Senin, 04 Juni 2018

Al Akhfiya

Al Akhfiya', Menyembunyikan Amal


http://www.ceramahsingkat.com/2016/11/al-akhfiya-menyembunyikan-amal.html?m=1

Al Akhfiya', Menyembunyikan Amal

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

Saudaraku yang dicintai Allah,

Dalam menjaga keikhlasan, generasi salafus sholih adalah teladan. Mereka mempunyai amalan andalan dan mereka menjaga amalan andalannya agar tidak terlihat oleh manusia. Mereka sangat berhati-hati dalam menjaga kemurnian amalannya. Jangan sampai, dengan atau tanpa sengaja, amalannya tercampur dengan niat lain kecuali mencari keridhaan-Nya. Hal yang sangat mereka khawatirkan adalah tercemarnya amalan mereka dengan penyakit hati seperti riya’, ujub, atau sum’ah. Mereka sangat faham, apabila amalan mereka tercemar dengan penyakit seperti itu, pahalanya akan hilang musnah hancur lebur tidak bersisa lagi. Dan di akhirat nanti mereka akan termasuk golongan orang yang bangkrut. Apabila mereka berjuang dalam dakwah dan jihad, mereka tak peduli di posisi mana mereka berjuang,depan atau belakang tidak menjadi soal, mereka tetap teguh berjuang menegakkan kalimat Allah. Itulah hati yang ikhlas, selalu menyibukkan diri dengan kebaikan, hingga tidak sempat mengorek-orek aib orang lain. Itulah hati yang ikhlas, yang selalu berfikir bagaimana mempersembahkan amal terbaik dihadapan Allah, bukan mencari popularitas dan pendukung.

Saudaraku yang dicintai Allah,

Seorang ulama salaf memberi nasehat

Tu'rafuna fi ahlis-sama' wa tukhfuna fi ahlil ardhi.

(Berusahalah kalian agar lebih dikenal oleh para penghuni langit, walaupun tak seorangpun penduduk bumi yang mengenal kalian.  Ulama tersebut adalah Abdullah bin Mas’ud.

Hal yang membedakannya dengan penduduk bumi lainya adalah, mereka tidak pernah memamerkan amalannya, tidak mencari popularitas, tidak membanggakan diri, tidak menepuk dada, tidak menyombongkan kepandaiannya, dan tidak menonjolkan keshalihannya. Mereka menjalani hidup dalam keheningan dan kebeningan nurani.

Saudaraku yang dicintai Allah,

Kini, zaman telah berubah. Manusia senang jika menjadi pusat berita, suka mendapat pujian, suka mengungkit kebaikan yang pernah dilakukan, sungguh kondisi ini merebak hampir disemua lini kehidupan. Dengan adanya media sosial terkadang orang melakukan amalan lalu diupload diberitahukan kemana-mana. Orang-orang yang merahasiakan amal sangat jarang kita temui, seolah semua ingin dilihat dan diperhatikan oleh manusia lain.

Tidaklah dilarang untuk mengekspos amal baik terutama amalan berupa syiar agama seperti adzan, khutbah jumat, sholat jamaah dll atau amalan yang jika niatnya karena Allah kemudian agar orang lain. Seperti firman Allah:

وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ

“Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271)

Imam Ibnu Katsir mengomentari ayat ini dalam tafsirnya adalah ayat ini petunjuk bahwa merahasiakan sedekah lebih utama dari pada menampakkannya, karena merahasiakannya akan jauh dari riya. ( Tafsir Ibnu Katsir,1/701)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menyebut tipe manusia seperti ini dengan sebutan Al Akhfiya' (manusia-manusia tersembunyi). Beliau juga mengatakan Allah 'Azza wa Jalla sangat mencintai manusia tipe ini. Mereka tidak pernah peduli apa kata manusia tentang mereka, sebab -bagi mereka- yang penting adalah apa kata Allah tentang mereka. Itulah sebabnya, mereka tidak pernah mengalami kegilaan akan kemasyhuran.

Siapakah mereka al akhfiya' ?

Mereka adalah orang-orang bertakwa, yang bersungguh-sungguh menutupi amal baik mereka karena takut kepada Allah, menjaga diri dari segala yang merusak amalannya dari sifat riya, ghurur dan ingin dipuji.

Mereka mungkin ada dibarisan terdepan dari para pemimpin yang tidak suka popularitas dan penciteraan, mereka mungkin juga ada dibarisan prajurit yang tidak dikenali, mereka berjuang dan berjihad,  mereka ibarat kepulan debu-debu yang beterbangan menggapai ridha Allah.

Mereka adalah kaum muslimin yang shalat, rukuk dan sujud merendahkan diri dihadapan Allah, dikeheningan malam, hingga air mata mereka menetes.

Mereka adalah kaum muslimin yang memperhatikan kondisi kaum miskin dan lemah, memberi bantuan, menolong dan menyantuni dalam kesunyian manusia.

Mereka adalah orang-orang yang beramal hanya karena Allah, tidak takut caci maki, hujatan dan cibiran, karena tujuan mereka hanya Allah, pujian dan cacian tidak menghalangi mereka untuk berbuat baik.

Mereka yang sujud dan ruku serta tasbihnya tersembunyi? Mereka yang berhati hati pada ujub dan riya? Mereka da’i yang tidak terkenal yang tak henti member nasehat? Atau mereka yang berjalan di waktu malam dan memeriksa keadaan orang miskin?

Ada banyak macam jenis amalan yang pada prinsipnya mereka adalah hamba Allah yang merahasiakan diri dan menghindari riya. Pada prinsipnya mereka adalah pribadi yang menyadari bahwa salah satu syarat diterimanya amal adalah ikhlas. Prinsipnya mereka adalah pribadi yang lebih suka menyembunyikan amal.

Siapakah mereka al akhfiya' ?

Orang-orang yang merahasiakan amal adalah tidak suka popularitas, mereka beramal dalam kesunyian, jauh dari hiruk pikuk kepentingan manusia. Penampilan mereka nyaris diremehkan oleh manusia, namun di sisi Allah ternyata kedudukan mereka sangat mulia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوعٍ بِالأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ

Mungkin saja orang yang berpenampilan kusut, senantiasa diusir dari pintu rumah orang, akan tetapi bila bersumpah memohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkannya. (HR. Muslim)

Saudaraku yang dicintai Allah,

Mari kita simak nasehat para salafus sholeh tentang menyembunyikan amal:

  ‘Abdullah bin Mubarak  berkata  bahwa  cintailah kesederhanaan demi menghindarri popularitas, tetapi jangan menampakkan diri bahwa engkau mencintai kesederhaan itu, sehingga engkau mengunggulkan dirimu. Sesungguhnya pengakuan sebagai orang zuhud telah mengeluarkan dirimu dari kezuhudan, karena kamu telah berupaya memperoleh pengakuan (pujian) orang lain.

Bahkan Muthorrif bin ‘Abdullah berkata, sungguh , aku lebih suka sekiranya aku tidur sepanjang malam dan tidur di pagi hari, daripada aku melaksanakan qiyamul lail di malam hari , lantas bangun pagi dalam keadaan mengaumi diri.

Sufyan berkata, bahwa sebab, bila seseorang itu paham agama, pasti tidak memburu kedudukan sebagai pemimpin (jabatan), yang bisa menyebabkan penyesalan dan kesengsaraaan bagi pemiliknya pada hari kiamat. Kecuali orang yang mengambil kedudukan tsb sesuai dengan haknya dan menunaikan hak Allah didalamnya.

Saudaraku yang dicintai Allah, mengapa kita harus menyembunyikan amal, karena :

1. Jalan ini (menjauhi popularitas) adalah salah satu manhaj syar’i.

2. Orang Ikhlas kebanyakan hampir tak terdengar jejak langkahnya, nyaris tidak terekam sejarah kecuali setelah mereka mati.

3. Ini juga berguna agar kita tidak mudah menghina saudara kita dan tidak mudah meremehkan kawan seiring. Sekaligus ini menekan kesombongan. Bahwa boleh jadi saudara kita sedang menyembunyikan kehebatannya.

4. Topik ini juga memberikan penekanan pada nilai ikhlas dalam beramal. Terutama di tengah badai budaya pop. Bahasan tentang Al Akhfiya ini juga dapat membangkitkan gairah membangun kerahasiaan antara kita dengan Allah swt.

5. Merupakan cara untuk menjaga keseimbangan di tengah mudahnya kita menonjolkan diri dan membuat portofolio keunggulan diri.

Saudaraku yang dicintai Allah,

Susah, Iya. Memang. Jika nilai yang tersembunyi lebih tinggi dari yang tampak, setidaknya kita ‘berbakat’ untuk menjadi Al Akhfiya’. Sebaliknya, yang lebih suka menonjolkan diri dan malas menguatkan nilai yang tersembunyi, setidaknya harus bekerja lebih keras untuk menjadi Al Akhfiya’.

Kita hanya hamba yang lemah dan jauh kualitasnya dibandingkan para sahabat dan salafush sholeh, mengapa kita banggakan amal dan dakwah kita. Semoga Allah menerima amal kita dan menutupi aib kita.

Wallahul muwaffiq

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ


hadits menyembunyikan ibadah
sembunyikan ibadahmu seperti kamu menyembunyikan dosamu
sembunyikan ibadahmu sebagaimana engkau menyembunyikan dosamu
sembunyikan amalmu seperti kamu menyembunyikan aibmu
sembunyikan ibadahmu seperti kamu menyembunyikan aibmu
ayat tentang menyembunyikan ibadah
sembunyikanlah ibadahmu seperti kamu menyembunyikan aibmu
biarlah ibadahmu menjadi rahasiamu sebagaimana kamu merahasiakan dosamu