Kamis, 29 November 2018

Bag 5 tafsir QS ibrahim 27

telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman Ahmad ibnu Ibrahim An-Nakri, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bakr Al-Barsani Abu Usman, telah menceritakan kepada kami Abu Asim Al-Habti (seorang ulama Basrah yang terpandang, murid Hazm) dan Salam ibnu Abu Muti', telah menceritakan kepada kami Bakr ibnu Hubaisy, dari Darrar ibnu Amr, dari Yazid Ar-Raqqasyi, dari Anas ibnu Malik, dari Tamim Ad-Dari, dari Nabi Saw. yang telah bersabda bahwa: Allah Swt. berfirman kepada malaikat maut, "Pergilah kamu menemui kekasih-Ku, lalu bawalah dia kepada-Ku, karena sesungguhnya Aku telah mengujinya dengan kesukaan dan kedukaan, dan Aku menjumpainya bersikap seperti apa yang Aku sukai. Bawalah dia kepada-Ku, sesungguhnya Aku akan membuatnya senang.Maka berangkatlah malaikat maut bersama lima ratus malaikat yang membawa kain kafan dan wewangian dari surga kepada orang yang dimaksud. Mereka juga membawa beberapa ikat kayu cendana yang batangannya sama, tetapi setiap ikatan terdiri atas dua puluh batang yang pada ujungnya memepunyai warna yang berbeda-beda; setiap warna mempunyai bau harum yang berbeda dengan yang lainnya, mereka membawa pula kain sutra putih yang diberi wewangian minyak misk aifar (minyak kesturi yang paling harum). Kemudian malaikat maut duduk di dekat kepalanya, sedangkan malaikat-malaikat lainnya mengelilinginya, setiap malaikat memegangkan tangannya ke bagian tubuhnya. Lalu sutra putih dan minyak kesturi azfar itu diletakkan di bawah dagunya, dan dibukakan untuknya sebuah pintu menuju surga. Sesungguhnya pada saat itu rohnya benar-benar merindukan surga yang dilihatnya, adakalanya kepada bidadari-bidadari calon istrinya, adakalanya kepada pakaiannya yang gemerlapan, dan adakalanya merindukan buah-buahannya, sebagaimana seorang anak kecil merengek-rengek kepada orang tuanya bila menangis (meminta sesuatu). Dan sesungguhnya para bidadari calon istrinya saat itu benar-benar sangat gembira; Perawi mengatakan bahwa roh orang tersebut meloncat, yakni ingin segera keluar dari tubuhnya menuju kepada apa yang didambakannya. Kemudian malaikat maut berkata, "Hai jiwa yang baik, keluarlah kamu menuju pohon bidara yang tidak berduri, pohon pisang yang bersusun- susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, serta air yang tercurah". Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa sesungguhnya malaikat maut bersikap jauh lebih lemah lembut terhadapnya daripada lemah lembutnya seorang ibu kepada anaknya. Malaikat mengetahui bahwa roh itu adalah kekasih Tuhannya, maka dia bersikap lemah lembut untuk memuaskannya karena Tuhan telah rida kepadanya. Maka malaikat maut mencabut nyawanya sebagaimana seutas rambut dicabut dari adonan roti (yakni dengan lemah lembut). Perawi mengatakan bahwa Allah Swt. telah berfirman: orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat. (An-Nahl: 32) Dan firman Allah Swt.: Adapun jika dia (orang-orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan. (Al-Waqi'ah: 88- 89) Yang dimaksud dengan rauhun adalah ketenteraman dalam menghadapi kematiannya, sedangkan raihan maksudnya rezeki yang menyambutnya, dan surga kenikmatan yang ada dihadapannya. Apabila malaikat maut telah mencabut nyawanya, maka rohnya berkata kepada jasadnya, "Semoga Allah memberikan balasan yang baik kepadamu atas jasamu kepadaku. Sesungguhnya kamu dahulu sangat cepat membawaku kepada ketaatan kepada Allah, lamban membawaku kepada perbuatan maksiat. Sekarang aku selamat, begitu pula kamu". Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa jasad pun berkata demikian kepada rohnya. Maka semua tempat di bumi yang dia pernah berbuat ketaatan kepada Allah ditempat itu menangisi kematiannya, demikian pula semua malaikat yang menjaga pintu setiap langit yang menjadi jalan naik amalnya serta tempat turun rezekinya selama empat puluh hari. Setelah malaikat maut mencabut nyawanya, maka lima ratus malaikat berdiri mengurus jenazahnya, sehingga tidak sekali-kali anak Adam membolak-balikkannya. Melainkan para malaikat telah melakukan hal yang sama sebelumnya. Para malaikat itu memandikan dan mengafaninya sebelum manusia melakukannya serta memberinya kapur barus dan wewangian sebelum manusia melakukannya. Dari pintu rumahnya hingga sampai ke kuburnya berdiri dua saf malaikat yang mengiringinya seraya membaca istigfar (memohon ampun kepada Allah buat si mayat yang mukmin). Maka pada saat itu juga iblis menjerit dengan jeritan yang meretakkan tulang-tulang jasadnya, lalu iblis berkata kepada bala tentaranya, "Celakalah kalian, mengapa hamba ini lolos dari kalian", Bala tentara iblis menjawab, "Sesungguhnya hamba ini adalah seorang hamba yang di ma'sum (dipelihara Allah dari dosa-dosa)"Bilamana malaikat maut naik membawa rohnya, ia disambut oleh Malaikat Jibril bersama tujuh puluh ribu malaikat. Tiap-tiap malaikat menyampaikan berita gembira kepada roh itu dengan berita gembira yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh teman-temannya. Apabila malaikat maut telah sampai di 'Arasy membawanya, maka roh itu terjungkal bersujud (kepada Allah). Dan Allah berfirman kepada malaikat maut, "Bawalah roh hambaku ini dan letakkanlah ia di dekat pohon bidara yang tak berduri, pdhon pisang yang bersusun-susun (buahnya), naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah". Setelah jasadnya dimasukkan ke dalam kuburnya, maka ia kedatangan amal salatnya, Jalu mengambil tempat di sebelah kanannya, dan datang pula amal puasanya,lalu mengambil tempat di sebelah kirinya. Amalan membaca Al-Qur'an datang kepadanya dan mengambil tempat di dekat kepalanya. Amal berjalan menuju ke tempat salat datang kepadanya dan mengambil tempat di dekat kedua kakinya. Dan amal sabar datang kepada­nya dan mengambil tempat di dalam kuburnya. Kemudian Allah mengirimkan sebagian dari azab-Nya. Lalu azab itu datang dari arah kanannya, maka salat berkata kepadanya, "Pergilah ke arah belakangmu (yakni menyingkirlah kamu)! Demi Allah, dia masih terus-menerus menunaikan amalnya sepanjang usianya, dan sesungguhnya sekarang dia sedang istirahat setelah diletakkan di dalam kuburnya.Azab datang kepadanya dari sebelah kirinya, maka amal puasanya mengatakan hal yang sama kepada malaikat azab itu. Kemudian azab datang dari arah kepalanya, maka Al-Quran dan zikir mengatakan hal yang sama. Lalu azab datang dari arah kedua kakinya, maka amal berjalannya menuju ke salat mengatakan hal yang sama. Tidak sekali-kali azab datang dari suatu arah dengan maksud untuk mencari jalan masuk kepada si mayat melainkan ia menemukan kekasih Allah itu telah dijaga ketat oleh benteng amalnya. Maka azab pun tidak berdaya terhadapnya, lalu ia keluar meninggalkannya. Setelah itu amal sabarnya berkata kepada amal lainnya, "Ingatlah, sesungguhnya saya tidak turun tangan tiada lain karena saya hendak melihat terlebih dahulu apa yang akan dilakukan oleh kalian. Jika kalian tidak mampu mencegahnya, maka akulah yang akan mencegahnya. Tetapi sekarang kalian ternyata sudah cukup untuk mencegahnya, dan sekarang aku akan menjadi tabungan baginya kelak di sirat dan mizan (neraca amal). Kemudian Allah mengirimkan dua malaikat yang mata keduanya bagaikan kilat yang menyambar, suaranya bagaikan guntur yang menyambar, gigi taringnya bagaikan benteng, dan napasnya bagaikan semburan api. Rambut keduanya panjang sampai ke bahu masing-masing yang lebarnya sama dengan perjalanan sejauh anu, sedangkan rasa belas kasihan dan rahmat telah dicabut dari kedua malaikat tersebut. Kedua malaikat itu yang satunya bernama Munkar dan yang lainnya bernama Nakir, di tangan masing-masing tergenggam sebuah palu (gada); seandainya kabilah Rabi'ah dan Mudar bergabung menjadi satu untuk mengangkatnya, tentulah mereka masih belum dapat mengangkatnya. Kedua malaikat itu berkata kepadanya, "Duduklah!" Maka bangkit­lah orang mukmin itu, lalu duduk dengan tegak, dan kain kafannya jatuh sampai pinggangnya. Keduanya bertanya kepadanya, "Siapakah Tuhanmu, apakah agamamu, dan siapakah nabi (panutan)mu?" Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang akan mampu berbicara dalam keadaan seperti itu, sedangkan engkau telah menggambarkan kedua malaikat tersebut dengan rupa yang amat mengerikan?" Rasulullah Saw. menjawab dengan membaca firman-Nya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Ibrahim: 27) Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menjawab, "Tuhanku adalah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan agamaku adalah Islam yang dianut juga oleh para malaikat; serta nabi (panutan)ku adalah Muhammad, penutup para nabi." Kedua malaikat itu berkata, "Kamu benar." Lalu dikembalikanlah ia ke dalam kuburnya dan di luaskan kuburnya sejauh empat puluh hasta ke sebelah depannya, ke sebelah kanan dan kirinya diluaskan pula masing-masing empat puluh hasta, dari arah belakangnya diluaskan empat puluh hasta, dari arah kepalanya empat puluh hasta, dan dari arah kedua kakinya empat puluh hasta. Maka diluaskan baginya sebanyak dua ratus hasta. Al-Bursani mengatakan bahwa ia menduga si perawi bermaksud empat puluh hasta sekelilingnya. Kemudian kedua malaikat itu berkata kepadanya, "Lihatlah ke atasmu!" Tiba-tiba ia melihat sebuah pintu yang menuju surga dibuka. Lalu keduanya berkata pula, "Hai kekasih Allah, inilah tempat tinggalmu karena kamu telah taat kepada Allah." Rasulullah Saw. bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya pada saat itu juga hatinya kemasukan rasa gembira yang tidak pernah lenyap selama-lamanya.Kemudian dikatakan kepadanya, "Lihatlah ke bawahmu." Maka ia melihat ke arah bawahnya, tiba-tiba terlihat sebuah pintu yang menuju neraka dibuka. Kedua malaikat itu berkata, "Hai kekasih Allah, engkau telah selamat pada akhirnya." Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya pada saat itu hatinya kemasukan rasa gembira yang tidak pernah pudar selama-lamanya." Perawi mengatakan bahwa Siti Aisyah berkata, "Dibukakan baginya tujuh puluh tujuh pintu yang menuju surga, sehingga sampai kepadanya angin surga yang menyejukkan, hingga Allah membangkitkannya kelak (di hari kiamat)." Dengan sanad yang sama sampai kepada Nabi Saw. disebutkan bahwa Allah Swt. berfirman kepada malaikat maut, "Pergilah kamu kepada musuh­Ku, dan datangkanlah ia kepada-Ku, karena sesungguhnya Aku telah meluaskan rezekinya dan memudahkan nikmat-Ku baginya, tetapi ia membangkang, tidak mau taat kepada-Ku, melainkan hanya mau durhaka kepada-Ku. Datangkanlah dia kepada-Ku, Aku akan membalasnya.Malaikat maut berangkat untuk menjemput orang yang dimaksud dalam rupa yang paling mengerikan yang belum pernah dilihat oleh seorang manusia pun. Dia mempunyai dua belas mata, dan membawa tusukan dari api yang banyak durinya. Dia datang bersama lima ratus malaikat yang membawa tembaga dan bara dari api neraka jahannam, dan mereka membawa cemeti dari api yang lenturannya sama dengan cemeti, tetapi berupa api yang menyala-nyala. Malaikat maut memukulnya dengan tusuk besi itu dengan tusukan yang keras sehingga semua duri yang ada padanya masuk ke dalam akar tiap rambut yang ada pada tubuhnya, pori-pori keringatnya, dan kuku-kukunya. Kemudian malaikat maut memutar-mutarkannya dengan putaran yang keras. Malaikat maut mencabut rohnya dari bawah kuku jari-jari kedua telapak kakinya, lalu menghentikannya sampai ke mata kakinya. Disebut­kan bahwa orang yang menjadi musuh Allah itu tidak sadarkan diri karena sakit yang tak terperikan, maka malaikat maut memelankan cabutannya. Sedangkan malaikat-malaikat lainnya memukuli bagian muka dan bagian belakang tubuh orang itu dengan cemeti-cemetinya. Kemudian malaikat maut menariknya kembali dengan kuat dan mencabut rohnya dari kedua mata kakinya sampai kepada kedua lututnya, lalu musuh Allah itu tidak sadarkan diri, dan malaikat maut memelankan cabutannya. Para malaikat lainnya terus memukuli bagian depan dan belakang tubuhnya dengan cemeti-cemetinya. Kemudian malaikat maut menarik rohnya dengan tarikan yang kuat dari kedua lututnya sampai kepada pinggangnya, dan musuh Allah itu merasakan sakit yang tak terperikan; lalu malaikat maut memelankan cabutannya, sedangkan malaikat-malaikat lainnya memukulinya, dengan cemeti-cemetinya pada bagian depan dan belakang tubuhnya. Demikianlah seterusnya dilakukan hal yang sama sampai ke dadanya, lalu ke tenggorokannya, Kemudian para malaikat menggelarkan tembaga dan bara api neraka Jahannam itu di bawah dagunya. Lalu malaikat maut berkata, "Keluarlah, hai roh yang terkutuk, menuju kepada siksaan angin yang amat panas, air yang panas lagi mendidih, dalam naungan asap hitam, tidak sejuk dan tidak menyenangkan." Apabila malaikat maut telah mencabut rohnya, maka roh berkata kepada jasadnya, "Semoga Allah membalasmu dengan balasan yang buruk karena perbuatanmu kepadaku. Sesungguhnya dahulu kamu membawaku dengan cepat kepada kemaksiatan terhadap Allah. Lamban dalam membawaku kepada ketaatan terhadap Allah. Sesungguhnya aku sekarang telah binasa, dan kamu pun binasa pula." Jasad pun mengatakan hal yang sama kepada rohnya. Dan semua tempat di bumi yang dia pernah berbuat durhaka padanya melaknatinya. Lalu bala tentara iblis berangkat menghadap kepada iblis menyampaikan berita gembira kepadanya bahwa mereka telah berhasil memasukkan seorang hamba dari Bani Adam ke dalam nerakaApabila ia telah diletakkan di dalam kuburnya. Maka kuburannya men­jepitnya hingga tulang-tulang iganya berantakkan; yang sebelah kanan masuk ke sebelah kiri, sedangkan yang sebelah kiri masuk ke sebelah kanan. Kemudian Allah mengirimkan kepadanya ular-ular hitam —yang besar­nya seperti leher unta—yang menggerogotinya dari kedua telinganya dan dari jari jempol kedua telapak kakinya hingga bertemu di bagian tengah tubuhnya. Lalu Allah mengirimkan dua malaikat yang mata keduanya seperti kilat menyambar, suaranya bagaikan guntur yang menyambar, dan gigi taringnya seperti benteng, nafasnya seperti semburan api, rambutnya panjang sampai ke pundaknya yang lebar salah satu sisinya sama dengan jarak perjalanan seanu, rasa belas kasihan dan rahmat telah dicabut dari hati keduanya. Kedua malaikat itu yang satunya bernama Munkar dan yang lainnya bernama Nakir. Pada tangan masing-masing terdapat sebuah gada, seandainya kabilah Rabi'ah dan Mudar bersatu untuk mengangkat­nya, mereka tidak dapat mengangkatnyaKedua malaikat berkata kepadanya, "Duduklah!" Maka ia duduk tegak dan kain kafannya jatuh sampai batas pinggangnya. Kedua malaikat berkata kepadanya, "Siapakah Tuhanmu, apakah agamamu, dan siapakah nabi (panutan)mu?" Ia menjawab, "Tidak tahu." keduanya berkata, "Kamu tidak tahu dan tidak pula perna membaca (mengenainya)." Maka keduanya memukulnya dengan pukulan yang percikannya berhamburan menerangi kuburnya, kemudian kembali memukulinya. Kedua malaikat berkata kepadanya, "Lihatlah ke atasmu!" Tiba-tiba sebuah pintu dari surga dibuka, lalu keduanya berkata, "Hai musuh Allah, inilah tempatmu seandainya kamu taat kepada Allah." Rasulullah Saw. bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya dia dalam hatinya kemasukan rasa menyesal yang tidak pernah kunjung pudar selama-lamanya." Dan keduanya berkata kepadanya, "Lihatlah ke bawahmu!" Maka ia melihat ke arah bawahnya, Tiba-tiba sebilah pintu menuju neraka dibuka, lalu keduanya berkata, "Hai musuh Allah, inilah tempat tinggalmu, karena kamu durhaka kepada Allah." Rasulullah Saw. bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya hatinya kemasukan rasa menyesal yang tidak pudar selama-lamanya." Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa Siti Aisyah r.a. telah mengatakan, "Lalu dibukakan untuknya tujuh puluh tujuh pintu yang menuju neraka, sehingga panasnya neraka dan asapnya sampai kepadanya, hingga Allah membangkitkannya dari kuburnya."

Hadis ini sangat garib dan teksnya mengandung keanehan. Ar-Raqqasy (salah seorang perawinya) menambahkan riwayat lain dari Anas, isinya banyak mengandung hal yang garib dan munkar, sedangkan dia sendiri orangnya daif dalam periwayatan hadis, menurut pendapat para imam ahli hadis.

Karena itulah Abu Daud mengatakan bahwa:

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا هِشَامُ -هُوَ ابْنُ يُوسُفَ -عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَحير، عَنْ هَانِئٍ مَوْلَى عُثْمَانَ، عَنْ عُثْمَانَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الرَّجُلِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ: "اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَاسْأَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسأَلُ"

telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa Ar-Razi, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Yusuf, dari Abdullah ibnu Bujair, dari Hani' maula Usman, dari Usman r.a. yang mengatakan bahwa Nabi Saw. apabila ia telah selesai dari mengebumikan jenazah seseorang, beliau berdiri di dekat kuburnya, lalu bersabda: Mohonlah ampunan buat saudara kalian dan mintakanlah keteguhan buatnya (kepada Allah), karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanyai.

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud secara munfarid.

Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih telah mengetengahkan sebuah hadis sehubungan dengan makna firman Allah Swt.:

{وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ}

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya. (Al-An'am: 93), hingga akhir ayat.

Hadisnya sangat panjang, diriwayatkan melalui jalur-jalur yang garib, dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas secara marfu’, di dalamnya terdapat banyak hal yang garib pula.

http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-ibrahim-ayat-27.html?m=1