Jumat, 26 Oktober 2018

Keutamaan Surat Al Kahfi

surat Al Kahfi atau Ashabul kahfi adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang ada dalam juz 15 dan di awal juz 16. Surat Al Kahfi termasuk dalam golongan surat Makiyyah atau surat yang diturunkan di kota Makkah (baca Ciri-ciri surat Makiyah dan surat Madaniyah). Dalam surat Al Kahfi terdapat 110 ayat dan merupak surat ke 18 dari keseluruhan 114 surat yang terdapat dalam Al qur’anul karim.

Pentingnya membaca surat al kahfi

Surat Al Kahfi adalah salah satu surat dalam Al quran yang memiliki banyak manfaat dan keutamaan jika umat islam mau mengamalkan maupun membaca bahkan jika mau menghafalnya. Rasullulah SWT menganjurkan umatnya untuk membacanya di hari jum’at atau malam jum’at. Amat disayangkan jika dewasa ini umat islam banyak yang meninggalkan Al qur’an dan enggan membacanya.

Hal ini dijelaskan pula oleh seorang ulama. Dr. Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menjelaskan bhawa membaca surat al kahfi merupakan salah satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah).Sebenarnya membaca surat Al kahfi tidak hanya baik dibaca pada hari jumat saja melainkan setiap hari. Hal ini dikarenakan hari jumat adalah hari baik bagi umat islam di seluruh dunia. Memang dianjurkan bahwa sebaiknya surat Al Kahfi dibaca saat terbenamnya matahari di hari Kamis hingga terbenamnya matahari di hari selanjutnya yakni hari jum’at.

Mengapa membaca surat Al Kahfi di anjurkan pada umat muslim? Dan apa faedah yang kita dapatkan apabila membaca surat Al Kahfi? Simak penjelasan berikut ini mengenai keutamaan surat al kahfi :

1. Menghindarkan diri dari fitnah dajjal

Umat islam yang membaca surat Al-Kahfi pada Hari Jumat akan menghindarkan dari fitnah Dajjal. Nabi Muhammad SAW bahkan bersabda bahwa jika seorang manusia rajin membaca surat AL Kahfi tidak hanya di hari jum’at saja maka dia akan terhindar dari fitnah dajjal yang keji.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.” (HR. Abu Bakr bin Mardawaih)

Dajjal sebagaimana yang sering kita dengar ceritnya adalah makhluk yang sangat buruk dan memiliki satu mata di dahinya. Dajjal memiliki kulit berwarna merah dan berbadan besar. Di ceritakan bahwa ia akan muncul di akhir jaman dan muncul dari segitiga bermuda. Di dahinya juga kan terukir tulisan “Kaf Fa Ro” yang artinya “Kafir”. Dajjal adalah salah satu tanda-tanda kiamat. Diriwayatkan dalam sebuah hadist bahwa

“Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad).

Fitnah Dajjal sangatlah kejam serta dapat membawa kita kepada kesesatan dan siksa neraka Jahanam. Hal tersebut diperkuat oleh hadist- hadist berikut ini :

“Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka Dajjal tidak bisa memudharatkannya.” (HR Dailami).

“Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.” (HR Muslim)

“Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” (HR Muslim)

“Barang siapa diantara kalian yang mendaoatinya (dajjal), hendaklah dia membacakan ayat-ayat pembuka surah Al-Kahfi kepadanya, karena bacaan itu melindungi kalian dari fitnahnya (dajjal tersebut).” (HR. Abu Daud).

Imam Nawawi juga menjelaskan bahwa pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam QS Al kahfi ayat 102:

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ

“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku?…” Qs. Al-Kahfi: 102.

2. Mendapatkan Ridho dari Allah SWT

Umat islam di dunia ini mengharapkan berkah dan rahmat Allah SWT dalam hidupnya. Dengan mendapatkan berkat, ridho dan rahmat Allah maka hidup manusia akan semakin tentram dan damai. Membaca surat Al Kahfi dapat mendekatkan kita pada ridho Allah dan mendapatkan cahaya berkah serta menghilangkan penyebab hati gelisah.
Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist bahwa Rasullullah SAW bersabda :

“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi, maka jadilah baginya cahaya dari kepala hingga kakinya, dan siapa yang membaca keseluruhannya maka jadilah baginya cahaya antara langit dan bumi.” (HR Ahmad).

3. Diampuni Dosanya oleh Allah SWT

Setiap manusia pasti memiliki dosa dan khilaf baik yang disadari maupun tidak disadari. Setan akan berusaha dengan sekuat-kuatnya untuk menjebak dan memperdaya manusia dalam berbuat dosa sehingga manusia bisa menjadi teman mereka di neraka kelak. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang mau bertobat dan salah satunya adalah dengan membaca surat Al Kahfi. Diriwayatkan dalam sebuah hadist bahwa Rasullulah SAW bersabda bahwa

‘Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua Jum’at.’”.

4. Dijaga dari gangguan setan

Setan adalah musuh terbesar manusia dalam beramal soleh dan berbuat kebaikan. Setan membawa keburukan dalam hidup manusia dan kita sebagai manusia perlu mewaspadainya. Manusia yang jatuh dalam godaan setan akan terjerumus pada lubang kenistaan dan masuk dalam keburukan.Setan juga akan berusaha mengajak kita berbuat mungkat dan membisikkan hal-hal yang dapat menghapus amal ibadah manusia. Setan juga mengajak kita untuk menyekutukan Allah dan hal itu merupakan salah satu dosa yang tak terampuni oleh Allah SWT.

Mendekatkan diri pada Allah dan memohon perlindungannya dari setan. Salah satu usaha mendekatkan diri pada Allah SWT adalah dengan membaca dan mengamalkan Al Qur’an dan membaca surat Al Kahfi termasuk di dalamnya. Sebuah hadist yang oleh Ibnu Mardawaih dari Abdullah bin Mughaffal, bahwa sebuah rumah yang selalu dibacakan surat Al-Khafi dan surat Al-Baqarah maka rumah itu tidak akan dimasuki setan sepanjang malam tersebut.

5. Disinari Cahaya Kebaikan

Umat islam yang membaca surat Al Kahfi baik di hari jum’at atau hari yang lain akan diberikan pahala dan ganjaran serta disinari oleh cahaya kebaikan serta diberkahi dengan syafaat di hari pembalasan sama seperti keutamaan Ar Rahman . Cahaya tersebut akan diberikan Allah SWT di hari kiamat dan cahaya tersebut akan memancar dari kedua telapak kakinya hingga sampai ke langit. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat AL Hadid ayat 12 yang berbunyi

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (Qs. Al-Hadid: 12)

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri Juga menyebutkan bahwa dari Rasullulah SAW bersabda:

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

“Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq.” (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

Demikian manfaat dan keutamaan yang dapat kita peroleh dari surat Al Kahfi jika kita membaca dan mengamalkannya. Membaca Alqur’an setiap hari meimiliki banyak manfaat (baca Manfaat baca Al’qur’an setiap hari ) begitu pula dengan berzikir ( baca keutamaan zikir kepada Allah ). Ada baiknya apabila sebelum membaca Al Qur’an kita berwudhu dengan menggunakan cara berwudhu yang benar  serta membaca basmalah sebelumnya karena keutamaan membaca basmalah sebelum membaca Al Qur’an amatlah banyak (baca Fadhilah Bismillah). Semoga kita sebagai umat islam bisa mengamalkan dan menjalankan amal tersebut dan menambah bekal yang akan kita bawa ke akhirat kelak.

Categories:Al-quran

Tags: al-quranislamkeutamaansurat al-kahfi

MEMBACA SURAT AS-SAJDAH PADA SHALAT SHUBUH PADA HARI JUM’AT

MEMBACA SURAT AS-SAJDAH PADA SHALAT SHUBUH PADA HARI JUM’AT

Pertanyaan.

Ada beberapa masjid yang setiap shalat Shubuh pada hari Jum’at selalu membaca ha mim sajdah seakan-akan wajib. Apakah begitu dicontohkan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Mohon penjelasannya

Jawaban.

Di antara kebiasaan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah  membaca Alif  Lâm Mîm (bukan: ha mim) Sajdah, yaitu surat ke-32, dan surat al-Insan, yaitu surat ke 76, di dalam shalat Shubuh pada hari jum’at, sebagaimana dikisahkan oleh sebagian sahabat. Antara lain sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الجُمُعَةِ فِي صَلاَةِ الفَجْرِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ، وَهَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ»

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jum’at dalam shalat Fajar (Shubuh) biasa membaca Alif  Lâm Mîm Tanzîl as-Sajdah dan Hal ata ‘alal insâni hînum minad dahri”. [HR. Al-Bukhâri, no. 891 dan 1068]

Hadits di atas diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Demikian juga hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Abbâs.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، ” أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ، يَوْمَ الْجُمُعَةِ: الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ، وَهَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ، وَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْجُمُعَةِ سُورَةَ الْجُمُعَةِ، وَالْمُنَافِقِينَ “.

Dari Ibnu Abbâs  Radhiyallahu anhu , “Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat Fajar (Shubuh) di hari jum’at biasa membaca: Alîf  Lâm Mîm Tanzîl as-Sajdah dan Hal ata ‘alal insâni hînum minad dahri. Dan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca Dalam shalat Jum’at surat al-Jum’at dan al-Munâfiqûn”. [HR. Muslim, no. 879]

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata mengomentari hadits ini, “Dalam hadits ini terdapat dalil disukainya (yang berisi anjuran) membaca dua surat ini dalam shalat (Shubuh) ini pada hari hari Jum’at. Karena bentuk kalimat menunjukkan dan mengisyaratkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya secara rutin atau Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering melakukannya. Bahkan terdapat riwayat dari hadits Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu yang menyatakan secara terang benderang tentang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang rutin melakukannya. Hadits itu diriwayatkan oleh ath-Thabrani dengan lafazh, “Beliau terus-menerus melakukannya”. Riwayat ini asalnya ada dalam Sunan Ibnu Mâjah dengan tanpa tambahan ini. Para perawinya tsiqât (terpercaya), namun Abu Hâtim menyatakan bahwa yang benar haditsnya mursal (riwayat tabi’i langsung kepada Nabi-red)”. [Fathul Bâri, 2/378]

Dengan hadits-hadits di atas dan penjelasanya, kita mengetahui bahwa membaca surat as-Sajdah dan al-Insan dalam shalat Shubuh di hari Jum’at hukumnya mustahab (sunnah), oleh karena itu sebaiknya diamalkan. Namun terkadang perlu ditinggalkan, yaitu dengan membaca surat-surat yang lainnya, supaya orang-orang awam tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang diwajibkan.

Wallâhu A’lam.

l : more https://almanhaj.or.id/5691-membaca-surat-assajdah-pada-shalat-shubuh-pada-hari-jumat.html

ciri mudah mengenali ahli sunnah wal jamaah :

ciri mudah mengenali ahli sunnah wal jamaah :

1. *Konsisten* pada *_kitabulloh_ Al-Quran* dan *_sunnah nabi_ Al-Hadits*
2. *Konsisten Ikut Ijma’*
3. *Tidak  Takfiri*/qs:49:11 (Tidak saling mengkafirkan)
4 *Tidak mencela sahabat nabi* tabiin, tabiit, dan ualiya rasyidin
5. *Tidak Saling Membid'ahkan*
6.  *Menghindari kemusyrikan* (QS. Ar-Rum 30: Ayat 31)  sebagaimana kaum syiah mengugungkan para imamnnya melebihi para wali dan nabi
7. *Menghindari bangga golongan* (QS. 30:  32) dengan menjaga *toleransi antar madhab* yg msh dalam satu furu' dan akidah
............................

1. *Disebut Sebagai Aliran Jama’ah*

Merujuk penelitian Imam Abu al-Muzzhaffar al-Isfirayini (w. 471 H), sejak dulu seluruh orang awam dan tokoh aliran-aliran menyebut *Asya’irah dan Maturidiyah* dengan *nama Ahlussunnah wal Jama’ah*. Nama ini juga *_tidak bisa_* mencakup *_KHAWARIJ dan SYI’AH_* karena mereka tidak memegang konsep jamaah dan *_tidak mencakup MU’TAZILAH_* karena mereka *_menafikan Ijma’_*.

Sementara di sisi lain, banyak *ulama lintas mazhab* yang justru menilai *Wahabi dan ‘Salafi*, sebagai *Neo Khawarij*, karena akidah *takfirinya*. Sekedar sebagi contoh berikut pernyataan para ulama:

*Mazhab Hanbali*

Syaikh Abdullah bin Shafwan al-Qadumi (1241-1330 H), menyatakan bahwa hadits-hadits tentang Khawarij seperti:

اَلْخَوَارِجُ كِلَابُ النَّارِ. (رواه أحمد. صحيح)

“Khawarij adalah anjing-anjing neraka.”(HR. Ahmad. Shahih)

Diberlakukan oleh ulama terhadap *mereka yang melawan Khalifah Ali dan kelompoknya*, begitu pula Khawarij masa sekarang (Wahabi), sama dengan Khawarij masa lalu dalam sifat-sifat-nya.

*Mazhab Hanafi*

Ibn ‘Abidin (1238-1307 H/1823-1889 M) menyatakan, *WAHABI* termasuk *KHAWARIJ* karena, meyakini orang "selain mereka* adalah *kafir/musyrik*.

*Mazhab Maliki*

Syaikh Ahmad as-Shawi (1175-1241 H/1761-1825 M), menyatakan *Kaum Khawarij* adalah  mereka yang *_mendistori penafsiran al-Qur’an dan as-Sunnah_*. Karenanya *_mereka halalkan darah dan harta kaum Muslimin_*, mereka adalah satu golongan di tanah *Hijaz* yang bernama *Wahabi*.

*Mazhab Syafi’i*

Al-Habib Alawi bin Ahmad al-Haddad, menyatakan bahwa sekian hadits yang menjelaskan Khawarij menegaskan, sesungguhnya *Ibn Abdil Wahhab dan pengikutnya termasuk Khawarij*. Ciri-ciri mereka dari Najd, dari arah Timur Kota Madinah dan mencukur rambut.

2. *Konsisten Mengikuti Ijma’*

*Asya’irah dan Maturidiyah* menggunakan *Al-Qur’an, Hadits, Ijma, Qiyas* sebagai *dalil-dalil  hukum*. Selain mereka pasti menolak salah satunya. Ini menunjukkkan keselamatan mereka sebab menggunakan seluruh dasar syariat tanpa menafikan salah satunya.

Sementara *Ibn Taimiyah* yang menjadi *rujukan* utama *Wahabi ‘Salafi’*, menurut penelitian Al-Hafizh Waliyuddin al-’Iraqi (762-826 H), *_melanggar ijma’ dalam sekitar 60 masalah, mayoritas di bidang akidah dan sebagian dalam bidang furu’_*. Bahkan merujuk Ibn Hajar al-Haitami (909-974 H) yang mengutip dari as-Subki dan ulama lainnya menyampaikan secara rinci, di antara pendapat Ibn Taimiyah di bidang akidah yang *menentang ijma’* adalah:

Allah menjadi tempat bagi sifat-sifat yang baru/hadits.Zat Allah tersusun.Alam bersifat qadim dengan macamnya.Para Nabi tidak ma’shum.

3. *Menjaga Kekompakan, Tidak Saling Mengafirkan dan Membid’ahkan*

Ahlussunnah wal Jama’ah sepakat dalam ajarannya, dan tidak mengafirkan terhadap sesamanya. Kelompok-kelompok penentangnya pasti saling mengafirkan terhadap sesamanya.
..........................👇
baca lebih lengkap

https://aswajamuda.com/ahlussunnah-wal-jamaah-di-indonesia/