Rabu, 05 September 2018

Kemenag : Tak Ada Larangan Pengeras Suara Saat Adzan

Kemenag : Tak Ada Larangan Pengeras Suara Saat Adzan

3 September 2018 21:37 WIB

Foto Ilustrasi Ngopibareng.id | Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Riau Ahmad Supardi, memastikan tidak ada larangan bagi muslim di daerah itu untuk menggunakan pengeras suara waktu adzan. Menurut dia, aturan penggunaan pengeras suara telah diterbitkan Dirjen Bimas Islam.

"Kebijakan ini sesuai dengan Instruksi Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI Nomor: Kep/D/101/1978 dan Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor: B.3940/DJ.III/Hk.00.7/08/3028," kata Ahmad Supardi di Pekanbaru, Senin 3 September 2018.

Ahmad menyampaikan itu terkait banyaknya pertanyaan masyarakat melalui telpon dan media sosial yang bahkan menjadi viral di medsos serta menimbulkan polemik di media sosial dan masyarakat, tentang penggunaan pengeras suara di masjid, langgar dan musholla.

Menurut Ahmad, instruksi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tersebut jelas tidak melarang penggunaan pengeras suara untuk adzan di masjid, langgar, dan mushalla.

Instruksi tersebut, katanya lagi, bahkan mempersilahkan adzan dengan pengeras suara sekuat kuatnya, karena hal itu adalah pemberitahuan waktu shalat dan mengajak umat untuk melaksanakan shalat. Tentunya dengan suara yang merdu, fasih dan menyejukkan.

"Untuk umat beragama di luar pemeluk agama Islam yang kebetulan tinggal di sekitar masjid, langgar, dan mushalla, diminta untuk dapat memahami dan merasa tidak terganggu dengan suara adzan tersebut, karena ini adalah bahagian dari ajaran agama Islam yang telah membudaya dan mendarah daging bagi umat Islam, dalam rangka memberitahu waktu shalat telah tiba dan sekaligus mengajak umat untuk melaksanakan shalat dan meraih kemenangan," katanya. Baca Juga : Din Syamsuddin: Protes dengan Keras Adzan, Termasuk Menista Volume Azan di Masjid, Beda Indonesia dan Negara Muslim Lain Instruksi ini, katanya menekankan, ditujukan pada daerah perkotaan seperti ibukota negara, provinsi, dan kabupaten dan kota yang penduduknya sangat heterogen dari sisi agama, budaya kerja, adat dan tradisi, serta lain sebagainya

 

Sedangkan daerah perdesaan yang penduduknya homogen atau bahkan satu kampung itu hanya dihuni umat Islam, maka dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan tradisi masyarakat setempat.

 

Aturan dalam instruksi ini secara umum mengatur penggunaan pengeras suara saat pelaksanaan adzan, tilawah Al-Qur`an menjelang shalat, pengajian dan upacara hari besar Islam adalah pengeras suara luar digunakan untuk adzan sebagai penanda waktu shalat.

 

Pengeras suara dalam digunakan untuk doa dengan syarat tidak meninggikan suara. Mengutamakan suara yang merdu dan fasih serta tidak meninggikan suara.

 

Penggunaan pengeras suara saat waktu shalat shubuh, yakni sebelum subuh boleh menggunakan pengeras suara paling awal 15 menit sebelum waktunya. Pembacaan Al Quran hanya menggunakan pengeras suara keluar. Adzan waktu subuh menggunakan pengeras suara ke luar. Shalat subuh, kuliah subuh, dan lainnya menggunakan pengeras suara ke dalam saja.

 

Selain itu penggunaan pengeras suara pada waktu ashar, maghrib dan isya adalah bahwa lima menit sebelum adzan dianjurkan membaca Al Qur`an. Adzan dengan pengeras suara ke luar dan ke dalam. Sesudah Adzan, hanya menggunakan pengeras suara ke dalam.

 

Untuk waktu sholat Dzuhur dan Jumat, bahwa lima menit menjelang dzuhur dan 15 menit menjelang waktu jum`at diisi dengan bacaan Al Qur`an yang ditujukan ke luar, demikian juga suara adzan. Shalat, doa, pengumuman, khutbah, menggunakan pengeras suara ke dalam.

 

Pada waktu takbir, tarhim dan Ramadhan, maka takbir Idul Fitri dan Idul Adha dengan pengeras suara ke luar.

Tarhim doa dengan pengeras suara ke dalam dan tarhim dzikir tidak menggunakan pengeras suara. Saat Ramadhan siang dan malam hari, bacaan Al Quran menggunakan pengeras suara ke dalam.

 

Berikutnya waktu upacara hari besar Islam dan pengajian, dan tabligh hanya menggunakan pengeras suara ke dalam, kecuali pengunjungnya meluber ke luar masjid. 

 

Ia berharap supaya aturan ini dapat dilaksanakan oleh pengurus masjid, langgar, dan musholla dengan sebaik baiknya serta tidak mengait-ngaitkannya dan membenturkannya dengan politik praktis, sebab aturan ini telah dibuat 40 tahun yang lalu atau sejak tahun 1978. (ant) Baca Juga : Mengeluhkan Volume Keras Suara Azan, Begini Hukumnya? (1) Mengeluhkan Volume Keras Suara Azan, Begini Hukumnya (2) Menegur Azan Bersuara Keras, Ini Kisah Sayidina Umar bin Khattab

Tulisan ini adalah kiriman dari publiser, isi tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.Laporkan tulisan

https://m.kumparan.com/ngopibareng/kemenag-tak-ada-larangan-pengeras-suara-saat-adzan-1535985298618734984

Asmaul-Husna

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

1. Ar-Rahmaan: ( الرحمن ) Maha Pengasih, Yaitu pemberi kenikmatan yang agung-agung dan pengasih di dunia.

2. Ar-Rahim: ( الرحيم ) Maha Penyayang, Yaitu pemberi kenikmatan yang di luar jangkaan dan penyayang di akhirat.

3. Al-Malik: ( الملك ) Maha Merajai/ Menguasai /Pemerintah, Yaitu mengatur kerajaanNya sesuai dengan kehendakNya sendiri.

4. Al-Quddus: ( القدوس ) Maha Suci, Yaitu tersuci dan bersih dari segala cela dan kekurangan.

5. As-Salaam: ( السلام ) Maha Penyelamat, Yaitu pemberi keselamatan dan kesejahteraan kepada seluruh makhlukNya.

6. Al-Mu’min: ( المؤمن ) Maha Pengaman / Pemelihara keamanan, Yaitu siapa yang bersalah dan makhlukNya itu benar-benar akan diberi seksa, sedang kepada yang taat akan benar-benar dipenuhi janjiNya dengan pahala yang baik.

7. Al-Muhaimin: ( المحيمن ) Maha Pelindung/Penjaga / Maha Pengawal serta Pengawas, Yaitu memerintah dan melindungi segala sesuatu.

8. Al-’Aziiz: ( العزيز ) Maha Mulia / Maha Berkuasa, Yaitu kuasaNya mampu untuk berbuat sekehendakNya

9. Al-Jabbaar: ( الجبار ) Maha Perkasa / Maha Kuat / Yang Menundukkan Segalanya, Yaitu mencukupi segala keperluan, melangsungkan segala perintahNya serta memperbaiki keadaan seluruh hambaNya.

10. Al-Mutakabbir: ( المتكبر ) Maha Megah / Maha Pelengkap Kebesaran. Yaitu yang melengkapi segala kebesaranNya, menyendiri dengan sifat keagungan dan kemegahanNya.

11. Al-Khaaliq: ( الخالق ) Maha Pencipta, Yaitu mengadakan seluruh makhluk tanpa asal, juga yang menakdirkan adanya semua itu.

12. Al-Baari’: ( البارئ ) Maha Pembuat / Maha Perancang / Maha Menjadikan, Yaitu mengadakan sesuatu yang bernyawa yang ada asal mulanya.

13. Al-Mushawwir: ( المصور ) Maha Pembentuk / Maha Menjadikan Rupa Bentuk, memberikan gambaran atau bentuk pada sesuatu yang berbeza dengan lainnya. (Al-Khaaliq adalah mengadakan sesuatu yang belum ada asal mulanya atau yang menakdirkan adanya itu. Al-Baari’ ialah mengeluarkannya dari yang sudah ada asalnya, manakala Al-Mushawwir ialah yang memberinya bentuk yang sesuai dengan keadaan dan keperluannya).

14. Al-Ghaffaar: ( الغفار ) Maha Pengampun, banyak pemberian maafNya dan menutupi dosa-dosa dan kesalahan.

15. Al-Qahhaar: ( القهار ) Maha Pemaksa, menggenggam segala sesuatu dalam kekuasaanNya serta memaksa segala makhluk menurut kehendakNya.

16. Al-Wahhaab: ( الوهاب ) Maha Pemberi / Maha Menganugerah, Yaitu memberi banyak kenikmatan dan selalu memberi kurnia.

17. Ar-Razzaaq: ( الرزاق ) Maha Pengrezeki / Maha Pemberi Rezeki, Yaitu memberi berbagai rezeki serta membuat juga sebab-sebab diperolehnya.

18. Al-Fattaah: ( الفتاح ) Maha Membukakan / Maha Pembuka , Yaitu membuka gedung penyimpanan rahmatNya untuk seluruh hambaNya.

19. Al-’Aliim: ( العليم ) Maha Mengetahui, Yaitu mengetahui segala yang maujud dan tidak ada satu benda pun yang tertutup oleh penglihatanNya.

20. Al-Qaabidh: ( القابض ) Maha Pencabut / Maha Penyempit Hidup / Maha Pengekang, Yaitu mengambil nyawa atau menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki olehNya.

21. Al-Baasith: ( الباسط ) Maha Meluaskan / Maha Pelapang Hidup / Maha Melimpah Nikmat, Yaitu memudahkan terkumpulnya rezeki bagi siapa yang diinginkan olehNya.

22. AI-Khaafidh: ( الخافض ) Maha Menjatuhkan / Maha Menghinakan / Maha Perendah / Pengurang, Yaitu terhadap orang yang selayaknya dijatuhkan akibat kelakuannya sendiri dengan memberinya kehinaan, kerendahan dan seksaan.

23. Ar-Raafi’: ( الرافع ) Maha Mengangkat / Maha Peninggi, Yaitu terhadap orang yang selayaknya diangkat kedudukannya kerana usahanya yang giat, Yaitu termasuk golongan kaum yang bertaqwa.

24. Al-Mu’iz: ( المعز ) Maha Menghormati / Memuliakan / Maha Pemberi Kemuliaan/Kemenangan, Yaitu kepada orang yang berpegang teguh pada agamaNya dengan memberinya pentolongan dan kemenangan.

25. Al-Muzil: ( المذل ) Maha Menghina / Pemberi kehinaan, Yaitu kepada musuh-musuhNya dan musuh ummat Islam seluruhnya.

26. As-Samii’: ( السميع ) Maha Mendengar, Yaitu mendengar seluruh perkataan MakhlukNya.

27. Al-Bashiir: ( البصير ) Maha Melihat.

28. Al-Hakam: ( الحكم ) Maha Menghukum / Maha Mengadili, Yaitu sebagai hakim yang menetapkan / memutuskan yang tidak seorang pun dapat menolak keputusanNya, juga tidak seorang pun yang berkuasa merintangi kelangsungan hukumNya itu.

29. Al-’Adl: ( العدل ) Maha Adil. Serta sangat sempurna dalam keadilanNya itu.
...............................................

44. Al-Mujiib: ( المجيب ) Maha Mengabulkan, Yaitu yang memenuhi permohonan siapa saja yang berdoa padaNya.

45. Al-Waasi’: ( الواسع ) Maha Luas Pemberian-Nya , Yaitu kerahmatanNya merata kepada segala yang maujud dan luas pula ilmuNya terhadap segala sesuatu.

46. Al-Hakiim: ( الحكيم ) Maha Bijaksana, Yaitu memiliki kebijaksanaan yang tertinggi kesempurnaan ilmuNya serta kerapiannya dalam membuat segala sesuatu.

47. Al-Waduud: ( الودود ) Maha Pencinta / Maha Menyayangi, Yaitu yang menginginkan segala kebaikan untuk seluruh hambaNya dan juga berbuat baik pada mereka itu dalam segala hal dan keadaan.

48. Al-Majiid: ( المجيد ) Maha Mulia, Yaitu yang mencapai tingkat teratas dalam hal kemuliaan dan keutamaan.

 

49. Al-Ba’ithu: ( الباعث ) Maha Membangkitkan, Yaitu membangkitkan semangat dan kemahuan, juga membangkitkan para Rasul dan orang-orang yang telah mati dari kubur masing-masing nanti setelah tibanya hari Qiamat.

50. Asy-Syahiid: ( الشهيد ) Maha Menyaksikan / Maha Mengetahui keadaan semua makhluk.

51.  Al-Haq: ( الحق ) Maha Haq / Maha Benar yang kekal dan tidak akan berubah sedikit pun.

52. Al-Wakiil: ( الوكيل ) Maha Pentadbir / Maha Berserah / Maha Memelihara penyerahan, yakni memelihara semua urusan hamba-hambaNya dan apa-apa yang menjadi keperluan mereka itu.

53. Al-Qawiy: ( القوى ) Maha Kuat / Maha Memiliki Kekuatan , Yaitu yang memiliki kekuasaan yang sesempurnanya.

54. Al-Matiin: ( المتين ) Maha Teguh / Maha Kukuh atau Perkasa / Maha Sempurna Kekuatan-Nya , Yaitu memiliki keperkasaan yang sudah sampai di puncaknya.

55. Al-Waliy: ( الولى ) Maha Melindungi, Yaitu melindungi serta mengaturkan semua kepentingan makhlukNya kerana kecintaanNya yang amat sangat dan pemberian pertolonganNya yang tidak terbatas pada keperluan mereka.

56. Al-Hamiid: ( الحميد ) Maha Terpuji, yang memang sudah selayaknya untuk memperoleh pujian dan sanjungan.

57. Al-Muhshii: ( المحصى ) Maha Menghitung  / Maha Penghitung, Yaitu yang tiada satu pun tertutup dari pandanganNya dan semua amalan diperhitungkan sebagaimana wajarnya.

58. Al-Mubdi’: ( المبدئ ) Maha Memulai/Pemula / Maha Pencipta dari Asal, Yaitu yang melahirkan sesuatu yang asalnya tidak ada dan belum maujud.

59. Al-Mu’iid: ( المعيد ) Maha Mengulangi / Maha Mengembalikan dan Memulihkan, Yaitu menumbuhkan kembali setelah lenyapnya atau setelah rosaknya.

60. Al-Muhyii: ( المحي ) Maha Menghidupkan, Yaitu memberikan daya kehidupan pada setiap sesuatu yang berhak hidup.

61. Al-Mumiit: ( المميت ) Maha Mematikan, Yaitu mengambil kehidupan (roh) dari apa-apa yang hidup.

62. Al-Hay: ( الحي ) Maha Hidup, Yaitu sentiasa kekal hidupNya.

63. Al-Qayyuum: ( القيوم ) Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya , Yaitu baik ZatNya, SifatNya, Af’alNya. Juga membuat berdirinya apa-apa yang selain Dia. DenganNya pula berdirinya langit dan bumi ini.

64. Al-Waajid: ( الواجد ) Maha Penemu / Maha Menemukan, Yaitu dapat menemukan apa saja yang diinginkan olehNya, maka tidak berkehendakkan pada suatu apa pun kerana sifat kayaNya yang secara mutlak.

65. Al-Maajid: ( الماجد ) Maha Mulia, (sama dengan no. 48 yang berbeda hanyalah tulisannya dalam bahasa Arab, Ejaan sebenarnya no. 48 Al-Majiid, sedang no. 65 A1-Maajid).

66. Al-Waahid: ( الواحد ) Maha Esa.

67. Al-Ahad: ( الأحد ) Maha Tunggal.

68. Ash-Shamad: ( الصمد ) Maha Diperlukan / Maha Diminta / Yang Menjadi Tumpuan, Yaitu selalu menjadi tujuan dan harapan orang di waktu ada hajat keperluan.

69. Al-Qaadir: ( القادر ) Maha Berkuasa/ Maha Kuasa / Maha Berupaya

70. Al-Muqtadir: ( المقتدر ) Maha Menentukan.

71. Al-Muqaddim: ( المقدم ) Maha Mendahulukan / Maha Menyegera, Yaitu mendahulukan sebahagian benda dari yang lainnya dalam mewujudnya, atau dalam kemuliaannya, selisih waktu atau tempatnya.

72. Al-Muakhkhir: ( المؤخر ) Maha Menangguhkan / Maha Mengakhirkan / Maha Membelakangkan / Maha Melambat-lambatkan., Yaitu melewatkan sebahagian sesuatu dari yang lainnya.

73. Al-Awwal: ( الأول ) Maha Pemulaan  / Maha Pertama, Yaitu terdahulu sekali dari semua yang maujud.

74. Al-Aakhir: ( الآخر ) Maha Penghabisan / Yang Akhir, Yaitu kekal terus setelah habisnya segala sesuatu yang maujud.

75. Azh-Zhaahir: ( الظاهر ) Maha Zahir / Maha Nyata / Maha Menyatakan, Yaitu menyatakan dan menampakkan kewujudanNya itu dengan bukti-bukti dan tanda-tanda ciptaanNya

76. Al-Baathin: ( الباطن ) Maha Tersembunyi, Yaitu tidak dapat dimaklumi ZatNya, sehingga tidak seorang pun dapat mengenal ZatNya itu.

77. Al-Waalii: ( الوالى ) Maha Menguasai / Maha Menguasai Urusan / Yang Maha Memerintah, Yaitu menggenggam segala sesuatu dalam kekuasaanNya dan menjadi milikNya.

78. Al-Muta’aalii: ( المتعال ) Maha Suci/Tinggi , Yaitu terpelihara dari segala kekurangan dan kerendahan.

79. Al-Bar: ( البار ) Maha Dermawan / Maha Bagus (Sumber Segala Kelebihan) / Yang banyak membuat kebajikan, Yaitu banyak kebaikanNya dan besar kenikmatan yang dilimpahkanNya.

80. At-Tawwaab: ( التواب ) Maha Penerima Taubat, Yaitu memberikan pertolongan kepada orang-orang yang melakukan maksiat untuk bertaubat lalu Allah akan menerimanya.

81. Al-Muntaqim: ( المنتقم ) Maha Penyiksa / Yang Maha Menghukum, kepada mereka yang bersalah dan orang yang berhak untuk memperoleh siksaNya.

82. Al-’Afuw: ( العفو ) Maha Pemaaf / Yang Maha Pengampun, menghapuskan kesalahan orang yang suka kembali untuk meminta maaf padaNya.

83. Ar-Rauuf: ( الرؤف ) Maha Pengasih / Maha Mengasihi, banyak kerahmatan dan kasih sayangNya.

84. Maalikul Mulk: ( المالك الملك ) Maha Pemilik Kekuasaan  / Maha Menguasai kerajaan / Pemilik Kedaulatan Yang Kekal, maka segala perkara yang berlaku di alam semesta, langit, bumi dan sekitarnya serta yang di alam semesta itu semuanya sesuai dengan kehendak dan iradatNya.

85. Zul-Jalaali Wal Ikraam: ( ذوالجلال والإكرام ) Maha Pemilik Keagungan dan Kemuliaan  / Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan. Juga Zat yang mempunyai keutamaan dan kesempurnaan, pemberi kurnia dan kenikmatan yang amat banyak dan melimpah ruah.