Rabu, 24 Juli 2019

PERJUANGAN JANGAN SAMPAI KENDOR

*DIHARAP KITA SEMUA TENANG DAN PERJUANGAN JANGAN SAMPAI KENDOR...KITA PASTI MENANG.*

*Salam Perjuangan Keadilan dan Kedaulatan Negara dari Timur hingga Barat Indonesia*

Salawat dan salam kita kirimkan untuk baginda nabi Muhammad sallallahu alayhiwasallam

*Saudara-saudara*, perjuangan kita belum selesai, jokowi bukan pemenang dan presiden prabowo belum kalah. karna jokowi baru sebatas *dilegalkan* KPU dan MK secara curang. sedangkan legitimasi tetap ada di presiden prabowo.
Konfrontasi politik dan perang opini terus berlanjut hingga habis masa jabatan presiden lama yaitu jokowi dan pelantikan presiden baru in syaa Allah presiden prabowo, bulan oktober nanti.

Alhamdulillah, artinya in syaa Allah kita masih diberi waktu untuk tingkatkan do'a, 'amal dan i'dad serta mempersiapkan diri dan energi kita untuk puncak² perjuangan di bulan oktober nanti.

*Sedikit Kisi-Kisi untuk Rakyat Pejuang Keadilan dan Kedaulatan Rakyat*

*Saudara², jangan bersedih dan putus asa...*
Perjuangan masih berlanjut...
Masih ingat ketika dihari sidang putusan MK kemarin....
Saat itu telah bersiap ribuan laskar pengalaman perang yang menyebar di dalam jakarta dan di sekitar gedung MK....
Tetapi diluar dugaan, setelah mendengar putusan MK yang tetap memenangkan kecurangan, kami justru di perintahkan untuk menahan diri dan mundur....
Saya yakin saat itu banyak kawan2 laskar dan rakyat yang kecewa....

Dan kabar gembiranya adalah : ternyata para petinggi kita telah menyiapkan strategi yang lebih bagus lagi hingga habis masa jabatan presiden bulan oktober nanti.

Strategi apa yang sedang dijalankan, sangat terbatas orang2 yang tau, karna banyaknya pengkhianat di sekitar kita.

*Jadi saudara²*,
Sejauh ini kita percaya dan tunduk dibawah satu komando IB HRS, maka tolong sama2 kita jaga ini.

*Saudara² pejuang Keadilan dan Kedaulatan negara....*
Terus sampaikan ke semua orang : jangan terpengaruh misi penggiringan opini oleh *media² corong rezim* seolah2 masalah kecurangan pemilu dan pelanggaran ham oleh rezim udah clear.
Misalnya berita2 persiapan kabinet, program2 rezim lima tahun kedepan, rekonsiliasi atau bagi2 kekuasaan hasil rampokan, bla bla bla ...itu semua hanyalah kamuflase belaka untuk mencuci otak rakyat agar melupakan keadilan, melupakan kecurangan pemilu dan pelanggaran ham oleh rezim dan aparat.

*Saudara-saudara,*
Keadilan dan Kedaulatan Negara adalah *Harga Mati*. Jika jihad konstitusi atau konfrontasi politik ini tidak bisa memberikan keadilan dan mengembalikan Kedaulatan negara, maka Keadilan dan Kedaulatan negara akan kita perjuangkan dengan cara klasik, yaitu konfrontasi bersenjata atau Jihad Qital.
Jangan pernah takut, di tubuh kita mengalir darah para syuhada pejuang kemerdekaan yang pernah berperang ratusan tahun melawan penjajah dari bangsa salibis Belanda dan bangsa majusi Jepang hingga leluhur kita berhasil merebut Kemerdekaan.
Artinya negri ini beserta seluruh potensi dan kekayaannya adalah warisan untuk kita dan anak cucu kita, *bukan untuk komunis tiongkok* sebagaimana yang sedang dijalankan rezim ini dan antek²nya.

Kita pernah konfrontasi bersenjata di aceh, ambon, poso, bima, dan wilayah2 Muslim tertindas lainnya di negara2 tetangga.
Demi Keadilan dan Kedaulatan negara, in syaa Allah kita masih siap konfrontasi bersenjata kapan saja dimana saja.
*#2019GANTIPRESIDEN* adalah Harga Mati yang tak bisa ditawar-tawar.

*'Isy Kariman Aw Mut Syahidan*
Saatnya pribumi merebut semua potensi dan kekayaan negri serta menjadi tuan di negri sendiri.
Demi Keadilan, Kedaulatan Negara dan masa depan anak cucu rakyat Indonesia, masa rehat perjuangan ini adalah kemenangan atau mati syahid.
*ALLAAHUAKBAR.......*

👆 *Viralkan terus berulang-ulang karna situasi politik ini harus tetap panas hingga hcita2 kita tercapai yaitu Tegaknya Keadilan dan Kedaulatan Negara kembali ke tangan rakyat seutuhnya*

Tiga Tingkatan Ikhlas Menurut Syekh Nawawi Banten

Tiga Tingkatan Ikhlas Menurut Syekh Nawawi Banten

Selasa 5 Maret 2019 17:30 WIB

Sudah menjadi maklum bahwa ikhlas merupakan satu syarat diterimanya amal ibadah seseorang. Tanpa keikhlasan sebaik apapun amal yang dilakukan oleh seorang mukmin tak akan ada nilainya di sisi Allah subhânahû wa ta’âlâ.

Di dalam kitab At-Ta’rîfât karya Ali Al-Jurjani disebutkan bahwa ikhlas adalah engkau tidak mencari orang yang menyaksikan amalmu selain Allah. Ikhlas juga diartikan membersihkan amal dari berbagai kotoran (Ali Al-Jurjani, At-Ta’rîfât, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1983], hal. 14).

Dalam berbagai kesempatan kajian ilmiah Prof. Dr. M. Qurais Shihab seringkali memberikan satu gambaran tentang ikhlas dengan sebuah gelas yang penuh air putih. Tak ada sedikit pun yang ada dalam gelas itu selain murni air putih belaka, tanpa tercampuri apa pun. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Seseorang melakukan satu amalan hanya karna Allah semata, tak ada satu pun motivasi lain yang mencampurinya. Tak ada harapan surga, tak ada keinginan enaknya hidup di dunia, semua murni karena menghamba kepada Allah saja.

Meski demikian ada kriteria tertentu di mana seseorang melakukan suatu amalan dengan motivasi tertentu namun masih dikategorikan sebagai ikhlas. Syekh Muhammad Nawawi Banten di dalam kitabnya Nashâihul ‘Ibâd membagi keikhlasan ke dalam 3 (tiga) tingkatan (Muhammad Nawawi Al-Jawi, Nashâihul ‘Ibâd, [Jakarta: Darul Kutub Islamiyah, 2010], hal. 58). Dalam kitab tersebut beliau memaparkan bahwa tingkatan pertama yang merupakan tingkat paling tinggi di dalam ikhlas sebagai berikut:

فأعلى مراتب الاخلاص تصفية العمل عن ملاحظة الخلق بأن لا يريد بعبادته الا امتثال أمر الله والقيام بحق العبودية دون اقبال الناس عليه بالمحبة والثناء والمال ونحو ذلك

Artinya: “Tingkatan ikhlas yang paling tinggi adalah membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk (manusia) di mana tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah dan melakukan hak penghambaan, bukan mencari perhatian manusia berupa kecintaan, pujian, harta dan sebagainya.”

Pada tingkatan ini orang yang melakukan amalan atau ibadah tidak memiliki tujuan apapun selain hanya karena menuruti perintah Allah semata. Ia menyadari bahwa dirinya adalah hamba atau budaknya Allah sedangkan Allah adalah tuannya. Maka baginya sudah selayaknya seorang hamba taat dan patuh serta menuruti apapun yang diperintahkan oleh tuannya tanpa berharap mendapatkan imbalan apapun.

Orang yang beramal dengan keikhlasan tingkat ini sama sekali tak terpikir olehnya balasan atas amalnya itu. Pun ia tak peduli apakah kelak di akhirat Allah akan memasukkannya ke dalam surga atau neraka. Ia hanya berharap ridlo Tuhannya. 

Adapun tingkatan ikhlas yang kedua Syekh Nawawi menuturkan lebih lanjut:

والمرتبة الثانية أن يعمل لله ليعطيه الحظوظ الأخروية كالبعاد عن النار وادخاله الجنة وتنعيمه بأنواع ملاذها

Artinya: “Tingkat keikhlasan yang kedua adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian-bagian akhirat seperti dijauhkan dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga dan menikmati berbagai macam kelezatannya.”

Pada tingkatan kedua ini orang yang beramal melakukan amalannya karena Allah namun di balik itu ia memiliki keinginan agar dengan ibadahnya kelak di akherat ia akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah. Ia beribadah dengan harapan kelak di hari kiamat terselamatkan dari berbagai keadaannya yang mengerikan, terlindungi dari panas yang menyengat, dimudahkan hisabnya, hingga pada akhirnya ia tidak dimasukkan ke dalam api neraka tapi sebaliknya Allah berkenan memasukkannya ke dalam surga sehingga ia dapat menikmati berbagai fasilitas yang tiada duanya.

Beribadah dengan niat dan motivasi seperti ini masih dikategorikan sebagai ikhlas, hanya saja bukan ikhlas yang sesungguh-sungguhnya ikhlas. Keikhlasan seperti ini ada pada tingkatan kedua di bawah tingkat keikhlasan pertama. Ini diperbolehkan mengingat Allah dan Rasulullah sangat sering memotivasi para hamba dan umatnya untuk melakukan amalan tertentu dengan iming-iming pahala yang besar dan kenikmatan yang luar biasa di akhirat kelak.

Lebih lanjut Syekh Nawawi menuturkan:

والمرتبة الثالثة أن يعمل لله ليعطيه حظا دنيويا كتوسعة الرزق ودفع المؤذيات 

Artinya: “Tingkatan ikhlas yang ketiga adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian duniawi seperti kelapangan rizki dan terhindar dari hal-hal yang menyakitkan.”

Tingkat keikhlasan yang ketiga ini adalah tingkat keikhlasan yang paling rendah di mana orang yang beribadah dilakukan karena Allah namun ia memiliki harapan akan mendapatkan imbalan duniawi dengan ibadahnya itu. Sebagai contoh orang yang melakukan shalat dluha dengan motivasi akan diluaskan rejekinya, aktif melakukan shalat malam dengan harapan akan mendapatkan kemuliaan di dunia, banyak membaca istighfar agar dimudahkan mendapatkan keturunan dan lain sebagainya.

Hal yang demikian ini masih tetap dianggap sebagai ikhlas karena agama sendiri menawarkan imbalan-imbalan tersebut ketika memotivasi umat untuk melakukan suatu amalan tertentu. Hanya saja tingkat keikhlasannya adalah tingkat paling rendah.

https://islam.nu.or.id/post/read/103298/tiga-tingkatan-ikhlas-menurut-syekh-nawawi-banten