itu sangat banyak, sehingga tidak ada seorang pun yang mampu menghitungnya, sebagaimana firman Allah ta’ala:
وَإِنْ تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا
“Apabila kamu menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan bisa menghitungnya”. (QS. An Nahl : 18)

B.HUKUM BERSYUKUR
Bersyukur merupakan kewajiban bagi setiap hamba yang beriman, sebagaimana firman Allah ta’ala:
فاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْنِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنِ
“Ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku akan ingat kepadamu, bersyukurlah kepadaKu dan jangan kamu kufur (ingkar)”. (QS. Al Baqarah : 152)

Kenikmatan yang banyak itu wajib disyukuri oleh setiap orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan hari Kiamat, karena kesemuanya itu datang dari Allah ta’ala, Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu pun dari para makhluk-Nya, akan tetapi justru merekalah yang sangat membutuhkan Allah. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah dialah yang Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)

C.KEUTAMAAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH
Orang yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan manfaat, diantaranya:

1.Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah. 
Allah ta’ala berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, maka pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu”. (QS. Ibrahim : 7)
2.Selamat dari siksaan Allah.
Allah ta’ala berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

“Tidaklah Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisaa’ : 147)

Yang dimaksud Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya ialah Allah memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema’afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya.

3.Mendapatkan pahala yang besar. 
Allah ta’ala berfirman:
وَسَيَجْزِ اللهُ الشَاكِرِيْنَ
“Dan Allah akan memberi ganjaran pahala bagi orang-orang yang bersyukur ”. (QS. Ali ‘Imran : 144)

D.Bagaimanakah Mensyukuri Nikmat Allah?
Agar dapat mewujudkan rasa syukur kepada Allah ta’ala atas segala limpahan nikmat-Nya, maka ada 3 cara yang harus ditempuh oleh seorang hamba, yaitu:

1.Bersyukur Dengan Hati.
Maksudnya seorang hamba mengetahui dan mengakui bahwa semua kenikmatan yang ada pada dirinya itu datangnya dari Allah ta’ala. Tidak boleh sedikit pun merasa bahwa kenikmatan apapun yang dimilikinya baik berupa harta kekayaan, kedudukuan atau jabatan, kesehatan atau kesuksesan lainnya adalah diperoleh karena hasil jerih payanya sendiri, atau karena ilmu dan ketrampilan yang dimilikinya, bukan karena kehendak Allah ta’ala.

2.Bersyukur Dengan Lisan.
Yaitu lisan seorang hamba yang beriman selalu mengucapkan puji syukur kepada Allah setiap kali mendapatkan suatu kenikmatan, baik dengan ucapan الحمد لله (Alhamdulillah) atau membasahi lidahnya dengan doa dan dzikir yang maknanya mengandung puja-puji syukur kepada-Nya.

3.Bersyukur Dengan Anggota Badan.
Segala nikmat yang dirasakan oleh orang yang beriman, akan dijadikan sebagai pendorong baginya untuk lebih banyak dan bersemangat di dalam beribadah kepada Allah. Sehingga semakin banyak kenikmatan yang diperolehnya, maka semakin meningkat pula ibadahnya kepada Allah.
Dan termasuk dalam makna bersyukur dengan anggota badan ialah menjaga dan menjauhkan anggota badan dari segala perbuatan dosa dan maksiat yang mendatangkan dosa dan kemurkaan dari Allah.

Di antara salah satu cara agar kita mampu menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur kepada-Nya ialah dengan melihat kepada orang-orang yang derajatnya dalam urusan dunia di bawah kita, seperti melihat masih banyaknya orang yang lebih miskin daripada kita dalam hal harta benda. Atau kita melihat kepada orang-orang yang kurang sempurna dalam hal fisik (cacat jasmani), sementara kita memiliki fisik atau badan yang sempurna dan sehat. Adapun dalam urusan agama dan akhirat (yakni keimanan dan ketaatan, atau ilmu dan amal ibadah), maka hendaknya kita melihat kepada orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi daripada kita. Karena dengan demikian, kita semakin terdorong untuk bersemangat dalam menambah keimanan, ilmu agama, dan amal ibadah, serta semakin sungguh-sungguh untuk menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat yang akan menghancurkan dan menyengsarakan kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Kita memohon kepada Allah ta’ala agar menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, dan menganugerahkan kepada kita kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc

https://abufawaz.wordpress.com/

Sabtu, 06 April 2019

Undangan Rapat 1440H

Assalamu alaikum wrwb                   Kepada
Yth Bpk/Ibu/Sdr ................   
Pengurus Masjid Yayasan Masjid Nurul Abror

Assalamu alaikum wrwb.

Dengan Hormat.           
Mohon kehadiran pada Rapat Pengurus Masjid dan Pengurus Yayasan Masjid Nurul Abror RW 05 Mejasem Barat yang insya Alloh akan dilaksanakan pada:

Hari/tgl  : Sabtu, 20/4/2019
Jam.       : 20.00
Tempat  : di  Masjid Nurul Abror  Mejasem Barat
Acara.     : Rapat Persiapan Bulan Ramadan 1440H dll.

Atas kehadiran Bpk/ibu/sdr selaku pengurus masjid/yayasan kami ucapkan terima kasih.
Billahit taufi wal hidayah.
Wassalamu alaikum wrwb

                 Tegal, ....April 2019
                 Hormat kami

H.Amir Effendi,S.Ag  Handoko
Ketua                           sekretaris
     

Wacana KOPERASI PRODUKTIP

1% dari 100jt= 1jt x 12bl=12jt
30%dari 100jt=30jtx12bl=360jt
contoh
beli 1kg beras=10rb
laba 30% x 10rb= 3rb
beli 10rb dijual = 13 rb

KOPERASI PRODUKTIP

Wacana  Unit Usaha Koperasi Produktif Meliputi
1. Super market
2. Properti
Jual beli Rumah/Ruko/Gudang
Jual beli Tanah/Lahan/Sawah
3. Renovasi Rumah
4. Perkebunan
Perkebunan Pisang
perkebunan cengkeh
Perkebunan cabe
Perkebunan kol
Perkebunan bawang
5. Simpan pinjam

Ketentuan Hasil Produktif
1. Simpanan pokok mendapat SHU 30%
2. Wakaf produktif 30%
3. Biaya operasional 30%
4. Simpanan sukarela 10%
misal hasil laba dapat 100rb
maka SHU 30rb
wakaf
+62 823-5919-9102
+62 813-9179-7693  *Bpk.Wartono, S.Pd.I*  (Pembina)
+62 815-4810-0359  
*Drs Bambang Sekti, MM* (Ketua Bidang Sosial/Humas )
+62 858 6904-5526 

Jumat, 05 April 2019

Yunarto Wijaya Siap Pindah ke Negara Komunis

Ditantang, Yunarto Wijaya Siap Pindah ke Negara Komunis Jika Prabowo Menang

Akun itu lantas membalas, "Catat ya, pokoknya jae kalah ente pindah ke negeri komunis mau china atau korut.


Reza Gunadha 
Selasa, 02 April 2019 | 15:32 WIB

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya di kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2019). [Suara.com/Fakhri Fuadi]

Suara.com - Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika —lembaga survei politik—meladeni tantangan pendukung Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto di Twitter.

Jika Prabowo berhasil memenangkan Pilpres 2019 yang otomatis membantah hasil survei Charta Politika, maka Yunarto siap angkat kaki dari Indonesia untuk tinggal di negara komunis.

Hal itu bermula ketika Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengunggah foto yang diklaimnya sebagai kampanye terbuka paslon nomor urut 01 dan 02 di akun Twitter miliknya.

Fahri menambahkan tulisan keterangan foto itu sebagai berikut:

"Bagaimana petahana bisa menang? Di kampanye 01, money politics dari atas panggung. Di kampanye 02, rakyat menyumbang kepada calon. Gerakan massa menyumbang @prabowosan @sandiuno menunjukkan arus balik dari bawah....#sudahtamatbos.”

Dalam kolom komentar unggahan Fahri Hamzah tersebut, terdapat tulisan akun @edimaha233. Akun itu membubuhkan komentar sembari menautkannya ke alamat akun Yunarto Wijaya.

"Tenang bang.. di survei @yunartowijaya bang Jae masih unggul 18%.. tapi saya ajak taruhan mingkem dia," tulisnya.

Ternyata tulisan akun itu ditanggapi oleh akun Yunarto. Dalam unggahannya, Yunarto menegaskan siap menerima tantangan akun @edimaha233.

"Yuk saya terima taruhannya... sebutin berapa, saya ikut... saya tunggu...," kata Yunarto.

[Twitter]

Tulisan balasan Yunarto itu lantas diladeni oleh akun lain bernama @TaufanHikmat. Ia mengatakan, yang dipertaruhkan bukan uang, tapi sanggup atau tidak Yunarto pindah ke negara lain kalau hasil surveinya salah.

"Yuk sama saya? Berani tarohan? Berani ga kalau jae kalah ente pindah ke negara komunis?" tantang akun itu.

Yunarto menyanggupinya sembari menantang balik, bahwa kalau Prabowo kalah, maka pemilik akun @TaufanHikmat harus angkat kaki dari Indonesia.

"Ok saya terima, berlaku buat anda juga ya?" tulis Yunarto Wijaya.

Akun itu lantas membalas, "Catat ya, pokoknya jae kalah ente pindah ke negeri komunis mau china atau korut.”

Membalas cuitan itu, Yunarto lantas menegaskan kembali, "Berlaku buat anda juga ya? serius kita jadikan ini bukti... saya serius...."

Akun @TaufanHikmat lantas mengiyakan, “Ok tak deal ya China atau Korut ya.”

"Sip... Screenshot sudah..." balas Yunarto.

[Twitter]

Tapi kekinian, ketika Suara.com memeriksa kembali Twitter, unggahan tantangan @TaufanHikmat telah dihapus oleh si pemilik.

    

TAG

#Charta Politika#Yunarto Wijaya#fahri hamzah#jokowi


Jokowi : Yang Tak Setuju Pembangunan Tol Maju ke Depan, Awas Saja Kalau Ada


© 2019 suara.com - All Rights Reserved.

Kamis, 04 April 2019

Ancaman Nabi SAW terhadap Pemimpin Zalim dan Para Pendukungnya

Ancaman Nabi SAW terhadap Pemimpin Zalim dan Para Pendukungnya

 

KIBLAT.NET – Mengatur kemaslahatan umat merupakan tanggung jawab terbesar seorang pemimpin. Kemakmuran atau kesengsaraan suatu masyarakat sangat tergantung pada peran yang ia mainkan. Ketika seorang pemimpin berlaku adil sesuai dengan petunjuk Syariat Islam maka masyarakat pun akan sejahtera. Demikian sebaliknya, ketika pemimpin tersebut berlaku zalim dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya maka rakyat pun akan berujung pada kesengsaraan.

Oleh karena itu, pada hari kiamat kelak, pemimpin yang adil akan dijanjikan dengan berbagai macam keutamaan oleh Allah ta’ala. Sementara pemimpin zalim dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya akan diancam dengan berbagai macam ancaman. Di antara bentuk ancaman tersebut adalah sebagai berikut:

Menjadi Manusia yang Paling Dibenci oleh Allah Ta’ala

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ

“Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim.” (HR. Tirmidzi)

Allah Menelantarkannya pada Hari Kiamat dan Tidak Mengampuni Dosa-Dosanya

Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radiyallahu anhu menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ

“Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (HR. Muslim)

Akan Dimasukkan ke Dalam Neraka serta Diharamkan Syurga Baginya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

أَيُّمَا رَاعٍ غَشَّ رَعِيَّتَهُ فَهُوَ فِي النَّارِ

Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka.” (HR. Ahmad)

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.

“Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surge.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam lafadh yang lain disebutkan, ”Ialu ia mati dimana ketika matinya itu dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan surga baginya.”

Tentunya masih banyak riwayat lain yang menyebutkan tentang ancaman Allah ta’ala terhadap para pemimpin yang menzalimi rakyatnya. Bentuk ancamannya pun tidak ada yang ringan, hampir seluruhnya mengingatkan akan besarnya dosa seorang pemimpin ketika dia berbuat zalim kepada rakyatnya. Apalagi ketika ia rela berbohong di hadapan rakyat demi mempertahankan jabatannya.

Kewajiban Menasehati Pemimpin dan Larangan Membenarkan Kezaliman Mereka

Jauh sebelum empat belas abad yang lalu, Rasulullah SAW telah mengingatkan umatnya akan adanya para pemimpin yang berbuat zalim dan berbohong di hadapan rakyat. Kita sebagai umatnya, tidak hanya diperintahkan untuk bersabar menghadapi keadaan tersebut, namun lebih daripada itu, Rasulullah SAW juga mengingatkan untuk senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan selalu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ

“Agama itu adalah nasihat.” Kami berkata, “Untuk siapa?” Beliau bersabda, “Untuk Allah, kitabNya, RasulNya, Imam kaum muslimin, dan orang-orang kebanyakan.” (HR. Muslim)

Nasihat secara diam-diam merupakan pilihan awal dalam melawan kemungkaran. Namun ia bukanlah satu-satunya cara untuk meluruskan kesalahan penguasa. Ketika nasihat dengan cara tersebut sudah tidak diindahkan, maka Rasulullah SAW pun memberikan motivasi lain kepada umatnya untuk merubah kemungkaran penguasa. Motivasi tersebut ialah pahala jihad yang dijanjikan kepada umatnya yang menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa zalim.

Dari Abu Said Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhubahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ

“Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Lalu ketika usaha tersebut tidak dihiraukan lagi dan pemimpin tersebut tetap pada prinsipnya yang menzalimi rakyat, maka Rasulullah SAW mengingatkan umatnya untuk menjauhi pemimpin tersebut serta jangan sampai mendekatinya, apalagi membenarkan tindakan zalim yang mereka lakukan. Sebab, ketika seseorang tetap mendekati pemimpin zalim tersebut dan membenarkan apa yang dilakukannya maka ia akan terancam keluar dari lingkaran golongan umat Nabi SAW dan ia tidak akan mendatangi telaganya nanti di hari kiamat.

Dari Ka’ab bin Ujroh radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar mendekati kami, lalu bersabda:

إِنَّهُ سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ بَعْدِي أُمَرَاءٌ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهمْ ، فَلَيْسُ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ ، وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ حَوْضِي ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ

“Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan mendukung kedhaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangitelagaku (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kedhaliman mereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku (di hari kiamat). (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)

Demikianlah beberapa bentuk ancaman yang disebutkan Nabi SAW  terhadap pemimpin zalim serta bagaimana seharusnya kita menyikapi kezaliman tersebut. Kebenaran harus tetap dipegang, sedangkan kesalahan harus senantiasa diluruskan. Nasihat tetap diutamakan namun amal ma’ruf nahi mungkartidak boleh dilupakan. Wallahu ‘alam bis shawab!

Penulis: Fahrudin

  https://m.kiblat.net/2016/04/13/ancaman-nabi-saw-terhadap-pemimpin-zalim-dan-para-pendukungnya/