Minggu, 10 Juni 2018

5 Golongan Pendusata Agama Beserta Dalilnya

5 Golongan Pendusata Agama Beserta Dalilnya

Kehidupan yang berjalan seiring dengan perkembangan zaman semakin mengalami perubahan. Baik dalam segi pemikiran maupun segi perbuatan. Orang-orang yang dalam menjalani perintah agama semakin mengalami pertentangan bahkan tidak mengikuti syariat yang sepadan. Pada waktu kali ini kita akan membahas tentang orang-orang yang tergolong Pendusta Agama. Seseungguhnya pendusta Agama itu ada 5 golongan, yang manakah golongan itu? Mari kita simak ulasannya satu persatu berikut ini:

Sebelum itu marilah kita simak Firman Allah SWT. berikut ini:

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ فَوَيْلٌۭ لِّلْمُصَلِّينَ ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin, Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Qs. Al-Ma’un ayat 1-7)

1.    Orang yang menghardik anak yatim

Anak yatim adalah anak yang sangat dilindungi oleh agama. Menghardik anak yatim digolongkan oleh Allah SWT. sebagai orang yang mendustakan agama. Menghardik adalah mengeluarkan ucapan kasar atau ucapan marah. Menghardik saja tidak diperbolehkan dalam agama apalagi menganiaya anak yatim. Anak yatim memiliki keistimewaan dalam agama karena bagi siapa saja yang memelihara anak yatim dengan benar maka akan mendapat syafaat dari Rasulullah SAW. pada hari kiamat nanti, seperti yang disabdakan oleh Beliau berikut ini:

Dari Sahl bin Sa'ad r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam syurga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan antara keduanya itu." (Riwayat Bukhari)

Nah, ketahuilah bahwa anak yatim yang kita pelihara wajib kita perlakukan dengan sebaik-baiknya. Memberikan haknya, memelihara hartanya. Nah jika kita menjadikannya tersiksa maka tunggulah azab Allah SWT. contohnya saja kita memakan hartanya, sungguh sangat berat dosa dan azab bagi pemakan harta anaka yatim.

2.   Orang yg tidak menganjurkan memberi makan orang miskin

Miskin dan fakir adalah golongan yang berbeda. Golongan fakir lebih mudharat hidupnya dari pada orang miskin. Nah, golongan selanjutnya adalah golongan yang tidak mau memberi nasehat untuk memberi makan orang miskin. Dia tahu bahwa kewajiban dalam beragama memberi nasehat dalam kebaikan termasuk memberi makan orang miskin. Tidak memberi nasehat saja sudah termasuk pendusta agama apalagi memang termasuk orang kikir, orang yang memeiliki harta tapi enggan memberikan makan orang mudharat. Padahal kunci surga adalah mencintai fakir miskin seperti yang disabdakan Nabi SAW.:

Rasulullah SAW bersabda, “Miftah al-jannah hub al-masakin (Kunci surga adalah mencintai orang-orang miskin).” (Ats-Tsa’labi, Tafsir ats-Tsa’labi, IV/184).

Bagaiamana cara kita mencintai orang miskin yaitu dengan cara memberi makannya, menafkahkan sebagian harta yang kita miliki untuk mereka sehingga mereka bisa memakan sesuap nasi. Karena sesungguhnya semua kita itu bersaudara dan tidak sah iman kita sehingga kita mencintai saudara kita seperti kita mencintai diri kita sendiri. Kita hidup seperti satu tubuh, apabila satu tubuh menderita sakit maka tubuh yang lain akan menderita sakit juga. Maka oleh sebab itu nafkahkan lah sebagian harta untuk para fakir miskin sekurang-kurangnya memberikan nasehat atau menganjurkan untuk memberi makan orang miskin. Karena sabda Rasulullah SAW.:

"Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat… " (HR. Bukhari dan Muslim)

3.    Orang yang lalai di dalam shalat

Dari surat Al-ma’un ayat 4-5 kita menyimpulkan bahwa orang yang mengerjakan shalat saja masih termasuk pendusta agama apalagi yang tidak mengerjakan shalat. Adapun seorang yang shalat termasuk pendusta agama agama adalah orang yang lalai dalam shalatnya. Bagaimanakah lalai dalam shalat itu? Yaitu orang yang suka melalaikan waktu shalat dan orang yang bermain-main dalam mengerjakan shalat. Mereka menganggap shalat adalah bahan olokan semata padahal shalat adalah media ketika kita berkomunikasi dengan sang Khaliq yaitu Allah SWT.. Orang yang mengakhiri waktu shalat ini adalah orang yang memang sengaja dalam melalaikannya, padahal dia mampu atau berkesempatan mengerjakan diwaktu sekarang tapi dia lebih memilih melalaikannya bahkan hingga dia meninggalkan shalat. Maka golongan seperti inilah termasuk pendusta Agama.

4.    Orang-orang yang riya

Apa itu riya? Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Baik dalam shalatnya atau dalam zakatnya atau dalam ibadah lain yang di maksudkan untuk mendapat keridhaan kepada selain Allah, baik untuk mendapat pujian, mendapat nama dikalangan masyarakat atau sebagainya. Maka orang seperti ini adalah pendusta agama. Riya atau sering di sebut pamer kini menjadi tren dikalangan masyarakat. Salah satu contonya ketika seseorang mengupload foto ibadahnya ke sosial media sehingga orang lain tahu dia suka beribadah atau agar tampak seperti ahli ibadah. Selain itu update status sosial media “tiga rakaat dulu” atau “alhamdulillah tiga rakaat sudah kelar tinggal yang empat lagi untuk hari ini”, maka ini termasuk perbuatan riya.

Ketahuilah bahwa riya itu sangat berbahaya dalam hidup beribadah. Semua ibadah yang kita lakukan akan sia-sia jika hati kita riya. Semua itu akan hangus bagai dimakan api. Selain tidak mendapatkan pahala juga kita tergolong dalam pendusta agama.

Allah SWT berfirman, ''Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.'' (Qs. Al-Furqan ayat 23).

5.    Orang yang enggan menolong dengan barang berguna

Seperti yang terkandung dalam surat Al-ma’un ayat 7 bahwa golongan terakhir yang termasuk pendusta agama adalah orang yang tidak mau menolong dengan apapun yang dia miliki yang dapat memberi manfaat kepada orang lain. Yaitu barang yang orang lain butuhkan baik berupa memberikan utang berupa uang, pinjaman barang perabot, kapak, jarum, pensil, pulpen atau barang berguna lainnya. Contonya uang, jika kita memang memilki kemampuan untuk memberikan pertolongan maka berikanlah dan berilah tangguh jika mereka belum bisa mengembalikannya karena Firman Allah SWT.:

“Dan jika (orang yang berhutang kepadamu itu) dalam kesusahan, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS Al-Baqarah :280).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, 
“Barangsiapa ingin mendapatkan naungan Allah ‘azza wa jalla, hendaklah dia memberi tenggang waktu bagi orang yang mendapat kesulitan untuk melunasi hutang atau bahkan dia membebaskan utangnya tadi.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih) 

Selain penafsiran barang berguna sebagai barang-barang di atas tadi, Sebagian mufassirin mengartikannya sebagai orang yang enggan membayar zakat. Yang mana zakat yang merupakan kewajiban yang harus kita keluarkan untuk membersihkan harta kita. Kedua penafsiran diatas keduanya adalah benar. Maka marilah kita ringan tangan dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada yang membutuhkan apalagi karena kita mampu untuk memberikannya.

Demikian saja penjelasannya tentang pendusta agama, semoga dapat memberi manfaat kepada kita dan semoga kita bukan termasuk golongan pendusata agama seperti yang telah kita bahas di atas tadi. Aamiin aamiin yaa rabbal ‘alamiin.


Response to "5 Golongan Pendusata Agama Beserta Dalilnya"

 

2.   Orang yg tidak menganjurkan memberi makan orang miskin

"dan tidak mendorong memberi makan orang miskin."

(QS. Al-Ma'un 107: Ayat 3)

1). Orang yang disebutkan dalam surat ini tahunya memberi makan orang miskin hanya setahun sekali cukup dengan mengeluarkan zakat fitrah dan zakat mal saja, padahal kaum dhuafa perlu makan setiap hari, masih ada sadaqoh sunah 

2). Orang yang disebutkan dalam surat ini tahunya menganjurkan memberi makan orang miskin hanya zakat fitrah dan zakat mal, sehingga tidak menganjurkan memberi makan orang miskin di setiap harinya, padahal selalu ada orang miskin yg kelaparan di sepanjang hari

wallohu 'a'lam.

WEB VERSION

https://www.berimanblog.com/2016/12/5-golongan-pendusata-agama-dalilnya.html?m=1

TENTANG ADMIN

Muhammad MarbawiNama Saya Muhammad Marbawi sering dipanggil Bawi atau Marbawi. Lahir di desa Trieng meuduro Tunong Kecamatan Sawang Aceh Selatan Provinsi AcehView my complete profile

Copyright 2015-2018 Beriman Blog

Template by Mas Sugeng