Rabu, 15 Mei 2019

17 Agustus 1945 bertepatan 9 Ramadhan 1364


17 Agustus 1945 bertepatan
9 Ramadhan 1364

Tahukah Anda,proklamasi dilaksanakan pada bulan ramadhan?

"Tahukah Anda,proklamasi dilaksanakan pada bulan ramadhan?"Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia.Soekarno/HattaYa,itulah penggalan teks proklamasi yang diucapkan pada tahun 1945 M. Tapi tahukah Anda, bila bangsa kita lahir pada tanggal 9 Ramadhan juga (sumber lain menyatakan 10 Ramadhan, tapi mana yang benar wallahu a'lam).Dalam keadaan bulan suci Ramadhan negara kita diproklamirkan. Lantas pertanyaan (konyolnya), apakah Sukarno berpuasa? Mari kita simak kutipan berikut : “Pating greges“, keluh Bung Karno setelah dibangunkan Dr. Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethanintramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Terlihat bahwa Sukarno meminum obat,jadi disimpulkan tidak berpuasa. Ah sudahlah, tidak penting. Lagipula ia sakit. Namun yang patut kita renungi dan kita resapkan, hendaknya kemerdekaan jangan diartikan sebagai kebebasan yang sebebas-bebasnya. Bebas berteriak, bebas berpendapat, dan juga bebas berekspresi. Namun semua itu harus dilandasi oleh tanggung jawab. Kemerdekaan Indonesia adalah kemerdekaan yang berdiri sendiri, bukan kemerdekaan yang diberikan oleh negara lain. Kemerdekaan kita haruslah terlepas dari belenggu kapitalisme dan imperialisme, bebas juga dari pembodohan. Perang dan diplomasi adalah jalan untuk mencapai kemerdekaan tersebut. Itulah kemerdekaan (negara) kita. Nah, puasa juga adalah "perang", perang melaawan hawa nafsu. Nafsu untuk makan, nafsu untuk emosi, dan mengendalikan diri sebaik-baiknya. Perang inilah yang paling berat, seperti yang dikatakan Nabi SAW : " “perang melawan Hawa Nafsuadalah perang terbesar yang harus kalian hadapi”. Menghadapi diri sendiri, tentu lebih sulit daripada menghadapi orang lain. Selain cengkraman nafsu yang membelenggu, juga kita tak bisa melihat diri sendiri tanpa orang lain. Dibulan Ramadhan 1364 Hijriah yang lalu, semoga para pejuang bangsa, semoga para proklamator, semoga seluruh rakyat Indonesia diberikan kemenangan dalam hatinya dan diterima amal ibadahnya, karena berkat perjuangan mereka kita menikmati Indonesia yang merdeka seperti saat ini. Dan juga saya doakan bagi pembaca yang Muslim khususnya, semoga kita sekalian dapat memenangkan perang melawan hawa nafsu ini.

© 2018 KOMPASIANA.COM. A SUBSIDIARY OF KG MEDIA.
ALL RIGHTS RESERVED