Senin, 22 Mei 2023

Antara kaget seneng kuatir campur aduk jadi satu haji dimajukan 2023

*Alhamdulillah* waiting list haji 2025 *_antara kaget seneng kuatir campur aduk_* haji dimajukan cadangan 1 no.4 th 2023 (08-5-2023)
*Alhamdulillah* senajan buku tabungan hilang saged digentos surat kehilangan polsek kota kudus (09-5-2023) 
*Alhamdulillah* angsal surat hilang saking kepolisian  sbg  penggati buku tabungan hilang (10-5-2023) 
*Alhamdulillah*  BSI sampun online malih (11-5-2023) 
*Alhamdulillah* saged diloloske mlebet pelunasan BSI cadangan tahap 1 (12-5-2023) 
*Alhamdulillah*  saged tes kesehatan teng lab kec kota (17-5-2023).
*Alhamdulillah* saged test ekg lan rontgen teng RSUD kudus (17-5-2023).
*Alhamdulillah*  saged lan pamit sederek bapak lan ziarah teng mbah kusmen muhajir solo. (18-5-2023)
*Alhamdulillah*  saged hadir manasik kec kota (19.5.2023) 
*Alhamdulillah* saged  _praktik mansik_ tingkat kec kota (20-5-2023) 
*Alhamdulillah* saged hadir kbihu kudus (21-5-2023)
 *Alhamdulillah* saged dilebetke regu 5 ketemu konco pilihan Panjenengan (21-5-2023) 
*Alhamdulillah* waktunya test kesehatan teng Puskesmas purwosari kudus (22-5-2023).
Matur nuwun atas doa  panjenegan lan kemudahan Allah swt, kantun nunggu *biometrik sidik jari online, damel pasport* aamiin

Senin, 08 Mei 2023

Mewajibkan suatu yg tidak wajib dosanya sebesar gunung uhud gus baha

[8/5 03.59] Mewajibkan suatu yg tidak wajib dosanya sebesar gunung uhud  gus baha
[8/5 04.00] Puasa senin kamis selamanya sampai kiamat hukumnya tetep sunah
[8/5 04.02] Amir Effendi: Misal Toriqot tertentu mengharuskan puasa Syawal selama 6 hari
[8/5 04.04] Amir Effendi: Kata *mengharuskan* yg jadi masalah dalam ajaran itu
[8/5 04.06] Amir Effendi: Suatu pondok pesantren  mewajibkan santrinya membiasakan sunah tahajud tiap jadi ciri ajaranya
[8/5 04.08] Amir Effendi: *kata mewajibkan* bisa menjadi dosanya sebesar gunung kalau jadi gerakan masiv, hukum sunah selamanya tetep sunah

"Iyjabuma lam yajib!" Mewajibkan sesuatu yang tidak wajib

Kiyai kenamaan KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang biasa disapa Gus Baha menjelaskan tentang perkara ilmu yang ternyata apabila dilakukan bisa termasuk dalam dosa besar.

Apa itu? Gus Baha di rangkum dari Chanel Youtube Santri Gayeng menjelaskan bahwa *pantangannya ahlul ilmi* (orang yang berilmu) adalah *mewajibkan sesuatu yang tidak wajib*.

Gus Baha menjelaskan bahwa ini sesuai dengan kaidah *"Iyjabuma lam yajib"* atau mewajibkan sesuatu yang tidak wajib.

Lalu ia menjelaskan pengalamannya bahwa saat dirinya mondok di Serang ia menyaksikan saat KH. Maimoen Zubair atau Mbah Moen menjadi imam shalat saat sedang wiridan jemaah yang bubar itu separuh (tidak ikut wiridan).

Lalu Mbah Moen hanya senyum-senyum saja (tidak marah terhadap santri yang tidak ikut wiridan), lalu ads kiyai lain yang bertanya kepada Mbah Moen kenapa ikut wiridan saat usai shalat tidak diwajibkan saja (di pondok itu), lalu Mbah Men menjawab, "ora oleh, *Iyjabuma lam yajib!* Mewajibkan sesuatu yang tidak wajib!".

Lalu Gus Baha juga menjelaskan bahwa *konstitusinya ahlul ilmi* itu berbeda, ia *tidak boleh mengharamkan sesuatu yang tidak haram karena itu akan dianggap *kriminal,* begitu juga mewajibkan sesuatu yang tidak wajib akan menjadi kriminal pula.

Bahkan, Gus Baha berujar menurut *Habib Abdullah bin Husain bib Thohir* dalam kitabnya dikategorikan sebagai *dosa besar.*

Untuk itu sebagai *Ahlul Ilmi* ia meminta agar *berhati-hati dalam mengeluarkan fatwa jangan sampai justru melanggar apa yang dilarang dan terjerumus dalam dosa besar*.

Wallahu alam bishawab.

Kamis, 04 Mei 2023

"Kenal orang lain resiko" terkait Kunci Nikmat

Surat Thaha (131) dan Pesan singkat Gus Baha terkait Kunci Nikmat


Quran Surat Thaha Ayat 131

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

Arab-Latin: Wa lā tamuddanna ‘ainaika ilā mā matta’nā bihī azwājam min-hum zahratal-ḥayātid-dun-yā linaftinahum fīh, wa rizqu rabbika khairuw wa abqā

Terjemah Arti: Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.

Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah dalam Tafsir Al-Wajiz menafsirkan bahwa maksud ayat ini adalah merasa kagum pada manusia.  Seperti makanan dan minuman yang enak, pakaian yang indah, harta yang banyak, rumah yang besar, wanita yang cantik, dsb.

Sesungguhnya semua itu bunga kehidupan dunia, di mana orang-orang yang tertipu bersenang-senang dengannya, demikian pula orang-orang zalim. Perhiasan itu akan hilang dan ditinggalkan, menyakitkan hati pencintanya dan mereka akan menyesal pada hari kiamat serta akan mereka ketahui bahwa Allah menjadikannya sebagai ujian dan cobaan agar Dia mengetahui siapa yang tergoda dan siapa yang tidak tergoda, yakni tetap baik perbuatannya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.–Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.” (Terj. Al Kahfi: 7-8) Sehingga mereka berbuat melampaui batas. Baik yang segera (di dunia) maupun yang ditunda (di akhirat).

Rezeki yang segera berupa ilmu, iman dan hakikat-hakikat amal saleh, sedangkan rezeki yang ditunda berupa kenikmatan yang kekal dan kehidupan yang sejahtera di dekat Ar Rahman (yakni Surga). Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Dari kenikmatan yang diberikan kepada mereka di dunia. Dalam ayat ini terdapat isyarat, bahwa seorang hamba apabila melihat dirinya tergiur oleh perhiasan dunia, maka hendaknya ia ingat kenikmatan akhirat dan membandingkan keduanya.

Dalam salah satu ceramahnya ada pesan dari Gus Baha yang sekiranya baik sekali untuk direnungkan:

“Kunci nikmat yaitu jangan melihat nikmat hidup orang lain, jadi yang membuat kita tidak bahagia ya karena melihat nikmat hidup orang lain. Makanya turun ayat 131 pada surat Thoha. Jika kamu sudah melihat nikmat hidup orang lain, pasti jadi fitnah”.

Semoga kita selalu bersyukur akan nikmat yang Allah berikan kepada kita.

—————————————-

Kolom ini merupakan ringkasan kajian