Minggu, 16 November 2014

THOWAF

FIQH SUNNAH
oleh Sayyid Sabiq


THOWAF
1. Thowaf atau tawaf adalah mengelilingi ka'bah dalam Masjid Harom 7 kali putaran dengan niat tawaf. 
2. Untuk tawaf ini harus: Bersuci dan menutup aurat seperti dalam salat. Hanya dalam tawaf ini dibolehkan berbicara asal pembicaraan itu baik.
Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Tawaf adalah seperti salat .... Hanya Allah swt. memperbolehkan berbicara di dalamnya. Maka barang siapa berbicara maka janganlah berbicara kecuali dengan bicara yang baik. (H.R. Tirmidzi dan Daroqutni)
Dimulai dari sudut Hajar Aswad dan berakhir di situ.
Ka'bah berada di sebelah kiri orang yang tawaf, dan tidak boleh lewat di atas pondasi ka'bah atau dalam Hijir lsma'il, karena Hiiir lsma'il itu bagian dari ka'bah.
3. Tawaf ada 4 macam, yaitu:
1)    THOWAF QUDUM(tawaf kedatangan).
Tawaf ini dikerjakan bagi orang yang datang dari luar tanah haram saat baru tiba. Dan bagi orang yang berhaji tamattu' adalah tawaf umroh.
2)    THOWAF IFADLOHatau Thowaf Ziyaroh.
Thawaf ini dikerjakan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau sesudahnya. Thawaf ini harus dikerjakan dan merupakan tahallul tsani hagi yang herihrom haji.
3)    THOWAF WADA'(tawaf berpamitan).
Tawaf ini dikerjakan saat mau berangkat meninggalkan Mekah. la harus dikerjakan, kecuali wanita yang sedang haid. Ada hadis yang menerangkan: Orang-orang diperintah supaya akhir urusannya adalah (tawaf) di Baitullah. Hanya orang perempuan yang haid diberi keringanan. (HR. Bukhari dan Muslim)
4)    THOWAF TATHOWWU'atau tawaf sunat.
Thowaf ini bisa dikerjakan setiap waktu baik siang maupun malam. Dan dianjurkan orang mengerjakannya sebanyak mungkin selama berada di Mekah.
Rasulullah saw. berkata: Hai Bani abdi Manaf janganlah kamu melarang seseorang tawaf di Baitullah ini dan di saat manapun dia suka baik malam maupun siang hari. (H.R. Ashabus Sunan).
4.  Adapun cara mengerjakan tawaf menurut sunnah Rasulullah saw.
adalah sebagai berikut:
Idhthibah', yaitu bagi orang laki-laki meletakkan bagian tengah kain kemulnya di bawah ketiak kanan dan menaruh ujung-ujung kemul itu di atas pundak kiri, sehingga pundak kanan terbuka dan pundak kiri tertutup. lni hanya untuk tawaf waktu datang. Dan sesudah itu kemul  itu dikemulkan seperti biasa, terutama waktu salat.
Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. dan para sahabatnya berumroh dari Ji'ronah, lalu mereka berlari-lari kecil di Baitullah dan mereka buat kemul-kemul mereka di bawah ketiak kanan merekah, lalu menyampirkan (ujung-ujung)nya di atas pundak kiri mereka. (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
Sesampai di sudut Hajar Aswad (di lantai ditandai dengan garis besar berwarna coklat) menghadap Hajar Aswad, lalu menciumnya, atau menjamahnya dengan tangan lalu mencium tangan, atau menyentuhnya seumpama tongkat lalu mencium tongkat, atau berisyarat kepadanya dengan tangan atau sesuatu di tangan. Itu dilakukan setiap kali memulai putaran tawaf.Ibnu Umar berkata: Rasulullah saw. menghadap Hajar Aswad lalu menjamahnya. (H.R. Hakim)
'Abis bin Rabi' ah berkata: Saya melihat Umar datang ke Hajar Aswad lalu berkata: Sesungguhnya aku tahu benar bahwa engkau adalah sebuah batu. Dan seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw. menciummu, aku tidak akan menciummu. Kemudian dia mendekatinya lalu menciumnya.Abu Thafail berkata: Saya lihat Rasulullah saw. tawaf di Baitullah dan menyentuh Hajar Aswad dengan tongkat yang ada padanya dan menciumnya. (H.R.Muslim)
Nafi' berkata: Saya lihat Ibnu Umar mengusap Hajar Aswad dengan tangannya lalu mencium tangannya dan berkata: Saya tidak meninggalkan (cara itu) semenjak saya lihat Rasulullah saw. mengerjakannya. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw. telah bertawaf di atas seekor unta. Setiap kali beliau sampai di sudut (Hajar Aswad) beliau berisyarat kepadanya dengan sesuatu yang ada di tangan beliau dan membaca takbir. (H.R. Bukhari)
Membaca takbir, yaitu: "Dengan nama Allah, dan AIlah Maha Besar." Inipun dilakukan setiap kali memulai putaran tawaf.Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya apabila beliau telah mengusap Hajar Aswad mengucap:" Bismillah wa Allahu Akbar". (H.R. Baihaqi)
Perhatian
Mencium Hajar Aswad adalah sunnah, tapi menyakiti orang lain atau menyakiti diri sendiri adalah terlarang. Oleh sebab itu, dalam hal mencium Hajar Aswad ini kita tidak usah terlalu memaksakan diri dalam keadaan sangat berdesakan, terutama bagi kaum wanita. Selain membahayakan fisik, tidak jarang mendatangkan perlengkaran atau melanggar aturan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak halaL
Perhatikanlah keterangan di bawah ini:
1.     Dari Umar bin Khattab, bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadanya:Hai Abu Hafsh, engkau adalah seorang laki-laki kuat, maka janganlah engkau berdesakan di sudut (Hajar Aswad), karena engkau bisa menyakiti orang yang lemah. Tapi apabila engkau mendapati sepi maka beristilamlah, dan kalau tidak maka bertakbirlah dan berlalu.(H R. Ahmad).
2.     Ada juga diriwayatkan, bahwa Ummul Mukminin Aisyah berkata kepada seorang perempuan:Janganlah engkau berdesakan di atas Hajar Aswad, kalau engkau lihat kosong maka beristilamlah, dan kalau engkau lihat berdesakan maka bertakbirlah dan baca "Laa Ilaaha Ilallah" apabila engkau sejajar dengannya, dan janganlah menyakiti seseorang. (Lihat Fiqh Sunnah jilid I hal. 595).
5. Kemudian berpaling ke kanan, hingga ka'bah berada di sebelah kiri orang yang tawaf dan, hanya untuk thowaf qudum, berlari-lari kecil 3 kali putaran dan berjalan biasa 4 kali putaran.
Dari Jabir: Sesungguhnya apabila Rasulullah saw. telah sampai di Mekah beliau datang ke Hajar Aswad, lalu menjamahnya. Kemudian berjalan ke arah kanan beliau lalu berlari- lari kecil 3 kali (putaran) dan berjalan biasa 4 kali (putarn). (H.R. Muslim dan Nasai)
Perhatian!
1.     Ramal, atau berlari-lari kecil, ini hanya untuk laki-laki. Adapun bagi perempuan tidak usah ramal. Diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa dia berkata: Tidak ada ramal alas perempuun (pada tawaf) di Buitullah, dan tidak (pada sa'i) diantara Shofa dan Marwah.(H R. Daraqutni dan Baihaqi)
2.     Ramal 3 putaran dan berjalan biasa 4 putaran ini hanya untuk tawaf qudum. Ibnu Umar berkata: Sesungguhnya Nabi saw. dahulu apabila tawaf di Baitullah tawaf yang pertama, berlari-lari kecil 3 kali putaran dan berjalan biasa 4 kali. (H R. Bllkhari don Muslim).
3.      Dalam keadaan orang berdesakan tawaf seperti sekarang ini, harus dijaga jangan sampai menyakiti orang lain atau diri sendiri. Maka apabila berlari-lari kecil itu bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain, maka tidak mengapa apabila kita ikuti saja irama orang bertawafwalaupun dengan jalan biasa.Firman Allah: Allah menghendaki kemuduhan dengan kamu dan tidak menghendaki kesulitan. (Al-Baqoroh 185)
6. Sesampai di sudut yang sebelum sudut Hajar Aswad, atau yang disebut Rukun Yamani, mengusap sudut itu dengan tangan tidak menciumnya. Adapun dua sudut yang sebelum Rukun Yamani itu tidak diusap.Diriwayatkan dari lbnu Umar, katanya: Sesungguhnya adalah Rasulullah saw. menjamah mengusap Rukun Yamani dan Hajar Aswad pada setiap (putaran) tawaf beliau. Dan tidak mengusap dua sudut yang sesudah Hajar Aswad. (H.R. Bukhari dan Muslim)
7. Diantara Rukun Yamanidan Hajar Aswad membaca: Ya Robb kami, berilah kami yang baik di dunia dan yang baik di akhirat, dan peliharakanlah kami dari siksa neraka.Abdullah bin Sa ib berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. mengucap di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aahirati hasanah wa qinaa adwaban naar: (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
8. Dalam tawaf, tidak ada kemestian bacaan-bacaan doa tertentu untuk setiap kali putaran. Orang boleh berdoa apa yang dia mau menurut keperluannya.
9. Sesudah selesai putaran yang ke 7, selesailah sudah tawaf itu. Lalu menuju ke Maqom Ibrohim, ia kita buat berada di antara kita dan Ka'bah. Lalu membaca bacaan yang artinya: Dan jadikanlah Maqom Ibrohim tempat salat.
10. Lalu shalat di situ dua rakaat. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kaafiruun sesudah Al-Fatihah dan pada rakaat kedua surat Al-ihlas sesudah Al-Fatihah.Kalau sulit salat di tempat itu karena berdesakan dan sebagainya, boleh salat di tempat lain dalam masjid.
11. Sesudah shalat kembali ke Hajar Aswad, lalu menciumnya, menjamahnya atau berisyarat kepadanya seperti pada permulaan thawaf.Dari Jabir, dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. setelah sampai ke Maqom Ibrohim membaca: Wattakhidzuu mim Maqaami Ibrohima mushollaa. Lalu salat dua rakaat, lalu membaca Al Fatihah dan QulYaa Ayyuhal kaafiruun dan Qul Huwallahu Ahad. Kemudian kembali ke sudut Hajar Aswad lalu menjamahnya, kemudian keluar ke arah Shofa. (H.R. Ahmad, Muslim dan Nasaa'i)