Sabtu, 04 Mei 2019

Doa Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan


Doa Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan

Benarkah ada doa jibril menjelang ramadhan yg banyak disebarkan melalui sms ramadhan?

Mohon penjelsannya.

Saya pernah menerima sms semacam ini dari salah seorang jamaah:

Doa malaikat jibril menjelang nisfu sya’ban:

“Ya Allah, abaikan puasa umat nabi Muhammad SAW, apabila sebelum ramadhan dia belum:

Memohon maaf kepada kedua orang tua jika keduanya masih hidup.Bermaafan antara suami istriBermaafan dengan keluarga kerabat serta orang sekitar.”dst.

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Terkait doa semacam ini, ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan.

Pertama, kita tidak boleh berbicara atas nama jibril atau atas nama Rasulullah Muhammad ‘alaihimas shalatu was salam, kecuali berdasarkan dalil. Karena yang mereka sampaikan adalah wahyu dari Allah.

Allah berfirman tentang Jibril,

وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَلِكَ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا

Tidaklah Kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. (QS. Maryam: 64)

Artinya apapun yang dilakukan Jibril, semua karena perintah Allah, dan bukan inisiatif pribadi. Termasuk doa yang beliau ucapkan.

Allah berfirman tentang Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى ( ) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

Tidaklah dia berbicara karena hawa nafsunya ( ) Ucapannya itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm: 3 – 4)

Sehingga apapun yang beliau sabdakan terkait syariat adalah wahyu dari Allah.

Karena itu, berbicara atas nama jibril atau Nabi Muhammad ‘alaihimas shalatu was salam tanpa dalil, sama halnya dengan berbicara atas nama Allah tanpa ilmu dan itu dosa besar. Allah mensejajarkan dosa berbicara atas nama Allah tanpa ilmu dengan sederet dosa besar, seperti syirik.

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-A’raf: 33).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan ancaman keras, untuk orang yang menyebarkan hadis yang lemah,

مَنْ حَدَّثَ بِحَدِيثٍ وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ

“Siapa yang menyampaikan satu hadis, dan dia merasa itu dusta, maka dia termasuk salah satu pendusta.” (HR. Muslim dalam Mukaddimah, 1/8).

Kedua,  riwayat yang benar tentang doa Malaikat jibril adalah sebagai berikut,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له  يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.””

Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, 2:114, 2:406, 2:407, dan 3:295; juga oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Madzhab, 4:1682. Dinilai hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 8:142; juga oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Al-Qaulul Badi‘, no. 212; juga oleh Al-Albani di Shahih At-Targhib, no. 1679.

Jika kita perhatikan hadis shahih di atas, kita akan mendapatkan sekian banyak perbedaan antara teks hadis dengan sms ramadhan yang banyak tersebar di masyarakat.

Hadis di atas tidak menyebutkan waktu kapan kejadian itu berlangsung. Jibril berdoa 3 kali dan diaminkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada keterangan waktunya. Karena itu, siapa yang mengklaim bahwa itu terjadi menjelang ramadhan atau setelah nisfu sya’ban, maka dia harus membawakan dalil.Doa jibril: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’ sedikitpun beliau menyinggung agar minta maaf kepada orang tua atau suami-istri, atau kepada sesama, dst.

Memperhatikan hal ini, sejatinya apa yang disebarkan melalui sms bukan doa jibril. Malaikat jibril, sama sekali tidak pernah berdoa demikian. Beliau hanya mendoakan keburukan untuk orang yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan. Bisa jadi karena selama ramadhan, dia masih rajin bermaksiat, sehingga puasa yang dia jalankan tidak membuahkan ampunan dosa. Sebagaimana yang pernah dijelaspan pada artikel yang diterbitkan dalam bentuk buletin berikut: Puasa Tanpa Pahala – Edisi Buletin Ramadhan

Ketiga, selanjutnya kami menghimbau kepada kaum muslimin untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi agama, sebelum dia tidak memiliki sumber otentik, yang bisa dipertanggung jawabkan.

Karena berdusta atas nama Allah atau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam statusnya jauh berbeda dengan berdusta atas nama makhluk. Allah ta’ala memberikan ancaman sangat keras untuk setiap komentara tentang islam, tentang agama Allah, tanpa bukti dan tanpa dalil yang kuat. Karena berbicara tentang syariat tanpa dalil adalah sumber terjadinya kesesatan dalam agama.

Sms di atas adalah sms dusta atas nama jibril. Siapapun yang mendapatkannya, segera dihapus dan tidak disebarkan.

Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan taufiq meniti jalan kebenaran. Amin



© Konsultasi kesehatan dan Tanya Jawab Islam Copyright 2009-2018 - KonsultasiSyariah.com

Read more https://konsultasisyariah.com/19212-doa-malaikat-jibril-menjelang-ramadhan-sms-ramadhan.html

Do'a Nabi Muhammad SAW Sambut Bulan Puasa dan Artinya, Cocok untuk Ramadhan 1440H/2019

Bacaan Do'a Nabi Muhammad SAW Sambut Bulan Puasa dan Artinya, Cocok untuk Ramadhan 1440H/2019

Jumat, 26 April 2019 16:21

    Berikut amalan sunnah puasa Ramadhan 2019 ini, seperti dilansir dari :

1. Sahur, walaupun dengan seteguk air. Masuk waktu sahur mulai pertengahan malam. Rasulullah saw bersabda:

تَسَحَّرُوْا وَلَوْ بِجُرْعَةِ مَاءٍ. صحيح

“Bersahurlah walaupun dengan seteguk air.” (Shahih)
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً. متفق عليه

“Bersahurlah karena sesungguhnya dalam sahur itu ada barakah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِكُمْ وَبَيْنَ صِيَامِ أَهْلِ الكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحرِ .رواه أحمد في المسند

“Pembeda antara puasa kalian dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Ahmad dan al-Musnad)
engakhirkan waktu sahur malam. Disunnahkan untuk berhenti makan sebelum terbitnya fajar seukuran membaca 50 ayat (seperempat jam). Hal ini berdasarkan hadits riwayat Zaid:

تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُوْرِ؟ قَالَ: قَدْر خَمْسِيْنَ آيَة. متفق عليه

“Kami sahur bersama Nabi saw kemudian beliau berdiri untuk shalat. Aku (perawi) bertanya, ‘Berapakah waktu itu jarak antara adzan dan sahur? Zaid menjawab, ‘Seukuran (membaca) 50 ayat (al-Qur’an).” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Mempercepat (ta’jil) buka puasa jika sudah yakin masuk waktu berbuka (yakni terbenamnya matahari).

Jika ragu, maka dia harus berhati-hati dengan menunda sebentar buka puasa sampai merasa yakin dengan masuknya waktu berbuka. Rasulullah saw bersabda:

لَاتَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الفِطْرَ. متفق عليه

“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mempercepat berbukanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Berbuka dengan ruthab (kurma muda)

Berbuka dengan kurma sangat dianjurkan, jika tidak ada maka dengan air zamzam, jika tidak ada maka dengan air biasa, jika tidak ada maka dengan makanan manis yang masak tanpa menggunakan api (seperti madu atau kismis), jika tidak ada maka makanan manis yang masak dengan api.

Diriwayatkan bahwa Nabi saw:

يفْطرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسا حَسَوَاتٍ مِنَ المَاءِ. صحيح أبي داود

“Berbuka dengan beberapa ruthab (kurma basah) sebelum shalat. Jika tida ada ruthab, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada maka beliau berbuka dengan air.” (Shahih Abu Dawud)

5. Berdoa saat berbuka

Doa buka puasa yang terpendek adalah: “Allahumma laka shumtu, wa bika aamantu, wa ‘ala rizqika afthartu”.

Selain doa di atas, terdapat riwayat lain tentang doa Rasulullah SAW.

Disebutkan bahwa Nabi SAW jika berbuka, membaca doa:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوْقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ. صحيح أبي داود

“Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat, dan telah pasti pahala (puasa) insya Allah.” (Shahih Abu Dawud)

Terkait fadhilah doa saat berpuasa, Rasulullah saw bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يفْطرُ وَالإِمَامُ العَادِلُ وَدَعْوَةُ المَظْلُوْمِ. صحيح الترمذي

“Tiga orang yang doanya tidak ditolak: Orang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdzalimi.” (Shahih al-Turmudzi)

6. Memberi makan untuk orang yang berbuka.

7. Jika berhadats besar, disunnahkan mandi janabah/mandi besar sebelum terbit fajar. Aisyah meriwayatkan:

أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُوْمُ. متفق عليه

“Bahwa Nabi saw pernah memasuki waktu fajar dalam keadaan junub dari istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Mandi di malam hari setiap ba’da Maghrib di bulan Ramadhan, supaya lebih giat untuk qiyamul lail (tarawih, tadarrus, dan lain-lain).

9. Melaksanakan shalat Tarawih selama bulan Ramadhan.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. متفق عليه

“Barangsiapa menghidupkan (malam Ramadhan) karena iman dan mengharap (ridha Allah), maka akan diampuni baginya dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

10. Senantiasa melaksanakan shalat Witir.

Shalat Witir pada bulan Ramadhan mempunyai kekhususan hukum yaitu:

a. Disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah.

b. Disunnahkan bagi imam untuk memperkeras bacaan.

c. Disunnahkan untuk membaca qunut pada separuh kedua bulan Ramadhan.

11. Memperbanyak bacaan Al-Qur’an.

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالخَيْرِ وَأَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِي رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ وَيُعْرِضُ عَلَيْهِ القُرْآنَ. رواه البخاري

“Rasulullah adalah orang yang paling baik dalam melakukan kebaikan dan paling baik dalam Ramadhan saat ditemui oleh Jibril dan ia membacakan al-Qur’an kepada Nabi.” (HR. Bukhari)

12. Memperbanyak melakukan kesunnahan-kesunnahan, seperti shalat Rawatib, shalat Dhuha, shalat Tasbih, dan sebagainya.

13. Memperbanyak amal-amal shalih,seperti shadaqah, shilaturrahmi, menghadiri majlis taklim/pengajian, i’tikaf, umrah, menjaga hati dan anggota tubuh dari perbuatan maksiat, memperbanyak doa, dan sebagainya.

14. Lebih meningkatkan semangat ibadah pada 10 hari terakhir,mengejar lailatul qadar pada malam-malam tersebut, terutama pada tanggal-tanggal ganjilnya. Diriwayatkan dari Aisyah ra:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ العَشْرَ الأَوَاخِرَ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَشَدَّ المَئْزَرَ. متفق عليه

“Bahwa Nabi saw jika memasuki 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau menghidupkan malam, membangunkan istri beliau, dan meninggalkan hubungan suami istri (untuk dipergunakan ibadah). (HR. Bukhari dan Muslim)

15. Lebih memperbanyak dalam menafkahi keluarganya.

16. Meninggalkan banyak bergurau,terutama yang mengandung ejekan. Jika diejek oleh seseorang, harus segera ingat bahwa dirinya sedang berpuasa.

فَإِنْ امُرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ. رواه مسلم

“Jika seseorang menghina atau menengkarinya, maka hendaknya orang yang berpuasa itu mengatakan. ‘Sesungguhnya aku berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa.” (HR. Muslim)

Amalan sunnah puasa Ramadhan 2019 ini sesuai hukumnya sunnah, bila dikerjakan akan mendapat pahala, tak dikerjakan juga tidak apa-apa.

Sementara itu, menurut garis tanggal yang dibuat dengan aplikasi Accurate Hijri Calendar (AHC) oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), menurut perhitungannya awal Ramadan 1440 H/2019 jatuh pada 6 Mei 2019.

Namun, untuk kepastian jadwalnya masih menunggu hasil sidang isbat yang akan menggabungkan dengan hasil rukyat (pengamatan) hilal pada saat maghrib 5 Mei 2019.

Sementara untuk Idul Fitri, secara hisab awal bulan Syawal 1440 H/2019 jatuh pada 5 Juni 2019.

Namun, seperti penentuan awal bulan Ramadan, kepastian awal bulan Syawal masih menunggu sidang isbat yang akan menggabungkan dengan hasil pengamatan hilal pada saat maghrib 3 Juni 2019.

Banjarmasinpost.co.id/noor masrida

© 2019 TRIBUNnews.com All Right Reserved