Rabu, 28 November 2018

Sakit dan Mati Itu Indah


Tazkiyatun Nafs

Sakit dan Mati Itu Indah

KITA memahami bahwa sakit adalah rahmat Allah agar kita terhapus dari dosa-dosa, demikian pula sakit adalah salah satu pintu menuju kematian, maka di kala sakit kita semestinya memperbanyak ibadah. Bila kita dapat menahan sakit dengan kesabaran dan merasakan nikmatnya sakit sebagai penebus dosa dan meningkatkan derajat kita, tentu kita pun dapat merasakan bahwa kematian pun menjadi bagian dari penebus dosa, karena Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallambersabda bahwa sakitnya sakaratul maut itu akan menjadi penebus dosa kita.

Demikian pula mengingat mati dan sakit itu sangat bermanfaat untuk mengendalikan kita dari perbuatan yang aniaya. Jikalau kita ingin merasakan syukur atas kesehatan, perbanyaklah mengunjungi orang sakit atau pergilah ke rumah sakit. Dengarkan raung kesakitan, niscaya kita akan banyak mensyukuri nikmat sehat.

Apabila seseorang dalam keadaan mengingat Allah, senantiasa bersabar dan bersyukur, lalu malaikat maut menjemput kita, insya Allah itulah meninggal husnul khatimah.

Kita mengetahui, para arifin dan salafus sholeh senantiasa mengingat kematian, laksana seorang pemuda yang menunggu kekasihnya. Dan seorang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya. Kekasih akan menjemput kekasihnya, kekasih selalu menunggu kekasihnya. Kekasih tidak akan menyakiti kekasihnya, kekasih selalu bersama kekasihnya, kekasih selalu patuh pada kekasihnya.

Mati adalah perjumpaan yang dinanti oleh orang-orang yang saleh, sebagaimana dunia ini sebagai penjara bagi orang-orang mukmin, dan mereka mencari yang ada di sisi Allah. Rasulullah saat mendekati akhir hayatnya bersabda:

“Bahwasanya ada seorang hamba yang ditawari (antara) gemerlapnya dunia dengan apa yang ada di sisi Allah, maka sang hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah.”

Diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah r.a. bahwa ketika kematian menjemputnya, ia berkata,

“Kekasih datang dalam keadaan miskin. Tiadalah beruntung siapa yang menyesali kedatangannya. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku sukai daripada kaya, sakit lebih aku sukai daripada sehat, dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan, maka mudahkanlah bagiku kematian sehingga menemui-Mu.*/Sudirman STAIL (sumber buku:Saat Maut Menjemputku, penulis: Andi Farouq bin Abbas Hasan)

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Update aplikasi Hidcom untuk Android Sekarang juga !

Sebarkan :

© Hidayatullah.com, 1996-2018