Jumat, 16 November 2018

Tazkiyatun Nufus Hanyalah dengan Tauhid dan amal Shalih


Tazkiyatun Nufus Hanyalah dengan Tauhid dan amal Shalih


(ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak)

Tazkiyatun nafs adalah memperbaiki jiwa dan membersihkannya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, serta melaksanakan perintah Allah l dan menjauhi larangan-Nya.
Rasulullah n pernah menjelaskan makna tazkiyatun nafs dan keutamaannya. Beliau n bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ فَعَلَهُنَّ فَقَدْ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيْمَانِ: مَنْ عَبَدَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَحْدَهُ بِأَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ، أَعْطَى زَكَاةَ مَالِهِ طِيْبَةً بِهَا نَفْسُهُ فِي كُلِّ عَامٍ، وَلَمْ يُعْطِ الْهرمَةَ وَلاَ الدرنَةَ وَلاَ الْمَرِيضَةَ، وَلَكِنْ مِنْ أَوْسَطِ أَمْوَالِكُمْ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَسْأَلْكُمْ خَيْرَهَا وَلَمْ يَأْمُرْكُمْ بِشَرِّهَا ،َوزَكَّى نَفْسَهُ. فَقَالَ رَجُلٌ: وَمَا تَزْكِيَةُ النَّفْسِ؟ فَقَالَ: أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ مَعَهُ حَيْثُ كَانَ
“Tiga perkara yang apabila seseorang melakukannya, dia akan merasakan manisnya iman: (1) Seseorang beribadah kepada Allah l saja, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, (2) Seseorang mengeluarkan zakat malnya setiap tahun, tidak mengeluarkan yang tua, yang jelek, atau yang sakit. Namun, dibayarkan dari harta kalian yang tidak terlalu mahal, karena Allah l tidak meminta yang terbaik kepada kalian, juga tidak memerintah yang terjelek. (3) Seseorang membersihkan jiwanya.” Ada yang bertanya, “Apakah yang dimaksud membersihkan jiwanya?” Rasululllah n menjawab, “Dia meyakini bahwa Allah l bersamanya (mengawasi dan mengetahui) di mana pun ia berada.” (HR. ath-Thabarani dan al-Baihaqi, dinyatakan sahih oleh al-Albani. Lihat penjelasannya dalam ash-Shahihah pada pembahasan hadits no. 1046)
Asy-Syaikh al-Albani t mengatakan bahwa asy-Syaikh Muhammad bin Yahya adz-Dzuhli t menerangkan, “Makna ‘Dia meyakini bahwa Allah l bersamanya (mengawasi dan mengetahui) di mana pun ia berada,’ yakni ilmu Allah l meliputi segala sesuatu dan Allah l tetap berada di atas Arsy.”

Pentingnya Tazkiyatun Nufus
Di antara bukti yang menunjukkan pentingnya masalah ini, Allah l berulang kali bersumpah untuk menegaskan bahwa baiknya hamba tergantung pada pembersihan jiwanya. Allah l berfirman,
“Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (asy-Syams: 7—10)
Allah l berfirman,
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwa (dengan beriman). Dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia melaksanakan shalat.” (al-A’la: 14—15)
Qatadah dan Ibnu Uyainah rahimahumallah berkata, “(Yakni) telah bahagia seseorang yang telah menyucikan jiwanya dengan ketaatan kepada Allah l dan amal-amal saleh.”
Tazkiyatun nufus adalah sebab seseorang mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Allah l berfirman,
“Barang siapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan beriman lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (Thaha: 75—76)
Maksudnya, surga ‘Adn adalah balasan bagi orang yang membersihkan jiwanya dari kotoran dan kesyirikan, bagi yang beribadah kepada Allah l saja, tidak menyekutukan-Nya, kemudian yang melakukan kebaikan yang dibawa oleh para rasul.

Para Nabi Menyeru Umatnya untuk Membersihkan Jiwa Mereka
Allah l memerintahkan Nabi Musa q untuk berkata kepada Fir’aun,
Katakanlah (kepada Fir’aun), “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan). Dan engkau akan kupimpin ke jalan Rabbmu agar engkau takut kepada-Nya?” (an-Nazi’at: 18—19)
Allah l berfirman tentang Nabi-Nya Muhammad n,
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, serta mengajari mereka al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (al-Jumu’ah: 2)
Di antara doa Rasulullah n,
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا، أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
“Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketakwaannya, sucikanlah jiwaku, karena Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang membersihkannya. Engkau adalah wali dan maulanya.” (HR. Muslim)
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim t berkata, “Di antara kaidah umum yang disepakati dalam kitab para nabi adalah masalah tazkiyatun nufus dan penjelasan bahwa kebahagiaan yang hakiki tidak akan terwujud selain dengan menyucikan jiwa melalui ketaatan kepada Allah l, beribadah hanya kepada-Nya, dan mengutamakan akhirat daripada dunia. Allah l berfirman,
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman). Dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia melaksanakan shalat. Tetapi, kalian (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
(yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (al-A’la: 14—19)
(Diringkas dari Rasail asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim, saat menjelaskan beberapa sisi persamaan kitab yang dibawa oleh para rasul, di antaranya adalah masalah kaidah umum seperti tazkiyatun nufus)

Tazkiyatun Nufus Hanya dengan Jalan Rasulullah n
Sesungguhnya, tazkiyatun nufus diserahkan kepada para rasul karena Allah l mengutus mereka hanyalah untuk ini. Allah l menugaskan mereka untuk melakukan tazkiyatun nufus dan menyerahkan tugas ini kepada mereka, dalam hal mengajarkan, menjelaskan, dan memberikan bimbingan kepadanya, bukan dalam hal mencipta dan memberi ilham. Para rasul diutus untuk mengobati jiwa umat.
Allah l berfirman,
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, serta mengajari mereka al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (al-Jumu’ah: 2)
Allah l berfirman,
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepada kalian), Kami telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian dan menyucikan kalian serta mengajarkan kepada kalian al-Kitab dan al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui.” (al-Baqarah: 151)
Menyucikan jiwa lebih sulit daripada mengobati jasmani. Barang siapa membersihkan jiwanya dengan riyadhah, mujahadah, dan menyepi, yang tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh para rasul, dia seperti orang sakit yang mengobati dirinya dengan pendapat sendiri, padahal dia tidak mengetahui ilmu kedokteran.
Para rasul adalah dokter hati. Tidak ada jalan untuk menyucikan dan memperbaiki hati selain dengan jalan mereka dan melalui bimbingan mereka, diiringi dengan ketundukan yang murni dan berserah diri kepada Allah l. (Diringkas dari Madarijus Salikin)
Syariat Islam Datang untuk Tazkiyatun Nufus
Syariat semuanya adalah tazkiyah (pembersih) jiwa hamba-hamba Allah l, hingga mereka pantas masuk ke surga-Nya.
Tauhid adalah tazkiyah, menyucikan jiwa hamba Allah l. Allah l berfirman,
Katakanlah, “Aku hanyalah seorang manusia seperti kalian, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabb kalian adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.” (Fushshilat: 6—7)
Ibnu Katsir t berkata, “Ali bin Abi Thalhah t menukil dari Ibnu Abbas c bahwa beliau berkata, ‘Maksudnya, mereka tidak mengucapkan La ilaha illallah’.”
Demikian juga pendapat Ikrimah t.
Ibadah shalat adalah tazkiyah pula. Shalat adalah penyuci jiwa. Allah l berfirman,
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (al-Ankabut: 45)
Nabi n bersabda,
مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهَرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ
“Permisalan shalat lima waktu adalah seperti sungai yang banyak airnya di pintu rumah salah seorang kalian. Dia mandi di sungai tersebut lima kali setiap harinya.” (HR. al-Bukhari no. 1555)
Sedekah juga menjadi penyuci jiwa. Allah l berfirman,
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka….” (at-Taubah: 103)
Haji adalah penyuci jiwa. Allah l berfirman,
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji….” (al-Baqarah: 197)
Allah l menetapkan syariat kepada kita agar jiwa kita suci, demi kebaikan agama dan dunia kita. Allah l tidak mengambil manfaat sedikit pun dari ketaatan hamba dan tidak termudarati sedikit pun oleh kemaksiatan hamba. Justru amal saleh itu bermanfaat bagi hamba sendiri, sebagaimana firman Allah l,
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl: 97)
Kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan hati, dan hati seseorang tidak akan merasa bahagia selain dengan karunia Allah l. Hati tidak akan tenteram selain dengan berzikir kepada Allah l. Allah l berfirman,
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram.” (ar-Ra’d: 18)
Jadi, semakin hamba membersihkan dirinya dengan tauhid dan amal saleh, niscaya ia akan merasa semakin bahagia. Sebaliknya, seseorang yang mengotori jiwanya dengan kemaksiatan, akan merasakan akibat jelek perbuatannya. Allah l berfirman,
“Turunlah kalian berdua dari surga bersama-sama, sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Thaha: 123—124)

Kesimpulan
1. Tazkiyatun nufus adalah amalan yang dianjurkan dalam Islam.
2. Hal utama yang harus dibersihkan dari jiwa adalah kesyirikan.
Ibnu Taimiyah t berkata, “Syirik adalah hal terbesar yang mengotori (menajisi) jiwa. Tazkiyatun nufus dan pembersihan jiwa yang paling agung adalah menyucikan dan membersihkannya dari syirik.” (Majmu Fatawa, juz 16)
3. Tazkiyatun nufus yang dimaksud adalah melaksanakan ibadah hanya kepada Allah l.
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan berkata, “Tazkiyatun nufus yang pelakunya dipuji oleh Allah l dalam firman-Nya,
‘Telah beruntung orang yang membersihkan jiwanya.’ (asy-Syams: 9)
adalah menyucikan jiwa dan membersihkannya dengan amal saleh dan meninggalkan amalan-amalan jelek. Inilah tazkiyatun nufus yang sesungguhnya, yakni menyibukkan jiwa dengan amalan-amalan saleh dan menjauhkannya dari amalan-amalan jelek.” (I’anatul Mustafid)
Beliau juga mengatakan, “Jalan untuk tazkiyatun nufus adalah memaksa jiwa untuk taat kepada Allah l, mencegahnya dari maksiat dan syahwat-syahwat yang haram.” (Muntaqa Fatawa no. 253)


© 1439 Majalah Asy Syariah 
Web Desain oleh DakwahStudio.

 

Menyeimbangkan Antara Khauf (Rasa Takut) dan Raja’ (Berharap)

Menyeimbangkan Antara Khauf (Rasa Takut) dan Raja’ (Berharap)

dr. Raehanul Bahraen 2 April 2018 0 Comments

Pelajaran TAUHID mengenai hal ini cukup penting diketahui, bahwa dalam kehidupan hamba di dunia ini perlu menggabungkan antara mahabbah (cinta), khauf (rasa takut) dan raja’ (berharap).

Dalil Mahabbah dalam ibadah yaitu firman Allah:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah” (QS. Al Baqarah: 165).

Dalil Khauf (rasa takut) dalam Ibadah yaitu firman Allah:

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapakah di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al-Isra’: 57)

Dalil Raja’ (berharap) dalam Ibadah yaitu firman Allah,

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Untuk itu, barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan dengan apapun dalam beribadah kepada Rabbnya” (QS. Al-Kahfi: 110).

Dalam setiap perbuatan dan ibadah seorang hamba harus ada ketiga hal ini. Sebagaimana seseorang dalam urusan dunianya, ada tiga hal ini. Misalnya seorang mahasiswa yang mengikuti ujian, maka ada:

Rasa takut: tidak lulus ujian dan DO Berharap: lulus ujian dengan nilai baikCinta: Cinta dengan jurusan yang ia tempuh dan ilmu yang ia pelajari karena merupakan pilihannya

Seorang hamba harus menyeimbangkan antara khauf dan raja sebagaimana dalam ayat berikut yang menjelaskan seorang hamba berdoa dengan harap dan cemas. Allah berfirman,

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)

Apabila terlalu besar dan mendominasi rasa takut (khauf), maka akan terjerumus dalam akidah khawarij yang putus asa dari rahmat Allah padahal Allah Maha Pengasih.

Apabila terlalu besar dan mendominasi rasa raja’(berharap), maka akan terjerumus dalam akidah murji’ah yang menghilangkan rasa takut kepada Allah, hanya menonjolkan ampunan dan rasa harap padahal Allah juga “syadidul iqab” yaitu keras azabnya.

Karenanya dua hal ini dimisalkan seperti sayap burung, tidak boleh ada yang lebih berat atau rusak sebelah. Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata,

والعبد يسير إلى الله بين الرجاء والخوف كالجناحين للطائر، يخاف الله ويرجوه

“Seorang hamba harus beribadah kepada Allah di antara raja’ dan khaufsebagaimana dua sayap burung.”[1]

Ada beberapa keadaan di mana salah satu dari khauf dan raja’ ini perlu sedikit mendominasi. Misalnya:

Ketika sakit yang akan mengantarkan kematiannya, maka perbanyak rasa raja’(berharap) kepada Allah akan pahala ibadah-ibadah yang dulu pernah dilakukan. Apalagi ibadah tersebut adalah ibadah yang disembunyikan, hanya Allah dan ia yang tahu serta benar-benar hanya mengharap wajah Allah saja.

Hal ini sebagaimana hadis Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam yang mengajarkan kita agar meninggal dalam keadaan berhusnuzhan kepada Allah. Beliau bersabda,

لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Jangan salah seorang diantara kamu meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah Azza Wa jalla.”[2]

Berikut penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin mengenai rincian hal  berikut,

اختلف العلماء هل يُقدم الإنسان الرجاء أو يقدم الخوف على أقوال:

فقال الإمام أحمد رحمه الله: “ينبغي أن يكون خوفه ورجاؤه واحداً، فلا يغلب الخوف ولا يغلب الرجاء”، قال رحمه الله: “فأيهما غلب هلك صاحبه”، لأنه إن غلب الرجاء وقع الإنسان في الأمن من مكر الله، وإن غلب الخوف وقع في القنوط من رحمة الله. وقال بعض العلماء: “ينبغي تغليب الرجاء عند فعل الطاعة، وتغليب الخوف عند إرادة المعصية”، لأنه إذا فعل الطاعة فقد أتى بموجب حسن الظن، فينبغي أن يغلب الرجاء وهو القبول، وإذا هم بالمعصية أن يغلب الخوف لئلا يقع في المعصية. وقال آخرون: ينبغي للصحيح أن يغلب جانب الخوف، وللمريض أن يغلب جانب الرجاء، لأن الصحيح إذا غلب جانب الخوف تجنب المعصية، والمريض إذا غلب جانب الرجاء لقي الله وهو يحسن الظن به. والذي عندي في هذه المسألة أن هذا يختلف باختلاف الأحوال، وأنه إذا خاف إذا غلب جانب الخوف أن يقنط من رحمة الله وجب عليه أن يرد ويقابل ذلك بجانب الرجاء، وإذا خاف إذا غلب الرجاء أن يأمن مكر الله فليرد ويغلب جانب الخوف، والإنسان في الحقيقة طبيب نفسه إذا كان قلبه حيًّا، أما صاحب القلب الميت الذي لا يعالج قلبه ولا ينظر أحوال قلبه فهذا لا يهمه الأمر.

Para ulama berbeda pendapat mengenai manakah yang lebih didahulukan/didominasikan, apakah rasa harap atau rasa takut kepada Allah, ada beberapa pendapat:

Imam Ahmad rahimahullah berkata:

“Hendaknya khauf (rasa takut) dan raja‘ (berharap) itu sama,  tidak boleh mendominasi rasa takut dan tidak boleh mendominsasi rasa berharap

Beliau juga berkata:

“Apabila salah satu dari keduanya mendominasi, orang tersebut akan binasa”

Karena ketika rasa berharap kepada Allah lebih besar, seseorang akan merasa aman dari makar (azab) Allah, dan jika rasa takut lebih besar maka ia akan putus asa dari rahmat Allah

Sebagian ulama mengatakan:

“Hendaknya rasa berharap lebih mendominasi ketika melakukan ketaatan dan rasa takut lebih mendominasi ketika ingin melakukan maksiat”

Karena ketika melakukan ketaatan akan menuntut adanya husnuzhan kepada Allah, sehingga hendaknya rasa harap lebih besar yaitu ia mengharapkan amalannya diterima. Adapun dalam maksiat, hendaknya rasa takut lebih besar agar ia tidak terjerumus dalam maksiat

Sebagian ulama yang lain mengatakan:

“Hendaknya orang yang sehat lebih dominasi rasa takut, sedangkan orang yang sakit lebih dominasi rasa harap”

Karena orang yang sehat ketika ia mengedepankan rasa takut maka ia akan terhindar dari maksiat, sedangkan orang yang sakit ketika ia mengedepankan rasa harap maka ia akan bertemu Allah dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah.

Menurutku yang tepat dalam masalah ini adalah jawabannya berbeda tergantung keadaannya:

Apabila seseorang khawatir ketika rasa takut kepada Allah mendominasi sampai membuat ia putus asa dari rahmat Allah, maka wajib baginya untuk menyeimbangkan rasa takut itu dengan rasa harap kepada AllahApabila seseorang khawatir ketika rasa berharap kepada Allah mendominasi sampai membuat ia merasa aman dari makar Allah, maka wajib baginya untuk menyeimbangkan rasa harap itu dengan rasa takut kepada Allah

Seseorang itu pada hakikatnya adalah dokter bagi dirinya sendiri, apabila hatinya sehat. Adapun orang yang hatinya mati, maka ia tidak akan berusaha mengobati hatinya, tidak akan menimbang-nimbang hatinya ada pada kondisi apa sekarang, dan ia tidak akan memperhatikan perkara ini. [3]

@Gemawang, Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Catatan kaki:

[1] Sumber: https://www.binbaz.org.sa/noor/11704

[2] HR. Muslim, 2877.

[3] Majmu’ Fatawa war Rasail Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, 1/100-101

dr. Raehanul Bahraen

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Kedokteran Umum UGM, dosen di Universitas Mataram, kontributor majalah "Kesehatan Muslim"

CARI TENTANG APA?

 Select Category Akhlaq dan Nasehat Al-Quran Aqidah Artikel Unggulan Bahasan Utama Berita Dunia Islam Biografi Dari Redaksi Doa dan Zikir Donasi Fatwa Ulama Fiqh dan Muamalah Hadits Iklan Baris Info Dauroh dan Kajian Info Lembaga Pendidikan Info Lowongan Kerja Jejak Islam Kaidah Fiqih Keluarga Kesehatan Islami Kolom TI Manhaj Muslimah Nasehat Ulama Ramadhan Review Website Sejarah Islam Sekilas Info Serba-Serbi Soal Jawab    Ramadhan Syiah Tafsir Tazkiyatun Nufus Uncategorized Video 

Copyright 2018 Muslim.Or.Id. All Rights Reserved.

Masuk Surga Bukan dengan Amalan

Masuk Surga Bukan dengan Amalan, Benarkah?

Kita masuk surga bukan dengan amalan kita, benarkah?

Dalam hadits disebutkan,

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ » . قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لاَ ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ

Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.” “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari no. 5673 dan Muslim no. 2816)

Sedangkan firman Allah Ta’ala,

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Hadiid: 21). Dalam ayat ini dinyatakan bahwa surga itu disediakan bagi orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Berarti ada amalan.

Begitu pula dalam ayat,

ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan” (QS. An-Nahl: 32)

وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Az-Zukhruf: 72)

Seakan-akan ayat dan hadits itu bertentangan. Ayat menyatakan, kita masuk surga karena amalan dan keimanan kita. Sedangkan hadits menyatakan, faktor terbesar masuk surga adalah karena karunia Allah.

Ada beberapa penjelasan para ulama mengenai hal ini:

Yang dimaksud seseorang tidak masuk surga dengan amalnya adalah peniadaan masuk surga karena amalan. Amalan itu sendiri tidak bisa memasukkan orang ke dalam surga. Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah, tentu tidak akan bisa memasukinya. Bahkan adanya amalan juga karena sebab rahmat Allah bagi hamba-Nya. Amalan hanyalah sebab tingginya derajat seseorang di surga, namun bukan sebab seseorang masuk ke dalam surga. *Amalan yang dilakukan hamba sama sekali tidak bisa mengganti surga* yang Allah beri. Itulah yang dimaksud, seseorang tidak memasuki surga dengan amalannya. Maksudnya ia tidak bisa ganti surga dengan amalannya. Sedangkan yang memasukkan seseorang ke dalam surga hanyalah rahmat dan karunia Allah. (Disarikan dari Bahjah An-Nazhirin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, 1430 H, 3: 18-19).

Imam Nawawi  rahimahullah
memberikan keterangan yang sangat bagus, “Ayat-ayat Al-Qur’an yang ada menunjukkan bahwa amalan bisa memasukkan orang dalam surga. Maka tidak bertentangan dengan hadits-hadits yang ada. Bahkan makna ayat adalah masuk surga itu disebabkan karena amalan. Namun di situ ada taufik dari Allah untuk beramal. Ada hidayah untuk ikhlas pula dalam beramal. Maka diterimanya amal memang karena rahmat dan karunia Allah. Karenanya, amalan semata tidak memasukkan seseorang ke dalam surga. Itulah yang dimaksudkan dalam hadits. Kesimpulannya, bisa saja kita katakan bahwa sebab masuk surga adalah karena ada amalan. Amalan itu ada karena rahmat Allah. Wallahu a’lam.” (Syarh Shahih Muslim, 14: 145)

Jadi kita masuk surga bukan semata-mata dengan amalan kita. Amalan kita itu bisa ada karena taufik Allah. Taufik Allah itulah karunia dan rahmat-Nya. Jadinya, amalan itu ada karena karunia dan rahmat-Nya.

BERSYUKURLAH JIKA KITA TERMASUK ORANG YANG DIMUDAHKAN DALAM BERAMAL.

Hanya Allah yang memberi taufik.

Referensi:

Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. Cetakan pertama, tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm.

Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali, Penerbit Dar Ibnil Jauzi.

Selesai disusun di Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 16 Dzulqa’dah 1436 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/11758-masuk-surga-bukan-dengan-amalan-benarkah.html

RAHMAT ALLAH

1. Ikutilah Al Qur'an, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat

وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ  تُرْحَمُوْنَ

"Dan ini adalah kitab (Al Qur'an) Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat,"
(QS. Al-An'am 6: Ayat 154)

2. Jadikan Al Quran petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman

وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّـقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

"Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur'an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 52)

3. Rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًا   ۗ  اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 56)

tanda kiamat



DR Hadiyanto Pimpin Dewan Dakwah Jawa Barat

SHARE

Tanda Kiamat yang Dijelaskan Melalui 14 Hadits Shohih

TANDA-TANDA KIAMAT – Ini merupakan sesuatu yang pasti namun tak seorang pun yang mengetahui kapan datangnya. Hanya Allah sajalah yang mengetahui kapan hari kiamat terjadi.

Namun, banyak keterangan yang memberikan penjelasan tentang tanda-tanda kiamat. Berikut ini merupakan tanda-tanda kiamat yang berdasarkan hadist Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam.

Ngga ada salahnya kamu tonton penjelasan ustadz satu ini, kamu akan tercengang dengan fakta-fakta yang beliau ungkap melalui penjelasannya.

Tanda Kiamat Penaklukan Yerusalem

travelislam.net

Yerusalem adalah nama yang tidak asing lagi di hati umat Kristen, Yahudi dan Muslim selama beberapa abad berbagi area dan sejarah perselisihan. Dalam bahasa ibrani disebut Yerushalayim dan al-Quds dalam bahasa Arab yang merupakan salah satu kota tertua di dunia.

Di masa lalu, kota ini pernah ditaklukan, dihancurkan dan dibangun kembali selama beberapa kali dan meninggalkan sebuah bagian berbeda.

Ketika wilayah ini menjadi fokus dari berbagai cerita mengenai perbedaan dan konflik antara orang yang berbeda agama, mereka bersatu dalam menghormati tanah yang suci ini. Kota ini memiliki arsitektur bersejarah dan terdapat pembagian wilayah bagi Kristen, Muslim, Yahudi dan Armenia.

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa Auf bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Aku menghitung 6 hal menjelang hari kiamat.” Baginda Rasulullah menyebutkan salah 1 di antaranya, yaitu penaklukan Yerusalem. ” dalam Sahih Bukhari.

Wilayah Muslim merupakan yang terbesar diantara yang lain dan terdapat tempat suci Masjid al-Aqsa serta dataran tinggi yang dikenal sebagai Haram al-Sharif oleh umat Islam.

Masjid ini merupakan tempat suci ketiga bagi Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Umat Muslim yakin Nabi Muhammad ke Yerusalem dari Mekkah ketika melakukan perjalanan malam yang disebut Isra Mi’raj.

Tanda Kiamat Zina Merajalela

Bahaya Pergaulan Bebas

Perubahan zaman sangat pesat dan manusia semakin banyak berbuat kerusakan. Teknologi semakin maju, semakin banyak pula maksiat di mana-mana. Itulah yang terjadi di zaman kita saat ini.

Hal ini dapat kita saksikan dari bagaimana seorang wanita dalam menggunakan busana. Ada wanita yang memakai pakaian tanpa penutup kepala. Ada pula yang suka memakerkan betisnya. Pada akhir zaman perbuatan zina pun tersebar di mana-mana.

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist

“Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar(keledai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang.”

Mungkin saat ini kita sering mendengar berita baik di televisi maupun surat kabar bahwa banyak sekali kasus perzinaan. Jika berdasarkan hadist di atas, ini merupakan salah satu tanda hari kiamat akan segera datang.

Ciri dan Tanda Kiamat Merajalelanya Alat Musik

gongstudiojogja.com

Tanda kiamat ini telah banyak bermunculan pada zaman-zaman sebelumnya dan sekarang lebih banyak lagi. Alat-alat musik telah muncul di zaman ini dan menyebar dengan penyebaran yang sangat luas serta banyak para penyayi wanita.

Ada sebuah hadist yang menerangkan bahwa di akhir zaman akan terjadi bencana longsor, kerusuhan dimana-mana dan lainnya. Hal ini disebabkan oleh merajalelanya musik.

“Pada akhir zaman akan terjadi longsor, kerusuhan dan perubahan muka. “Ada yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam;” Wahai Rasulullah bilakah hal ini terjadi?” Beliau menjawab, “Apabila telah merajalela bunyian (musik) dan penyanyi-penyanyi wanita.” (H.R. Ibnu Majah)

Ini sudah sangat jelas. Dimanapun kita berada, akan terdengar suara musik. Terlebih di televisi, acara musik dari pagi hingga malam non-stop.

Menghias Masjid dan Membanggakannya

bandacehtour.blogspot.com

“Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegahan dalam mendirikan masjid” – H.R. Nasai.

Lihatlah di sekitar kita, banyak sekali masjid dibangun dengan bermegah-megahan. Namun ketika waktu datang sholat, sedikit sekali yang sholat berjamaah.

Jika masjid-masjid telah dihiasi, yang tersisa hanyalah dinding dinding dan perhiasannya. Padahal semua itu akan musnah ketika terjadi kiamat nanti. Namun semua ini memang sudah ketetapan Allah SWT.

Tanda-tanda Kiamat Munculnya Kekejian

fastaqimsolution.wordpress.com

“Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturrahimdan sikap yang buruk dalam bertetangga.” H.R. Ahmad dan Hakim

Hal ini pun sudah banyak terjadi di sekitar kita. Bahkan kita sering mendengar berita tentang ayah yang memperkosa anaknya, anak yang tega membunuh orang tuanya dan lain sebagainya. Ini juga tanda kiamat sudah dekat.

Dalam hal ini akhlak harus ditanamkan sedini mungkin pada anak-anak agar tidak terjerumus kepada hal kemaksiatan. Lingkungan yang baik juga dapat mempengaruhi pola pikir yang baik dan tindakan yang baik pula dan sebaliknya jika lingkungan di sekitar kita buruk maka akan kita bisa terbawa dampak buruknya.

Hilangnya Ilmu dan Tersebar Kebodohan

romyrulinanto.wordpress.com

“Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik & ahli agama di muka bumi, maka tidak ada yang tinggal padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengingkari kemungkaran.” H.R. Ahmad

Akhir-akhir ini, kita sering mendengar kabar meninggalnya ulama secara berturut-turut. Ada yang karena sakit, dibunuh, kecelakaan dan sebagainya. Namun, kejadian ini masih belum seberapa dengan fenomena ketika dunia sudah menghampiri hari terakhirnya.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Syaqiq, beliau berkata, “ِAku pernah bersama ‘Abdullah dan Abu Musa, keduanya berkata, ‘Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan ada beberapa hari di mana kebodohan turun dan ilmu dihilangkan.’”

Para ulama menafsirkan, bahwa diangkatnya ilmu bukan terjadi begitu saja, akan tetapi ulama-ulama dan kaum muslimin yang baik akan diwafatkan oleh Allah SWT, sehingga tidaklah tersisa di muka bumi ini melainkan orang-orang bodoh tentang agama dan munafik. Maka, fatwa-fatwa yang tersebar di kalangan kaum muslimin ketika itu adalah fatwa dari ulama-ulama jahat yang mengharapkan sedikit harta dunia.

Orang yang Bodoh dan Tidak Amanah Mendapat Posisi Terhormat

nasional.harianterbit.com

“Di antara tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka ‘bin Luka’ (orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu adalah orang yang beriman yang diapit oleh 2 orang mulia ” H.R. Thabrani.

Mari lihat di sekitar kita saat ini. Banyaknya koruptor dan orang-orang bodoh yang menduduki kursi penting di dalam negara ini adalah bibit dari parahnya kondisi krisis kepimimpinan di akhir zaman. Di dalam hadits yang lainnya, disebutkan bahwa kondisi pemimpin menggambarkan kondisi rakyat yang dipimpinnya tersebut. Itu artinya, masyarakat ketika itu pun sudah tidak lagi peduli bagaimana pun pemimpinnya.

Kondisi ini juga sudah mulai terlihat di sebagian masyarakat kita. Mereka tidak lagi peduli siapa saja yang memimpinnya di DPR ataupun Presiden. Asalkan mereka diberikan “uang saku” ketika masa pemilu, maka yang memberi paling besar itulah yang akan dipilih.

Maka, jangan heran bahwa kondisi masyarakat dan pemimpin di akhir zaman nanti akan sangatlah parah, bahkan lebih parah daripada kondisi kita yang sudah parah ini. Barangkali, ini merupakan salah satu diantara tanda-tanda menjelang hari kiamat yang sangat mengerikan itu.

Mengucapkan Salam Kepada Orang yang Dikenalnya Saja

hizbut-tahrir.or.id

“Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja.” H.R. Ahmad.

Kita semua memahami bahwa setiap muslim itu bersaudara. Akan tetapi, nampaknya itu masih dalam sebatas teori, dan belum kita praktekkan. Salah satu cara praktek adalah dengan mengucapkan salam kepada sesama muslim, hal inilah yang terjadi di kehidupan sosial para pendahulu kita yang shalih.

Selain salam, mereka biasanya juga akan mendo’akan orang yang ditemuinya tersebut dengan do’a-do’a kebaikan lainnya. Kondisi umat Islam yang sudah jarang mengucapkan salam kepada muslim yang tidak dikenalnya hampir terjadi di seluruh negara-negara Islam, termasuk negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, Indonesia tercinta ini.

Padahal, seringnya mengucapkan salam kepada muslim merupakan indikasi kecintaan kepada mereka. Apabila salam saja tidak, apalagi hal-hal yang lainnya, seperti mendo’akan, membantu jika kesusahan dan sebagainya. Bahkan, sekarang ini kondisi umat Islam seakan diadu domba dengan berbagai pertikaian yang terjadi diantara mereka.

Wanita yang Berpakaian Tapi Telanjang

erlinereisora.wordpress.com

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. “Di antara tanda-tanda telah hari kiamat adalah akan muncul pakaian-pakaian wanita dan ketika mereka memakainya keadaannya seperti telanjang”.

Para ulama menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan wanita yang berpakaian tetapi telanjang adalah para wanita yang memakai baju atau rok, akan tetapi tembus pandang.

Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa maksudnya adalah mereka memakai pakaian, akan tetapi pakaiannya tersebut “tersobek” dengan sengaja hingga menampakkan auratnya demi mengundang syahwat lelaki, seperti banyak yang terjadi di pramugari-pramugari maskapai kelas atas.

Ada lagi yang mengatakan bahwa mereka ini adalah wanita-wanita yang memakai pakaian ketat, sehingga bentuk tubuh badannya terlihat amat jelas. Kondisi wanita yang berpakaian namun telanjang ini tentunya akan memancing syahwat lelaki. Maka, apabila itu sudah terjadi, tidak akan heran apabila akan banyak terjadi perzinahan bahkan di tempat umum, sebagaimana diriwayatkan hadits yang lainnya.

Pada masa kita sekarang ini, sudah banyak wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang. Tinggal tunggu masanya akan tiba masyarakat sudah tidak asing lagi dengan perzinahan dan mereka pun melakukannya di tempat umum tanpa ada rasa malu sedikitpun.

Bulan Sabit Terlihat Besar

flickr.com

“Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit.” H.R. Thabrani.

Mengenai hal ini, kita belum tahu hakikat penjelasannya.

Banyak Dusta dan Tidak Tepat dalam Menyampaikan Berita

avoiceformalestudents.com

“Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah didengar oleh ayah kamu sebelumnya, karena itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu dan memfitnahmu.” H.R. Muslim

Teknologi semakin canggih, informasi semakin cepat tersebar. Namun tak jarang, informasi yang tersebar itu merupakan berita bohong, pengalihan isu bahkan hal yang sebaliknya.

Banyak Saksi Palsu dan Menyimpan Kesaksian yang Benar

hasdiputra.wordpress.com

“Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian yang benar.” H.R. Ahmad

Saat ini orang-orang takut untuk berkata jujur. Entah itu karena diancam ataupun karena kekerabatan.

Negara Arab Menjadi Padang Rumput dan Sungai

bdjt.wordpress.com

“Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai” H.R. Muslim.

Mewarnai Rambut dengan Warna Hitam

www.sehatfresh.com

“Pada akhir zaman akan muncul suatu kaum yang mencelupi rambut mereka dengan warna hitam seperti ‘bulu merpati’ yang mereka itu tidak akan mencium bau surga.” H.R. Abu Daud dan Nasai.

Di dunia ini banyak sekali orang yang ingin tampil ganteng dan cantik. Bahkan demi terlihat muda, berani membayar mahal.

Munculnya Dajjal

sejenakberhenti.wordpress.com

Kita sudah sering mendengar kalau tanda-tanda kiamat besar salah satunya yaitu munculnya dajjal. Lalu siapakah dajjal itu? Berdasarkan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dajjal adalah seorang laki-laki, muda, buta sebelah matanya, berkulit merah, tidak punya anak, tertulis di antara kedua matanya ‘kafir’ yang dapat dibaca setiap muslim.

Dari Ubadah bin Shomit ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki pendek, berkaki bengkok, keriting, buta sebelah mata, terhapus mata, tidak menonjol dan tidak bermata cekung. Jika disamarkan kepadamu, maka ketahuilah bahwa Tuhanmu Subhanahu wa Ta’ala tidak buta sebelah matanya.” (HR. Ahmad)

Turunnya Nabi Isa bin Maryam

rezakahar.wordpress.com

Setelah keluarnya Dajjal dengan berbuat kerusakan di muka bumi, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Nabi Isa alaihi salam. Beliau turun ke bumi di suatu tempat di Suriah, pada sebelah sisi menara putih.

Kedua tangan Nabi Isa alaihi salam diletakan di atas sayap malaikat. Kemudian Nabi Isa membunuh dajjal dan memerintah di bumi dengan hukum syariat Islam. Pada masa itu dunia akan damai selama tujuh tahun, kemudian Nabi Isa wafat.

Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj

thejerusalemconnection.us

Ya’juj dan Ma’juj merupakan dua golongan umat keturunannya Nabi Adam. Mereka adalah sebuah golongan yang kuat dan tak seorang pun yang mampu melawannya. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj adalah salah satu dari tanda-tanda kiamat besar. Mereka semua mati setelah Nabi Isa dan para sahabatnya berdoa memohon kepada Allah.

“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (QS. Al Anbiyaa’ 96)

Tiga Peristiwa Longsor

sumberplh.blogspot.com

Tanda-tanda kiamat besar lainnya yaitu adanya longsor besar di tiga wilayah, yaitu longsor di Barat, longsor di Timur dan longsor di Semenanjung Arab.

Munculnya Kabut Asap

islamedia.id

Munculnya kabut asap disebut sebagai salah satu tanda kiamat besar. Hal ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala,

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. Yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.” (QS. Ad Dukhoon 10-11)

dan juga hadits Nabi shollallahu alaihi wa sallam,

Dari Abu Hurairah dari Nabi shollallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Bersegeralah beramal shaleh (sebelum) enam perkara: terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya (sebelah barat) atau kabut atau Dajjal atau binatang atau kematian atau hari kiamat.” (HR. Muslim)

Terbitnya Matahari di Barat

www.digaleri.com

Tanda kiamat yang satu sering kita dengar. Ya, hal ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu alaihi wa sallam,

Dari Abu Hurairoh, sesungguhnya Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga terbit matahari dari sebelah barat. Apabila matahari telah terbit dari sebelah barat maka semua manusia akan beriman, pada hari itu: tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (Muttafaq alaihi)

Keluarnya Binatang Melata

arkibdirajalangkasuka.blogspot.com

Menjelang hari kiamat akan muncul binatang melata yang memberikan tanda kepada manusia. Binatang tersebut menerangi wajah orang beriman dan mengekang hidung orang kafir.

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (QS. An-Naml 82)

Hal ini juga pernah dijelaskan oleh Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam,

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shollallahu alaihi wa sallambersabda: “Jika telah keluar tiga perkara maka tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya: terbitnya matahari dari sebelah Barat, Dajjal dan binatang melata dari bumi.” (HR. Muslim)

Keluarnya Api yang Menggiring Manusia

adrian-kun.blogspot.com

Kelak di hari akhir akan muncul api dari Yaman. Api tersebut akan tersebar di seluruh bumi dan menggiring manusia. Berdasarkan hadits Nabi shollallahu alaihi wa sallam,

Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Abdullah bin Salam ketika masuk Islam, ia bertanya kepada Nabi shollallahu alaihi wa sallam tentang beberapa masalah. Di antaranya: “apakah pertama-tama tanda hari kiamat?”

Nabi shollallahu alaihi wa sallam menjawab, “Adapun pertama-tama tanda hari kiamat adalah adanya api yang menggiring manusia dari Timur ke Barat.” ( HR. Bukhari).

Hari Kiamat Pasti Datang

indonesiaone.org

Dalam Al Quran Allah S.W.T sudah menjelaskan bahwasanya hari kiamat itu dekat

“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya” … (QS Al Hajj: 7).

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik “(QS Al Hijr: 85).

Tampaknya ada beberapa orang yang berargumen bahwa pesan yang disampaikan oleh Al Qur’an tentang Hari Akhir difirmankan lebih dari 1400 tahun lalu dan periode zaman itu sudah lama, jika dibandingkan dengan panjang usia seorang manusia.

Kelebihan Akhlakul Islam di Dunia

islamicdesktop.net

.Allah mengatakan bahwa orang-orang yang menyembah-Nya secara ikhlas, dengan tidak menyekutukan-Nya dengan makhluk-Nya sebagai tuhan-tuhan lain selain-Nya dan beramal saleh untuk meraih ridha-Nya, akan dianugerahi kekuasaan dan pengaruh.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan apa pun dengan-Ku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS An Nuur: 55).

Dalam sejumlah ayat, juga dikatakan bahwa adalah sunnatullah, bahwa hamba-hamba Allah yang beriman dan hidup dalam agama yang benar dalam hati mereka akan menjadi pewaris dunia ini.

“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam Lauhul Mahfuzh), bahwasanya bumi ini dipusakai (oleh) hamba-hamba-Ku yang saleh” (Surat Al Anbiya’: 105).

“Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku” (Surat Ibrahim: 14)

Terbelahnya Bulan

kumpulan-berita-unik.blogspot.com

Dalam Al Qur’an Surat ke-54 disebut juga sebagai ‘Surat Al Qamar.’ Pada bahasa Inggris kata qamar memiliki arti yaitu bulan. Dalam banyak hal, surat ini menerangkan kehancuran yang menimpa kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, Luth serta Fir’aun, karena mereka menolak peringatan para nabi. Berbarengan dengan hal itu, ada pesan yang sangat khusus disampaikan di ayat pertama berkenaan dengan Hari Akhir.

“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.” (QS Al Qamar: 1)

Asal kata ‘terbelah’ yang dipakai pada ayat ini berasal dari kata dalam bahasa Arab, syaqqa, yang memiliki berbagai macam makna. Dalam beberapa tafsir atas ayat Al Qur’an ini, makna ‘terbelah’ lebih tepat. Tetapi kata syaqqa dalam bahasa Arab dapat juga berarti ‘membajak’ atau ‘mencangkul’ tanah.

Pada contoh pertama, kita dapat merujuk ayat ke-26 Surat Abasa:

“Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran.” (QS ‘Abasa: 25-29)

Terlihat jelas bahwa makna yang terkandung syaqqa di sini bukanlah ‘membelah.’ Kata ini berarti membajak tanah untuk menumbuhkan berbagai tanaman.

Jika kita kembali ke tahun 1969, kita bisa melihat beberapa keajaiban Al Qur’an. Berbagai macam eksperimen yang dikerjakan di permukaan bulan pada 20 Juli 1969 bisa jadi mengisyaratkan terbuktinya berita yang disampaikan pada 1.400 tahun yang lalu dalam Surat Al Qamar. Pada tanggal itu, astronot Amerika menjejakkan kakinya di bulan.

Sesudah menggali tanah di bulan, mereka melaksanakan berbagai percobaan ilmiah dan mengumpulkan beberapa contoh batu-batuan dan tanah. Tentu saja sangat menarik bahwasanya berbagai kejadian ini sesuai sepenuhnya dengan pernyataan dalam ayat ini.

Kekacauan dan Peperangan

www.tugassekolah.com

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Al Harj (akan meningkat)”’ Mereka bertanya, “Apakah Al Harj itu?” Beliau menjawab, “(Yaitu) pembunuhan (saling membunuh), (yaitu) saling membunuh (pembunuhan).” (HR Bukhari)

Hari Kiamat (As Sa’ah) akan tiba ketika kekerasan, pertumpahan darah, dan kekacauan akan menjadi suatu yang lazim (HR Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)

Dunia ini tidak akan menemui akhirnya, hingga suatu hari akan datang pada manusia, pada hari itu akan ada pembunuhan massal dan pertumpahan darah. (Muslim)

Jika kita lihat 14 abad yang lalu. kita lihat beragam peperangan di wilayah tertentu sebelum abad ke-2 puluh. Walau demikian, peperangan yang memengaruhi tiap-tiap orang didunia, sistem politik, semua perekonomian, serta susunan sosial, hanya berlangsung pada saat saat ini saja, dalam dua perang dunia.

Di Perang Dunia I, kian lebih 20 juta jiwa wafat. Pada Perang Dunia II, jumlah yang meniggal lebih dari 50 juta jiwa. Selain itu, Perang Dunia II disadari sebagai perang yang paling berdarah, terbesar, serta paling menghancurkan dalam sejarah.

Beragam pertentangan yang berlangsung sesudah Perang Dunia II (Perang Dingin, Perang Korea, Perang Vietnam, perseteruan Arab-Israel serta Perang Teluk) yaitu contoh diantara beragam momen yang paling kritis di zaman modern ini.

Diluar itu, beragam perang, pertentangan, serta perang saudara di beberapa wilayah sudah mengakibatkan kehancuran di sebagian belahan dunia. Di berbagaitempat seperti Bosnia, Palestina, Chechnya, Afghanistan, Kashmir, serta banyak lagi yang lain, beragam permasalahan selalu merongrong kemanusiaan.

Sumber : satujam.com – 12 November 2015 Oleh Suhe Lien

(nahimunkar.org)

(Dibaca 107.893 kali, 52 untuk hari ini)

NEXT POST

Hakim Era Rezim Jokowi Merangkap Dukun Sakti

Related Post

Redupnya Madinah Saat Wafatnya Nabi

Redupnya Madinah Saat Wafatnya Nabi Dr. Slamet Muliono Tidak ada hari seterang ketika kedatangan Nabi

Related Post

Perang AS “Melawan Teror” Telah Membunuh 500.000 Orang Di Irak, Afghanistan Dan Pakistan

Tentara AS berpatroli di lingkungan Fadl Baghdad, Baghdad, Irak pada Maret 2009. (Foto: EPA) WASHINGTON

Latest Posts

Membela Bendera Tauhid

Banjir dan Longsor di Jabar Capai 83 Kejadian dalam Sebulan

Sering Dusta dan Berupaya Dusta, Tercatat sebagai Pendusta (Hadits Ini Tampak Nyata di Negeri Ini)

Redupnya Madinah Saat Wafatnya Nabi

 One thought on “Tanda Kiamat yang Dijelaskan Melalui 14 Hadits Shohih”

Iqbal Ruhadian berkata:

30 OKTOBER 2018 PUKUL 00:28

Informasi yang bermanfaat

Balas

Tinggalkan Balasan

ALAMAT EMAIL ANDA TIDAK AKAN DIPUBLIKASIKAN.RUAS YANG WAJIB DITANDAI *

Komentar

Nama *

Email *

Situs Web

 Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

 Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

AboutDonasiRedaksi

© Nahimunkar.org - Berita Islam dan aliran sesat

   

About Nahimunkar.org

Situs pribadi Drs Hartono mantan wartawan/redaktur suratkabar nasional Harian Pelita Jakarta (1982-1997). Memuat berita-berita (terutama Islam), dakwah, & aliran/faham sesat. Beralamat di Rawajati 001/02 no 23 Pancoran, Jakarta, 12750. Buka laman kontak untuk menghubungi

Berlangganan via Email

Masukkan email untuk berlangganan

Bergabung dengan 5.152 pelanggan lain

Alamat email 

Artikel Terkait

Melawak itu sendiri dikecam dalam Islam, ini malah ustadz di televisi ikut melawak dan kebablasanKenapa KH Hasyim Asy’ari pendiri NU yang anti syi’ah tidak dituduh kesusupan Wahabi?Gaya Cukur Rambut Yang Tidak Diperbolehkan,. Salah Satunya Adalah Qaza’Fatwa Ulama Perbedaan Antara Akidah dan ManhajDoa Berlindung dari Pemimpin Zalim

Populer 3 Hari Ini

350 Kosakata Bahasa Arab Sehari-Hari dan Artinya…Makalah Hadits Shahih, Hasan dan Dhaif serta ContohnyaTanda Kiamat yang Dijelaskan Melalui 14 Hadits ShohihSering Dusta dan Berupaya Dusta, Tercatat sebagai…Halaqah Ulama NU Tuntut Agil Siraj Mundur, PBNU…Khutbah tentang Maulid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam(Arsip) Sultan Brunei Tetapkan Eksekusi Mati Kepada…Kemenag RI Akui Sahnya Agama Yahudi di Indonesia,…Bacaan Dzikir yang Shahih Setelah Shalat Fardhu…DR Zakir Naik Menjawab Pertanyaan Hukum Musik Dalam Islam