Kamis, 29 Desember 2022

KALENDER HIJRIYAH yang didapat dari Imam Ja’far Ash-Shadiq :

    KALENDER HIJRIYAH yang didapat dari Imam Ja’far Ash-Shadiq :

    Tanggal 1 : Baik untuk menjumpai penguasa, mencapai hajat, jual-beli, bercocok tanam, dan bepergian.

    Tanggal 2 : Baik untuk bepergian, dan mencapai hajat.

    Tanggal 3 : Buruk dan tidak baik untuk seluruh kegiatan

    Tanggal 4 : Baik untuk perkawinan, dan tidak disukai untuk bepergian.

    Tanggal 5 : Buruk dan nahas.

    Tanggal 6 : Diberkati, baik untuk perkawinan, dan mencapai hajat.

    Tanggal 7 : Diberkahi, terpilih dan baik untuk segala yang diinginkan dan rencana usaha.

    Tanggal 8 : Baik untuk semua hajat kecuali bepergian.

    Tanggal 9 : Diberkahi, baik untuk semua yang diinginkan manusia, dan siapa yang bepergian pada hari ini ia akan dianugerahi harta dan akan melihat setiap kebaikan dalam bepergiannya.

    Tanggal 10 : Baik untuk semua hajat kecuali mendatangi penguasa; orang yang lari dari penguasa pada hari ini ia akan tertangkap; orang yang kehilangan sesuatu akan didapatkan; hari ini sangat baik untuk jual-beli.

    Tanggal 11 : Baik untuk jual-beli, dan mencapai semua hajat kecuali mendatangi penguasa; dan baik untuk melakukan persembunyian.Tanggal 12 : Hari ini baik dan penuh berkah; capailah hajat anda dan berusahalah insya Allah tercapai.

    Tanggal 13 : Sepanjang hari ini nahas, maka waspadalah dalam seluruh urusan.

    Tanggal 14 : Sangat baik untuk mencapai seluruh hajat dan usaha.

    Tanggal 15 : Baik untuk semua hajat yang diinginkan, maka capailah hajat Anda, insya Allah tercapai.

    Tanggal 16 : Buruk dan tercela untuk segala sesuatu.

    Tanggal 17 : Baik dan terpilih untuk mencapai keinginan, perkawinan, jual-beli, bercocok tanam, mendirikan bangunan, mendatangi penguasa untuk suatu hajat, insya Allah tercapai.

    Tanggal 18 : Terpilih dan baik untuk bepergian, dan mencapai hajat; orang yang melakukan perlawanan terhadap musuhnya ia akan memperoleh kemenangan dengan kekuasaan Allah

    Tanggal 19 : Terpilih dan baik untuk seluruh amal perbuatan; anak yang dilahirkan pada hari ini ia akan diberkahi.

    Tanggal 20 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai hajat, bepergian, mendirikan bangunan, bercocok tanam, melangsungkan resepsi perkawinan, dan mendatangi penguasa; hari ini penuh berkah dengan kehendak Allah swt.

    Tanggal 21 : Hari nahas sepanjang hari.

    Tanggal 22 :Terpilih dan baik untuk jual-beli, mendatangi penguasa, bepergian, dan bersedekah.

    Tanggal 23 :Terpilih dan sangat baik khusus untuk perkawinan, perdagangan, dan mendatangi penguasa.

    Tanggal 24 : Hari nahas dan tercela.

    Tanggal 25 : Buruk dan tercela, waspadalah melakukan sesuatu

    Tanggal 26 : Baik untuk mencapai seluruh hajat kecuali perkawinan dan bepergian; hendaknya bersedekah Anda akan merasakan manfaatnya.

    Tanggal 27 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai semua hajat dan apa yang diinginkan, dan mendatangi penguasa.

    Tanggal 28 : Berimbang antara baik dan buruk.

    Tanggal 29 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat orang yang sakit pada hari ini akan qcepat sembuh; orang orang yang bepergian pada hari ini hartanya akan terkena musibah,dan orang yang lari akan kembali.

    Tanggal 30 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat, jual-beli, perkawinan, dan bercocok tanam; orang yang sakit pada hari akan cepat sembuh; anak yang lahir pada hari ini ia memiliki sifat tabah dan diberkahi, dimuliakan urusannya, jujur lisannya, dan setia terhadap janji.

    Tanggalan diatas adalah prediksi yang bersifat umum. Artinya pada tanggal tersebut ada kecenderungan secara umum kebanyakan manusia akan mengalami hal baik atau buruk sesuai karakter hari tersebut. Apakah nantinya akan menimpa diri kita atau tidak akan bergantung pada faktor lainnya juga misalnya amal kebajikan kita, ibadah kita, keyakinan kita, pikiran positif/negatif kita, takdir dan lain sebagainya. Jadi jikapun anda harus beraktivitas pada hari nahas, maka disarankan pada hari itu melakukan sedekah atau memperbanyak zikir, mengingat Allah, memohon ampun dll.

Sabtu, 17 Desember 2022

jadwal baru khotib

No             : 
Lampiran : 2 lembar
Hal            : Jadwal Baru Khotib dan Pengajian Rutin


Bismilahirrahmaanirrahiim
Berdasarkan Rapat Pengurus Harian Masjid Nurul Abror yang disetujui bersama Ketua Pembina di Masjid Nurul Abror Mejasem Barat Rw 05 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal diperlukan adanya penetapan jadwal baru petugas khotib jumat dan petugas pengajar Pengajian rutin malam jumat
Mengingat
Menimbang
Memutuskan
Menetapkan    
Kesatu                   : Jadwal Baru Petugas Khotib dan Pengajian Rutin Malam Jumat
Kedua                   :  Terhitung Mulai Tanggal 1 Januari 2023 sd 1 januari 2024 diangkat sebagai Khotib dan Petugas Pengajian Rutin Jumatan di Masjid Nurul Abror pada Yayasan Masjid Nurul Abror Mejasem Barat RW05 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
Ketiga                   :  Besar Bisyaroh sesuai kemampuan Pengurus Yayasan Masjid Nurul Abror
yang bersangkutan
Keempat                : Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan dalam surat keputusan ini akan ditinjau ulang
Kelima                   : Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk mendapat perhatian
Ditetapkan di TEGAL
Pada Tanggal : 8 Robiul Akhir 1444 H
                         1 Januari           2023 M 
Pengurus Yayasan Masjid Nurul Abror
Mejasem Barat RW05 Kramat Tegal

                    ttd
Drs. Bambang Setiyawan MM                         Sekretaris Umum     
               ttd
H.Amir Effendi, S.Ag. 
         Ketua Umum

        Mengetahui,
                 ttd
Ustadz Wartono S.Pd.I
            Pembina

Jumat, 09 Desember 2022

Mati Syahid dalam Islam

Jenis-jenis Orang Gugur Mati Syahid dalam Islam
Alhafiz Kurniawan
Selasa, 7 Juni 2022 | 19:00 WIB Kedudukan syahid diraih oleh orang yang gugur di medan juang dalam membela agama Islam. Mereka yang meraih derajat syahid di jalan ini akan diperlakukan bebas jenazahnya dari mandi dan shalat jenazah. Sebenarnya derajat syahid yang mulia memiliki banyak jalan atau banyak pintu. Pada hadits berikut ini,
Rasulullah saw menyebutkan tujuh pintu syahid yang memberikan kesempatan bagi banyak orang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَيْهِ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ، وَمَا تَعُدُّونَ الشَّهَادَةَ؟ قَالُوا الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْهَدَمِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرَقِ شَهِدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ
Baca Juga: Mati Membela Diri Melawan Begal Mati Syahid Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh Allah telah memberikan pahala kepadanya sesuai niatnya. Apa yang kalian tahu tentang orang-orang yang gugur sebagai syahid?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka yang gugur di jalan Allah.’ Rasulullah lalu menjelaskan, ‘Mati syahid ada tujuh jenis selain gugur di jalan Allah: (1) korban meninggal karena wabah tha’un (wabah pes) adalah syahid, (2) korban meninggal karena sakit perut juga syahid, (3) korban tenggelam juga syahid, (4) korban meninggal tertimpa reruntuhan juga syahid, (5) korban meninggal karena radang selaput dada (pleuritis) juga syahid, (6) korban meninggal terbakar juga syahid, dan (7) wanita meninggal karena hamil adalah syahid.’” (HR An-Nasa`i). Pada riwayat lain Rasulullah saw menyebutkan lima pintu syahid termasuk orang yang gugur di jalan Allah. Riwayat berikut ini datang dari Imam Bukhari dan Muslim yang menyebutkan lima pintu mati syahid
: وعن أبي هريرة رضي الله عنه، قال قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ المَطْعُوْنُ والمَبْطُوْنُ، والغَرِيْقُ، وصَاحِبَ الهَدْمِ، والشَهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ متفق عليه
Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang mendapat derajat syahid ada lima jenis, yaitu (1) korban meninggal karena wabah tha’un (pes), (2) korban meninggal karena sakit perut, (3) korban tenggelam, (4) korban reruntuhan, dan (5) orang gugur di jalan Allah,’” (HR Bukhari dan Muslim). Pada riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyebutkan derajat syahid bagi orang meninggal karena membela harta bendanya atau kepemilikannya. Baca Juga: Kang Said: Wafat Karena Bela Tanah Air Terhitung Mati Syahid
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang gugur karena membela hartanya, maka ia mendapat derajat syahid,’” (HR Bukhari dan Muslim). Adapun pada riwayat berikut ini, Rasulullah menyebutkan derajat syahid bagi mereka yang gugur membela keluarga, membela diri, dan membela agamanya. Dengan demikian, pintu syahid memiliki banyak jalan.
فَقَالَ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang gugur karena membela keluarga, membela diri, atau membela agamanya, maka ia mendapat derajat syahid.’” Derajat syahid memang memiliki banyak pintu. Pada riwayat Imam At-Thabarani, Rasulullah menyebutkan secara jelas bahwa pintu syahid tidak tunggal. Kalau tunggal, niscaya umat Nabi Muhammad saw yang mencapai derajat akan berjumlah sedikit.
عن ابنِ عَبَّاسً أَنَّ النَبِيَّ صلى الله عليه وسلم قال يَوْمًا لِأَصْحَابِهِ مَا تَعُدُّوْن الشُّهَدَاءَ فِيْكُمْ قَالُوْا مَنْ يَقْتُلْ فِي سَبِيْلِ اللهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا مُقْبِلًا غَيْرَ مُدْبِرٍ شَهِيْدٌ قال إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذَنْ لَقَلِيْلٌ المَقْتُول فِي سَبِيْلِ الله شَهِيْدٌ والمَرْءُ يَمُوْتُ عَلَى فِرَاشِه فِي سَبِيْلِ اللهِ شَهِيْدٌ والمَبْطُوْنُ شَهِيْدٌ واللَّدِيْغُ شَهِيْدٌ والغَرِيْقُ شَهِيْدٌ والشَّرِيْقُ شَهِيْدٌ والذي يَفْتَرِسُه السَّبُعُ شَهِيْدٌ والخَارُّ عَنْ دَابَّتِه شَهِيْدٌ وصَاحِبُ الهَرِمِ شَهِيْدٌ وصَاحِبُ ذَاتِ الجَنْبِ شَهِيْدٌ والنُّفَسَاءُ يَقْتُلُهَا وَلَدُها يَجُرُّهَا بِسُرُرِه إِلَى الجَنَّةِ الطبراني
Artinya: “Dari sahabat Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw suatu hari menguji sahabatnya, ‘Apa yang kalian tahu tentang orang-orang yang gugur sebagai syahid di antara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka yang gugur di jalan Allah, sabar, ikhlas, dan tidak mundur, adalah syahid.’ Rasulullah lalu menjelaskan, ‘Kalau begitu, sedikit sekali orang mati syahid di kalangan umatku. Orang yang gugur di jalan Allah, orang gugur di pembaringan saat di jalan Allah, korban meninggal sakit perut, korban tersengat (ular), korban tenggelam, korban meninggal karena tenggorokan tersedak, korban diterkam binatang buas, korban jatuh dari kendaraan, orang meninggal saat lansia, korban meninggal karena radang selaput dada (pleuritis) adalah orang yang mendapat derajat syahid, dan juga perempuan nifas yang meninggal karena mengurus balitanya. Kelak sang balita menuntun ibunya ke surga". (HR At-Thabrani). Hadits riwayat Abu Dawud menyebutkan bahwa korban sengatan serangga dan korban jatuh meninggal dari kendaraan (kuda atau unta) juga mendapat derajat syahid yang memiliki ganjaran begitu mulia.
أبو مالك الأشعري رضي الله عنه أنَّ النبي صلى الله عليه وسلم قال مَنْ فَصَلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ، فمَاتَ أَوْ قُتِلَ، فَهُوَ شَهِيْدٌ، أَوْ وَقَصَه فَرَسُه أَوْ بَعِيْرُه، أَوْ لَدَغَتْه هَامَّةٌ، أَوْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِه، بِأَيِّ حَتْفٍ شَاءَ اللهُ، فإِنَّهُ شَهِيْدٌ، وَإِنَّ لَهُ الجَنَّةَ أخرجه أبو داود
Artinya: “Dari Abu Malik Al-Asyari ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa yang memutuskan berjuang di jalan Allah, lalu meninggal atau gugur; siapa terjatuh meninggal karena dilempar oleh kuda atau untanya; siapa yang disengat serangga; siapa yang meninggal di pembaringannya dengan wajar sesuai kehendak Allah; niscaya ia terhitung mati syahid dan ia berhak mendapat surga.’” (HR Abu Dawud). Demikian sejumlah keterangan hadits Nabi Muhammad saw perihal banyak pintu syahid yang dilalui oleh umatnya. Meski demikian tentu ada perlakuan berbeda terkait pengurusan jenazah orang-orang melalui jalan syahid selain gugur di jalan Allah. Wallahu a‘lam. (Alhafiz Kurniawan)

Sumber: https://islam.nu.or.id/ubudiyah/jenis-jenis-orang-gugur-mati-syahid-dalam-islam-SWSu8

Sabtu, 03 Desember 2022

al-tadbir

al-tadbir 

Arih nafsaka min al-tadbir. Fa-ma qama bihi ghairuka ‘anka la taqum bihi anta li-nafsika. Buatlah dirimu santai dan istirahat, tak dirisaukan oleh urusan tadbir (bekerja/berusaha). Sebab apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain, tak ada gunanya engkau mengerjakannya sendiri untuk dirimu.

Pengertian Umum

Dalam bagian ini, kita berhadapan dengan masalah tadbir.

Tadbir adalah lawan dari tajrid. Jika tajrid artinya membuat diri Anda sepenuhnya mengabdi untuk kehidupan kontemplatif, beribadah kepada Tuhan, maka tadbir adalah kehidupan yang penuh dengan kerja kerja, dan kerja. Tadbir adalah Anda berusaha dengan mengikuti hukum sebab-akibat.

Apa yang diungkapkan oleh Ibnu Ataillah di sini semacam nasihat untuk orang-orang yang masuk dalam kategori manusia-sebab; manusia yang bekerja dengan menuruti hukum sebab akibat; manusia yang melakukan ikhtiar untuk melakukan perubahan dalam dunia ini.

Mayoritas manusia ada pada maqam ini. Nasihat Ibnu Ataillah: Ketika Anda sibuk melakukan usaha, bekerja keras untuk meraih atau mengubah sesuatu, maka sekali-kali Anda perlu istirahat sebentar. Buatlah semacam jeda untuk dirimu sendiri. Semacam “sabbatical leave”. Ada saat-saat tertentu seseorang perlu melupakan segala pekerjaan dan memberikan istirahat kepada jiwa dan pikirannya.

Pada saat Anda berada dalam pause mode atau istirahat semacam itu, jangan berpikir apapun. Lupakan segala bentuk tadbir atau usaha. Sebab, jika seluruh hidup Anda dihabiskan untuk memikirkan urusan tadbir, Anda bisa mengalami stres dan tekanan batin.

Baca juga:  Sabilus Salikin (135): Macam-macam Zikir Tarekat Naqsyabandiyah

Sesekali, di tengah-tengah kesibukan usaha Anda, arih nafsaka, buatlah dirimu santai, rileks. Pada momen istirahat seperti itu, filosofi yang harus Anda pegang adalah berikut ini: fa-ma qama bihi ghairuka ‘anka la taqum bihi anta li-nafsika.

Anda tak bisa menyelesaikan segala soal dalam hidup ini sendirian. Kerapkali masalah dalam kehidupan ini, baik personal atau sosial, sangat kompleks. Satu orang saja, sendirian, tak akan bisa memecahkannya. Pemecahan harus dilakukan secara gotong-royong. Jika Anda tak bisa melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan, maka katakan pada diri Anda: Barangkali ada orang lain yang lebih kompeten dari saya, dan bisa memecahkan masalah ini.

Jangan sekali-kali Anda merasa bahwa Anda bisa memborong sendirian seluruh pemecahan masalah tanpa melibatkan orang lain, sehingga akhirnya Anda sendiri kerepotan dan mengalami tekanan mental. Ringankan diri Anda.

Ahmad ibnu Masruq (w. 910 M), seorang tokoh sufi Baghdad, berkata:

Man taraka al-tadbir fa-huwa fi rahah. Barangsiapa meninggalkan tadbir, usaha, dia akan tenang, tidak mengalami tekanan.”

Yang dimaksud dengan tadbir yang harus ditinggalkan ini tentunya adalah tadbir yang dibarengi dengan sikap kemrungung semacam itu. Ini tadbir yang menimbulkan tekanan batin.

Tadbir yang diperinthakan (matlub) ialah usaha yang berkaitan dengan kewajiban kita sebagai hamba Tuhan. Kita, misalnya, wajib terlibat dalam tadbir atau usaha untuk melakukan perintah-perintah Tuhan, seperti ibadah wajib. Tadbir semacam ini tak bisa dihindarkan.

Adapun tadbir yang diperbolehkan adalah tadbir dalam bidang duniawi. Anda butuh menafkahi keluarga Anda, dan karena itu harus melakukan usaha/ikhtiar. Itulah tadbir yang di-mubahkan, diperbolehkan

https://alif.id/read/ulil-abshar-abdalla/ngaji-hikam-sumeleh-jangan-kemrungsung-b209658p/