Jumat, 13 Juni 2014

Hati

Kami panjatkat puji syukur kepada Allah SWT sepenuh langit, sepenuh bumi, sepenuh arasy, dan sepenuh sesuatu sesudah itu, salawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi besar Muammad saw beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabiin tabiit, dan seruh umatnya sampai akhir zaman, mudah mudahan kita kelak mendapat syafaatnya di yaumil akhir.

Menunaikan ibadah sepanjang hidup pada dasarnya belum bisa mencukupi sedikitpun dibandingkan dengan rahmat Allah yang yang diberikan Allah kepada kita. Namun masih kita jumpai orang-orang yang menunaikan ibadah tetapi hatinya digoda syaiton tidak menyadari misalnya :
1. Dengan melihat ibadah orang lain yang jarang salat jamaah sedang dirinya merasa sering jamaah di   masjid, merasa hatinya yakin amalnya lebih banyak karena berlipat 27 derajat lebih tinggi dibandinmg jamaah yang lain.
2. Dengan mengerjakan amal soleh sering memberikan jariyah ke masjid, merasa hatinya yakin dirinya sudah mengumpulkan jariyah yang berlipat 700 kali
3. Sering menyantuni fakir miskin sedang orang lain tidak
4. Mengurus yatim piatu dan orang lain juga tidak
5. Merasa dirinya sudah haji dan orang lain belum
Catatan hati seperti ini  malaikat tidak tahu yang tahu hanya Allah SWT, apalagi lebih dari itu nyata-myata dengan tindakan misalnya:
1. Menceritakan dirinya baru saja tahajud, menceritakan dirinya rajin tadarus sehari 1 juz, menceritakan dirinya senantiasa menjaga puasa sunah senin kamis
2. Mengucapkan sesuatu yang membuat rusak amal, "Saya sudah capek capek membangun masjid sayang kalau tidak untuk ibadah salat, masjid kalau tidak saya bantu ga bakal jadi ! kalau tidak ada jariah saya masjid ga akan selesai dsb"
3. Lebih lebih tindakan merendahkan ilmu orang lain, merendahkan derajat orang lain
4. Bertindak kasar terhadap orang lain, tidak sopan.
5. Menganggap ilmu agamanya paling benar, kerlompok lain salah, bahkan mengkafirkan orang lain, tidak mau jamaah di masjid lingkungan kecuali hanya mau berjamaah terhadap kelompoknya, atau berjamaah di masjid kelompoknya yang jauh diluar lingkungan,
6. Menganggap pengajian di masjid lingkungan tidak bermutu, kelas rendahan
7. Bisa terjadi seorang alim merendahkan yang lain dengan mengatakan kepada jamaah bahwa alim tersebut, misal seorang hafidz quran dalam pengajisan semaan ada bacaan yang salah, kemudian orang alim yang tidak hafidz mengatakan: " hafidznya masih belajar, bacaan tajwidnya banyak salah, bacaannya tidak tartil, katanya hafiz kok masih melihat alquran?"

Perkataan, Persangkaan hati, dan tindakan  seseorang bisa menjerumuskan dirinya dalam benih benih kesombongan sekalipun sekecil biji zarrah. Sikap sombong bisa menjerumuskan dirinya kedalam api neraka. Umumnya orang sombong tidak tahu dirinya sombong, orang riya tidak tahu dirinya riya, untuk mengetahui ada tidaknya penyakit hati, cukup sederhana perhatikan 2 hal ini :
1. Malas
2. Minta umur panjang

Hati selalu disinari cahaya Allah, sedangkan manusia, tumbuhan, hewan, bumi, bulan, matahari adalah bekas bekas sinar Allah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ.

"Ketahuilah bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka seluruh tubuh akan baik, dan apabila rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah ia adalah hati." (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Susunan Hati meliputi:
1. Sodru (Dada Hati)
2. Qolbu (Hati)
3. Fuadu ( Lubuk Hati)
.......................................................................Bersambung